Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia

ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)


Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS


MULTIKULTURAL DI SMA
Syamsuhari1, Naswan Suharsono2, Made Tegeh3
1,2,3Program Studi Management Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {syamsuhari, naswan.suharsono, made.tegeh}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa modul pendidikan agama islam
berbasis multikultural untuk siswa kelas X di SMA yang sudah teruji kelayakannya untuk memasukan
nilai-nilai multikultural pada setiap pokok bahasannya.
Modul ini dikembangkan dengan mengadaptasi model pengembangan Dick dan Carey, dengan langkah-
langkah pengembangannya yaitu, menganalisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan, menganalisis
pembelajaran, menganalisis pembelajaran dan konteknya, menuliskan tujuan untuk kerja,
mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan
memilih bahan pembelajaran, merancang dan melaksanakan Evaluasi Formatif dan merevisi
pembelajaran. Validasi draf mencakup (1) uji ahli isi; (2) uji ahli media; (3) uji ahli desain pembelajaran;
(4) uji siswa perorangan; (5) uji kelompok kecil; dan (6) uji lapangan.
Hasil review uji ahli isi, ahli media dan ahli desain menyatakan bahwa modul pendidikan agama islam
berbasis multikultural yang dikembangkan sudah layak. Prosentase keseluruhan subyek pada ahli isi
dan ahli desain terletak pada kategori sangat baik, sedangkan ahli media memberikan tanggapan
disetiap subyeknya adalah kesesuaian antara gambar dengan sasaran yang ada disetiap modulnya.
Hasil prosentase keseluruhan subyek pada uji perorangan yaitu sebesar terletak pada kualifikasi baik
dengan jumlah siswa 3 orang. Hasil prosentase keseluruhan subyek pada uji kelompok kecil yaitu
sebesar dengan kualifikasi baik dengan jumlah siswa 9 orang. Hasil prosentase keseluruhan subyek
pada uji lapangan untuk pendidik dengan kualifikasi sangat baik. Hasil prosentase keseluruhan subyek
pada peserta didik dalam uji lapangan yaitu dengan kualifikasi baik dengan jumlah siswa 13 orang.

Kata kunci: pengembangan, Dick dan Carey,multikultural

Abstract
This delopment research is aimed to produce a product of multiculture based of islam education module
for X grade of SMA students, of which proper has been evaluated to insert the multicultural values in
each subtitle of islamic education.
The module is developed by adapting Dick and Carey developing model with the following steps:
analysing requirements to identify the goals (instructional goals), analysing the learning
process, analysing the learning process and its contexts, writing the goals of performance, developing
evaluation instruments, developing teaching strategy, developing and selecting teaching materials,
constructing and conducting formative evaluation, revising the learning process. Draft validation involves
(1) Judge of content expert (2) Judge of media expert (3) Judge of teaching design (4) Test of students
individually (5) Test of small groups and test of field.
The result of expert content judge, media expert and design expert stated that the multiculture based
module is already proper. Percentage of the whole subject of design and content experts is 91,67 % and
90,63 % catagorized as good furthermore media expert responded that in each module pictures and
targets are already appropriate. Percentage of the whole subjects on individual test that is 89,55% and
qualified as good. Percentage of the whole subjects on test of small groups is 87,53% and qualified as
good. Percentage of subjects on field test is 90,13%, qualified good. Percentage of the whole subjects
on filed test is 88,07% and qualified good.

Keywords : developing, dick and carey, multicultural

45
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

PENDAHULUAN Penyelenggaraan Pendidikan Agama


Pendidikan multikultural merupakan Islam (PAI) pada sekolah merupakan
bagian dari akhlak yang tidak bisa amanat Undang-undang Nomor 20 tahun
dipisahkan dari pendidikan agama yang 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
dapat di jadikan sebagai penguat dalam Hal ini secara jelas dinyatakan bahwa
mewujudkan keutuhan Negara Kesatuan tujuan pendidikan nasional adalah untuk
Republik Indonesia, kondisi dilapangan berkembangnya potensi peserta didik agar
menggambarkan bahwa Indonesia, menjadi manusia yang beriman dan
mengandung potensi konflik yang dapat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengganggu stabilitas pembangunan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bangsa. Oleh karena itu, pendidikan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
multikultural sangat penting untuk yang demokratis serta bertanggung jawab.
dimasukkan dalam setiap proses Berdasar pada tujuan UU. No.20
pembelajaran pada lembaga-lembaga th.2003 tersebut bahwa Pendidikan Agama
pendidikan, khususnya dalam hal ini Islam juga sebagai rancangan dan
pembelajaran di Sekolah Menengah Atas penunjang untuk mencapai Pendidikan
(SMA). Nasional karena merupakan salah satu
Pada umumnya SMA merupakan pendidikan yang mendukung tujuan
sekolah formal yang mampu menampung Pendidikan Nasional. Untuk mengajarkan
atau memiliki banyak siswa yang terdiri dari pendidikan norma yang langsung
berbagai suku bangsa, ras, etnis, budaya, bersumber pada norma yang ada.
kepercayaan dan agama. Sangat menarik Maka Pendidikan Agama Islam
mengungkap tentang adanya keberagaman memiliki posisi yang penting dalam sistem
budaya karena dalam perjalanannya pendidikan nasional, pendidikan agama
banyak sekali terjadi penyaluran budaya Islam sering disebut sebagai
melalaui materi pembelajaran di sekolah. pendidikan akhlak bangsa. Karena
Disamping itu adanya perbedaan agama, merupakan salah satu komponen strategis
juga mejadikan lingkungan sekolah menjadi dalam kurikulum pendidikan nasional yang
lebih beragam. Lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap pembinaan
sebagai sebuah pranata sosial merupakan watak dan kepribadian bangsa Indonesia
tempat untuk pengembangan interaksi dan tergolong dalam muatan wajib
antar pendidik dan peserta didik untuk kurikulum.
mewujudkan suatu sistem norma. Disinilah Pelajaran Pendidikan Agama Islam
pentingnya lembaga pendidikan memerlukan keahlian khusus dalam
mengembangkan budaya yang sesuai mengelola proses pembelajaran, terutama
dengan tatanan moral yang ideal dalam seorang guru harus memiliki kemampuan
proses pendidikannya, yang pada akhirnya dalam memanfaatkan media pembelajaran,
dapat dikembangkan dan diaplikasikan pada kenyataannya seorang guru sangat
dalam lingkup masyarakat yang sedikit yang mampu mengembangkan dan
sesungguhnya. membuat bahan ajar, masih banyak
Sebagai dasar pendidikan seorang guru yang bergantung pada LKS.
multikultural diIndonesia terdapat dalam UU Padahal pada buku LKS kurang efektif dan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem belum mampu membantu proses belajar
Pendidikan Nasional. Selain UU tentang beragama peserta didik dalam
Sisdiknas ini, sebagai bukti dalam mengembangkan kompetensi, seperti
Kurikulum 2013 pada KI1 adanya konsep membangun kompetensi beragama yaitu
pengakuan menjalankan ajaran agama keutuhan beragama, sikap dan
yang dianut. Dalam KI2 mengusung konsep membiasakan mengamalkan nilai ajaran
menghargai perbedaan dan saling bekerja agama/perilaku
sama dan pada KI4 adanya pengakuan Alokasi waktu jam mengajar hanya
adanya perbedaan kemampuan setiap tiga jam untuk satu minggu, orang tua atau
peserta didik. masyarakat pada umumnya berharap
terhadap Pendidikan Agama Islam yang

46
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

diberikan akan mampu membentuk kultur), maka diperlukan adanya satu


generasi yang taqwa serta secara aktif kesepemahaman tentang nilai-nilai
mampu membentengi diri mereka sendiri multikultural yang terbina dilingkungan
dari segala pengaruh yang tidak baik, sekolah, agar tercipta masyarakat yang
terutama dari lingkungan di mana mereka saling menghormati, menghargai,
berada. memahami dan tolong menolong.
Harapan ini sesuai dengan tujuan SMA Negeri 2 Amlapura sebagai
pendidikan agama Islam adalah sebagai salah satu sekolah favorit dan berprestasi
upaya sadar dan terencana dalam akademik, non akademik, didalamnya
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, terdapat keberagaman dan sangat
memahami, menghayati hingga mengimani, heterogen. Selama ini sekolah tersebut
bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam aman-aman saja tidak ada problem etnis,
mengamalkan ajaran agama Islam dari proses belajar mengajarpun berjalan lancar.
sumber utama kitab suci al-Qur’an dan al- Pelaksanaan multikultural berjalan sesuai
hadits, melalui kegiatan bimbingan, ajaran dan keyakinan agamanya, namun
pengajaran, latihan, serta penggunaan secara tertulis penanaman nilai-nilai
pengalaman. Diikuti tuntunan untuk mulktikultural belum terakomodir dalam
menghargai penganut agama lain dalam mata pelajaran.
hubungannya dengan kerukunan antarumat Melalui pembelajaran Pendidikan
berbagama dalam masyarakat hingga Agama Islam dan pembelajaran secara
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Maka
Mata pelajaran PAI di sekolah secara salah satu strategi guru pendidikan Agama
keseluruhan merupakan satu kesatuan Islam menanamkan nilai-nilai multikultural
yang bulat dan utuh. Hal ini dimaksudkan melalui modul pendidikan Agama Islam
agar dapat menghasilkan peserta didik yang berbasis Multikultural agar siswa
yang memiliki kepribadian utuh dan mampu belajar hidup dalam perbedaan,
terintegrasi, serta jangan sampai menjadi membangun saling percaya memelihara,
pribadi yang terpecah-belah. PAI yang utuh saling pengertian, menjunjung sikap saling
dan bulat itu meliputi al-Qur’an/al-Hadits, menghargai terbuka dalam berpikir.
keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan tarikh. SMA Negeri 2 Amlapura yang
Ini sekaligus menggambarkan bahwa ruang letaknya cukup strategis karena berada
lingkup PAI mencakup perwujudan ditengah-tengah kota karangasem. Posisi
keserasian, keselarasan, dan sekolah yang berada di jantung perkotaan,
keseimbangan hubungan manusia dengan sangat perlu adanya pengembangan
Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama, program-program keagamaan dalam
makhluk lainnya, dan alam lingkungannya. mengimbangi akan rawannya pengaruh
Karangasem adalah kota sederhana negatif yang berdampak kehancuran moral,
perkembangan dalam struktur sosial yang maka lembaga sekolah sangat perperan
tidak hanya mempunyai penduduk lokal. penting sebagai proses penyadaran diri
Tetapi memiliki masyarakan yang siswa siswi.
multikultural, karena banyak sekali Berkaitan dengan masalah ini,
pendatang, baik dari kalangan siswa dan merupakan sebuah tantangan dan
siswi yang bersekolah di sekolah pengalaman bagi guru pendidikan Agama
menengah lanjutan pertama. Melihat Islam SMA Negeri 2 Amlapura dalam
adanya perbedaan kultur dalam masyarakat menumbuhkan nilai-nilai multikultural,
dengan berbagai agama yang berbeda semangat toleransi kebersamaan, dan
(Kristen, Katolik, Protestan dan Kong Hu Cu persudaraan sehingga mampu menerapkan
Cina) ini, maka kota karangasem rawan nilai multikultural di lembaga pendidikan
akan terjadinya perseteruan, karena sekolah tersebut. Karena keragaman yang
perbedaan kultural masyarakat tersebut. ada dengan sikap tetap menghargai dan
Untuk membina kerukunan antar menghormati inilah yang menjadi
perbedaan kultur dalam masyarakat ketertarikan peneliti.
setempat (mengingat adanya perbedaan

47
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

Melihat kondisi tersebut, penulis agama masing-masing, selain itu juga


berusaha melakukan inovasi dalam setiap tahun dilaksanakan acara halal
penyampaikan materi Pendidikan bihalal dan buka puasa bersama disekolah.
pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 yang dihadiri oleh masing-masing agama.
Amlapura berbasis multikultural melaluli Belajar adalah suatu perubahan
modul Pendidikan Agama Islam. perilaku yang relatif dan permanen dan
Diharapkan melalui modul yang penulis dihasilkan dari pengalaman masa lalu
rancang, motivasi belajar siswa akan ataupun pembelajaran yang bertujuan atau
meningkat, berkesan, bermakna, dan direncanakan. Menurut Eveline dan Nara
memperoleh hasil belajar yang optimal, (2010), belajar adalah proses yang komplek
karena dalam suasana pembelajaran, siswa yang didalamnya terkandung dalam
dapat belajar lebih senang, tanpa rasa beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi:
terbebani dan guru juga dapat a) bertambahnya jumlah pengetahuan, b)
menyesuaikan dengan tujuan yang ingin adanya kemampuan mengingat dan
dicapai. memproduksi,c) adanya penerapan
Oleh karena itu dilakukan perubahan pengetahuan, d) menyimpulkan makna, e)
dengan mengembangkan modul, dengan menafsirkan dan mengaktifkan dengan
harapan nilai-nilai multikultikultural dapat realitas. (Sumantri. 2015: 2)
ditingkatkan. Dan hasil yang diperoleh anak Pembelajaran merupakan salah satu
didik semakin baik dibandingkan dengan sub dari sistem pendidikan, disamping
metode sebelumnya. Hal inilah yang kurikulum, konseling, administrasi, dan
melatar belakangi penulis berkeinginan evaluasi (Reigelut, 1999:6). Sedangkan
mengembangkan dan menyusun bahan menurut (Miarso, 2004:545) pembelajaran
ajar modul untuk meningkatkan nilai-nilai adalah suatu usaha yang disengaja,
multikultural dalam Pendidikan Agama bertujuan, dan terkendali agar orang lain
Islam pada siswa SMA Negeri 2 Amlapura belajar atau terjadi perubahan yang relatif
Pengembangan bahan ajar modul menetap pada diri orang lain. Dapat pula
pembelajaran pendidikan Agama Islam di dikatakan bahwa pembelajaran adalah
SMA berbasis multikultural akan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik
dikembangkan di SMA Negeri 2 Amlapura. atau orang dewasa lainnya untuk membuat
Lembaga ini peneliti anggap cocok, pebelajar dapat belajar dan mencapai hasil
mengingat selama ini peneliti mengajar di belajar yang maksimal. (Yamin, 2013:15)
lembaga ini. Peneliti merasakan bahwa Sebagaimana yang telah dijelaskan
SMA Negeri 2 Amlapura memberikan pada kurikulum (PAI) bahwa Pendidikan
perhatian yang besar terhadap Agama Islam adalah upaya sadar dan
perkembangan Pendidikan Agama terencana dalam menyiapkan peserta didik
termasuk Pendidikan Agama Islam, ini untuk mengenal, memahami, menghayati,
sebagai bentuk wujud toleransi terhadap mengimani, bertakwa, berakhla mulia,
agama lain dalam mewujudkan nilai-nilai mengamalkan ajaran agama Islam dari
multikultur di SMA Negeri 2 Amlapura, sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan
Kepala Sekolah memberikan apresiasi al-Hadits melalui kegiatan bimbingan,
terhadap pembelajaran agama Islam ini pengajaran, latihan, serta penggunaan
bisa dilihat dari segi penyediaan sarana pengalaman, disertai dengan tuntunan
prasarana, sekolah telah memberikan untuk menghormati penganut agama lain
tempat ibadah, di tambah dengan dalam hubungannya dengan kerukunan
perlengkapan ibadah yang diperoleh dari antarumat beragama dalam masyarakat
bantuan sarana ibadah Departemen Agama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
seperti karpet, mukena, sarung, peci dan bangsa. (Majid, 2012: 11)
buku-buku agama Islam. Selama ini Pendidikan Agama Islam memiliki
pelaksanaan pendidikan multikultural di tujuan atau arah sebagai mata pelajaran
SMA Negeri 2 dapat dilihat pada setiap atau mata kuliah yang bersifat mendidikkan
pagi, melalui pelaksanaan do’a sebelum agama Islam yaitu berupa materi-materi
masuk kelas dilaksanakan sesuai dengan yang sudah ada lalu kemudian disampaikan

48
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

dan dipelajari untuk diamalkan. disusun secara sistematis baik tertulis


(Abdurrahman, 2012). maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan
Sebagaimana dikatakan oleh Daradjat atau suasana yang memungkinkan peserta
(dalam Majid, 2012: 12) bahwa Pendidikan didik belajar. (LPTK IAIN Sunan Ampel
Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha Surabaya 2012)
untuk membina dan mengasuh peserta Bahan ajar merupakan seperangkat
didik agar senantiasa dapat memahami materi/substansi pembelajaran (teaching
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu material) yang disusun secara sistematis,
menghayati tujuan, yang pada akhirnya menampilkan sosok utuh dari kompetensi
dapat mengamalkan serta menjadikan yang akan dikuasai peserta didik dalam
Islam sebagai pandangan hidup. kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008a).
Menurut GBPP Pendidikan Agama Dengan bahan ajar memungkinkan peserta
Islam (PAI) di sekolah umum, dijelaskan didik dapat mempelajari suatu kompetensi
bahwa Agama Islam (PAI) adalah usaha atau KD secara runtut dan sistematis,
sadar untuk menyiapkan siswa dalam sehingga secara akumulatif mampu
meyakini, memahami, menghayati, dan menguasai semua kompetensi secara utuh
mengamalkan agama Islam melalui dan terpadu. Menurut National Center for
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau Vocational Education Research
latihan dengan memperhatikan tuntutan Ltd/National Center for Competency Based
untuk menghormati agama lain dalam Training, bahan ajar adalah segala bentuk
hubungan kerukunan antar umat beragama bahan yang digunakan untuk membantu
dalam masyarakat untuk mewujudkan pendidik/instruktur dalam melaksanakan
persatuan nasional. kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
Sumber pembelajaran merupakan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
segala sesuatu yang dapat memberikan maupun bahan tidak tertulis (Warpala,
informasi atau penjelasan, berupa definisi, 2011).
teori, konsep, dan penjelasan yang Jadi, dapat disampaikan bahwa bahan
berkaitan dengan pembelajaran. (Nata, ajar adalah merupakan seperangkat materi
2009: 295). Sumber pembelajaran dapat yang disusun secara sistematis sehingga
berupa manusia, material (bahan), tercipta lingkungan/suasana yang
lingkungan, alat dan perlengkapan (tool and memungkinkan peserta didik untuk belajar.
equipment), aktivitas. Sumber Berdasarkan teknologi yang
pembelajaran sering disebut juga dengan digunakan, bahan ajar dapat
sumber belajar, yang dimaksud dengan dikelompokkan menjadi empat kategori,
sumber belajar manusia adalah orang yang yaitu : 1) bahan cetak (printed) seperti
secara langsung menyampaikan pesan- antara lain handout, buku, modul, brosur,
pesan pengajaran tanpa menggunakan alat leaflet, wallchart, model/maket; 2) bahan
lain sebagai perantara. ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,
Pada umumnya guru melakukan piringan hitam, dan compact disk audio; 3)
berbagai kegiatan di kelas dalam rangka bahan ajar pandang dengar (audio visual)
mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai seperti video compact disk, film; 4) bahan
strategi pembelajaran dilakukan untuk ajar multimedia interaktif (interactive
mendorong terjadinya proses teaching material) seperti CAI (Computer
pembelajaran. Hal yang penting yang harus Assisted Instruction), compact disk (CD)
dikuasai oleh guru adalah mampu multimedia pembelajaran interaktif, dan
menyediakan bahan ajar bahan bahan ajar berbasis web (web based
pembelajran yang dapat dipelajrai sendiri learning materials).
oleh peserta didik. Artinya bahan tersebut Modul adalah sebuah buku yang
mampu memberikan kesempatan kepada ditulis dengan tujuan agar peserta didik
peserta didik untuk mengukur perilaku dapat belajar secara mandiri tanpa atau
belajarnya tanpa ada campur tangan guru bimbingan pembelajar. Pembelajaran
atau temennya, yang dimaksud dengan dengan modul memungkinkan peserta didik
bahan ajar adalah seperangkat materi yang yang memiliki kecepatan tinggi dengan

49
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

alam belajar akan lebih cepat menguasai langkah-langkah pengembangan lebih


kompetensi dasar. (Sumantri, 2015: 333). terinci dari pada model pengembangan
Modul merupakan salah satu bentuk bahan yang lain. Disisi lain model ini dianggap
ajar yang dikemas secara utuh dan cocok pada penelitian yang kami
sistematis, didalamnya memuat kembangkan berupa modul pendidikan
seperangkat pengalaman belajar yang agama islam berbasis multikultural di SMA
terencana dan didesain untuk membantu Negeri 2 Amlapura pada siswa kelas X
peserta didik menguasai tujuan belajar disemester 2.
yang sepesifik (Daryanto, 2013: 9). Ada 10 tahapan proses yang dilakukan
Berdasarkan latar belakang tersebut, mulai dari awal pengembangan sampai
maka peneliti memusatkan perhatian untuk pada produk sebagai hasil pengembangan,
menjawab 5 (lima) pertanyaan penelitian. yaitu: (1) Menganalisis kebutuhan untuk
(1) Bagaimanakah proses pengembangan mengidentifikasi tujuan (intructional goal );
modul Pendidikan Agama Islam berbasis (2) Menganalisis pembelajaran; (3)
multikultural? (2) Bagaimanakah tanggapan Menganalisis pembelajaran dan konteknya;
ahli terhadap draft pengembangan modul (4) Menuliskan tujuan untuk kerja; (5)
Pendidikan Agama Islam berbasis Mengembangkan instrumen penilaian; (6)
multikultural? (3) Bagaimanakah tanggapan Mengembangkan strategi pembelajaran; (7)
peserta didik dalam uji perorangan dan uji Mengembangkan dan memilih bahan
kelompok kecil terhadap draft pembelajaran; (8) Merancang dan
pengembangan modul Pendidikan Agama melaksanakan evaluasi formatif; (9)
Islam berbasis multikultural? (4) Merevisi pembelajaran;
Bagaimanakah tanggapan pendidik dan Dalam penelitian ini peneliti
siswa dalam uji lapangan terhadap draft merangkum dan memodifikasi model
pengembangan modul Pendidikan Agama pengembangan dick dan carey kedalam
Islam berbasis multikultural? (5) empat tahap yaitu: (1) tahap mendefinisikan
Bagaimanakah efektifitas produk penelitian, kebutuhan (2) tahap mendesain produk (3)
yang dapat diukur dengan melihat tahap pengembangan dan evalusi (4) tahap
perbedaan antara skor-skor pretest dan desiminasi produk akhir. Ujincoba dilakukan
posttest yang dicapai peserta didik dalam beberapa tahapan dimulai dari ahli media
pembelajaran dengan menggunakan bahan dan ahli isi dalam bidang pendidikan
ajar Pendidikan Agama Islam berbasis Agama Islam agar menghasilkan modul
multikultural? yang siap diuji cobakan. Produk yang telah
siap diuji cobakan perlu adanya validasi
METODE produk. Untuk mendapatkan validasi produk
maka penulis menggunakan angket,
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kemudian dilakukan uji coba perorangan
pengembangan Research and diambil 3 orang siswa yang terdiri dari satu
Development dengan menggunakan model orang siswa yang memiliki kemampuan
pengembangan Dick and Carrey yakni tinggi, sedang dan siswa yang memiliki
suatu penelitian yang digunakan untuk prestasi yang rendah pada mata pelajaran
pengembangan produk, dan menguji pendidikan Agama Islam, uji coba kelompok
keefektifan produk, penelitian ini bertujuan kecil terdiri dari 9 orang siwa yang terdiri
mengembangkan produk berdasarkan uji dari tiga orang yang memiliki kemampuan
coba kemudian direvisi sampai tinggi, tiga orang yanmg memiliki
menghasilkan produk yang layak dipakai kemampuan sedang dan tiga orang yang
9berupa modul yang memerlukan prosudur memiliki kemampuan rendah, penentuan
tertententu yang sesuai dengan sasaran hasil belajar dilihat dari hasil belajar
yang akan dicapai, struktur isi pembelajaran pendidikan Agama Islam pada semester
yang jelas dan memenuhi kreteria yang ganjil. dan uji coba lapangan terdiri dari uji
berlaku bagi pengembangan pembelajaran. siswa dan guru. Uji coba lapangan pada
Model pengembangan Dick and Carrey siswa yang beragama islam melibatkan
dipilih karena model ini menguraikan satu kelas dengan jumlah siswa 13 orang

50
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

pada siswa dikelas sepuluh SMA Negeri 2 atau mendekati distribusi normal, yakni
Ampura sedangkan uji lapangan pendidik distribusi data yang mempunyai pola seperti
diminta salah seorang guru pendidikan distribusi normal. Untuk memastikan
agama Islam di SMA Negeri 1 Amlapura. apakah data yang kita miliki mengikuti
Teknik analisis data kuantitatif distribusi normal, kita dapat lihat pada
digunakan untuk mengolah data yang kolom sig. Untuk kedua uji, jika sig atau P
diperoleh dari angket dalam bentuk lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
deskriptif persentase. Metode analisis hipotesis nol/gagal/ditolak, yang berarti data
deskriptif kualitatif ialah suatu cara yang diuji memiliki distribusi yang tidak
pengolahan data yang dilakukan dengan berbeda dari data yang normal. Atau
jalan menyusun secara sistematis dalam dengan kata lain data yang diuji memiliki
bentuk angka-angka atau distribusi normal.
persentas,mengenai onjek yang diteliti,
sehingga diperoleh kesimpulan umum. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Agung, 2010:61). Rumus yang digunakan Proses pengembangan modul
untuk menghitung persentase masing- pendidikan agama islam berbasis
masing responden sebagai berikut. multikultural dengan tahapan-tahapan
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 pengembangan model Dick dan Carey.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
𝑆𝑀𝐼 Tahapan pertama menganalisis kebutuhan
Keterangan:
untuk mengidentifikasi tujuan kedua
∑ Skor = Jumlah skor menganalisis pembelajaran ketiga
SMI = Skor maksimal ideal menganalisis pembelajaran dan konteknya
keempat menuliskan tujuan kelima
Selanjutnya persentase keseluruhan instrumen penilaian keenam strategi
subjek dihitung menggunakan rumus
pembelajaran ketujuh memilih bahan
berikut: pembelajaran kedelapan evaluasi formatif
𝐹
Persentase rata-rata = 𝑁 dan sembilan Merevisi pembelajaran.
Keterangan:
F= jumlah persentase keseluruhan Proses yang dilakukan dalam
subyek pengembangan modul pendidikan Agama
N= banyak subjek Islam berbasis multikultural adalah
menentukan mata pelajaran yang menjadi
Hipotesis penelitian dengan uji-t (paired objek pengembangan. Mata pelajaran yang
samples t-test) dibantu dengan dijadikan pengembangan adalah mata
menggunakan perangkat lunak SPSS 16 pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X
dengan ketentuan sebagai berikut: 1) t semester genap. Selanjutnya adalah
hitung ˃ t maka tabel H0 ditolak, dan 2) jika menganalisis kebutuhan sesuai dengan
t hitung ˂ t tabel maka H0 diterima. Untuk objek pengamatan yang telah ditentukan
memakai keefektifan peningkatan hasil sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara
belajar, maka skor rata-rata posttest akan lisan dengan peserta didik yang telah
dicocokkan dengan konversi kualifikasi mempelajari mata pelajaran Pendidikan
hasil belajar SMA Negeri 2 Amlapura. Agama Islam di kelas X, pembelajaran
Sebelum dilakukan pengujian Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2
hipotesis penelitian, terlebih dahulu Amlapura sampai saat ini masih
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan buku-buku atau bahan ajar
menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. cetak konvensional dan jumlahnya hanya
Uji Normality Kolmogorov-Smirnov. Uji data sedikit tidak cukup dengan jumlah siswa.
adalah hal yang lazim dilakukan sebelum Pendidik hanya menggunakan sebuah buku
sebuah metode stistik. Uji normalitas sebagai satu-satunya bahan ajar. Bahan
merupakan salah satu bagian dari uji ajar cetak tersebut hanya berisi ringkasan
prasyarat analisis data atau biasa disebut materi, contoh soal dan latihan-latihan soal
asumsi klasik. Bertujuan untuk mengetahui dalam pembelajaran Pendidikan Agama
apakah distribusi sebuah data mengikuti Islam. Strategi pengorganisasian dan

51
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

penyampaian isi di dalam bahan ajar Dalam mereview modul pendidikan


tersebut tidak terstruktur dengan baikdan Agama Islam berbasis multikultural
belum sesuai dengan karakteristik, melibatkan ahli isi, ahli desain dan ahli
lingkungan sosial, geografis, budaya dan media yang yang sesuai dengan bidangnya
lain-lain dari siswa yang ada. Materi yang pada program study Teknologi Pendidikan
disajikan di dalam bahan ajar cetak tersebut di Universitas Pendidikan Ganessha. Dari
banyak yang bersifat abstrak dan rumit hasil review masing-masing ahli
sehingga siswa enggan untuk membacanya menyatakan bahwa modul pendidikan
apalagi mempelajarinya. Khusus untuk agama islam berbasis multikultural yang
bahan ajar yang berupa bahan cetak dikembangkan sudah sesuai. Ahli isi
seperti modul yang memang benar-benar memberikan saran pada kalimat stop zina
sesuai dengan karakteristik modul belum diganti menjadi hindari zina, ayat-ayat al-
banyak digunakan. quran dilengkapi dengan terjemahan yang
Hasil review peneliti terhadap bahan ajar lengkap sedangkan ahli media memberikan
yang digunakan pendidik dalam kegiatan saran sebaiknya penulisan huruf
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di menggunakan ukuran 12 sebagai teks
SMA Negeri 2 Amlapura di dapatkan pokok. Berdasarkan hasil uji ahli isi dan ahli
bahwa, materi ajar yang tersaji di dalam media dapat dikatakan bahwa modul
bahan ajar tersebut jarang dikaitkan dengan pendidikan agama islam berbasis
objek-objek atau kejadian-kejadian aktual di multikultural yang dikembangkan layak
dunia nyata yang akrab dengan peserta untuk digunakan akan tetapi suatu saat
didik. Materi ajar yang disajikan hanya nanti bisa diadakan perbaikan atau
berupa konsep, sekumpulan fakta-fakta dievaluasi.
contoh soal,dan latihan soal. Review yang dilakukan oleh ahli desain
Permasalahan-permasalahan yang pada modul pendidikan agama islam
disajikan mengandung objekdan kejadian berbasis multikultural adalah seorang
yang di idealkan yang tidak memiliki kaitan dosen yang ahli pada teknologi
dengan realitas peserta didik. Modul pembelajaran pada program pasca sarjana
Pendidikan Agama Islam berbasis Universitas Pendidikan Ganesha.Pedoman
multikultural bertujuan untuk melengkapi yang digunakan untuk memberikan makna
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dan pengambailan
khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Hasil review dari guru pendidikan Agama
Agama Islam kelas X. Untuk itu, guru dan secara umum memberikan tanggapan
siswa sangat membutuhkan saebuah modul bahwa modul pendidikan Agama Islam
pembelajaran yang lebih memotivasi siswa berbasis multikultural sudah baik, dengan
untuk belajar dan memudahkan guru untuk hasil menunjukan sebesar 90,61% pada
memfasilitasi siswa untuk belajar. kualifikasi sangat baik. Berdasarkan hasil
Setelah analisis kebutuhan dapat uji lapangan menunjukan bahwa modul
dilanjutkan pada proses pengembangan pendidikan Agama Islam berbasis
draft modul Pendidikan Agama Islam multikultural sudah layak digunakan.
berbasis multikultural. Pada proses Uji coba lapangan pada siswa yang
pengembangan draft modul Pendidikan beragama islam melibatkan satu kelas
Agama Islam ini dibagi menjadi tiga bagian dengan jumlah siswa 13 orang pada siswa
yaitu analisis kondisi pembelajaran, langkah dikelas sepuluh SMA Negeri 2 Ampura.
pengembangan, dan langkah pengukuran Untuk mengambil data uji coba lapangan
hasil belajar. Analisiskondisi pembelajaran penulis menggunakan angket uji coba
terdiri dari (1) analisis tujuan dan lapangan untuk siswa. Dengan hasil uji
karakteristik mata pelajaran, (2) analisis coba lapangan yang lampirkan pada
sumber belajar, (3) analisis karakteristik lampiran
pebelajar, dan (4) menetapkan kompetensi Hasil uji coba lapangan kepada siswa
dasar dan indikator hasil belajar. yang beragama islam menunjukkan bahwa
8 orang responden atau sebesar 61,54%
memberikan tanggapan sangat baik dimana

52
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

modul layak untuk digunakan, namun masih menunjukan diatas nilai KKM mata pelajran
diperlukan perbaikan dalam penulisan kata. pendidikan Agama Islam dengan KKM 80.
Dan 5 orang responden atau sebesar Rata-rata nilai posttest menunjukan lebih
38,46% memberikan tanggapan baik dan besar dari nilai Pretest, maka hasil
masih diperlukan perbaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan modul
penulisan kata dan penambahan atau pendidikan Agama Islam berbasis
perubahan gambar tampilan yang lebih multikultural bisa dikatakan meningkat.
menarik sehingga siswa dapat lebih tertarik Berdasarkan hasil penelitian,
dengan modul ini. Berdasarkan data yang pembahasan dapat disimpulkan dan
dapat penulis rangkum dari keseluruhan diajukan beberapa saran sebagai berikut.
prosentase subyek sebesar 88,07% dengan Penelitian pengembangan bahan ajar
kategori baik, dapat disimpulkan bahwa modul pendidikan Agama Islam berbasis
modul pendidikan agama Islam berbasis multikultural menghasilkan bahan ajar
multikultural dapat dikembangkan dan layak cetak, diharapkan nanti untuk penelitian
untuk digunakan, namun tidak menutup pengembangan selanjutnya berupa E-
kemungkinan untuk diadakan revisi Modul yaitu modul berbasis ICT yang
(perbaikan) kembali dikombinasi dengan program android
sehingga nantinya siswa akan lebih mudah
PENUTUP belajar melalui tablet dan handphone yang
Berdasarkan hasil analisis data dan sudah android, dengan harapan agar siswa
pembahasan pada penelitian bisa belajar modul pendidikan agama islam
pengembangan ini, maka dapat diambil berbasis multikultural lebih optimal.
simpulan sebagai berikut.1)draf modul selanjutnya diharapkan, penelitiannya tidak
pendidikan Agama Islam berbasis sebatas sampai hasil uji Pretest dan
multikultural dikembamngkan sesuia Posttest, namun penelitian pengembangan
dengan desain pengembangan modul selanjutnya sampai pada uji kelompok yang
yang diadaftasi dengan model Dick dan menggunakan bahan ajar cetak
Carey yang diawali Menganalisis kebutuhan konvensional dengan bahan ajar yang
untuk mengidentifikasi tujuan dan diakhiri sudah dikombinasikan dengan model-
dengan hasil Pretest dan Posttests.2) model pembelajaran yang lain, atau pada
tanggapan ahli isi dan ahli media tentang modul yang sudah didampingi dengan CD
modul pendidikan Agama Islam berbasis pembelajaran.
multikultural bahwa modul yang
dikembangkan sudah layak untuk
digunakan dalam pembelajaran pendidikan DAFTAR RUJUKAN
Agama Islam.3)hasil uji perorangan kepada
peserta didik dapat dirangkum bahwa Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada
modul pendidikan agama islam berbasis Sekolah,(2010). Panduan Model
multikultural menghasilkan baik4) dalam uji Kurikulum Pendidikan Agama Islam
kelompok kecil menghasilkan baik tentang Berbasis Multikultural Sekolah
modul pendidikan Agama Islam Menengah Atas, (Jakarta: Direktorat
berbasismultikultural. 5) modul Pendidikan Pendidikan Agama Islam Pada
Agama Islam berbasis multikultural dalam Sekolah Direktorat Jenderal
uji lapangan (guru) menghasilkan baik dan Pendidikan Islam Departemen
layak untuk digunakan dalam Agama
pembelajaran. 6) rata-rata hasil nilai belajar
peserta didik dalam menggunakan modul Daryanto (2013) Menyusun Modul, Malang:
pendidikan Agama Islam berbasis Gava Media
multikultural terdapat perbedaan sebelum
menggunakan modul. Ditinjau dari konversi Majid, A. D. A. (2003). Pendidikan Agama
hasil belajar siswa kelas X SMA negeri 2 Islam Berbasis Kompetens.
Amlapura, nilai rata-rata posttest 94,462, Bandung: Remaja Rosda Karya.
dengan kualifikasi baik, nilai rata-rata

53
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
ISSN: 2615-2797(Print) | ISSN: 2614-2015 (Online)
Volume 8 Nomor 3 Tahun 2018

Suparmi. (2012). Pembelajaran Kooperatif


Dalam Pendidikan Multikultural.
Jurnal Pembangunan Pendidikan:
Fondasi dan Aplikasi. 1(1). 108-118..
Sumantri, S. M. ( 2015) Strategi
Pembelajaran.( Teori dan Praktik di
Tingkat Pendidikan Dasar ) Jakarta:
PT. Raja Grapindo Persada.

Yamin,M. (2013) Strategi dan Metode


dalam Model pembelajran. Jambi:
Referensi

Nata, A. (2009) Perspektif Islam Tentang


Strategi belajar mengajar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Tegeh, IM.& Kirna, I M. (2010) Metode


Penelitian Pengembangan
Pendidikan.Singaraja. Universitas
Pendidikan Ganesha.

Warpala, I W. S. 2011. Pedoman dasar


pengembangan bahan ajar cetak
dan pemilihan media pembelajaran.
Makalah disampaikan dalam
Pelatihan pengembangan bahan
ajar bagi pendidik-pendidik SD,
SMP, SMA dan SMK se Propinsi
Bali, pada tanggal 9 – 13 Mei 2011.

54

Anda mungkin juga menyukai