Anda di halaman 1dari 15

Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

STRATEGI GURU PPKn BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) SMPLB-B DALAM
MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN PESERTA DIDIK DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK
TUNARUNGU (YPATR) KARYA MULIA SURABAYA KECAMATAN WONOKROMO

Shofya Devi
15040254020 (PPKn, FISH, UNESA) shofyadevi@mhs.unesa.ac.id

Oksiana Jatiningsih
0001106703 (PPKn, FISH, UNESA) oksianajatiningsih@unesa.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan
wawasan kebangsaan pada peserta didik berkebutuhan khusus yakni tunarungu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif naratif dengan desain studi kasus. Subjek dalam penelitian
ini adalah satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan 15
peserta didik tunarungu kelas VII. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
mendalam dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan reduksi data, penyajian
data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang
berkaitan dalam meningkatkan wawasan kebangsaan pada peserta didik tunarungu dilihat dari cara guru
memvisualkan setiap materi atau konsep pembelajaran yang dilengkapi dengan gambar bewarna yang
kemudian dijadikan sebagai media pembelajaran serta melibatkan langsung peserta didik dalam
pemanfaatan media. Guru mengoptimalkan setiap materi pembelajaran dengan dukungan contoh disekitar
lingkungan sekolah, serta adanya bantuan modul modifikasi sebagai bahan ajar peserta didik yang ditandai
dengan kalimat singkat dan dilengkapi dengan gambar berwarna. Dengan demikian keseluruhan kegitan
yang dilakukan peserta didik tidak dapat lepas dari alat bantu pembelajaran.
Kata Kunci: Strategi guru PPKn, Wawasan kebangsaan

Abstract
The purpose of this study is to describe the strategies used by teachers in increasing national insight on
learners with special needs namely deaf. This research uses a descriptive qualitative narrative approach
with a case study design. The subjects in this study were one teacher of Pancasila and Citizenship
Education (PPKn) subjects and 15 class VII deaf students. Data collection used is observation, in-depth
interviews and documentation. Data were analyzed qualitatively using data reduction, data presentation,
and drawing conclusions. The results showed that the learning strategies related to increasing national
insight in deaf students were seen from the way the teacher visualized each material or learning concept
that was equipped with colored pictures which were then used as learning media and directly involved
students in the use of media. The teacher optimizes each learning material with the support of examples
around the school environment, as well as the help of modification modules as teaching materials for
students which are marked with short sentences and are equipped with colored pictures. Thus the overall
activity of the students can not be separated from the learning aids.
Keywords: PPKn teacher strategy, national insight

Inti dari pendidikan adalah proses dari adanya suatu


PENDAHULUAN pembelajaran. Menurut sunaryo (2012:2), adanya
Penumbuh kembangan pendidikan pada dasarnya adalah serangkaian kegiatan belajar mengajar di mana
usaha sadar untuk meluaskan sumber daya manusia seseorang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat terjadi
(SDM). Pendidikan sendiri merupakan satu pilar utama pada dirinya. Suatu perubahan tersebut berupa
dalam penentuan perubahan sosial yang ada di perubahan tingkah laku, sikap, dan keterampilan.
masyarakat. Pendidikan bertanggung jawab atas Pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu proses
terciptanya generasi berbangsa Indonesia, terwujudnya penyaluran pesan atau informasi dari guru ke peserta
masyarakat Indonesia yang demokratis, damai, didik yang telah direncanakan, dilaksanakan, didesain,
berkeadilan, maju, berdaya saing global, serta dalam dan dievaluasi secara sistematis yang dilakukan di
wadah negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). sekolah maupun di luar sekolah di mana keduanya saling
terjadi interaksi.

1253
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

Program khusus sekolah yang dapat menumbuh Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara
kembangkan pemahaman yang berwawasan kebangsaan Kesatuan Republik Indonesia yang semakin luntur dan
di dalam kurikulum terintegrasi karakter yaitu dengan pudar. Pentingnya Wawasan kebangsaan pada peserta
mengembangkan moral individu peserta didik. Untuk didik yang berkebutuhan khusus guna untuk
memahamkan peserta didik, guru menumbuhkan menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan cara belajar
karakter peserta didik dengan mengacu pada aspek yang dengan tekun di sekolah, mengikuti pelajaran dengan
dikembangankan. baik, ikut serta mengikuti kegiatan sekolah seperti
Salah satu bidang yang harus ada dalam pendidikan exstrakulikuler tari dan pramuka, menjaga kelestarian di
adalah nilai dan moral yang artinya menumbuhkan lingkungan sekolah dengan ikut serta membersihkan
pehamanan berwawasan kebangsaan. Seperti yang halaman maupun di dalam ruangan kelas, dan mencintai
diketahui pada era globalisasi, wawasan kebangsaan budaya Indonesia dengan ikut serta melakukan program
menjadi penting untuk diberikan dan ditanamkan kepada yang di adakan oleh sekolah melalui kegiatan upacara
anak-anak usia dini. Dengan demikian menumbuhkan bendera yang khusus dilaksanakan pada hari senin di
pehamanan berwawasan kebangsaan diharapkan dapat hari minggu pertama. Dengan demikian, diperlukan
menjadi generasi-generasi penerus bangsa khususnya penanganan khusus yang diberikan oleh guru untuk
peserta didik yang mencintai negeri dan tanah air menanamkan rasa kebangsaan pada peserta didik khusus
Indonesia. yang dapat dipahami dan dimengerti dengan baik.
Oleh karena itu, menumbuh kembangkan pehamanan Penanaman cinta tanah air pada anak berkebutuhan
berwawasan kebangsaan sangatlah penting, apalagi di khusus tidaklah mudah, dalam praktiknya penanaman
Sekolah Luar Biasa (SLB) pada jenjang sekolah sikap cinta tanah air terhadap anak berkebutuhan khusus
menengah pertama (SMP) khususnya peserta didik alternatif yang dimungkinkan dilakukan diantaranya
tunarungu. Dikarenakan peserta didik tunarungu masih menghormati bapak dan ibu guru yang ada di sekolah.
belum terpengaruh oleh hal buruk dari luar, sehingga Peserta didik dibiasakan untuk mentaati nasehat yang
sangat memungkinkan bagi peserta didik tunarungu diberikan guru di sekolah, dan menggunakan bahasa
untuk ditanamkan budi pekerti atau karakter luhur yang santun. Hal inilah yang menjadi bekal kepada anak
bangsa yang pada akhirnya melekat di jiwa peserta didik berkebuhan khusus dengan ketunaan kategori tunarungu.
tersebut. Dalam tatanan strata di masyarakat menunjukkan bahwa
Wawasan berkebangsaan tidak berarti di masyarakat terdapat penguasa dan pemimpin yang
mengesampingkan pendidikan kewarganegaraan yang harus dihormati. Begitupula dengan tatanan strata yang
ada di sekolah, akan tetapi karakter wawasan ada di dalam sekolah yang menunjukkan bahwa di
kebangsaan ada kalanya dapat diintegrasikan ke dalam sekolah juga yang di dalamnya terdapat penguasa,
perangkat pembelajaran yang lebih baik dari pemimpin, dan staff anggota sekolah yang harus
sebelumnya. Sehingga dapat dikembangkan dan dihormati.
diaplikasikan dengan baik kepada peserta didik dengan Peserta didik yang berkebutuhan khusus harus
melalui perangkat pembelajaran yang telah dibuat memiliki visi intelektual, rasa religious, berkemanusian
sebelumnya oleh guru. yang adil dan beradab, dan cinta pada tanah air bangsa
Pemaknaan dan pemahaman wawasan Indonesia. Peserta didik khususnya tunarungu juga harus
berkebangsaan peserta didik pada hakikatnya terkait memiliki rasa jiwa besar nasionalisme dan patriotisme
dengan adanya pembangunan kesadaran berbangsa dan guna untuk menjaga kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Nurwati (2011:30) Wawasan kebangsaan bernegara. Sriwiludjeng (2017:34) mengungkapkan
bagi peserta didik khususnya peserta didik tunarungu bahwa adanya sikap cinta tanah air diantaranya bangga
diharapkan dapat menguatkan kembali nilai-nilai terhadap adat istiadat bangsa Indonesia yang dapat
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dilihat dari cara pelestarian budaya Indonesia yang
berperan aktif serta dan menjaga kedaulatan negara, kemudian diperkenalkan keluar negeri, bangga sebagai
mendukung adanya persatuan dan kesatuan, serta Bangsa Indonesia dengan cara menghormati jasa para
mencintai negaranya dengan cara membela kebenaran di pahlawan dan ikut serta memperingati hari Nasional,
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. menjaga nama baik Bangsa dengan cara melestarikan
Tidak lebih peserta didik yang mempunyai pancasila dengan moral yang baik, dan memiliki jiwa
kebutuhan khusus atau ketunaan khusus, peserta didik patriotisme dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai
yang mempunyai kebutuhan khusus atau ketunaan Pancasila.
khusus juga harus mengerti dan paham akan pentingnya Anak-anak berkebutuhan khusus yaitu anak-anak
wawasan yang berkebangsaan. Empat pilar yang ada di yang memiliki keunikan tersendiri dalam prilaku dan
dalam wawasan kebangsaan yaitu Pancasila, Undang- karateristiknya, yang membedakan mereka dari anak
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

normal pada umumnya. Menurut Rinarki (2017:6), anak penemuan hasil dari Lestari (2010), dengan tema
berkebutuhan khusus (special needs children) dapat Strategi Komunikasi Sekolah Luar Biasa (SLB)-B yang
diartikan sebagai anak yang lambat atau sulit untuk diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran tehadap
berfikir (slow) atau mengalami adanya gangguan psikis siswa tunarungu. Hasil ysng diperoleh bahwa adanya
yang renta (retarted). Anak berkebutuhan dianggap komunikasi verbal dan nonverbal didapatkan melalui isi
berbeda dengan anak reguler pada umumnya sehingga pesan. Pesan tersebut berupa gerakan tubuh agar peserta
dalam penangananya membutuhkan perlakuan yang didik mudah untuk mengerti apa isi pesan yang
khusus dan memerlukan perhatian yang lebih, serta disampaikan oleh guru ketika mengajar.
membutuhkan kesabaran yang lebih dalam mendidiknya. Penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh
Dengan demikian dengan adanya perlakuan yang Wulansari, (2012) dengan tema Teknik Komunikasi
berbeda atau khusus dari peserta didik yang Nonverbal Guru Pada Penyandang Tunarungu. Hasil
berkebutuhan khusus dengan peserta didik normal, maka yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa,
akan dapat diketahui proses tumbuh kembang peserta adanya teknik komunikasi Non Verbal yang digunakan
didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya secara oleh para guru Sekolah Dasar (SD) khusus Negeri 01
optimal dengan bantuan guru. Kota Serang dalam kegiatan belajar mengajar tersebut
Untuk dapat berinteraksi dengan anak tunarungu, dengan komunikasi non Verbal Lima gerakan tubuh
guru menggunakan metode-metode khusus. Salah yaitu tekhnik emblim,ilustrator affect display, regulator
satunya dengan menggunakan Sistem Bahasa Isyarat dan tekhnik adaptor.
Indonesia (SIBI). SIBI adalah tata cara Terkait dengan pembelajaran peserta didik yang
mempresentasikan atau mempraktekkan bahasa lisan berkebutuhan khususnya anak tunarungu, penelitian
Indonesia ke dalam gerakan (bahasa tubuh) tertentu. yang sejenis oleh Imas Diana (2009), yang berjudul
Bahasa sehari-hari yang digunakan peserta didik Educating The Deaf: Psychology, Principles, and
tunarungu adalah bahasa isyarat, di mana bahasa isyarat Practices. Mengungkap bahwa adanya klasifikasi anak
ini dipraktekkan selama pembelajaran berlangsung yang penyandang tunarungu ditinjau dari taraf kehilangan
didampingi oleh guru dengan tujuannya untuk ketajaman pada pendengaran yang dikelompokkan
membantu otak berfikir lebih aktif, mengembangkan menjadi kelompok tuli (deafness) dan kelompok lemah
interaksi, kematangan sosial, dan perkembangan kognitif pendengaran (hard of hearing). Sedangkan untuk tujuan
peserta didik. pendidikannya, dapat dikelompokkan menjadi sliht
Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat losses, mild losses, moderate losses, severe losses, and
dipengaruhi oleh perkembangan bahasa. Kerendahan profoundly losses.
tingkat inteligensi anak tunarungu bukan berasal dari Merujuk pada teori Lickona terkait dengan moral
hambatan intelektualnya yang rendah melainkan secara knowing, memandang bahwa adanya pendidikan dapat
umum karena inteligensinya tidak mendapat kesempatan dilihat dari sudut pandang nilai pendidikan. Nilai
untuk dapat berkembang dengan baik. Pembelajaran pendidikan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan oleh guru prosedur. Pada tahap pertama yang harus dilakukan oleh
dan sekolah tentunya bukan hal mudah dalam pihak sekolah yakni memiliki kepentingan moral dan
pelaksanaannya. Mengingat peserta didik yang diajar mengharuskan kerja sebagai pembelajaran seperti
adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak bisa aktivitas moral yang berkontribusi dalam pengembangan
mendengar dan berbicara. Hal tersebut dikarenakan karakter. Pada tahap kedua, sasaran bagi sekolah untuk
masing-masing peserta didik memiliki ketunaan dengan mengembangkan moral peserta didik. Teori Lickona
kebutuhan yang berbeda. cukup relevan untuk digunakan dan dilaksanakan dalam
Pembelajaran PPKn yang dilakukan oleh guru membentukan watak peserta didik yang sesuai dengan
menggunakan acuan RPP modifikasi. Seiring dengan karakteristik materi PPKn. Sasaran pembelajaran PPKn
berkembangnya jalan pihak sekolah merubah dari RPP dapat dikaitkan dengan pola pikir Lickona tersebut. Dari
normal menjadi RPP tematik yang divisualisasikan sini dapat dilihat hasilnya, seberapa jauh perubahan
kembali oleh Tim pembuat atau guru kelas sehingga watak atau karakter anak didik setelah mendapat materi
tercipta baru yaitu RPP Modifikasi dengan melihat wawasan kebangsaan yang diajarkan oleh guru dengan
kembali keadaan dan kebutuhan peserta didik. Jadi acuan teori likona dari sudut pandang moral knowing.
berdasarkan RPP tersebut guru mengaplikasikan dalam
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan METODE
peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
Bertalian dengan cara berkomunikasi dengan anak metode deskriptif naratif. Penelitian ini menggunakan
tunarungu, penelitian yang sejenis dengan topik peneliti, desain studi kasus. Lokasi penelitian yang dipilih dalam

1255
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

penelitian ini adalah sekolah luar biasa (SLB) Karya anak mbak, (SKL), (KI), (KD) juga berbeda
Mulia Surabaya, salah satu pengembangan pelayanan mbak”.
sosial yayasan pembinaan anak tunarungu (YPATR) Adapun KI-1 dan KI-2 tidak langsung diajarkan,
terhadap anak berkebutuhan khusus. tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan belajar
Pemilihan informan penelitian menggunakan teknik mengajar. Seperti yang diungkapkan Siti Djoewairijah.
purposive sampling (Arikunto, 2010:205) yakni satu guru “ Kompetensi Inti PPKn di kelas VII SMPLB
ini mbak yang pertama itu Kompetensi Inti I,
mata pelajaran PPKn kelas VII. Pemilihan informan ini
sama dengan KI SMP/MTS pada umumnya
dipilih karena mengetahui segala sesuatu yang dilakukan yakni menghargai dan menghayati ajaran
peserta didik termasuk perkembangan yang dialaminya. agama yang dianut. Kompetensi Inti 2,
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, menunjukkan perilaku yang jujur, disiplin,
wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan agar tanggungjawab, peduli toleransi, gotong
memperoleh data yang diperlukan. Wawancara dilakukan royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi
untuk memperoleh data dari informan penelitian tentang antar sesama peserta didik secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
bagaimana strategi yang dilakukan oleh guru dalam
pergaulan dan keberadaannya. Yang terakhir
meningkatkan wawasan kebangsaan peserta didik. kompetensi Inti 3 mbak, dapat memahami
Sedangkan dokumentasi sebagai bukti pendukung yang pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya
kongkrit untuk memperoleh dokumen. Penunjang anak-anak tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
penelitian ini melalui strategi guru yang akan diajarkan seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
pada peserta didik di kelas.. yang tampak mata. Kompetensi Inti 4 ini
mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret menggunakan, mengurai, merangkai,
HASIL DAN PEMBAHASAN
memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak
Strategi yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan menulis, membaca, menghitung, menggambar,
wawasan berkebangsaan peserta didik tunarungu melalui dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di
perencanaan terkait perangkat pembelajaran dan sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. pandang atau teori”.
Perencanaan yakni melakukan musyawarah dengan Secara keseluruhan dari empat komponen yang
komite sekolah dan orangtua peserta didik. Kemudian meliputi tujuan, materi, proses, dan evaluasi, yang tidak
peserta didik diberikan tes assesmen ketunarunguan. digunakan dalam perencanaan modifikasi hanyalah
Setelah dilakukan tes assesmen ketunarunguan langkah evaluasi. Karena pada evaluasi guru lebih bersifat
selanjutnya yang dilakukan oleh guru yakni membuat flexsibel dan lebih mengutamakan pemahaman materi
rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan model yang akan diajarkan kepada peserta didik. Lebih
modifikasi. Sebelumnya sudah ada RPP dari praktisnya guru hanya memberikan tugas rumah yang
Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, namun pada berkaitan dengan pelajaran sebelumnya yang telah
praktek nyatanya RPP yang diberlakukan oleh diajarkan guna memperkuat ingatan peserta didik
Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan dirasa kurang terhadap materi tersebut. Dalam pemberian tugas rumah
efektif untuk diajarkan dan diterapkan kepada peserta guru tidak setiap hari setelah jam pelajaran selesai, akan
didik berkebutuhan khusus. Karena RPP yang tetapi pemberian tugas rumah dilakukan oleh guru satu
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan kali dalam satu minggu.
Kebudayaan lebih menekankan pada pengembangan Hasil RPP modifikasi yang diubah, selanjutnya yang
teori-teori dalam pembelajaran, dan tidak dilengkapi dilakukan oleh guru yakni mempersiapkan metode
dengan contoh-contoh pendukung dalam pembelajaran. pembelajaran yang tepat sebelum di aplikasikan ke
Dengan demikian inisiatif dari guru yang mengajar dalam pembelajaran Penegasan yang dikatakan oleh Bu
membuat kembali RPP yang di sesuaikan dengan Rin pada saat observasi pada hari senin tanggal 28 April
kebutuhan peserta didik. RPP inilah yang disebut dengan 2019 di dalam kelas, menyebutkan bahwa.
RPP modifikasi. “ jadi begini mbak metode peragaan ini dapat
Modifikasi dapat diberlakukan atau terjadi apabila saya gunakan sebagai bagian dari pembelajaran
teori maupun praktek mbak. Tetapi, dalam
ada empat komponen utama dalam suatu pembelajaran.
konteks pembelajarannya tidak berarti sekedar
Empat komponen tersebut meliputi tujuan, materi, memperlihatkan saja mbak, peragaan saya
proses, dan evaluasi. Seperti yang diungkapkan Siti artikan sebagai bimbingan dengan cara
Djoewairijah. memperlihatkan langkah-langkah mbak, yang
“Modifikasi tujuan, berarti tujuan-tujuan lebih sederhana dari peragaan ini mbak showing
pembelajaran yang ada dalam kurikulum umum atau memperlihatkan bentuk dan tampilan
dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi anak-
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

secara sepintas.” (sumber data primer, 28 April begitu mbak pancasila saja kadang tidak hafal,
2019) kadang salah penyebutannya. Untuk motivasi
Penggunaan metode peragaan dan demonstrasi cukup simple mbak saya katakana pada anak-
sangat bermanfaat bagi peserta didik tunarungu. Dalam anak itu (belajar nanti biar bisa jadi dokter atau
pembelajaran teori, peragaan dapat memberikan yang lain) cukup dengan kata-kata yang seperti
anak-anak itu sudah terekam dalam otaknya jika
pemahaman yang lebih kongkrit secara jelas dan singkat
belajar itu tidak cukup dalam wakktu singkat,
tentang bagian suatu objek. Dalam pembelajaran melainkan untuk kelanjutannya sesuai jenjang.
praktek, peragaan atau demonstrasi akan menuntun Anak-anak itu berfikir bahwa untuk menjadi
peserta didik untuk lebih menguasai keterampilan dokter brati saya harus belajar dengan rajin dan
khusus tertentu secara lebih mudah dan sistematis sampai sukses. Cukup dengan begitu saja
termasuk dalam hal mengingat yang harus dikuasai oleh mbak”. (sumber data primer, 22 April 2019.
peserta didik yang sedang belajar. Selanjutnya langkah kegiatan inti yang perlu
Langkah-langkah yang dilakukan guru PPKn saat dilakukan dalam pembelajaran secara sistematis
pembelajaran melalui pengamatan yang dilakukan pada seperti yang diungkapkan ibu Siti Djoewairijah.
hari Jumat, 22 April 2019 Pukul 07.30 WIB. “ ya tentunya memberitahukan tujuan atau garis
“begini mbak untuk mewujudkan kondisi awal besar materi dan kemampuan yang akan
pembelajaran yang baik itu yang pertama dipelajari nanti. Kegiatan inti yang perlu
menciptakan sikap dan suasana kelas yang dilakukan guru sebelum membahas pelajaran,
menarik. Saya selaku guru harus yaitu memberitahukan tujuan atau garis besar
memperlihatkan sikap yang menyenangkan materi dan kemampuan apa yang akan
supaya peserta didik tidak merasa tegang, kaku dipelajari peserta didik”. (sumber data primer,
bahkan takut untuk mengikuti pembelajaran. 22 April 2019)
Kondisi yang seperti ini nantinya mbak yang Berdasarkan hasil tersebut, yang dikatakan oleh Bu
membuat peserta didik mampu melakukan Rin selaku guru PPKn di kelas dapat dilihat oleh peneliti
aktivitas belajar dengan penuh percaya diri bahwasannya cara penyampaian tujuan ditulis di papan
tanpa ada tekanan dan dapat menghambat tulis yang telah tersedia dan kemudian di sampaikan
kreativitas peserta didik. Setelah di tahap dengan menggunakan bahasa isyarat. Kemudian peserta
kondisi awal selanjutnya saya melanjutkan
didik menyalin hasil tulisan di papan tulis ke dalam buku
untuk mengabsen peserta didik yang masuk
pada hari itu. Biasanya saya untuk menghemat tulis masing-masing. Cara ini dilakukan oleh Bu Rin
waktu dalam mengecek kehadiran peserta didik guna untuk mengingatkan kepada peserta didik
dengan cara peserta didik yang hadir disuruh bahwasannya tujuan pembelajaran yang telah
menyebutkan peserta didik yang tidak hadir, disampaikan sudah tertera pada buku di halam depan
kemudian saya menanyakan mengapa yang peserta didik sehingga dapat dibaca kembali.
bersangkutan tidak hadir? .. “(sumber data
Tahap yang ketiga yaitu menyampaikan alternatif
primer, 22 April 2019)
kegiatan belajar yang akan ditempuh peserta didik.
Kegiatan pra dan awal pembelajaran tidak
Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada
hanya meliputi kondisi awal pembelajaran dan
peserta didik tentang kegiatan belajar yang bagaimana
absensi saja, kegiatan apersepsi dan memotivasi
yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari
peserta didik juga menjadi hal yang penting dalam topik-topik maupun kemampuan tersebut. Seperti yang
kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan diungkapkan ibu Siti Djoewairijah.
ibu Siti Djoewairijah. “ dalam situasi ini mbak yang saya rasa agak
“ menyangkut kegiatan apersepsi biasanya saja sulit untuk di jelaskan pada anak-anak, mau
itu mengajak anak-anak untuk menyanyikan saya jelaskan materinya ya nanti anak-anak ga
lagu-lagu kebangsaan mbak, agar anak-anak itu bakal paham mbak. Jadi saya itu langsung
semangat mbak. Karena dengan menyanyikan mbak, anak-anak saya suruh buka halaman
lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia raya itu yang ada di buku. Setelahnya halaman di buku
anak-anak merasa bangga bahwasannya mereka dibuka langsung saja pembelajaran dimulai
juga bagian dari anak-anak bangsa Indonesia dengan menjelaskan secara singkatnya atau
meskipun memiliki kebutuhan khusus. Nah garis besarnya saja, terkadang mbak hanya saya
tidak hanya menyanyikan lagu kebangsaan suruh untuk membuka halaman depan saja
mbak, saya juga membuat variasi biar anak- anak-anak masih kesusahan. Harus di pandu
anak tidak bosen. Untuk pelajaran yang sama saya, di dekati agar anak-anak itu mau
selanjutnya saya dalam tahap apersepsi belajar. Kalau sudah emosi anak-anak itu
meyuruh anak-anak untuk membacakan texs jangankan belajar mbak, pegang buku atau
pancasila bersama-sama. Yang lucu itu mbak pensil sudah ngak mau”. (sumber data primer,
kadang saya sampai tertawa sendiri karena ya 22 April 2019).

1257
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

Memvisualkan Setiap Materi atau Konsep dalam peserta didik dapat menambah semangat peserta didik
Gambar Bewarna di Media Pembelajaran untuk mempelajari materi pelajaran serta langsung
terlibat dalam permainan. Tidak hanya terlibat dalam
permainan melainkan peserta didik secara langsung
melakukan stimulasi gerak kinestetik. Permaian ini
dilakukan secara bergiliran, 2-3 pion peserta didik saja.
Sedangkan peserta didik yang lain memperhatikan pion
yang sedang bermain dan mendengarkan penjelasan dari
guru mengenai penjelasan dari gambar yang ada di kotak
permainan. Dalam aturan permainannya peserta didik
secara bergiliran melemparkan dadu yang telah
Gambar 1. UTABA (Ulartangga Kebangsaan) disediakan, sebelumnya peserta mengundi urutan
Dalam meningkatkan wawasan kebangsaan untuk pertama hingga ahir dengan hompimpa sebagai penentu
menjembatani pemahaman materi konseptual pada giliran dalam permainan.
peserta didik guru menggunakan alat bantu atau alat Tabel 1. Perbedaan Ulartangga Pada Peserta Didik
peraga. Alat peraga tersebut dengan menggunakan Tunarungu dengan Permainan Ulartangga Anak Regulair
permainan edukasi yaitu ulartangga kebangsaan. No Peserta Didik Tunarungu Peserta Didik
Permaian edukasi ulartangga dikemas dengan konsep Regulair
1. Petak dari ulartangga Papan permainan
learn with play (bermain sambil belajar), peserta didik
kebangsaan dimodivikasi ulartangga untuk
lebih leluasa mendalami materi yang diajarkan dan ulang oleh guru kelas. anak regulair tidak
mempermudah aktivitas gerak peserta didik dalam Perubahan yang nampak lagi dimodivikasi,
memahami konsep. Dalam penerapannya guru dari ulartangga melainkan langsung
memvisualisasikan setiap konsep dengan menggunakan kebangsaan yakni: dimainkan
gambar pendukung yang dilengkapi dengan gambar- a. Tata aturan berdasarkan tata
gambar bewarna. permainan aturan yang
b. Alokasi waktu berlaku. Tidak ada
Kegiatan belajar mengajar dengan bantuan alat
permainan yang dirubah
peraga pembelajaran. Alat peraga yang digunakan dalam c. Gambar dalam ataupun dikurangi.
pembelajaran yakni ulartangga kebangsaan. Dalam kotak ulartangga
kegiatannya peserta didik dituntut untuk memahami isi yang asli dirubah
konsep berupa gambar yang telah dibuat sebelumnya menggunakan
oleh guru yang diletakkan dalam kotak permainan. gambar-gambar
Pemahaman bukan sekedar mengetahui, karena pendukung
pembelajaran
pemahaman juga melibatkan proses mental yang bersifat d. Pion dalam
dinamis. Pemahaman materi oleh peserta didik juga permainan
dianggap sebagai proses bertahap dengan kemampuan e. Dadu yang
tersendiri seperti menerjemahkan, menginterpretasi digunakan dalam
mengeksplorasi, mnganalisis, sintesis, dan yang terakhir permainan
adanya evaluasi pembelajaran. f. Ulartangga yang
asli berupa kertas
Pemahaman konsep pada peserta didik tunarungu
dengan ukuran
pada mata pelajaran pendidikan pancasila dan panjang 30cm
kewarganegaraan dengan menggunakan materi 34 dengan lebar
Provinsi di Indonesia. Materi 34 provinsi yang ada di 30cm. dalam
Indonesia dikemas dengan menggunakan konsep kotak- ulartangga
kotak disertai gambar berwarna yang ada di dalam kebangsaan yang
permainan ulartangga tersebut. Namun yang digunakan oleh
guru
membedakan dari 34 provinsi tersebut hanya
dimodivikasi
digambarkan dengan senjata adat, baju adat, dan rumah ulang dan dicetak
adat dari masing-masing provinsi yang disebar secara menggunakan
acak dalam kotak ulartangga. Uniknya papan permainan benner berukuran
ulartangga ini dicetak menggunakan banner berukuran panjang 3m dan
3X3 meter guna untuk mempermudah peserta didik lebar 3m.
dalam bermain dan belajar. Pion yang digunakan dalam g. Penyampaian
materi
permainan ini yakni peserta didik. Pemilihan pion
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

pembelajaran dari cara peserta didik


2. Tata aturan permainan Tata aturan berjalan dan berjejer di
dalam ulartangga permainan dalam benner permainan.
kebangsaan di tentukan ulartangga bagi Kemampuan non-
oleh guru dan di sepakati peserta didik lokomotor dapat dilihat
oleh peserta didik yang regulair sudah dari cara peserta didik
sedang bermain. terlampir dalam membungkuk, dan
kardus. memutar tubuh.
3. Alokasi waktu yang Alokasi waktu tidak Kemampuan mengontrol
diberikan dalam ditentukan secara dan mengatur tubuh dapat
permainan ini hanya 30 langsung melainkan dilihat ketika peserta didik
menit. berlomba-lomba mengambil start di awal
dalam mencapai permainan.
angka 100 atau 6. Dadu yang digunakan Dadu yang
finish. dalam permainan digunakan sudah
4. Gambar dalam kotak Tidak ada gambar menggunakan kardus yang tersedia dan tidak
ulartangga yang asli pendukung, yang dilapisi dengan kertas dirubah, serta
dirubah menggunakan ada hanya angka 1 karton yang dibuat oleh langsung dapat
gambar-gambar hingga 100 yang di guru sebelumnya. Nomor dimainkan dalam
pendukung pembelajaran. sertai tangga dan yang tertera dalam dadu permainan tersebut.
Artinya, yang semula ular yang telah juga menggunakan kerras
hanya ada nomor 1 hingga tersedia dalam karton warna yang
100, guru papan permainan. digunting kecil seperti
memodivikasinya dengan kancing baju.
selingan gambar 7. Dalam benner permainan Papan ulartangga
pendukung. Gambar yang ulartangga di cetak berukuran 30x30
digunakan dalam kotak berukuran 3x3 meter guna cm lebih kecil
ulartangga yakni senjata untuk membuat peserta dibandingkan
adat, rumah adat, pakaian didik bersemangat dan dengan ukuran
adat, dan tarian adat yang mampu memahami isi benner ulartangga
ada di 34 provinsi yang di materi melalui permainan bagi anak
acak oleh guru dan ditaruh dengan konsep learn and tunarungu.
di dalam kotak-kotak play.
ulartangga tersebut. 8. Penyampaian materi Tidak ada materi
dalam kotak ulartangga yang ada hanya
5. Pion dalam permainan Pion dalam papan dikemas dengan tangga dan ular
langsung mennggunakan permainan penggunaan gambar serta angka yang
peserta didik. Penggunaan menggunakan pion pendukung. Artinya tertera dalam papan
pion dengan menggunakan plasik yang diberi gambar atau nomor yang permainan.
peserta didik dengan warna untuk disinggahi oleh peserta
tujuan menambah membedakan satu didik dengan gambar yang
semangat serta langsung sama lain. Sama- ada barulah tugas guru
terlibat dalan permainan. sama menjelaskan secara
Tidak hanya terlibat dalam mennggunakan langsung yang telah
permainan melainkan visual dan gerakan, disinggahinya. Penjelasan
peserta didik secara akan tetapi tidak menggunakan bahasa
langsung melakukan secara keseluruhan virtual dengan system
stimulasi gerak kinestetik. hanya saja bahasa isyarat Indonesia
Stimulasi gerak kinestetik pengelihatan dan yang biasanya digunakan
dalam permainan ini dapat gerak tangan. berkomunikasi.
dilihat dari koordinasi Kegiatan peserta didik yakni memahami konsep
mata dengan mata, mata dalam kotak melalui materi 34 provinsi yang ada di
dengan tangan dan mata indonesia. 34 provinsi yang ada di Indonesia meliputi
dengan kaki secara visual. Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau,
Seperti cara peserta didik
melemparkan dadu yang Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka
menggunakan gerak Belitung, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat,
tangan dan pengelihatan. Banten, Jawa Tengah, DIYogyakarta, Jawa Timur, Bali,
Adanya kemampuan Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
lokomotor dapat dilihat Kelimantan Barat, Kamantan Tengah, Kalimantan

1259
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi pegara yakni benner ulartangga yang di bawa dan
Barat, Sulawesi Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi diletakkan di dalam perpustakaan sekolah. Pemilihan
Selatan, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, tempat belajar di perpustakaan sekolah karena tempat
Papua, Dan Kalimantan Utara. belajar yang sebelumnya di dalam kelas dirasa kurang
memadahi, terhalang oleh meja dan kursi peserta didik
sehingga tidak bisa untuk belajar dengan menggunakan
alat peraga. Setelah tahap persiapan barulah guru masuk
di dalam kelas yang semula akan diajarkan materi
pembelajaran. Guru menginstruksikan ke peserta didik
untuk berpindah posisi yang semula di dalam kelas
berpindah ke perpustakaan sekolah untuk kegiatan
belajar bersama dengan bantuan media pembelajaran.
Setelah semua peserta didik berkumpul di dalam
Gambar 2. Komunikasi dalam pembelajaran perpustakaan, guru langsung membuka pelajaran dan
Komunikasi guru dengan peserta didik dapat menjelaskan singkat tentang materi yang akan diajarkan.
diketahui bahwa proses informasi dan pesan yang Seperti yang diungkapkan Siti Djoewairijah
disampaikan itu berdasarkan pemahaman pribadi “ begini mbak untuk pembelajaran kali ini saya
individualitas peserta didik. Dengan menggunakan cara ingin suasana yang berbeda, saya setting
tersebut akan mempermudah lawan bicara memberikan pembelajarannya di dalam perpustakaan
sekolah, karena tempatnya yang luas dan
penekanan makna terhadap suatu objek tersebut.
memadai. Untuk tahap persiapan mudah saja
Bagi penyandang tunarungu komunikasi sebagai alat mbak, saya bawa media ke dalam perpus
bantu dalam proses komunikasi akan tetapi dapat selanjutnya saya panggil peserta didik untuk
memberikan ruang dalam penyampaian perasaan dan berpindah tempat. Dengan kata-kata berpindah
makna dibalik tujuan pesan. Pesan tersebut dilakukan tempat saja anak-anak itu sudah merasa senang
melalui konsep diri peserta didik yang kemudian mbak. Mereka antusias untuk mengikuti
menjadikan bentuk diri sebagai suatu makna dan pesan kegiatan pembelajaran. Anak-anak ini kepo
mbak, ada yang bertanya Bu, kenapa tempatnya
yang dikemas dengan menggunakan bahasa verbal dan
berpindah? ”.
non verbal. Komunikasi yang dilakukan antara guru Dokumen pembelajaran berupa RPP dapat
dengan peserta didik melalui komukasi interpersonal disimpulkan bahwa, guru ternyata menggunakan RPP
yang umumnya digunakan bersifat non verbal karena modifikasi. Artinya, RPP yang utama yang seharusnya
menjadi sebuah bantuan dari komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran dirasa sulit untuk
dilakukan. Bahasa non verbal sendiri dapat diartikan diajarkan ke peserta didik karena pembahasannya lebih
sebagai bentuk pengganti kalimat verbal seperti ucapan memfokuskan pada teori. Insiatif dari Bu Rin selaku
yang kurang jelas dalam proses berkomunikasi dengan guru yang mengajar, merubah dan menempatkan bahan
lawan bicara. Maknanya, bagi penyandang tunarungu pelajaran dan langkah pembelajaran yang sesuai dengan
adalah kalimat atau ucapan yang terucap lisan, atau kemampuan peserta didik. Guru menggunakan acuan
disebut sebagai mimik mulut. Sedangkan komunikasi RPP modifikasi dalam kegiatan belajar mengajar.
non verbal yang digunakan oleh guru untuk Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
berkomuniikasi dengan peserta didiknya dengan menggunakan alat bantu berupa benner ulartangga, guru
menggunkan bahasa isyarat (bahasa tubuh) atau symbol. menginstruksikan kepada peserta didik mengenai cara
Dengan adanya permainan edukasi dengan konsep bermain permainan tersebut. Langkah pertama yang
learn with play, peserta didik mampu mengembangkan dilakukan oleh guru adalah menunjuk 2-3 peserta didik
kemampuan motoric kasar. Peserta didik tunarungu untuk maju kedepan. Selanjutnya peserta didik duduk
SMPLB Karya Mulia Surabaya pada dasarnya memiliki sejenak disamping media yang telah ada. Setelah itu,
kemampuan motoric yang baik. Peserta didik tunarungu guru langsung mengistruksikan kepeserta didik untuk
di SMPLB Karya Mulia Surabaya pada umumnya membantu menempatkan benner dan mebuka benner
memiliki kemampuan motoric yang sama dengan anak pembelajaran yang diletakkan di tengah-tengah
regulair pada umumnya. Berdasarkan observasi yang perpustakaan. Peletakan benner permainan ini berguna
diperoleh, dapat dilihat bahwa kondisi fisik anak untuk peserta didik yang lain, sehingga peserta didik
tunarungu tidak berbeda jauh dengan anak-anak pada. yang lain tetap ada dalam perpustakaan dan duduk
Dalam permainan ulartangga yang dilakukan oleh melingkar disekitar benner permainan. Tidak hanya
guru pada tahap awal yakni dengan adanya persiapan. duduk diam, peserta didik yang tidak terlibat dalam
Artinya, terlebih dahulu guru menyiapkan alat bantu
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

permainan secara langsung memperhatikan dan sekolah guna untuk memamhamkan penyampaian materi
mengamati setiap langkah dari peserta didik yang sedang oleh guru dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
bermain. Langkah kedua yang dilakukan oleh guru yakni Langkah ke empat yakni langkah akhir dalam
langsung mempraktekkan media yang telah tersedia. permainan, dalam hal ini yang dilakukan oleh guru yaitu
Peserta didik secara bergantian melemparkan dadu dan menutup pelajaran. Penutupan kegiatan pembelajaran
kemudian berjalan sesuai lemparan nomor dadu tersebut. dilakukan dengan cara guru yang berbeda dari yang lain.
Tidak ada kata sulit dalam permainan ini, karena guru Sebelum kegiatan penutup guru menginstruksikan
sebelumnya sudah menyesuaikan dengan kebutuhan kepada peserta didik untuk membantu melipat benner
peserta didik. Seperti yang diungkapkan Siti permainan dan membereskan dadu senelumnya yang
Djoewairijah. telah dipakai dalam permainan. Setelah semuanya tertata
“ seperti yang mbaknya tahu sebelumnya untuk dengan rapi selanjutnya guru menginstruksikan
mengatur posisi tempat duduk saja kadang saya keseluruh peserta didik untuk berbaris memanjang
kesulitan mbak, tidak mau saya repot dan seperti ular sesuai nomor urut absen. Setelah semua
menyulitkan peserta didik untuk belajar juga. berbaris barulah guru kembali menginstruksikan agar
Untuk dadunya yang saya gunakan dalam
permainan ini menggunakan kardus bekas mbak kembali ke dalam kelas dengan posisi berjalan
yang saya modifikasi sebelumnya. Game ini memanjang seperti ular.
mbak saya setting 30 menit dalam setiap Mengoptimalkan Materi Hak Asasi Manusia (HAM)
permainannya, karena ada 60 menit dalam jam dengan Pemberian Contoh di Lingkungan Sekolah
pelajaran jadi saya bisa gunakan untuk yang
lain secara bergantian dalam bermain. Jadi ada
enam anak mbak dalam satu jam pelajaran yang
sedang berlangsung”.
Tata aturan permainan dalam ulartangga kebangsaan
di tentukan oleh guru dan di sepakati oleh peserta didik
yang sedang bermain. Alokasi waktu yang diberikan
dalam permainan ini hanya 30 menit dilihat ketika
peserta didik mengambil start di awal permainan. Dadu
yang digunakan dalam permainan menggunakan kardus
Gambar 3. MONOBA (monopoli kebangsaan)
yang dilapisi dengan kertas karton yang dibuat oleh guru
Berdasarkan observasi langsung pada jam ke dua mata
sebelumnya. Nomor yang tertera dalam dadu juga
pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
menggunakan kerras karton warna yang digunting kecil
dengan materi hak asasi manusia yang sedang
seperti kancing baju.
berlangsung di dalam kelas, menunjukkan bahwa untuk
Langkah ketiga yakni penyampaian isi materi
dapat mengoptimalkan materi hak asasi manusia guru
pembelajaran yang dituangkan dalam kotak ulartangga
menggunakan alat bantu atau alat peraga pembelajaran.
yang berupa gambar. Gambar yang digunakan dalam
Alat peraga pembelajaran yang di buat oleh guru yakni
permainan tentu berkaitan dengan materi pelajaran yang
monopoli kebangsaan.
akan disampaikan oleh guru. Untuk sistematikanya
Tabel 2. Perbedaan Monopoli Pada Peserta Didik
setiap peserta didik yang singgah di dalam kotak yang
Tunarungu dengan Permainan Monopoli Untuk Anak
berisikan gambar, tugas dari guru yang noktabennya Regulair
sebagai pembimbing jalannya permainan menghentikan No Monopoli bagi anak Monopoli bagi
sejenak peserta didik yang sedang bermain. Penghentian tunarungu anak regulair
peserta didik ini bertujuan untuk mendapatkan 1 Papan monopoli bagi anak
penjelasan singkat dari gambar yang telah disinggahi tunarungu ukurannya sama
oleh peserta didik. Penjelasan ini disampaikan oleh guru dengan monopoli anak
regulair yang membedakan
dengan menggunakan bahasa sehari-hari yakni bahasa
terletak pada tata aturan,
isyarat yang berlaku dalam sekolah. Pada penyampaian cara bermain, dan
materi ini guru tidak hanya berfokus pada peserta didik penegasan materi ulang
yang sedang bermain, melainkan keseluruhan dari kepeserta didik. Dalam
peserta didik lain yang tidak ikut dalam permainan. permainan ini guru lebih
Dalam penyampaian materinya guru menguatkan condong memodivikasi
pemahaman peserta didik dengan menggunakan contoh- bagian isi saja.
2 Dalam kotak monopoli Permainan
contoh kongkrit atau contoh disekitar lingkungan
yang dirubah yakni dilakukan secara
keseluruhan dari tiap-tiap bergiliran, tidak

1261
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

kotak. Kotak tersebut ada yang dirubah, bermain juga mensepakati hukuman bagi peserta didik
digantikan dengan materi dan tidak perlu yang singgah di kotak kesempatan tersebut.
yang diajarkan pada jam panduan dari guru Hukumannya dapat berupa tarian, nyanyian, dan
pelajaran mengenai hak berpantomim. Hukuman ini langsung disaksikan oleh
asasi manusia
guru kelas dan peserta didik yang lain.
3. Tata aturan permainan
yang dibuat oleh guru Cara bermain dari permainan monopoli kebangsaan
kemudian pada saat yakni Peserta didik giliran pertama dengan pion pertama
bermain peserta didik bewarna merah melemparkan dadu yang sudah
mensepakatinya terlebih disediakan oleh guru kelas, sesudah dadu tersebut
dahulu. Permainan ini berhenti sesuai angka pion yang mendapat giliran
menggunakan pion pertama jalan sesuai perintah. Ambil contoh pion
bergambar yang telah
berhenti di petak nomor 6, artinya Peserta didik
disediakan oleh guru.
Permainan ini dilakukan diharuskan menyebutkan isi dari pasal 28 J Hak Asasi
bergiliran 3-4 orang, Manusia dengan bantuan melihat buku saku undang-
peserta didik yang lain undang dasar 1945 yang diperintahkan oleh guru untuk
memperhatikan dan dibawa saat permainan berlangsung. Peserta didik giliran
mengamati peserta didik kedua dengan pion kedua bewarna biru melemparkan
yang sedang bermain.
dadu yang sudah disediakan oleh guru kelas, sesudah
4. Isi kotak yang dimodivikasi
berisikan pasal yang ada dadu tersebut berhenti sesuai angka pion yang mendapat
dalam hak asasi manusia giliran pertama jalan sesuai perintah. Sama dengan
yang diletakkan secara peserta didik yang mendapatkan giliran pertama, peserta
acak dalam kotak didik dengan pion birunya wajib menjawab dari petak
5. Dalam permainan ini yang sudah disinggahinya. Peserta didik giliran ketiga
peserta didik dibantu dan keempat juga mendapatkan giliran yang sama yaitu
menggunakan uud yang melemparkan dadu dan menjawab isi dari petak-petak
diletakkan dalam tengah2
permainan dan digunakan tersebut.
secara bergantian. Cara penyampaian isi dari petak tersebut peserta
6. Terdapat kotak bebas didik dibantu dengan undang-undang dasar 1945 yang
parker, 1 kotak kesempatan telah disediakan oleh guru. Cara pembacaan isi uud
dan 1 kotak dana umum. tersebut peserta didik menggunakan bahasa isyarat
Kotak dana umum dengan dipandu oleh guru. Setelah peserta didik
berisikan reward, Kotak
membacakan isi dari uud tersebut, guru kembali
dana umum berisikan
hukuman, hukuman menegaskan dan menjelaskan secara rinci kepada
tersebut disepakati dan peserta didik. Bagi peserta didik yang tidak ikut terlibat
ditentukan saat permainan dalam permainan, mereka ikutserta dalam kelas dan juga
berlangsung, dan Bebas memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh guru.
parker, peserta didik bebas Dengan demikian, semua dari peserta didik
singgah sesuai keinginan mendapatkan materi yang dijelaskan oleh guru dalam
Monopoli kebangsaan ini berisikan materi hak asasi
kelas tersebut.
manusia (HAM) dengan menekankan pasal-pasal yang
ada di dalam undang-undang dasar 1945. Tata aturan
dalam permainan ini dilakukan bersama sama dengan
menggunakan pion bergambar antara 3-4 orang peserta
didik. Aturan mainnya bergiliran dalam waktu 10 menit
setelah permainan dilangsungkan. Uniknya dalam
permainan monopoli kebangsaan ini terletak pada kotak
dana umum dan kesempatan. Kotak dana umum
berisikan reward dan kotak kesempatan berisikan
hukuman. Kotak dana umum disepakati bersama saat Gambar 4. Pembacaan Isi Pasal
permainan, hadiahnya berupa maju atau mundur sesuai Cara penyampaian isi dari UUD 1945 dipandu oleh
keinginan peserta didik yang singgah di kotak dana
guru disampingnya, peserta didik yang sedang
umum tersebut. Sedangankan untuk kotak kesempatan membacakan isi UUD tersebut dengan menggunakan
yang berisikan hukuman, peserta didik yang sedang bahasa isyarat yang biasanya di gunakan dalam
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

berkomunikasi. Untuk peserta didik yang lain bertugas penalaran, dan komunikasi. Kemampuan dan
memperhatikan peserta didik yang sedang membacakan pemahaman konsep dapat terlihat dari kemampuan
isi UUD tersebut. Secara bergiliran satu per satu peserta menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
didik akan mendapatkan giliran untuk membacakan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien,
materi pasal yang sudah tertera dalam petak. Peran guru dan tepat. Kemampuan penalaran dan komunikasi dapat
disini membantu peserta didik dan menjelaskan kembali terlihat dari kemampuan melakukan penerapan materi
dengan memberikan contoh-contoh pendukung. Dengan yang ada di lingkungan baik sekolah maupun
cara inilah peserta didik mampu memahami materi hak masyarakat. kemampuan pemecah masalah dapat terlihat
asasi manusia dengan baik dan benar sesuai dari kemampuan memahami masalah, menyelesaikan
ketentuannya. materi aplikasi, dan menafsirkan solusi yang di peroleh.
Berdasarkan observasi pada saat guru Berdasarkan dasar pemikiran tersebut maka guru
mempraktekkan monoba di dalam perpustakan, dapat mengaplikasikan kegiatan belajar mengajar melalui
disimpulkan bahwa dengan adanya bantuan alat peraga modul budaya bangsaku yang dikhususkan bagi anak
monoba peserta didik dapat menumbuhkan karakter tunarungu jenjang SMPLB, Tujuan dari adanya modul
budaya mengantri karena dengan bermain monopoli ini ini juga untuk membantu guru dalam mewujudkan
membutuhkan kesabaran yang lebih, peserta didik dapat tujuan pembelajaran.
meningkatkan interaksi sosial antar peserta didik dengan Modul budaya bangsaku yakni provinsi di Indonesia
cara berinteraksi satu sama lain, dapat mengasah lengkap dengan pakaian adat, tarian, rumah adat, senjata
keterampilan melalui pemahaman dan bereaksi dalam tradisional, suku, bahasa daerah, peta, dan gambar.
situasi yang berbeda, dan mengasah keterampilan Nama 34 Provinsi di Indonesia yang dituliskan dalam
strategi dengan menggunakan UUD 1945. Pada tahap modul budaya bangsaku.
perkembangan kognitif dalam permainan monopoli Modul budaya bangsaku juga terdapat lampiran-
kebangsaan peserta didik sudah mencapai tahapan lampiran di dalamnya. Lampiran tersebut berupa uji
operasional formal yang dikemukakan oleh piaget kompetensi I, II, III, IV, dan V yang harus di selesaikan
Pemahaman materi hak asasi manusia jika ditinjau oleh peserta didik sebagai hasil evaluasi pembelajaran
dari aspek kognitif sudah berkembang dengan sangat yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Uji
baik. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan peserta kompetensi I sampai dengan uji kompetensi IV peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tidak didik ditugaskan untuk menjawab pertanyaan multiple
hanya keseriusan, antusiasme peserta didik juga choise dan esaay, untuk uji kompetensi V peserta
merupakan factor pendorong jalannya pembelajaran ditugaskan untuk menjabarkan isi gambar yang telah
dengan sistematis. Antusiasme dari peserta didik inilah dibuat oleh guru dalam modul tersebut. modul yang
yang membawa dampak positip bagi pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya oleh guru di copy dan di
sedang berlangsung. Guru dan peserta didik menjadi berikan kepada peserta didik secara individual. Modul
lebih erat hubungannya karena stimulus dari guru dan yang digunakan guru berbeda dengan yang diberikan
respon dari peserta didik dapat dicerna dengan baik. kepada peserta didik. Pembeda modul terletak pada
Selama pengajaran dengan bantuan media monopoli ukuran modulnya, ukuran modul yang dibawa oleh guru
kebangsaan sudah terbukti perkembangan kognitif dari setara dengan kertas A5 dengan ukuran panjang 210
masing-masing individu dapat terlihat dengan jelas. MM dengan lebar 148 MM.
Dalam penerapannya guru menggunakan interaksi
Modifikasi Buku Ajar Dalam Bentuk Modul yang langsung satu arah, di mana pembelajarannya berpusat
Ditandai dengan Kalimat Singkat dan Gambar pada guru. Dalam praktik pembelajaran kegiatan
Berwarna sepenuhnya ada dipihak guru yang bersangkutan,
sedangkan peserta didik hanya menerima dan di beri
pembelajaran yang disebut juga dengan peserta didik
pasif. Kegiatan ini dilakukan karena guru lebih banyak
menjelaskan kepada peserta didik tentang sub-bab
materi yang akan diajarkan. Peserta didik bertugas untuk
memahami dan mencerna apa yang telah diajarkan oleh
guru. Cara penyampaian isi materi menggunakan gerak
tubuh atau bahasa isyarat yang biasanya dilakukan
dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dengan bantuan modul ditujukan agar peserta didik Peserta didik dengan seksama memperhatikan cara guru
memiliki kemampuan dalam pehaman konsep, menyampakan isi materi dengan menggunakan indra

1263
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

pengelihatan dan dibantu dengan makna arti gerakan pada peserta didik tunarungu dapat meningkat dengan
tubuh yang dipraktekkan guru. Hal inilah yang dapat melihat dari bagaimana cara memahami isi modul
membuat peserta didik paham dan mengerti arti isi tersebut. Dengan demikian peserta didik tidak hanya
materi tersebut. belajar mengenai satu provinsi yang ada di Indonesia,
Dalam isi buku modul budaya bangsaku ini berbeda melainkan peserta didik bertambah pengetahuannya
dengan buku bahan ajar pada umumnya. bahan ajar dengan memahami 34 provinnsi di Indonesia yang telah
berdasarkan kurikulum 13 bagi anak regulair, bahasa di kemas dalam modul budaya bangsaku.
yang digunakan menggunakan kalimat langsung dengan Berdasarkan modul budaya bangsaku, peserta didik
menggunakan perluasan penjabararan materi pada bahan tidak hanya difokuskan dalam pemahaman materi.
ajarnya. Bahan ajar bagi anak normal ini menggunakan Dalam pemahaman saja tentunya dirasa kurang lengkap
kurikulum 13, peserta didik diajak untuk berani dalam jika tidak ada uji kompetensi atau latihan soal. Uji
mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang kompetensi atau latihan soal yang diberikan kepada
luas di sekitarnya. Peserta didik dituntut aktif untuk peserta didik berupa soal multiple choise. Pemilihan soal
mencari informasi tambahan jika diperlukan. ini ditujukan agar peserta didik dapat mengingat kembali
materi yang telah diajarkan dengan cara membuka
kembali isi dari materi budaya bangsaku.
Tidak hanya soal multiple choise, guru juga
membuat variasi soal dengan membuat soal essay.
Untuk soal essay guru memberikan soal yang
disampingnya ada gambar pendukung untuk
menjelaskan gambar yang dimaksudkan. Artinya,
peserta didik dituntut untuk menjelaskan gambar yang
telah ada dalam soal tersebut. Misalnya gambar tersebut
Gambar 5. Modul Budaya Bangsaku BAB 1 tari adat bali. Peserta didik diharuskan untuk
Berbeda dengan bahan ajar kurikulum 13 yang menjabarkan identitas tari Bali tersebut. Dengan
diperuntukkan bagi anak regulair, bahan ajar untuk demikian dengan bantuan uji kompetensi peserta didik
peserta didik tunarungu dengan menggunakan modul menjadi lebih paham dalam mempelajari 34 Provinsi
budaya bangsaku dapat dilihat bahwasannya kalimat yang ada di Indonesia melalui modul budaya bangsaku.
yang digunakan yakni menggunakan kalimat langsung Seperti yang dijelaskan oleh Piaget bahwa
yang dilengkapi dengan gambar pendukung. Font yang “Keterbatasan kognisi Anak Berkebutuhan Khusus disini
di pakai dalam penulisan sengaja dibuat menjadi lebih tidak selamanya bersifat genetik, tetapi dapat juga
besar dengan ukuran 14, modul budaya bangsaku sebagai dampak keterbatasan guru memberi stimulus
sengaja dibuat oleh guru dengan berbagai macam pada anak berkebutuhan khusus atau ABK.” Karena
gradasi warna agar peserta didik yang sedang belajar itulah dalam praktek pembelajaran yang dilakukan pada
merasa lebih senang dalam memahami materinya. anak tunarungu, guru cenderung akan lebih sering
Isi dari modul budaya bangsaku lebih dipersingkat memberi stimulus berupa contoh-contoh konkrit di
dan lebih difokuskan pada inti materi. Guru sengaja sekitar lingkungan sekolah yang akan memancing
tidak memberikan teori penjelas yang luas, melainkan memori peserta didik terhadap matei yang sudah
langsung mengarah pada inti materinya. Pada Bab 1 disampaikan. Disamping itu guru juga memberikan
Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD) guru dengan stimulus kepada peserta didik tunarungu dengan
detile menjelaskan kepada peserta didik mulai dari mengkondisikan kelas dan menata tempat duduk yang
berdirinya provinsi tersebut, dasar shukum yang berlaku, diletakkan lebih dekat dengan tempat duduk guru.
letak geografisnya, tanda plat kendaraan daerah tersebut, Secara umum, perkembangan kognitif yang terjadi
luas wilayahnya, bandar udara, pelabuhan laut, makanan pada anak tunarungu di SMPLB-B Karya Mulia
khas daerah, objek wisata, peninggalan sejarah, industry Surabaya hakekatnya sama seperti yang terjadi pada
dan pertambangan, tarian tradisional, rumah adat, senjata anak normal. Intelegensi anak tunarungu secara
tradisional, lagu daerah, suku, bahasa, dan identitas potensial sama dengan anak normal, tetapi secara
daerah. fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat
Dalam kaitannya dengan meningkatnya wawasan kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi, dan
kebangsaan dapat dilihat dari bagaimana cara guru daya abstraksi anak. Akibatnya yang menyangkut
memodifikasi materi dengan mengkombinasikan materi ketunarunguannya menghambat proses pencapaian
wawasan kebangsaan melalui 34 provinsi yang ada di pengetahuan yang lebih luas. Dengan demikian
Indonesia. Pemahaman mengenai wawasan kebangsaan perkembangan inteligensi secara fungsional terhambat.
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat IQ peserta didik tunarunggu sama dengan anak
dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga normal, akan tetapi karena adanya kekurangan dalam
hambatan pada bahasa akan menghambat perkembangan diri mereka yang menyebabkan mereka terlihat dibawah
inteligensi anak tunarungu. anak normal. Secara fisik anak normal dan anak
Kerendahan tingkat inteligensi anak tunarungu bukan tunarungu tidak ada yang berbeda, akan tetapi anak
berasal dari hambatan intelektualnya yang rendah tunarungu mempunyai kekurangan dalam pendengaran
melainkan secara umum karena inteligensinya tidak dan berbicara yang menyebabkan anak tunarungu
mendapat kesempatan untuk berkembang. Pemberian terlihat tidak sama dengan anak normal. Pola
bimbingan yang teratur terutama dalam kecakapan komunikasi nonverbal inilah sebagai penciptaan dan
berbahasa akan dapat membantu perkembangan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata,
inteligensi anak tunarungu. Tidak semua aspek komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, intonasi
inteligensi anak tunarungu terhambat. Aspek inteligensi nada (tinggi rendahnya nada), kontak mata, ekspresi
yang terhambat perkembangan ialah yang bersifat muka, kedekatan jarak sentuhan-sentuhan. Hasil temuan
verbal, misalnya merumuskan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa interaksi yang
menghubungkan, menarik kesimpulan, dan meramalkan dilakukan guru dengan peserta didik dengan
kejadian. menggunakan interaksi langsung dengan pola satu arah,
Paparan tersebut menunjukkan, pentingnya komukasinya menggunakan bahasa non verbal sesuai
penekanan pendidikan karakter pada dimensi moral. dengan isyarat Indonesia yang telah di terapkan di
Melalui penekanan dimensi moral, pendidikan karakter sekolah.
membelajarkan peserta didik untuk dapat belajar nilai Berdasarkan hasil penelitian di kelas VII SMPLB
dalam membedakan mana perbuatan baik-buruk, benar- Karya Mulia, dengan melihat strategi yang dilakukan
salah. Nilai moral berperan penting dalam membantu oleh guru dalam pembelajaran sudah berjalan dengan
pengembangan karakter peserta didik, karena baik. Strategi guru dengan mengaplikasikan permaian
didalamnya melibatkan suatu proses pengenalan dan edukasi, dan modul. Dengan adanya permaian tersebut
internalisasi dari nilai-nilai sosial, termasuk adanya nilai- peserta didik menjadi aktif dan mudah dalam memahami
nilai luhur kebangsaan, aktualisasi pendidikan karakter isi materi yang diajarkan oleh guru. Kreaifitas guru
berbasis nilai moral dalam pembelajarannya juga sangat diperlukan guna untuk mengembangkan media
melibatkan nilai-nilai sosial kebangsaan dalam yang lain tidak hanya melalui permainan saja, dapat juga
menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dikembangkan dengan media lain seperti media
dan berintegritas sebagai anak bangsa Indonesia. pembelajaran berbasis aplikasi. Melalui permainan
Adanya wawasan kebangsaan tidak berarti edukasi ulartangga peserta didik dapat mengembangkan
mengesampingkan pendidikan kewarganegaraan yang kemampuan motoriknya, pada pelaksanaan tes
ada di sekolah, melainkan di harapkan mampu kemampuan motorik (permaian edukasi ulartangga)
mengatasi permasalahan moral dan karakter bangsa, memiliki instruksi yang mampu dipahami dengan jelas
akan tetapi karakter wawasan kebangsaan adakalanya oleh anak tunarungu, sehingga mampu memberikan
dapat diintegrasikan ke dalam perangkat pembelajaran respons gerak dengan baik. Tidak hanya kemampuan
yang lebih baik dari sebelumnya yang telah ada. motoric saja, melainkan adanya gerak kinestetik yang
Interaksi yang di terapkan menggunakan interaksi meliputi kemampuan fisik seperti koordinasi,
langsung dengan pola satu arah. Guru dituntut lebih aktif keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan
dalam penyampaian materi pembeajaran yang akan keakuratan menerima rangsangan. Dalam pemahaman
diajarkan. Peserta didik lebih pasif karena hanya sebagai materi guru menjelaskan dengan baik sesuai perintah
penerima pesan. Dalam penyampaian materi guru dalam kotak ulartangga tersebut. Peserta didik merasa
cenderung menggunakan metode pengulangan. Dengan senang dan tidak mudah bosan dalam kegiatan
metode pengulangan diharapkan dari peserta didik pembelajaran berbasis permainan.
mampu mencerna materi dengan baik. Untuk cara Melalui permainan monopoly peserta didik merasa
berkomunikasi antara guru dan peserta didik lebih nyaman karena proses belajar dilakukan dengan
menggunakan bahasa non verbal. Maknanya, bagi adanya reward dan punishment. Belajar dan bermain
penyandang tunarungu adalah kalimat atau ucapan yang yang diterapkan oleh guru dikelas membuat suasana
terucap lisan, atau disebut sebagai mimik mulut. belajar lebih nyaman dan mempermudah pemaham
Sedangkan komunikasi non verbal yang digunakan oleh peserta didik. Reward dan punishment ini terletak pada
guru untuk berkomunikasi dengan peserta didiknya dana umun dan kesempatan yang tertera dalam permaian
dengan menggunkan bahasa isyarat atau symbol. monopoli. Jika dalam penerapannya guru hanya
memberikan teori dengan metode ceramah kegiatan

1265
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019, 1253-1267

belajar mengajar di kelas tidak akan berlangsung dengan dalam meningkatkan wawasan kebangsaan pada peserta
baik karena peserta didik akan cenderung mudah bosan didik tunarungu dilihat dari cara guru memvisualkan
dan mengantuk. Dengan melalui permaian ini guru dan setiap materi atau konsep pembelajaran yang dilengkapi
peserta didik sama-sama merasakan keuntungan yang dengan gambar berwarna yang dijadikan sebagai media
ada. Bagi guru keuntungannya dapat menambah pembelajaran dan melibatkan langsung peserta didik
kreativitas guru dalam membuat strategi-strategi baru dalam pemanfaatan media. Guru mengoptimalkan materi
tiadak hanya monopoli saja, bagi peserta didik dengan dukungan contoh di sekitar lingkungan sekolah,
keuntungan yang didapatkan yakni materi pelajaran serta adanya bantuan modul modifikasi sebagai bahan
yang mudah dimengerti dan dipahami secara langsung. ajar peserta didik yang ditandai dengan kalimat singkat
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan dan dilengkapi dengan gambar bewarna. Dengan
bahwa pemahaman materi hak asasi manusia jika demikian keseluruhan kegitan yang dilakukan peserta
ditinjau dari aspek kognitif sudah berkembang dengan didik tidak dapat lepas dari alat bantu pembelajaran.
sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan Secara keseluruhan guru tidak bisa lepas dari alat bantu
peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, karena dengan adanya alat bantu inilah
pembelajaran. Tidak hanya keseriusan, antusiasme peserta didik bisa belajar dengan nyaman tanpa ada
peserta didik juga merupakan factor pendorong jalannya hambatan.
pembelajaran dengan sistematis. Antusiasme dari peserta
didik inilah yang membawa dampak positip bagi Saran
pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru dan Bagi lembaga, SMPLB Karya Mulia Surabaya
peserta didik menjadi lebih erat hubungannya karena diharapkan lebih meningkatkan program sekolah maupun
stimulus dari guru dan respon dari peserta didik dapat program dari guru yang berkaitan dengan Pendidikan
dicerna dengan baik. Selama pengajaran dengan bantuan Kewarganegaraan yang berwawasan kebangsaan,
media monopoli kebangsaan sudah terbukti sehingga SMPLB Karya Mulia Surabaya akan lebih
perkembangan kognitif dari masing-masing individu berkembang lagi dimasa yang akan datang, serta dapat
dapat terlihat dengan jelas. menghasilkan generasi penerus yang berkualitas,
Tidak hanya permainan edukasi, guru juga bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.
mengembangkan modul yang bertemakan budaya Bagi guru di SMPLB Karya Mulia Surabaya
bangsaku. Modul tersebut digunakan sebagai acuan diharapkan mampu meningkatkan kreativitasnya dengan
dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengaplikasikan beberapa media pembelajaran yang
meningkatkan wawasan kebangsaan kepada peserta kreatif dan inovatif.
didik dengan mengenalkan 34 provinsi yang ada di
Indonesia. Dengan bantuan modul tersebut ditujukan DAFTAR PUSTAKA
agar peserta didik memiliki kemampuan dan pehaman
Agung Iskandar, 2004. Pendidikan Wawasan
konsep, penalaran, dan komunikasi. Kemampuan Kebangsaan di Daerah Perbatasan. Jakarta: Bee
penalaran dan komunikasi dapat terlihat dari Media Pustaka
kemampuan melakukan penerapan materi yang ada di
Achmad Patoni, 2004. Dinamika pendidikan Anak.
lingkungan baik sekolah maupun masyarakat. Jakarta: PT. Bina Ilmu
kemampuan pemecah masalah dapat terlihat dari
kemampuan memahami masalah, menyelesaikan materi Aunurrahman, 2011. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
aplikasi, dan menafsirkan solusi yang di peroleh.
Bahri Syaiful, 2014. Strategi belajar mengajar. Jakarta:
PENUTUP Rineka Cipta
Simpulan Jati Rinarki, 2017. Pendidikan Dan Bimbingan Anak
Strategi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bagi Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
anak berkebutuhan khusus dalam meningkatkan
wawasan kebangsaan di SMPLB Karya Mulia Surabaya Kokom Komalasari, 2011. Pembelajaran Kontekstual
dilaksanakan dengan bantuan alat peraga media Konsep dan Aplikasi. Bandung: Rafika Aditama
pembelajaran yang telah dimodifikasi sebelumnya oleh Lemhanas, 2002. Memperkokoh Nilai-Nilai Pancasila Di
guru. Semua alat peraga pembelajaran tampilannya Seluruh Komponen Bangsa Untuk Menetapkan
didominasi dengan gambar penuh dengan gradasi warna, Semangat Kebangsaan Dan Jiwa Nasionalisme
kalimat yang digunakan juga menggunakan kalimat Ke-Indonesiaan Dalam Rangka Menangkal
Ideology Radikalisme Global. Jurnal Kajian
langsung yang ditandai dengan kalimat yang singkat
Lemhanas RI
padat dan jelas. Strategi pembelajaran yang berkaitan
Strategi Guru PPKn Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan

Miftakhul Jannah & Ira Darmawanti, 2004. Tumbuh


Kembang Anak Usia Dini & Deteksi Dini pada
Anak Berkebutuhan Khusus. Surabaya: Insight
Indonesia
Moleong, Lexy J. 2009. Metode penelitian kualitatif edisi
Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Undang-Undang Republic Indonesia No.20 Tahun 2003
Tentang System Pendidikan Nasional

1267

Anda mungkin juga menyukai