Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa modul pendidikan agama islam
berbasis multikultural untuk siswa kelas X di SMA yang sudah teruji kelayakannya untuk memasukan
nilai-nilai multikultural pada setiap pokok bahasannya.
Modul ini dikembangkan dengan mengadaptasi model pengembangan Dick dan Carey, dengan langkah-
langkah pengembangannya yaitu, menganalisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan, menganalisis
pembelajaran, menganalisis pembelajaran dan konteknya, menuliskan tujuan untuk kerja,
mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan
memilih bahan pembelajaran, merancang dan melaksanakan Evaluasi Formatif dan merevisi
pembelajaran. Validasi draf mencakup (1) uji ahli isi; (2) uji ahli media; (3) uji ahli desain pembelajaran;
(4) uji siswa perorangan; (5) uji kelompok kecil; dan (6) uji lapangan.
Hasil review uji ahli isi, ahli media dan ahli desain menyatakan bahwa modul pendidikan agama islam
berbasis multikultural yang dikembangkan sudah layak. Prosentase keseluruhan subyek pada ahli isi
dan ahli desain terletak pada kategori sangat baik, sedangkan ahli media memberikan tanggapan
disetiap subyeknya adalah kesesuaian antara gambar dengan sasaran yang ada disetiap modulnya.
Hasil prosentase keseluruhan subyek pada uji perorangan yaitu sebesar terletak pada kualifikasi baik
dengan jumlah siswa 3 orang. Hasil prosentase keseluruhan subyek pada uji kelompok kecil yaitu
sebesar dengan kualifikasi baik dengan jumlah siswa 9 orang. Hasil prosentase keseluruhan subyek
pada uji lapangan untuk pendidik dengan kualifikasi sangat baik. Hasil prosentase keseluruhan subyek
pada peserta didik dalam uji lapangan yaitu dengan kualifikasi baik dengan jumlah siswa 13 orang.
Abstract
This delopment research is aimed to produce a product of multiculture based of islam education module
for X grade of SMA students, of which proper has been evaluated to insert the multicultural values in
each subtitle of islamic education.
The module is developed by adapting Dick and Carey developing model with the following steps:
analysing requirements to identify the goals (instructional goals), analysing the learning
process, analysing the learning process and its contexts, writing the goals of performance, developing
evaluation instruments, developing teaching strategy, developing and selecting teaching materials,
constructing and conducting formative evaluation, revising the learning process. Draft validation involves
(1) Judge of content expert (2) Judge of media expert (3) Judge of teaching design (4) Test of students
individually (5) Test of small groups and test of field.
The result of expert content judge, media expert and design expert stated that the multiculture based
module is already proper. Percentage of the whole subject of design and content experts is 91,67 % and
90,63 % catagorized as good furthermore media expert responded that in each module pictures and
targets are already appropriate. Percentage of the whole subjects on individual test that is 89,55% and
qualified as good. Percentage of the whole subjects on test of small groups is 87,53% and qualified as
good. Percentage of subjects on field test is 90,13%, qualified good. Percentage of the whole subjects
on filed test is 88,07% and qualified good.
45
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
46
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
47
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
48
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
49
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
50
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
pada siswa dikelas sepuluh SMA Negeri 2 atau mendekati distribusi normal, yakni
Ampura sedangkan uji lapangan pendidik distribusi data yang mempunyai pola seperti
diminta salah seorang guru pendidikan distribusi normal. Untuk memastikan
agama Islam di SMA Negeri 1 Amlapura. apakah data yang kita miliki mengikuti
Teknik analisis data kuantitatif distribusi normal, kita dapat lihat pada
digunakan untuk mengolah data yang kolom sig. Untuk kedua uji, jika sig atau P
diperoleh dari angket dalam bentuk lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
deskriptif persentase. Metode analisis hipotesis nol/gagal/ditolak, yang berarti data
deskriptif kualitatif ialah suatu cara yang diuji memiliki distribusi yang tidak
pengolahan data yang dilakukan dengan berbeda dari data yang normal. Atau
jalan menyusun secara sistematis dalam dengan kata lain data yang diuji memiliki
bentuk angka-angka atau distribusi normal.
persentas,mengenai onjek yang diteliti,
sehingga diperoleh kesimpulan umum. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Agung, 2010:61). Rumus yang digunakan Proses pengembangan modul
untuk menghitung persentase masing- pendidikan agama islam berbasis
masing responden sebagai berikut. multikultural dengan tahapan-tahapan
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 pengembangan model Dick dan Carey.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
𝑆𝑀𝐼 Tahapan pertama menganalisis kebutuhan
Keterangan:
untuk mengidentifikasi tujuan kedua
∑ Skor = Jumlah skor menganalisis pembelajaran ketiga
SMI = Skor maksimal ideal menganalisis pembelajaran dan konteknya
keempat menuliskan tujuan kelima
Selanjutnya persentase keseluruhan instrumen penilaian keenam strategi
subjek dihitung menggunakan rumus
pembelajaran ketujuh memilih bahan
berikut: pembelajaran kedelapan evaluasi formatif
𝐹
Persentase rata-rata = 𝑁 dan sembilan Merevisi pembelajaran.
Keterangan:
F= jumlah persentase keseluruhan Proses yang dilakukan dalam
subyek pengembangan modul pendidikan Agama
N= banyak subjek Islam berbasis multikultural adalah
menentukan mata pelajaran yang menjadi
Hipotesis penelitian dengan uji-t (paired objek pengembangan. Mata pelajaran yang
samples t-test) dibantu dengan dijadikan pengembangan adalah mata
menggunakan perangkat lunak SPSS 16 pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X
dengan ketentuan sebagai berikut: 1) t semester genap. Selanjutnya adalah
hitung ˃ t maka tabel H0 ditolak, dan 2) jika menganalisis kebutuhan sesuai dengan
t hitung ˂ t tabel maka H0 diterima. Untuk objek pengamatan yang telah ditentukan
memakai keefektifan peningkatan hasil sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara
belajar, maka skor rata-rata posttest akan lisan dengan peserta didik yang telah
dicocokkan dengan konversi kualifikasi mempelajari mata pelajaran Pendidikan
hasil belajar SMA Negeri 2 Amlapura. Agama Islam di kelas X, pembelajaran
Sebelum dilakukan pengujian Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2
hipotesis penelitian, terlebih dahulu Amlapura sampai saat ini masih
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan buku-buku atau bahan ajar
menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. cetak konvensional dan jumlahnya hanya
Uji Normality Kolmogorov-Smirnov. Uji data sedikit tidak cukup dengan jumlah siswa.
adalah hal yang lazim dilakukan sebelum Pendidik hanya menggunakan sebuah buku
sebuah metode stistik. Uji normalitas sebagai satu-satunya bahan ajar. Bahan
merupakan salah satu bagian dari uji ajar cetak tersebut hanya berisi ringkasan
prasyarat analisis data atau biasa disebut materi, contoh soal dan latihan-latihan soal
asumsi klasik. Bertujuan untuk mengetahui dalam pembelajaran Pendidikan Agama
apakah distribusi sebuah data mengikuti Islam. Strategi pengorganisasian dan
51
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
52
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
modul layak untuk digunakan, namun masih menunjukan diatas nilai KKM mata pelajran
diperlukan perbaikan dalam penulisan kata. pendidikan Agama Islam dengan KKM 80.
Dan 5 orang responden atau sebesar Rata-rata nilai posttest menunjukan lebih
38,46% memberikan tanggapan baik dan besar dari nilai Pretest, maka hasil
masih diperlukan perbaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan modul
penulisan kata dan penambahan atau pendidikan Agama Islam berbasis
perubahan gambar tampilan yang lebih multikultural bisa dikatakan meningkat.
menarik sehingga siswa dapat lebih tertarik Berdasarkan hasil penelitian,
dengan modul ini. Berdasarkan data yang pembahasan dapat disimpulkan dan
dapat penulis rangkum dari keseluruhan diajukan beberapa saran sebagai berikut.
prosentase subyek sebesar 88,07% dengan Penelitian pengembangan bahan ajar
kategori baik, dapat disimpulkan bahwa modul pendidikan Agama Islam berbasis
modul pendidikan agama Islam berbasis multikultural menghasilkan bahan ajar
multikultural dapat dikembangkan dan layak cetak, diharapkan nanti untuk penelitian
untuk digunakan, namun tidak menutup pengembangan selanjutnya berupa E-
kemungkinan untuk diadakan revisi Modul yaitu modul berbasis ICT yang
(perbaikan) kembali dikombinasi dengan program android
sehingga nantinya siswa akan lebih mudah
PENUTUP belajar melalui tablet dan handphone yang
Berdasarkan hasil analisis data dan sudah android, dengan harapan agar siswa
pembahasan pada penelitian bisa belajar modul pendidikan agama islam
pengembangan ini, maka dapat diambil berbasis multikultural lebih optimal.
simpulan sebagai berikut.1)draf modul selanjutnya diharapkan, penelitiannya tidak
pendidikan Agama Islam berbasis sebatas sampai hasil uji Pretest dan
multikultural dikembamngkan sesuia Posttest, namun penelitian pengembangan
dengan desain pengembangan modul selanjutnya sampai pada uji kelompok yang
yang diadaftasi dengan model Dick dan menggunakan bahan ajar cetak
Carey yang diawali Menganalisis kebutuhan konvensional dengan bahan ajar yang
untuk mengidentifikasi tujuan dan diakhiri sudah dikombinasikan dengan model-
dengan hasil Pretest dan Posttests.2) model pembelajaran yang lain, atau pada
tanggapan ahli isi dan ahli media tentang modul yang sudah didampingi dengan CD
modul pendidikan Agama Islam berbasis pembelajaran.
multikultural bahwa modul yang
dikembangkan sudah layak untuk
digunakan dalam pembelajaran pendidikan DAFTAR RUJUKAN
Agama Islam.3)hasil uji perorangan kepada
peserta didik dapat dirangkum bahwa Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada
modul pendidikan agama islam berbasis Sekolah,(2010). Panduan Model
multikultural menghasilkan baik4) dalam uji Kurikulum Pendidikan Agama Islam
kelompok kecil menghasilkan baik tentang Berbasis Multikultural Sekolah
modul pendidikan Agama Islam Menengah Atas, (Jakarta: Direktorat
berbasismultikultural. 5) modul Pendidikan Pendidikan Agama Islam Pada
Agama Islam berbasis multikultural dalam Sekolah Direktorat Jenderal
uji lapangan (guru) menghasilkan baik dan Pendidikan Islam Departemen
layak untuk digunakan dalam Agama
pembelajaran. 6) rata-rata hasil nilai belajar
peserta didik dalam menggunakan modul Daryanto (2013) Menyusun Modul, Malang:
pendidikan Agama Islam berbasis Gava Media
multikultural terdapat perbedaan sebelum
menggunakan modul. Ditinjau dari konversi Majid, A. D. A. (2003). Pendidikan Agama
hasil belajar siswa kelas X SMA negeri 2 Islam Berbasis Kompetens.
Amlapura, nilai rata-rata posttest 94,462, Bandung: Remaja Rosda Karya.
dengan kualifikasi baik, nilai rata-rata
53
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018
54