Cover
Disusun oleh:
Ahmad Shofie Muntaha
NIM 1810910113
1
Jainudin Abdillah, “Peran Guru Dalam Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Pada Siswa Smp
Negeri 1 Babang Kecamatan Bacan Timur”. Edukasi : Jurnal Pendidikan Vol. 13 No.2 Juni 2015.
Hal. 463.
2
dibuktikan Dengan Banyaknya Remaja yang cenderung bersikap
individualis dan mementingkan egoism diri sendiri. Hal itu disebabkan
meluasnya pengaruh budaya luar yang menuntun generasi muda Indonesia
meniru kehidupan yang jauh dari nilai-nilai masyarakat Indonesia perilaku
konsumtif,hedon,cara berpakaian serta perilaku mereka sudah jauh dari jati
dirinya sednri.
Dalam menyikapi hal tersebut itulah pendidikan harus hadir dan berusaha
mengatasi permasalahan yang terjadi, Oleh sebab itu pendidikan Sejarah
adalah hal yang sangat urgen untuk dipelajari, Karena dalam pendidikan
sejarah terdapat tujuan yang secara tidak langsung dapat membentuk
karakter peserta didik. tujuan dari pendidikan sejarah diantaranya: (1)
mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara kronologis, kritis,
dan kreatif; (2) membangun kesadaran serta kepedulian sosial; (3)
mengembangkan semangat nasionalisme; (4) membangun sikap jujur,
kerja keras, serta bertanggungjawab; (5) memupuk rasa ingin tahu; (6)
mengembangkan nilai dan sikap kepahlawanan serta kepemimpinan; (7)
mengembangkan kemampuan berkomunikasi; dan (8) mengembangkan
kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan mengkomunikasikan
informasi.2
2
Idha Winarsih dkk.”Peranan Pembelajaran Sejarah dalam Penanaman Nilai Karakter Religius
dan Nasionalisme di MAN Temanggung Tahun Ajaran 2016/2017” Indonesian Journal of History
Education 5 (2) (2017) Hal. 43.
3
Berdasar latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya maka peneliti merumuskan judul Strategi Guru dalam
menanamkan karakter Nasionalisme pada mata pelajaran Sejarah kelas X
MA Tarbiyatul Mubtadiin Gajah Demak
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
4
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
2. Manfaat Praktis
BAB II
KERANGKA TEORI
5
A. Teori yang terkait dengan judul
2. Internalisasi nilai
3
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,2008 Hlm 1340.
4
Dr.Hamdani Strategi belajar mengajar (Bandung:Pustaka setya 2011) hal. 19.
6
manusia,sehingga internalisasi sikap nasionalisme yang tertanam kuat
di dalam diri setiap siswa kemudian disadari oleh masing-masing
siswa, sehingga menuntun kepada sebuah sikap,tingkah laku dan
perbuatan moral seseorang atau peserta didik untuk berperilaku yang
mencerminkan pada sikap nasionalisme.
3. Karakter Nasionalisme
7
dalam mendidik karakter merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk dikembangkan.
5
Zeni Firdaus sa’diyah “Internalisasi sikap nasionalisme siswa melalui pembelajaran IPS Di
MTsN 8 Blitar”. UIN Maulana Malik Ibrahim, 2019 hlm 35.
8
akan tanah airnya,memperjuangkan dan mempertahankan bangsa dan
Negara, dan melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh generasi
pendahulunya.
9
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berfikir
10
Kerangka pikir dalam penelitian ini memiliki tujuan sebagai arahan
dalam penelitian untuk memahami alur pemikiran sehingga analisis yang
dilakukan lebih sistematis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Nilai
nasionalisme sangat diperlukan bagi pembentukan kepribadian siswa.
Sejarah dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dalam pembentukan
kesadaran sejarah sehingga mampu menumbuhkan semangat nasionalisme
peserta didik. Oleh karena itu dibutuhkan guru sejarah dalam menanamkan
sikap nasionalisme pada siswa.
Untuk itu, penelitian ini berusaha mengetahui strategi yang
dilakukan guru dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme, peran
peraturan sekolah dalam penanaman nasionaisme, hambatan yang dihadapi
serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran sejarah yang berlangsung.
Hal tersebut cukup menarik untuk diteliti oleh peneliti agar mendapatkan
sebuah penemuan yang sebelumnya belum pernah diteliti. Secara
sederhana, kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan dalam
skema sebagai berikut
Strategi Guru
11
Karakter Pendidikan sejarah
Nasionalisme
Siswa kelas X
Hasil Penanaman
Karakter Nasionalisme
BAB III
METODE PENELITIAN
12
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah. (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode studi kasus, yaitu
meneliti tentang suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam
masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar
belakang, keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada
suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa atau
sekelompok individu yang ada dalam keadaan atau kondisi tertentu.
Alasan peneliti menggunakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
memberi gambaran tentang penanaman karakter nasionalisme melalui
mata pelajaran sejarah di kelas X MA Tarbiyatul Mubtadiin
B. Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi:
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MA Tarbiyatul Mubtadiin Kecamatan
Gajah Kabupaten Demak, mengenai penanaman karakter nasionalisme
melalui mata pelajaran sejarah di kelas X.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 dan waktu penelitian ini
mengacu pada kalender akademik sekolah.
C. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam
memberikan informasi untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat atau yang
13
berada dilingkungan tempat peneliti sedang melakukan penelitian yaitu
siswa, guru, dan kepala sekolah.
Dalam Pengambilan subjek, penelitian ini menggunakan cara Snowball
Sampling, yaitu penentuan sampel yang mula-mula jumahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lamalama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data
yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
D. Sumber Data
1. Sumber data primer
Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang mengenai
pelaksanaan penanaman karakter nasionalisme yang dilaksanakan
di MA Tarbiyatul Mubtadiin
b. Hasil wawancara dengan guru Sejarah, tentang strategi dalam
penanaman karakter nasionalisme melalui mata pelajaran sejarah di
Kelas X MA Tarbiyatul Mubtadiin.
c. Hasil wawancara dengan siswa kelas X MA Tarbiyatul Mubtadiin
2. Sumber data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah:
a. Sejarah dan visi dan misi MA Tarbiyatul Mubtadiin
b. Keadaan guru dan keadaan siswa di MA Tarbiyatul Mubtadiin.
c. Keadaan sarana dan prasarana di MA Tarbiyatul Mubtadiin.
d. Foto atau gambar untuk memperoleh data yang tidak dapat
ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti
penguatan penelitian.
14
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Kecukupan referensial
Dalam penelitian ini data hasil wawancara didukung dengan
menggunakan rekaman wawancara. Selain itu juga digunakan data data
yang dilengkapi dengan foto atau gambar dokumen, sehingga data
lebih dapat dipercaya.
15
Kecukupan referensial membantu peneliti dalam wawancara dengan
informan dan mengamati fenomena yang terjadi sesuai fokus peneliti
dengan mengambil gambar.
16
tentang kebenaran suatu laporan, untuk mencapai inter subjektif
consensus yakni persetujuan bersama agar lebih menjamin validitas.
17
Daftar Pustaka
18