Anda di halaman 1dari 2

1.

Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial


budaya di daerah saya? Perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk
mewujudkannya?

Masyarakat kabupaten bogor Sebagian besar orang sunda memiliki falsafah yang sejalan
dengan pemikiran KHD yaitu silih asah, siilih asih dan silih asuh perubahan konkretnya
meweujudkan manusia yang beradab Menuntun peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri, seperti bakat, minat, kemampuan, dan kreativitas. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan dan ruang yang luas
untuk peserta didik dalam mengeksplorasi dan mengekspresikan potensi diri mereka, seperti
melalui kegiatan ekstrakurikuler, lomba-lomba, proyek-proyek, dll. Selain itu, juga
memberikan dorongan dan motivasi yang positif agar peserta didik dapat berprestasi dan
berinovasi sesuai dengan potensi diri mereka
Melalui pembelajaran kecakapan hidup dan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran Adapun penerapan nilai-nilainya bisa menggunakan pendekatan budaya
positif seperti :

2. Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?

dijelaskan bahwa peran pendidik sangat penting. Pendidik diibaratkan sebagai seorang petani
yang bertugas untuk merawat berbagai tanaman sesuai dengan kebutuhannya agar bisa
tumbuh dan berbuah dengan baik.

Sebagai seorang petani tentu saja harus mengetahui kebutuhan setiap tanaman dan
memperlakukannya sesuai dengan kebutuhan tersebut. Begitu juga dengan seorang guru yang
harus mengetahui karakter dari siswanya yang berbeda-beda. Guru harus memberikan
kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan ide, berpikir kreatif, mengembangkan
bakat atau minatnya

Mengapa pendidikan harus memperhatikan kodrat zaman, sebenarnya alasannya cukup


sederhana. Karena keterampilan yang harus dikuasai juga terus berkembang, sehingga
pendidikan harus mampu menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan sesuai
dengan zamannya. Misalnya saat ini teknologi berkembang dengan pesat, maka peserta didik
harus bisa mengikuti hal tersebut

1. Dalam hal ini pendidikan harus dirancang sesuai dengan tahap perkembangan anak, baik secara
budi maupun pekerti, yang mencakup aspek cipta, rasa, karsa, dan tenaga. Dari sini dapat saya
lihat bahwa nilai-nilai ini sudah diterapkan dengan baik untuk perkembangan anak terutama di
sekolah. Saya menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengasah kemampuan, dan
pemahaman intelektual semata, akan tetapi juga membentuk karakter dan moral yang kokoh untuk
anak-anak. Dengan konsep ini diyakini dapat mengantarkan mereka pada mendapatkan
kenyamanan dan kebahagiaan.

Pendidikan dengan konsep menghamba pada anak ini mengacu pada minat, bakat, pengetahuan,
kemampuan, dan kebutuhan siswa. Sehingga pendidik harus bisa menyediakan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Hal ini dilakukan agar motivasi siswa
terjaga dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini juga dapat melatih kepemimpinan,
kreativitas, kemandirian, kedisiplinan, mental, berpikir kritis, dan komunikasi. Sehingga
diharapkan siswa dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi. Konsep lain
yang dibawa oleh KHD adalah pembelajaran harus sesuai dengan kehidupan sosial budaya
setempat.
1. Perwujudan "menuntun" yang saya lihat ddalam konteks sosial budaya di daerah saya adalah
mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap santun, sopan, melatih rasa cinta
terhadap lingkungan, cinta tanah air, gotong royong dan peduli terhadap sesama. seperti
melakukan kegiatan jumat bersih dan aksi peduli sesama dengan menyisihkan uang jajan
untuk diberikan kepada seama atau jika ada orang tua teman, teman, guru yang meninggal
sebagai uang duka atau teman kita yang sakit.
Perubahan konkret yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya dengan pendekatan
budaya positif salah satu contohnya kegiatan menyambut siswa setiap pagi dengan
melakukan 5 S ( Sapa, Salam, senyum, sopan dan santun), Berdoa sebelum Pelajaran,
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, kegiatan ekstrakurikuler, melaksanakan piket kelas
2. Karena pendidik adalah penuntun kodrat alam yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir yaitu
bakat/talenta dan keadaan di mana siswa itu dilahirkan. Siswa berhak menerima pendidikan
sesuai dengan lingkunga alam tempat tinggal di mana ia dlahirkan dan dibesarkan. Kodrat
zaman perlu dipertimbangkan juga karena pendidik adalah penuntun agar siswa dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang zaman yang juga merupakan aspek penting
dalam keberhasilan pendidikan. Di sini pendidik dituntut untuk menjadi pembelajar seperti
para siswa yang sedang di hadapinya. Apalagi abad 21 merupakan era digitalisasi, pendidik
dituntut ikut bergerak belajar lebih cepat dari para siswa atau minimal sama dengan siswa
dalam menggunakan digital
3. Relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara "Pendidikan yang berhamba pada siswa" dengan
peran saya sebagai pendidik adalah sebagai pendidik saya tidak melihat siswa sebagai objek,
tetapi siswa adalah subjek dan teman belajar. siswa diberi kesempatan untuk mengembang
diri dalam pembelajaran tutor sebaya. Berhamba pada siswa maksudnya guru harus memiliki
rasa hormat memuliakan siswa sehingga membangkitkan rasa senang dan semangat dalam
diri siswa. Jika siswa senang dan bahagia mereka akan mudah menyerap ilmu.
4. Gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar
Dewantara: Pembelajaran harus relevan dengan kehidupan sosial budaya setempat.
Tujuannya untuk mencerdaskan generasi penerus dan mengangkat martabat bangsa.
Kemajuan teknologi dapat dijadikan sarana memperluas wawasan. Pengembangan sosial
budaya harus sejalan dengan nilai-nilai sosial budaya setempat sebagai penguat dinamika
pendidikan nasional Indonesaia. Maka jika pendidikan sesuai dengan sosial budaya
setempat, peran guru akan diutamakan dalam membimbing dan menuntun siswa untuk
mengembang potensi dan karakter yang mereka miliki. Sehingga sekolah bukan hanya
tempat belajar tetapi benar-benar manjadi rumah kedua bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai