Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER


NASIONALISME MELALUI MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X
MA TARBIYATUL MUBTADIIN GAJAH DEMAK

Disusun untuk memenuhi Tugas UTS semester 6 :


Mata kuliah : Metodologi Penelitian IPS
Dosen Pengampu : Yusuf Falaq, M.Pd

Cover

Disusun oleh:
Ahmad Shofie Muntaha
NIM 1810910113

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk


menumbuhkembangkan potensi dan kepribadiannya sesuai dengan nilai-
nilai yang ada di dalam masyarakat serta kebudayaan yang dimilikinya.
Definisi dari pendidikan sebenarnya dimuat dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional dimana berbunyi
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dalam dirinya agar memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan akhlak mulia,serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara”.

Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menyiapkan generasi penerus


bangsa yang mempunyai kompetensi sehingga memiliki daya saing di
dunia nyata. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi dalam hal
wawasan dan ilmu pengetahuan, keterampilan serta kecakapan sosial.
Kecakapan sosial adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh
setiap individu karena setiap manusia tentu tidak lepas dari aktivitas untuk
bersosialisasi dengan manusia yang ada disekitarnya. 1.Terlepas dari
Zaman yang semakin hari semakin berkembang dan disrupsi di segala
bidang Generasi Muda Sebagai bagian dari masyarakat indonesia
sekaligus generasi penerus bangsa harus mengasah kemampuan intelektual
dan sosial mereka agar mampu menjadi warga negara yang berkarakter
dan mampu melanjutkan perjuangan dari generasi terdahulu.

Pada Saat Ini Disamping Mengalami Degradasi Moral ,Nasionalisme Juga


menjadi hal yang perlahan luntur dikalangan remaja indonesia hal ini

1
Jainudin Abdillah, “Peran Guru Dalam Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Pada Siswa Smp
Negeri 1 Babang Kecamatan Bacan Timur”. Edukasi : Jurnal Pendidikan Vol. 13 No.2 Juni 2015.
Hal. 463.

2
dibuktikan Dengan Banyaknya Remaja yang cenderung bersikap
individualis dan mementingkan egoism diri sendiri. Hal itu disebabkan
meluasnya pengaruh budaya luar yang menuntun generasi muda Indonesia
meniru kehidupan yang jauh dari nilai-nilai masyarakat Indonesia perilaku
konsumtif,hedon,cara berpakaian serta perilaku mereka sudah jauh dari jati
dirinya sednri.

Dalam menyikapi hal tersebut itulah pendidikan harus hadir dan berusaha
mengatasi permasalahan yang terjadi, Oleh sebab itu pendidikan Sejarah
adalah hal yang sangat urgen untuk dipelajari, Karena dalam pendidikan
sejarah terdapat tujuan yang secara tidak langsung dapat membentuk
karakter peserta didik. tujuan dari pendidikan sejarah diantaranya: (1)
mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara kronologis, kritis,
dan kreatif; (2) membangun kesadaran serta kepedulian sosial; (3)
mengembangkan semangat nasionalisme; (4) membangun sikap jujur,
kerja keras, serta bertanggungjawab; (5) memupuk rasa ingin tahu; (6)
mengembangkan nilai dan sikap kepahlawanan serta kepemimpinan; (7)
mengembangkan kemampuan berkomunikasi; dan (8) mengembangkan
kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan mengkomunikasikan
informasi.2

Peranan guru juga menjadi sangat penting dalam membentuk sikap


nasionalisme pada siswa. sikap nasionalisme adalah sikap yang harus
dimiliki setiap orang khususnya siswa sehingga menjadi modal penting
dalam rangka menjaga kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Di
dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru tidak hanya bertindak untuk
sekedar menyampaikan materi saja, namun dia juga harus memiliki usaha
ataupun strategi agar materi yang disampaikan dapat merasuk kedalam
jiwa dan mampu menumbuhkan sikap dan semangat nasionalisme siswa.

2
Idha Winarsih dkk.”Peranan Pembelajaran Sejarah dalam Penanaman Nilai Karakter Religius
dan Nasionalisme di MAN Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017” Indonesian Journal of History
Education 5 (2) (2017) Hal. 43.

3
Berdasar latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya maka peneliti merumuskan judul Strategi Guru dalam
menanamkan karakter Nasionalisme pada mata pelajaran Sejarah kelas X
MA Tarbiyatul Mubtadiin Gajah Demak

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas,dijelaskan bahwa


focus penelitian ini adalah strategi yang dilakukan guru dalam
menanamkan karakter nasionalisme pada mata pelajaran sejarah kelas X di
MA Tarbiyatul Mubtadiin

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pelaksanaan penanaman karakter nasionalisme


pada mata pelajaran Sejarah kelas X di MA Tarbiyatul Mubtadiin

2. Bagaimana strategi guru dalam menanamkan karakter nasionalisme


pada mata pelajaran sejarah Kelas X di MA Tarbiyatul Mubtadiin
Gajah Demak?

3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan karakter


nasionalisme pada mata pelajaran sejarah kelas X di MA Tarbiyatul
Mubtadiin Gajah Demak?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan penanaman karakter nasionalisme


pada mata pelajara sejarah di MA Tarbiyatul Mubtadiin

2. Menjelaskan Strategi Guru Dalam menanamkan karakter nasionalisme


pada mata pelajaran sejarah di MA Tarbiyatul Mubtadiin

3. Mendeskripsikan Kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan


karakter nasionalisme melalui mata pelajaran sejarah di MA Tarbiyatul
Mubtadiin

4
E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang


strategi yang dapat digunakan seorang guru dalam menanamkan
karakter nasionalisme melalui mata pelajaran sejarah di tingkat
SMA/MA

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi baik bagi peserta


didik,guru,maupun lembaga pendidikan atau sekolah, serta dapat
dijadikan refrensi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan strategi
penanaman karakter nasionalisme di sekolahan.

BAB II

KERANGKA TEORI

5
A. Teori yang terkait dengan judul

1. Konsep Strategi pembelajaran

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang


dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu, Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, Kata strategi memiliki arti sebagai
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus (yang diinginkan).3 Jadi startegi adalah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk memberikan suatu keadaan yang kondusif
kepada siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan dari suatu
pembelajaran. menurut stoner dan sirait ciri-ciri strategi adalah :
(1)Wawasan waktu, (2)Dampak, (3)pemusatan upaya,(4) pola
keputusan, dan (5) peresapan.

Kemudian Definisi dari Strategi pembelajaran merupakan


kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang aktif dan efisien meliputi
sifat,lingkup,urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada siswa.

Strategi pembelajaran tidak hanya terdiri atas semua komponen


serta prosedur yang dibutuhkan di dalam kegiatan belajar mengajar
dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu karena perbedaan tujuan
setiap mata pelajaran tentu membutuhkan strategi pembelajaran yang
berbeda juga.4

2. Internalisasi nilai

Internalisasi merupakan upaya menghayati dan mendalami


nilai,agar nilai yang dipelajari mampu tertanam kuat ke dalam diri

3
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,2008 Hlm 1340.
4
Dr.Hamdani Strategi belajar mengajar (Bandung:Pustaka setya 2011) hal. 19.

6
manusia,sehingga internalisasi sikap nasionalisme yang tertanam kuat
di dalam diri setiap siswa kemudian disadari oleh masing-masing
siswa, sehingga menuntun kepada sebuah sikap,tingkah laku dan
perbuatan moral seseorang atau peserta didik untuk berperilaku yang
mencerminkan pada sikap nasionalisme.

Menurut sofa internalisasi adalah learning of values or


attitudes,that’s is incorporated within yourself, internalisasi
merupakan suatu proses memasukkan nilai yang semla berada
diluar,agar tergabung kedalam pemikiran serta tindakan seseorang
sehingga nilai tersebut menjadi milik orang tersebut, di dalam suatu
proses pembelajaran internalisasi merupakan suatu bagian dari suatu
proses pembelajaran,karena peserta didik selama proses
perkembangannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungan yang
ada disekitarnya.

3. Karakter Nasionalisme

Secara Bahasa Karakter merupakan kualitas moral atau


mental,kekuatan moral,nama atau reputasi. Sedangkan secara istilah
atau terminology menurut samsuri Karakter ialah suatu nilai-nilai dan
kepribadian yang melekat dan menjadi suatu cerminan kerpibadian
secara utuh dari seseorang.

Karakter Merupakan sesuatu yang amat penting bagi


tercapainya tujuan hidup, kesuksesan hidup seseorang ditentukan oleh
ilmu pengetahuan dan kemampuan teknis(Hard Skill) yang dapat kita
peroleh melalui pendidikan. Namun disamping itu kemampuan soft
skill/kemampuan dalam mengelola diri sendiri juga mempunyai peran
yang sangat besar dalam mencapai kesuksesan.hal ini sesuai dengan
riset dari Harvard university di amerika yang yang menyatakan bahwa
pengaruh dari soft skill 80% dan hard Skill adalah 20%. Hal ini
menandakan bahwa pendidikan dan pengembangan soft skill termasuk

7
dalam mendidik karakter merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk dikembangkan.

Nasionalisme merupakan paham yang menciptakan serta


mempertahankan kedaulatan Negara untuk mewujudkan suatu konsep
identitas bersama sekelompok masyarakat yang memliki cita-cita dan
tujuan yang sama. Nasionalisme juga merupakan suatu sikap untuk
memperjuangkan dan mempertahankan suatu Negara baik secara
internal maupun eksternal.

karakter nasionalis ialah cara bersikap, berpikir, dan berbuat


yang menunjukkan kepedulian, kesetiaan, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik suatu bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Subnilai nasionalis
antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman
budaya, suku,dan agama.

dalam hal ini orang yang telah memiliki karakter nasionalisme


dalam dirinya dapat ditandai dengan ciri-ciri tertentu, diantaranya :

a) Rela berkorban untuk bangsa dan Negara


b) Cinta tanah air dan bangsa
c) Selalu menjunjung tinggi nama bangsa Indonesia
d) Merasa bangga sebagai warga Negara dan bangsa Indonesia
e) Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan
pribadi maupun kelompok tertentu.5
Pendidikan nasionalisme sudah seharusnya kita tanamkan
kepada generasi muda untuk membentuk generasi penerus yang cinta

5
Zeni Firdaus sa’diyah “Internalisasi sikap nasionalisme siswa melalui pembelajaran IPS Di
MTsN 8 Blitar”. UIN Maulana Malik Ibrahim, 2019 hlm 35.

8
akan tanah airnya,memperjuangkan dan mempertahankan bangsa dan
Negara, dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh generasi
pendahulunya.

4. Definisi Pendidikan sejarah

Istilah sejarah sebenarnya berasal dari kosa kata arab syajara


yang berarti terjadi, syajarah yang berarti pohon, dalam Bahasa
inggris history yang diambil dari istilah yunani historia yang berarti
informasi atau penelitian yang ditujukan untuk memperoleh
kebenaran. Pendidikan sejarah merupakan kombinasi Antara aktivitas
kegiatan belajar mengajar yang mendalami suatu peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa lampau. Pembelajaran sejarah adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman terkait peristiwa masa lalu,
sehingga mereka dapat mengambil sebuah sikap,tindakan, maupun
bertingkah laku dengan bijaksana setelah memperoleh pengalaman
dari masa lalu.

Belakangan kebudayaan Indonesia dipandang oleh generasi


muda sebagai budaya yang kuno dan ketinggalan zaman, anak muda
sekarang sangat suka mengadopsi budaya asing yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, mulai dari gaya rambut,cara
berpakaian,penggunaan produk asing juga sangat menjamur
dikalangan anak muda. di era milenial seperti sekarang ini pendidikan
sejarah perlu ditekankan secara mendalam karena dinilai efektif
sebagai salah satu upaya dalam mengembalikan karakter dan jati diri
suatu bangsa, oleh sebab itu karakter nasionalisme juga dapat kita
tanamkan melalui proses pembelajaran pendidikan sejarah, agar
mampu menciptakan generasi muda yang mencintai negerinya sendiri,
hidup yang penuh moral dan etika, serta mampu menjunjung harkat
dan martabat bangsanya sendiri.

9
B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan wira firmansyah,dan dyah


kumalasari yang dilaksanakan pada bulan November 2014 - April
2015 yang berjudul penanaman nilai-nilai nasionalisme melalui
pembelajaran sejarah diSMA Kebangsaan Yogyakarta, Subjek
penelitian adalah Kepala sekolah,dan Guru sejarah dan 6 orang siswa
di SMA Kebangsaan. dengan metode penelitian kualitatif naturalistic.
Pengmpulan data melalui observasi dan wawancara, serta Teknik
analisis data bersifat analisis interaktif melalui triangualsi sumber

Skripsi dari Zeni Faridatus sa’diyah berjudul Internalisasi


sikap nasionalisme melalui pembelajaran IPS di MTs n 8 Blitar. Objek
penelitian adalah siswa kelas VII,VIII, dan IX MTsN 8 Blitar, dengan
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif, dan focus penelitian
strategi mentransformasikan sikap nasionalisme dan religious melalui
mata pelajaran sejarah.

Jurnal tentang Peranan Pembelajaran Sejarah dalam


Penanaman Nilai Karakter Religius dan Nasionalisme di MAN
Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017 Dengan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Focus penelitian sikap-sikap religious dan
nasionalisme yang dimuculkan siswa melalui proram-program yang
diterapkan di sekolah.

Skripsi Dwi Isnah Kusumaningrum yang berjudul Strategi


Guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran
Sejarah Indonesia di Kelas XI SMA Negeri 4 Malang Tahun 2017,
dengan subjek penelitian Siswa Kelas XI, dengan metode penelitian
kualitatif. Dan focus penelitiannya pada penanaman nilai—nilai
karakter yang dilakukan guru sejarah melalui mata pelajaran sejarah

C. Kerangka Berfikir

10
Kerangka pikir dalam penelitian ini memiliki tujuan sebagai arahan
dalam penelitian untuk memahami alur pemikiran sehingga analisis yang
dilakukan lebih sistematis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Nilai
nasionalisme sangat diperlukan bagi pembentukan kepribadian siswa.
Sejarah dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dalam pembentukan
kesadaran sejarah sehingga mampu menumbuhkan semangat nasionalisme
peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan guru sejarah dalam menanamkan
sikap nasionalisme pada siswa.
Untuk itu, penelitian ini berusaha mengetahui strategi yang
dilakukan guru dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme, peran
peraturan sekolah dalam penanaman nasionaisme, hambatan yang dihadapi
serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran sejarah yang berlangsung.
Hal tersebut cukup menarik untuk diteliti oleh peneliti agar mendapatkan
sebuah penemuan yang sebelumnya belum pernah diteliti. Secara
sederhana, kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam
skema sebagai berikut

Strategi Guru

11
Karakter Pendidikan sejarah
Nasionalisme

Siswa kelas X

Hasil Penanaman
Karakter Nasionalisme

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan

12
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah. (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode studi kasus, yaitu
meneliti tentang suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada
suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa atau
sekelompok individu yang ada dalam keadaan atau kondisi tertentu.
Alasan peneliti menggunakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
memberi gambaran tentang penanaman karakter nasionalisme melalui
mata pelajaran sejarah di kelas X MA Tarbiyatul Mubtadiin

B. Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi:
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA Tarbiyatul Mubtadiin Kecamatan
Gajah Kabupaten Demak, mengenai penanaman karakter nasionalisme
melalui mata pelajaran sejarah di kelas X.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 dan waktu penelitian ini
mengacu pada kalender akademik sekolah.

C. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam
memberikan informasi untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat atau yang

13
berada dilingkungan tempat peneliti sedang melakukan penelitian yaitu
siswa, guru, dan kepala sekolah.
Dalam Pengambilan subjek, penelitian ini menggunakan cara Snowball
Sampling, yaitu penentuan sampel yang mula-mula jumahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lamalama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data
yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

D. Sumber Data
1. Sumber data primer
Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang mengenai
pelaksanaan penanaman karakter nasionalisme yang dilaksanakan
di MA Tarbiyatul Mubtadiin
b. Hasil wawancara dengan guru Sejarah, tentang strategi dalam
penanaman karakter nasionalisme melalui mata pelajaran sejarah di
Kelas X MA Tarbiyatul Mubtadiin.
c. Hasil wawancara dengan siswa kelas X MA Tarbiyatul Mubtadiin
2. Sumber data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah:
a. Sejarah dan visi dan misi MA Tarbiyatul Mubtadiin
b. Keadaan guru dan keadaan siswa di MA Tarbiyatul Mubtadiin.
c. Keadaan sarana dan prasarana di MA Tarbiyatul Mubtadiin.
d. Foto atau gambar untuk memperoleh data yang tidak dapat
ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti
penguatan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

14
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

F. Pengujian Keabsahan Data


Keabsahan merupakam konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitas) dan kendala (realibilitas). Dalam penelitian ini
peneliti menguji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji
kredibilitas data atau kepercayaam terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi dan
kecukupan referensi adapun sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketekunan
Teknik ini dimakhsudkan untuk melakukan pengamatan secara lebih
cermat. Penguji kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini
dilakukan dengan cara peneliti membaca keseluruhan catatan hasil
penelitian dengan cermat.
2. Triangulasi
Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan dat
yang berbeda beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Triangulasi dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan teknik yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik , dimana data yang
diambil menggunakan berbagai macam teknik. Dalam penelitian ini
peneliti berusaha membuktikan data dari hasil wawancara, observasi,
dan dokumentasi.

3. Kecukupan referensial
Dalam penelitian ini data hasil wawancara didukung dengan
menggunakan rekaman wawancara. Selain itu juga digunakan data data
yang dilengkapi dengan foto atau gambar dokumen, sehingga data
lebih dapat dipercaya.

15
Kecukupan referensial membantu peneliti dalam wawancara dengan
informan dan mengamati fenomena yang terjadi sesuai fokus peneliti
dengan mengambil gambar.

G. Teknik Analisis Data


Ada beberapa elemen penting dalam analisis data kualitatif yang perlu
dilakukan dalam melakukan kegiatan analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman yang mencakup sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data yakni proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
sedemikian rupa hingga kumpulan-kumpulan finalnya dapat ditarik
dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data yakni proses sebagai sekumpulan iformasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
3. Menarik kesimpulan
Pada tahap penarikan kesimpulan, peneliti sudah membuat
kategorikategori, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasikonfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
4. Verifikasi
Peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulkan untuk
mencari pola, tema, gubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul
dan sebagainya dari data yang diperolehnya untuk diambil
kesimpualan. Data yang telah disimpulkan senantiasa harus verifikasi
selama penelitian berlangsung. Verifikasi merupakan pemeriksaan

16
tentang kebenaran suatu laporan, untuk mencapai inter subjektif
consensus yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas.

17
Daftar Pustaka

Winarsih ,Idha .Dkk.”Peranan Pembelajaran Sejarah Dalam Penanaman Nilai


Karakter Religius Dan Nasionalisme Di MAN Temanggung
Tahun Ajaran 2016/2017” Indonesian Journal Of History
Education 5 (2) (2017) Hal. 43.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi


Keempat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2008 Hlm 1340.

Hamdani.” Strategi Belajar Mengajar” (Bandung:Pustaka Setya 2011) Hal. 19.

Sa’diyah ,Zeni Firdaus. “Internalisasi Sikap Nasionalisme Siswa Melalui


Pembelajaran IPS Di Mtsn 8 Blitar”. UIN Maulana Malik
Ibrahim, 2019 Hlm 35.

18

Anda mungkin juga menyukai