Artikel ini membahas tentang inventarisasi bahan perpustakaan dan pentingnya

kegiatan ini dalam pengelolaan perpustakaan. Inventarisasi bahan perpustakaan

merupakan tindak lanjut setelah pengadaan koleksi perpustakaan. Setiap bahan
perpustakaan yang dimiliki harus diinventarisasi untuk mencatat dan
mendaftarkannya sebagai milik perpustakaan.

Tujuan dari inventarisasi bahan perpustakaan antara lain adalah untuk mengontrol
kepemilikan bahan pustaka, membuat statistik, mengetahui bahan pustaka yang
sudah dimiliki atau belum dimiliki, mengetahui ragam bahan pustaka yang dimiliki,
mengetahui jumlah koleksi menurut bahasa dan asal perolehan koleksi, mengetahui
jumlah bahan pustaka dalam waktu tertentu dan jumlah bahan pustaka yang hilang,
menjadikan data yang ada sebagai bahan laporan, dan sebagai bahan evaluasi
koleksi/bahan perpustakaan.

Dalam melakukan inventarisasi bahan perpustakaan, langkah-langkah yang dilakukan

meliputi pemeriksaan bahan perpustakaan yang diterima, pengelompokkan bahan
perpustakaan berdasarkan jenis media dan judul, pemberian tanda kepemilikan
perpustakaan pada buku, dan pencatatan data bahan perpustakaan. Inventarisasi
dapat dilakukan secara manual, elektronik, atau terotomasi.

Dalam membuat buku inventaris atau buku induk, perlu disiapkan buku bergaris
ukuran folio dengan kolom-kolom yang mencakup informasi seperti tanggal terima,
nomor induk buku, pengarang, judul, penerbitan, nomor klasifikasi, jumlah buku,
bahasa, asal perolehan, dan keterangan lain yang diperlukan. Stempel kepemilikan
dan stempel inventaris juga digunakan untuk memberi tanda pada buku sebagai
milik perpustakaan.

Artikel ini memberikan gambaran tentang pentingnya inventarisasi bahan

perpustakaan dalam pengelolaan perpustakaan, tujuan inventarisasi, tahapan
inventarisasi, dan cara membuat buku inventaris atau buku induk. Dengan melakukan
inventarisasi yang baik, perpustakaan dapat mengelola koleksi bahan perpustakaan
dengan lebih efektif dan efisien, serta memudahkan dalam menyusun laporan dan
evaluasi koleksi.