Volume 6 Nomor 1 Januari 2022 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v6i1.8427
1
trisusilawati1970@gmail.com, 2lina_muluk@fip.unp.ac.id, 3desyandri@fip.unp.ac.id
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengimplementasian kebudayaan daerah lokal Minangkabau dalam pembelajaran di sekolah dasar. Kajian ini
menggunakan metode studi literatur yang dimana melakukan analisis dari berbagai data dan sumber terkait dengan pengimpelemntasian kebudayaan
Minangkabau ke dalam pembelajaran di sekolah dasar. Sumber-sumber literatur dapat berupa majalah, artikel, buku, laporan, berita, dan lain sebagai
nya. Hasil kajian menunjukkan implementasi kebudayaan lokal Minangkabau dalam pembelajaran disekolah dasar dapat dilakukan dengan penyajian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara menyajikan sebuah pembelajaran yang unik dan menarik bagi siswa seperti kegiatan bernyanyi,
berdendang, maupun berbalas pantun adat Minangkabau. Pembelajaran juga dapat dikukan secara kontekstual yang dimana pembelajaran didasari
pada keadaan nyata di lingkungan sekitar peserta didik yang bertujuan untuk membuat pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Dengan adanya
implementasi kebudayaan Minangkabau di sekolah dasar dapat menanamkan nilai-nilai, norma, maupun sikap yang edukatif untuk peserta didik
ABSTRACT
This study aimed to determine the implementation of Minangkabau local culture in learning at elementary schools. This study used a literature study
method which analyzed various data and sources related to the implementation of Minangkabau culture into learning at elementary schools. The
literature sources included the form of magazines, articles, books, reports, news, and so on. The results of the study showed that the implementation
of Minangkabau local culture in learning at elementary school was conducted by presenting presenting a unique and interesting lesson for students
such as singing, singing, and replying to Minangkabau traditional rhymes. Learning was also conducted contextually based on real conditions in the
environment around the students. It aimed to make learning meaningful for students. The implementation of Minangkabau culture at elementary
schools instilled values, norms, and educational attitudes for students.
Citation : Susilawati, T., Marlina, M., & Desyandri, D. (2021). Implementasi Kebudayaan Daerah Lokal Minangkabau di Sekolah
Dasar. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 6(1), 119-124. DOI :
http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v6i1.8427.
PENDAHULUAN
Kurikulum yang dibangunkan untuk diri bermakna mampu mengawal dirinya dalam
setiap peringkat pendidikan perlu merujuk kepada keadaan apapun sehingga boleh dilihat dari
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang perbuatan yang tidak merugikan dirinya sendiri
Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan dan orang lain. Pelajar mempunyai personaliti
bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan berarti mampu menunjukkan jati dirinya secara
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan positif dan boleh dinilai sebagai manusia yang
proses pembelajaran agar peserta didik secara berpendidikan. Berakhlak mulia berarti memiliki
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk sikap positif yang merupakan aktualisasi dari
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pemahaman terhadap nilai-nilai positif sesuai
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dengan keyakinan , nilai-nilai sosial dan budaya
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan yang dianutnya. Berdasarkan uraian di atas,
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara". sekurang-kurangnya ada beberapa watak yang
pengendalian
diinginkan dari terselenggaranya sebuah proses dalam kurikulum muatan lokal di Sumatera Barat.
pendidikan, iaitu, kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan
akhlak mulia.
Kurikulum yang digunakan dalam mana-
mana institusi pendidikan mulai dari SD, SMP
dan SMA / SMK direka dan dibangunkan di
peringkat kebangsaan, sehingga kurikulum bagi
setiap institusi sama bagi seluruh Indonesia.
Disamping itu, setiap daerah di Indonesia
mempunyai sumber potensi fisik (alam /
persekitaran) dan sumber- sumber non fizik (adat,
kesenian, bahasa, dan lain- lain) adalah berbeda-
beda. Oleh itu, kurikulum kebangsaan yang sedia
ada dilengkapi dengan kurikulum yang
dibangunkan sesuai dengan keperluan daerah
yang dikenal kurikulum muatan lokal (Trisnaa &
Rahmi, 2016). Semestinya ini bisa menjadi modal
Indonesia untuk menjadi amunisi ekspansi
kebudayaan. Namun yang terjadi adalah
kebudayaan lokal Indonesia terus tergerus oleh
globalisasi tanpa ada strategi pelestarian
kebudayaan. Padahal peran pendidikan dalam
melestarikan kelokalan Indonesia memiliki peran
yang sangat penting. Selain sebagai pelestari,
pendidikan juga dapat menjadi sebuah garda
terdepan dalam kesuksesan sebuah negara (Putra
& Indriani, 2017).
Hampir semua wilayah di Indonesia
mempunyai ciri khas yang merupakan kekayaan
budaya. Kekayaan tersebut merupakan aset
bangsa yang perlu dipelihara dan dibina.
Kepelbagaian tersebut tetap terjaga kerana
masyarakat tetap memeliharanya dan
mempertahankannya. Agar kepelbagaian dan
kekayaan budaya itu tidak terhakis oleh kemajuan
teknologi dan globalisasi, perlu dipertahankan
secara sistematik dan terancang melalui
kurikulum yang dibina di institusi pendidikan
dasar.
Setiap satu daripada kawasan-kawasan ini
perlu merancang program / kurikulum tempatan
dan cara dia memilih untuk beroperasi sesuai
dengan ciri-ciri dan keunikan masing-masing
daerah. Oleh itu, budaya dan kemahiran yang
membentuk karakter anak didik di setiap daerah
dan berkembang bersama perkembangan budaya
global. Oleh itu kajian ini bertujuan untuk
mengkaji pelaksanaan penerapan kurikulum lokal
dan bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter
KAJIAN TEORETIS
Pemerintah memberikan otonomi kepada
sekolah untuk bebas memilih dan menerapkan
nilai-nilai mana yang hendak dibangun dalam
diri siswa. Bahkan pemerintah mendorong
munculnya penanaman kebudayaan yang
beragam untuk pelaksanaan pendidikan. Disuatu
sekolah dapat saja mendahulukan nilai-nilai yang
bersifat urgensi dari permasalahan yang dihadapi
seperti
adadi sekolah juga akan tumbuh dengan baik contoh langsung didepan audien atau peserta,
danmenghasilkan identitas kewargaan kedaerahan seterusnya diperkenalkan dengan pola irama,
(Sutjipto, 2017). Dalam implementasi melodi, tempo dan dinamik yang sesuai. Keempat
kebudayaan dalam pembelajaran sekolah dasar di unsur tersebut menjadi indicator keberhasilan
daerah Sumatera Barat yang merupakan suku guru dan siswa dalam mendendangkan lagu
bangsa Minangkabau membuktikan bahwa secara tradisional Minangkabau. Dengan pola pelatihan
ideal adat Minangkabau telah memberikan bekal menggunakan metode drill secara intensif akan
pengetahuan nilai-nilai kearifan lokal bagi orang membuat guru dan siswa memiliki keterampilan
Minang sehingga memiliki kecakapan dalam yang maksimal (Kamal et al., n.d.).
mengarungi kehidupan sehari-hari, baik Dalam proses pembelajaran itu sendiri
kehidupan individu maupun kehidupan guru juga dapat menyajikan pembelajaran yang
bermasyarakat. menarik bagi siswa sekolah dasar baik dengan
Nilai-nilai kearifan lokal tersebut kegiatan bernyanyi lagu daerah Minangkabau,
dijadikan sebagai sarana edukatif bagi orang bermain pantun adat Minangkabau, maupun
Minang untuk mewujudkan tujuan adat bermain peran dengan cerita rakyat Minangkabau
Minangkabau, yakni membentuk orang Minang yang dimana dalam llirik lagu tersebut
yang berbudi luhur, berbudaya, dan beradab. menyiratkan akan nilai-nilai adat istiadat
Pembudayaan nilai-nilai adat Minangkabau telah Minangkabau yang bersifat edukatif (Desyandri,
dilakukan secara turun-temurun dengan berbagai 2015). Dalam implementasi kebudayaan
cara dalam penyajian pembelajaran di sekolah minangkabau dalam pembelajaran di sekolah
dasar (Desyandri, 2018). Untuk mencapai tujuan- dasar juga dimuat dalam mata pelajaran muatan
tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam- lokal yaitu Budaya Alam Minangkabau (BAM),
dalamnya pengetahuan yang akan menjadi yang dimana dalam pembelajaran tersebut berisi
tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik falsafah hidup orang minang, aspek sejarah, seni
metode dan teknik mengajar (Novembli et al., daerah, dan asspek kehidupan lain masyarakat
2015). Salah satu bentuk pembelajaran yang minang. Penyajian pembelajaran BAM
dapat diimplementasikan kebudayaan adalah dilaksanakan dengan contextual learning yang
seperti model pembelajaran Realistic Mathematic dimana pembelajaran didasari pada kehidupan
Education (RME) berbasis kearifan lokal nyata yang terdapat disekitar lingkungan peserta
menggunakan kehidupan nyata sebagai sumber didik, sehingga pembelajaran itu sendiri akan
pembelajaran dianggap tepat untuk pengenalan bermakna bagi peserta didik itu sendiri.
budaya lingkungan sikitar kepada siswa.
Contohnya seperti pada pembelajaran matematika Penanaman Nilai, Norma, Sikap, dan Karakter
materi bangun datar dapat diilustrasikan dengan Dalam pengembangan karakter anak
bentuk gonjong rumah adat Minangkabau. tidaklah meruapakan hal yang mudah, akan tetapi
Pembelajaran kontekstual ini sangat efektif anak perlu ikut berpartisipasi dalam dialog
digunakan untuk pembelajaran di sekolah dasar mengenai moral yang terdapat di dalam cerita.
yang dimana siswa akan lebih mudah memahami Melalui berpartisipasi anak tersebut anak
sebuah konsep maupun dasar-dasar dari materi menemukan nilainilai moral. Potensi kapasitas
yang dipelajari (Nuraini, 2019). pengetahuan moral tidak terletak pada
Salah satu bentuk penyajian kesepakatan mengenai sesuatu yang ideal, akan
pembelajaran berbasis budaya minangkabau tetapi memperkenalkan kapasitas moral adalah
adalah dengan kegiatan dendang. Kegiatan melalui dialog dan berpartisipasi di dalam
masyarakat berkumpul dan berdendang bersama kegiatan tersebut. Karena karakter berhubungan
memiliki suasana kebersamaan dan kekeluargaan dengan moral baik dan tidak baik, serta
yang sangat terjalin dengan baik antara sesama bagaimana anak menilainya.(Anton et al., 2016).
masyarakat. Proses pelatihan praktek dendang Pendidikan berintegrasi budaya adalah wujud dari
akan dimulai dengan memutarkan pertunjukan pendidikan yang digerakan oleh budaya dan
dendang melalui video kemudian pelatih bertumpu pada prinsip budaya guna
memberi menciptakan budaya yang
lebih bernilai dari yang pernah ada, pendidikan sikap yang buruk terhadap kedua orang tua.
berintegrasi budaya juga dijadika sebuah cara Pembelajaran mengenai sikap ini sangat
untuk menyadarkan masyarakat agar belajae diperlukan oleh siswa sekolah dasar yang dimana
seumur hidup guna mengatasi tantangan hidup pada masa ini terjadi proses pembentukan sikap
yang berubah-ubah dan berat, artinya masyarakat peserta didik. Serta cerita mengandung nilai-nilai
yang memiliki budaya sebagai aktor pendidikan sosial. Mengenal kato nan ampek. Kato nan
dapar membantu terciptanya pendidikan yang ampek merupakan bahasa tutur atau cara
melingkupi budaya mansyarakat itu sendiri seseorang tehadap orang lain dalam Masyarakat
(Alwidora & Wirdanengsih, 2020). Minangkabau. Ini merupakan salah bentuk cara
Menggali dan melestarikan berbagai menghormati orang lain. Kato nan ampek
unsur kearifan lokal, tradisi dan pranata lokal, mengenal cara bertutur pada orang tua, pada yang
termasuk norma dan adat istiadat yang lebih muda dan dengan yang disegani, dan
bermanfaat dan dapat berfungsi efektif dalam dengan teman sebaya (Eliza, 2017).
pendidikan karakter, sambil melakukan kajian
dan pengayaan dengan kearifan-kearifan baru. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Mengacu pada teori Social Learning, bahwa Implementasi kebudayaan lokal
sesungguhnya budaya merupakan pola perilaku Minangkabau dalam pembelajaran disekolah
yang dipelajari, artinya bahwa masyarakatpun dasar dapat dilakukan dengan penyajian
dapat “tidak belajar untuk keras” alias pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
mempunyai karakter yang baik. Kearifan lokal cara menyajikan sebuah pembelajaran yang unik
apabila diterjemahkan secara bebas dapat dan menarik bagi siswa seperti kegiatan
diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di bernyanyi, berdendang, maupun berbalas pantun
dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk adat Minangkabau. Dengan adanya implementasi
mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah kebudayaan Minangkabau di sekolah dasar dapat
maka kita harus bisa memahami nilai- nilai menanamkan nilai-nilai, norma, maupun sikap
budaya yang baik yang ada di dalam wilayah yang edukatif untuk peserta didik.
tersebut. Sebenarnya nilai-nilai kearifan lokal ini Rekomendasi dari penulis untuk pembaca
sudah diajarkan secara turun-temurun oleh orang adalah dapat menjadikan kajian ini menjari acuan
tua kita kepada kita selaku anak-anaknya. Budaya dan referensi dalam mengimplementasikan
gotong royong, saling menghormati merupakan kebudayaan ke dalam pembelajaran di sekolah
contoh kecil dari kearifan lokal. Sudah dasar, terkhusus di daerah Provinsi Sumatera
selayaknya, kita untuk menggali kembali nilai- Barat.
nilai kearifan lokal yang ada agar tidak hilang
ditelan perkembangan jaman, dan menjadi DAFTAR PUSTAKA
karakter bangsa Indonesia (Fajarini, 2014). Aliman, M., & Arif, M. (2017). Pengintegrasian
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Nilai Kearifan Lokal Minangkabau dalam
Tradisional Minangkabau dalam cerita tradisional Konservasi Sungai melalui Pembelajaran
Mingkabau dapat berupa nilai-nilai cerita yang Geografi. Prosiding Peningkatan Literasi
membentuk kesadaran dan karakter masyarakat. Informasi Geografi Dan Kebencanaan
Bahkan bukan hanya masyarakat Minangkabau Untuk Pembangunan Pesisir Dan Daerah
saja tetapi yang dapat mengambil hikmahnya, Aliran Sungai, 1, 479.
seperti Kaba Malin Kundang misalnya Alwidora, D., & Wirdanengsih, W. (2020).
memberikan nasehat secara tidak lansung kepada Penerapan Sekolah Berintegrasi Budaya
anak untuk menghormati orang tua. Nasihat ini Minangkabau di SMA Negeri 5 padang.
diterima tidak hanya dikalangan masyarakat Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan
Minangkabau, namun juga hamper seluruh daerah Dan Pembelajaran, 2(1), 1–7.
Indonesia. Dalam cerita rakyat tersebut Amirin, T. M. (2013). implementasi Pendekatan
mengajarkan bahwa untuk Bersikap baik dan Pendidikan Multikultural Kontekstual
menghormati orang yang lebih tua terutama orang Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia.
tua, dan juga menggambarkan konsekuensi dari