Anda di halaman 1dari 7

Vol. 5 – No.

2, year (2021), page 865-871


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Media Pembelajaran di Sekolah Dasar Berbasis Kearifan Lokal


Hutan Mangrove
Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4
1,2,3,4
Prodi PGSD Fakultas Soshum dan Pendidikan Universitas Haji Sumatera Utara
*
Corresponding Author: lestariwiwik201180@gmail.com

Receive: 13/05/2021 Accepted: 23/08/2021 Published: 01/10/2021

Abstrak
Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan aktualisasi pembelajaran yang berorientasi pada penanaman
nilai-nilai budaya dan kebiasaan masyarakat setempat. Dalam hal ini pendekatan etnopedagogi di sekolah
dasar perlu diimplementasikan dengan strategi maupun media pembelajaran inovatif yang mampu menarik
perhatian siswa untuk memahami dan mengaplikasikan kearifan lokal hutan mangrove di Paluh Merbau.
Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan strategi triangulasi konkuren. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa etnopedagogi sebagai pendekatan pembelajaran yang diimplementasikan melalui
kegiatan pembelajaran yang menyajikan media berbasis kearifan lokal lebih efektif. Dalam penggunaan
media berbasis keunggulan lokal hutan mangrove dalam proses pembelajaran diiringi dengan berbagai
aktivitas bermain, sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan etnopedagogi berhasil diterapkan pada
pembelajaran di sekolah dasar jika pelaksanaannya disajikan dengan kegiatan pembelajaran inovatif seperti
media belajar pendukung berbasis kearifan lokal.

Kata Kunci: etnopedagogi, media pembelajaran, sekolah dasar.

Learning Media in Elementary Schools Based on Local Wisdom of Mangrove Forests

Abstract
Education based on local wisdom is the actualization of learning that is oriented towards inculcating the
cultural values and habits of the local community. The ethnopedagogical approach in elementary schools needs
to be implemented with strategies and innovative learning media that are able to give students' attention to
understand and apply local wisdom of the mangrove forest in Paluh Merbau. This study uses a mixed method
with concurrent triangulation strategy. The results showed that ethnopedagogy as a learning approach that
was implemented through learning activities that presented media based on local wisdom was more effective.
The use of media based on local advantages of mangrove forests in the learning process is accompanied by
various play activities, thus creating active, innovative, creative, effective, and fun learning (PAIKEM). This
shows that the ethnopedagogical approach is successfully applied to learning in elementary schools if its
implementation is presented with innovative learning activities such as learning media based on local wisdom.

Keywords: ethnopedagogy, learning media, elementary school.

Pendahuluan yaitu pada bab 3 Ketentuan Umum Pasal


Sistem Pendidikan Nasional 3 tentang Fungsi Pendidikan bahwa,
Indonesia yang memuat tentang “Pendidikan nasional berfungsi
pendidikan berbasis kearifan lokal atau mengembangkan kemampuan dan
disebut dengan istilah etnopedagogi membentuk watak serta peradaban
secara eksplisit dijelaskan dalam UU bangsa yang bermartabat dalam rangka
Republik Indonesia no.20 tahun 2003 mencerdaskan kehidupan bangsa,

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021- 866
(Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4 )

bertujuan untuk berkembangnya potensi ‘membumikan’ ilmu pengetahuan, sikap


peserta didik agar menjadi manusia yang dan keterampilan siswa sebagai bagian
beriman dan bertakwa kepada Tuhan dari produk pendidikan agar kelak
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berguna dan memberikan manfaat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan langsung kepada lingkungan sekitar.
menjadi warga negara yang demokratis Pendidikan di era modern yang seolah
serta bertanggungjawab”. Selanjutnya menjauhkan diri dari konteks lokal
pada pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa dikhawatirkan hanya akan menghasilkan
“Pendidikan diselenggarakan sebagai pribadi-pribadi yang semakin tak acuh
suatu proses pembudayaan dan terhadap kehidupan alam sekitar.
pemberdayaan peserta didik yang Kurikulum pendidikan sekolah dasar
berlangsung sepanjang hayat.” Sehingga sebagai pondasi utama proses
pada hakekatnya pendidikan tidak hanya pembelajaran perlu dikembalikan kepada
bertujuan untuk menciptakan manusia konteks-konteks lokal kedaerahan dalam
Indonesia yang cerdas, tetapi juga segi penyusunan butir butir kompetensi
membentuk manusia Indonesia yang yang diharapkan. Tak cukup hal itu, tentu
berbudaya. Pendidikan tidak hanya pengembangan kurikulum juga perlu
menjadi sarana transfer ilmu memperhatikan lingkungan alam dalam
pengetahuan kepada peserta didik, tetapi konteks keselarasan dengan lingkungan
juga menumbuhkan sikap cinta terhadap alam, dalam artian pendidikan perlu
budaya sendiri. membentuk pribadi yang cinta, peduli
Penerapan kurikulum berbasis dan mau menghargai alam. Pendidikan
kearifan lokal di sekolah dasar saat ini yang berusaha diarahkan kembali ke
menjadi hal yang digandrungi para konteks lingkungan dan kearifan lokal
praktisi pendidikan. Karena selain akan membentuk entitas pribadi siswa
menjadi program nasional, cara ini yang berkarakter serta memiliki
diyakini mampu meningkatkan minat dan keunggulan lokal yang diharapkan akan
hasil belajar siswa. Juliyanti (2017) memberikan kontribusi kepada
berpendapat bahwa “Pemahaman tentang keunggulan nasional bahkan
kurikulum berbasis kearifan lokal itu internasional.”
tidak berbeda jauh dengan kurikulum Berdasarkan berbagai pendapat
yang lain, hanya saja dengan kearifan diatas maka pendidikan nasional saat ini
lokal ini, guru bisa mengembangkan menjadi penentu dalam menyelesaikan
materi-materi yang akan disampaikan ke permasalahan karakter generasi penerus
siswa sehingga siswa mudah memahami bangsa yang saat ini mengalami degradasi
materi tersebut.” Demikian pula dan berada pada titik yang
Muhtarom (2016) menambahkan, mengkhawatirkan. Penerapan
“Proses pembelajaran dalam dunia etnopedagogi di pendidikan dasar adalah
pendidikan harus senantiasa dikaitkan salah satu cara yang mampu
dengan konteks lingkungan kedaerahan menyelesaikan permasalahan ini.
dan kearifan lokal setempat dimana Kurikulum dan penerapan pendidikan
pendidikan tersebut diberikan. Hal ini berbasis kearifan lokal harus segera
penting dilakukan sebagai upaya dilaksanakan sedini mungkin mulai dari

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021- 867
(Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4 )

awal jenjang pendidikan. sangat baik jika diterapkan. Hal ini


Dalam kaitannya dengan disebabkan karena sarana dan prasarana
etnopedagogi ini, diketahui bahwa telah sekolah yang tidak mendukung. Maka
dilakukan berbagai strategi pembelajaran kajian pada penelitian ini membahas
baik oleh guru dan sekolah. Tidak hanya tentang media pembelajaran sebagai
pada kurikulum dan sumber belajar di sarana pendukung penerapan
sekolah, tetapi juga pada semua media pembelajaran berbasis kearifan lokal
pembelajaran yang pendukungnya. Dalam hutan mangrove di Paluh Merbau.
hal ini guru memerlukan berbagai
masukan dalam menentuka pendekatan
Metode
yang akan digunakan untuk mampu
Penelitian dilaksanakan dengan
meningkatkan minat dan hasil belajar menggunakan pendekatan mixed
para siswa. Oktavianti dan Ratnasari methode, yang merupakan pendekatan
(2018) menjelaskan bahwa penelitian yang mengkombinasikan atau
“Etnopedagogi sebagai pendekatan mengasosiasikan bentuk kualitatif dan
pembelajaran yang diimplementasikan kuantitatif (Rachman, 2015). Strategi
melalui kegiatan pembelajaran yang yang digunakan adalah triangulasi
konkuren. Dalam strategi ini, peneliti
menyajikan media berbasis kearifan lokal
mengumpulkan data kuantitatif dan data
lebih efektif. Dalam penggunaan media kualitatif dalam waktu bersamaan pada
berbasis keunggulan lokal seringkali tahap penelitian, kemudian
diiringi dengan berbagai aktivitas membandingkan antara data tersebut
bermain, sehingga menciptakan untuk mengetahui perbedaan atau
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, kombinasi antara data yang satu dengan
dan menyenangkan. Hal ini menunjukkan data lainnya.
Adapun instrumen yang digunakan
bahwa etnopedagogi berhasil
adalah lembar observasi, lembar tes,
diaplikasikan pada pembelajaran di dokumentasi, dan catatan lapangan.
sekolah dasar jika pelaksanaan disajikan Penggunaan lembar observasi dilakukan
dengan kegiatan pembelajaran inovatif secara partisipatif dan ditabulasi dalam
seperti media berbasis kearifan lokal.” bentuk rating scale pada penskoran setiap
Permasalahan dilapangan adalah indikator yang menjadi amatan. Rating
scale (Sugiyono, 2010) ialah data mentah
pada saat kurikulum dan penerapan
yang diperoleh berupa angka yang
pendidikan berbasis kearifan lokal kemudian ditafsirkan secara kualitatif.
diamini oleh semua pihak, tetapi hal Penggunaan instrument tes pada
tersebut tidak serta merta menjadi penelitian ini bertujuan untuk
langkah atau prioritas program di mendapatkan informasi mengenai
berbagai lembaga pendidikan. Masih ada kemampuan siswa dalam memahami
sekolah yang belum menerapkan konsep pembelajaran tematik yang
menerapkan muatan pendidikan kearifan
pembelajaran tersebut. Berdasarkan
lokal. Tes yang diberikan berbentuk
wawancara dengan pengelola sebuah formatif untuk yang tujuannya
sekolah dasar di Paluh Merbau, mengidentifikasi adanya peningkatan
pembelajaran berbasis kearifan lokal pengetahuan dan multiple intelligences
belum diterapkan secara optimal, siswa. Dokumentasi dan catatan lapangan
meskipun mereka menyadari hal tersebut pada penelitian ini dilakukan secara

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021- 868
(Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4 )

cermat pada setiap yang tersirat dan telah disesuaikan dengan Peraturan
tersurat selama proses penelitian untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
memperkuat database. Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
Berdasarkan metode, strategi, 2013 tentang standar proses
dan instrument penelitian yang pembelajaran yang
digunakan, teknik analisa pada data mengimplementasikan pembelajaran
kuantitatif didasarkan pada asumsi dan tematik terpadu bagi pendidikan sekolah
penilaian yang dinyatakan pada data dasar/madrasah ibtidaiyah. Dengan
kuantitatif. Selanjutnya data kuantitatif demikian maka kearifan lokal yang
tersebut dianalisa dengan menggunakan dikembangkan pada media pembelajaran
teknik analisis statistik deskriptif. harus memuat a) kesesuaian dengan
Sementara data kualitatif dianalisis perkembangan peserta didik, b)
dengan menggunakan model analisis kebutuhan kompetensi peserta didik, c)
interaktif. fleksibilitas jenis, bentuk dan pengaturan
waktu penyelenggaraan, dan d)
kebermanfaatan untuk kepentingan
Hasil dan Pembahasan nasional dalam menghadapi tantangan
Konsep kearifan lokal yang global saat ini.
diusung pada penelitian ini adalah konsep Pendidikan berbasis kearifan lokal
kearifan lokal hutan mangrove di Paluh (etnopedagogi) yang tercermin pada
Merbau. Paluh Merbau merupakan daerah penelitian ini dimaksudkan untuk
pesisir yang berada dalam wilayah memperkenalkan, menghargai dan
administrasi Desa Tanjung Rejo menanamkan rasa cinta budaya lokal
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten pada peserta didik. Sartini (2010)
Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara. menyatakan bahwa kearifan lokal
Menurut Utari, dkk (2016), secara umum merupakan gagasan setempat (lokal)
kearifan lokal memiliki ciri dan fungsi yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
yaitu 1) sebagai penanda identitas sebuah bernilai baik yang tertanam dan diikuti
komunitas, 2) sebagai elemen perekat oleh anggota masyarakat. Untuk
kohesi sosial, 3) sebagai unsur budaya mewujudkan hal tersebut, Ridwan (2014)
yang tumbuhdari bawah, eksis dan menambahkan bahwa kurikulum 2013
berkembang dalam masyarakat, bukan dan nilai kearifan-kearifan lokal harus
merupakan sebuah unsur yang menjadi semangat penyempurna dan
dipaksakan dari atas, 4) berfungsi menjadikannya sesuatu hal niscaya bagi
memberikan warna kebersamaan bagi kepanjangan napas pendidikan di
konmunitas tertentu, 5) dapat mengubah Indonesia, sebagai penciptaan kekuatan
pola piker dan hubungan timbal balik masa depan pendidikan yang arif dan
individu dan kelompok dengan berkeadaban.
meletakkannya di atas common ground, 6) Hutan mangrove sebagai bagian
mampu mendorong terbangunnya dari kehidupan masyarakat Paluh Merbau
kebersamaan, apresiasi dan mekanisme selama ini menjadi sumber penghidupan
bersama untuk mempertahankan diri dari tidak hanya bagi manusia, tetapi juga
kemungkinan terjadinya gangguan atau flora dan fauna yang ada di dalamnya.
perusak solidaritas kelompok komunitas Selama ini masyarakat memanfaatkan
yang utuh dan terintegrasi. hutan mangrove sebagai sumber mata
Prinsip-prinsip pembelajaran pencaharian atau produsen utama
tematik berdasarkan kurikulum 2013 kepiting laut, kerang batu, bare, ikan
yang fokus pada penggunaan media bedukang, buah berembang, daun jeruju,
pembelajaran dalam bentuk permainan dan lain-lain. Kebermanfaatan hutan

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021- 869
(Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4 )

mangrove di Paluh Merbau sangat hutan mangrove sejak dini kepada


dirasakan oleh masyarakat selama lebih peserta didik generasi penerus akan
dari satu dekade. Namun kini kearifan lokal daerahnya. Penelitian ini
keberadaaan hutan Mangrove di Paluh kemudian merujuk pada kondisi tersebut
Merbau terancam oleh semakin dalam mengembangkan media
banyaknya masyarakat yang membangun pembelajaran berbasis kearifan lokal
tambak secara tidak terkontrol. Imbas hutan mangrove.
dari hal ini adalah terjadinya abrasi yang Dalam tujuannya menumbuhkan
berkepanjangan di beberapa titik hutan kepedulian dan kecintaan pada
mangrove yang telah gundul dan telah lingkungan daerah, serta kebanggaan
diubah menjadi tambak rakyat. Dalam hal akan local wisdom hutan mangrove,
ini peran pendidikan menjadi sangat berikut ini dijelaskan kompetensi dasar
strategis dalam mengenalkan dan pembelajaran tematik kurikulum 2013 di
menumbuhkan kepedulian dan cinta kelas IV Sekolah Dasar.
lingkungan terutama terkait eksistensi

[1] Table 1. Kompetensi Dasar Kelas IV SD/MI

Muatan Pengetahuan Keterampilan


IPA 3.8. Memahami pentingnya 4.8. Melakukan kegiatan upaya
upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam
pelestraian sumber daya alam di bersama orang-orang di-
lingkungannya. lingkungannya.
IPS 3.3. Mengidentifikasi kegiatan 4.3. Menyajikan hasil identifikasi
ekonomi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat di bidang meningkatkan kehidupan
pekerjaan, sosial, dan budaya di masyarakat di bidang pekerjaan,
lingkungan sekitar sampai sosial, dan budaya di lingkungan
dengan provinsi. sekitar sampai dengan provinsi.
Bahasa 3.1. Mencermati gagasan pokok 4.1. Menata informasi yang
Indonesia dan gagasan pendukung yang didapat dari teks berdasar
diperoleh dari teks lisan, tulis, keterhubungan antar gagasan ke
atau visual. dalam kerangka tulis.
Matematika 3.9. Menjelaskan dan 4.9. Menyelesaikan masalah
menentukan keliling dan luas berkaitan dengan keliling dan
daerah persegi, persegipanjang, luas daerah persegi,
dan segitiga. persegipanjang, dan segitiga.
PPKn 3.4. Mendeskripsikan berbagai 4.4. Bekerjasama dalam
bentuk keberagaman suku keberagaman suku bangsa,
bangsa, sosial, dan budaya di sosial, dan budaya dalam
Indonesia yang terikat persatuan masyarakat.
dan kesatuan.
Berdasarkan tabel kompetensi dasar tersebut jawaban dari setiap pertanyaan. Permainan ini
diatas, media pembelajaran berbasis kearifan dapat dimainkan secara berkelompok maupun
lokal tersebut berupa permainan teka teki individu. Namun untuk semakin
silang (TTS). Komponen yang terdapat pada menumbuhkan rasa kebersamaan dan jalinan
permainan ini ialah sejumlah pertanyaan kerjasama antar siswa, maka permainan ini
mendatar dan menurun beserta kotak jawab dimainkan secara berkelompok. Maka untuk
sebanyak jumlah huruf pada kosa kata Langkah pertama, guru membagi kelas ke

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021- 870
(Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4 )

dalam beberapa kelompok siswa. Jika jumlah dilakukan sebanyak empat kali selama dua
siswa sebanyak 21 orang di kelas IV, maka minggu proses pembelajaran berlangsung.
setiap kelompok (baik kelompok A , B, dan C) Selain itu melalui pendapat dan
terdiri dari 7 anggota. Dan kelompok yang komentar yang disampaikan siswa kepada
paling banyak memberikan jawaban yang guru setiap kali berakhirnya pembelajaran,
benar akan menjadi kelompok pemenang. mereka berharap supaya penggunaan media
Langkah kedua, guru menuliskan dan permainan TTS ini juga dilakukan di tema-
menggambarkan di whiteboard kotak-kotak tema pembelajaran lainnya agar belajar
jawaban yang disediakan sesuai pertanyaan menjadi semakin menyenangkan. Dengan
dalam kelompok mendatar maupun menurun. demikian dapat dikatakan bahwa siswa
Kemudian guru menjadi menjadi pemandu menikmati proses belajar yang menyenangkan
yang menjelaskan pertanyaan sesuai urutan, secara natural (joyfull learning). Hal ini
sekaligus juri yang mencatat skor perolehan berkaitan dengan kemampuan guru sebagai
jawaban setiap kelompok. Skor untuk setiap fasilitator utama menerapkan pembelajaran
jawaban yang benar adalah 10 poin. aktif inovatif kreatif dan menyenangkan
Peraturan pada permainan ini adalah, (PAIKEM) sehingga permasalahan yang kerap
kelompok yang diberi kesempatan menjawab terjadi dalam proses pembelajaran dapat
adalah kelompok yang lebih dahulu diatasi dengan baik.
membunyikan lonceng. Jawaban yang
diberikan kelompok sebelum membunyikan Kesimpulan
lonceng dianggap batal. Pemandu berhak Penelitian mengenai etnopedagogi ini
menunjuk kelompok lain untuk menjawab, jika yang mengusung local wisdom hutan
kelompok sebelumnya menjawab dengan mangrove dengan menggunakan media
menjawab yang salah. Permainan di anggap permainan teka teki silang (TTS). Cara ini
selesai jika seluruh kotak telah terisi. Kegiatan selain berhasil mengenalkan kepada siswa
pembelajaran dengan menggunakan media tentang kearifan lokal daerahnya, juga
permainan TTS ini dilakukan sebanyak empat sekaligus berhasil membantu siswa
kali selama dua minggu proses pembelajaran memahami muatan materi yang disajikan pada
luring di kelas IV SDN 107396 Paluh Merbau. pembelajaran tematik di kelas IV sekolah
Hasil penerapan media pembelajaran dasar. Siswa mampu menemukan dan
berupa permainan teka teki silang (TTS) pada memahami pesan-pesan kearifan lokal dan
siswa kelas IV SDN 107396 Paluh Merbau ini penanaman sikap peduli dan cinta lingkungan
menunjukkan bahwa siswa mengenal dan melalui pembelajaran yang aktif, inovatif,
bangga dengan kearifan lokal daerahnya kreatif dan menyenangkan. Siswa selain
mencapai keberhasilan. Kesan yang memahami muatan dan pesan-pesan local
ditampakkan siswa pada pembelajaran wisdom, juga menyatakan keinginannya untuk
tematik menggunakan media permainan teka terlibat dan menjadi bagian dari upaya
teki silang (TTS) adalah mereka menyelamatkan hutan mangrove yang
melaksanakannya dengan gembira selayaknya menopang kehidupan di Paluh Merbau agar
sedang bermain. Sesekali kegiatan belajar ini kembali lestari seperti sedia kala. Hutan
diselingi dengan canda tawa dan kelucuan dari Mangrove tidak hanya melindungi masyarakat
masing masing kelompok saat mereka berhasil Paluh Merbau dari bahaya abrasi tetapi juga
menjawab dengan benar hampir semua dari segi ekonomi, sosial, dan budayanya.
pertanyaan. Dan walaupun proses belajar
dilakukan dengan cara bermain, namun para Referensi
siswa merasakan betul manfaat serta [1] Juliyanti, T T. (2017). Penerapan
menunjukkan kepedulian mereka pada local Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal Di
wisdom hutan mangrove. Hal ini dapat
Kelas VI SD Negeri Sendangsari
disimpulkan dari kegiatan permainan yang
Pajangan Bantul Daerah Istimewa

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021- 871
(Wiwik Lestari1*, Vivi Uvaira Hasibuan2, Stelly Martha Lova3, Fitri Yani4 )

Yogyakarta. Sumber: Negeri 101828 Medan. Jurnal Pendidikan,


http://repository.upy.ac.id/1633/1/Ar 3(1), 35-45.
tikel.pdf. Diakses: 25 Oktober 2021.
[2] Muhtarom, T. (2016). Urgensi
Pengembangan Kurikulum Sekolah
Dasar Berbasis Kearifan Lokal
Berwawasan Lingkungan Dalam Upaya
Pembentukan Pribadi Manusia Yang
Berkarakter. Seminar Nasional PGSD
Universitas PGRI Yogyakarta. Sumber:
http://repository.upy.ac.id/1269/. Diakses:
25 Oktober 2021.
[3] Oktavianti, I, & Ratnasari, Y. (2018).
Etopedagogi Dalam Pembelajaran di Sekolah
Dasar Melalui Media Berbasis Kearifan Lokal.
Jurnal Refleksi Edukatif 8 (2) 2018, hal.149-
154.
[4] Rachman, M. (2015). Pendekatan Penelitian:
Kuantitatif, Kualitatif, Mixed, PTK dan R & D.
Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.
[5] Ridwan, M. (2014). Kurikulum 2013 dan
Pendidikan Nilai Kearifan Lokal di Sekolah
Dasar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
tema Implementasi Kurikulum 2013 dan
Problematikanya, Pascasarjana UNESA Tahun
2014, hal.102-108.
[6] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
[7] Utari, U., dkk. (2016). Pembelajaran Tematik
Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar
Dalam Menghadapi Masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA). Jurnal Teori dan Praksis
Pembelajaran IPS. , 1 (1), hal. 39-44.

[8] Juniati, E dan Widianti, T. (2015).


Pengembangan Buku Saku Berbasis Mind
Mapping dan Multiple Intelligences Materi
Jamur di SMA Negeri 1 Slawi. Journal of
Biology Education, Universitas Negeri
Semarang, 4(1), 37-44.
[9] Sugiyono. (2020). Metode
PenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung. Alfabeta.
[10] Hidayati. (2016). Pengembangan Buku
Saku Sebagai Media Pembelajaran di SD

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai