Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN

PEMBIASAAN SISWA

Oleh:
Panitia Penyelenggara

Yayasan Al-Ikhwan
Madrasah Tsanawiyah Nurul Ikhwan
Cikalongwetan – Bandung Barat
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Pelaksana

Wakil Kepala Bidang Kurikulum Pembina OSIS

Dicky Yulian Akbar, S.Pd Iis Solihat, S.Pd

Mengetahui / Mensahkan,
Kepala Madrasah

Drs. Saepul Mutadin, M.Pd


KEGIATAN PEMBIASAAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IKHWAN
SEBAGAI PENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER
PENDIDIKAN NASIONAL

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan adalah
suatu faktor yang sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang
hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan.Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak
dicapainya.
Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa
Indonesia. Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi :“Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Pendidikan Karakter Penguatan
pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam
konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara
kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan
menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu
betapa pentingnya pendidikan karakter. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep
moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh
pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan
kebaikan. Bagan dibawah ini merupakan bagan keterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka
mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga
negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat
diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character
development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan Madrasah/madrasah
untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Pendidikan karakter memerlukan
metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode
pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode
pujian dan hukuman. Kegiatan Pembiasaan di Madrasah Pengembangan karakter peserta
didik dapat dilakukan dengan membiasakan perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-
hari. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap
dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan
secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu
kompetensi. Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal
atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas.
Kegiatan pembiasaan di Madrasah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram
dan Keteladanan.
1. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di
Madrasah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik. Kegiatan
pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin adalah sebagai berikut :
a. Menyambut peserta didik di pagi hari.
b. Berdoa sebelum memulai kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik berdoa sebelum memulia segala
aktifitas, kegiatan dilaksanakan setiap pagi secara terpusat di halaman.
c. Membaca Asmaul Husna
Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk berdzikir, mengingat nama –
nama Allah.
d. Sholat Dhuha Bersama – sama.
e. Tadarus Al – Qur’an.
f. Kultum (kuliah tujuh menit) setiap hari Kamis pagi setelah sholat Dhuha.
g. Upacara Bendera Merah Putih
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga sebagai bangsa
pada peserta didik.
h. Bimbingan Wali Kelas.
i. Sholat Dhuhur Berjamaah.
j. Berdoa di akhir pelajaran.
k. Kegiatan eskul selesai KBM hari Senin s.d Jum’at (sore hari).
l. LDKS/O.

2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu,
tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara spontan, terutama dalam
membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap terpuji lainnya. Contoh:
a. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan dan
sesama siswa
b. Membiasakan bersikap sopan santun.
c. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
d. Membiasakan antre.
e. Membiasakan menghargai pendapat orang lain.
f. Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan.
g. Membiasakan menolong atau membantu orang lain.
h. Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai
kebutuhan.

3. Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap disesuaikan
dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini
artinya membiasakan siswa dan personil Madrasah aktif dalam melaksanakan kegiatan
Madrasah sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing. Contoh :
a. Kegiatan Class Meeting.
b. Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional.
c. Kegiatan memperingati hari-hari besar Islam.
d. Kegiatan Karyawisata (Observasi Lapangan dan Outing Class).
e. Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade matematika, pesona fisika, lomba
mading,dll.
f. Kegiatan Lomba eskul.
g. Kegiatan Pentas Seni Akhir Tahun (PESAT).
h. Kegiatan Kemah Pramuka.
i. Istighosah.

4. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang dapat
dijadikan contoh (idola) Contoh :
a. Membiasakan berpakaian rapi.
b. Mebiasakan datang tepat waktu.
c. Membiasakan berbahasa dengan baik.
d. Membiasakan rajin membaca.
e. Membiasakan bersikap ramah.
f. Membiasakan bersodaqoh.
BUKTI FISIK KEGIATAN

Menyambut peserta didik di pagi hari

Shalat Berjama’ah

Membuang Sampah Pada tempatnya


Pentas Seni

Kegiatan ekstra kurikuler

Do’a bersama

Anda mungkin juga menyukai