Bibliografi ini berasal dari Bahasa Yunani Biblion yang mempunyai arti buku dan
Graphein yang artinya menulis. Maka bibliografi ini dapat diartikan ialah dengan penulisan
buku. Definisi lain dari bibliografi atau disebut juga dengan daftar kepustakaan yakni daftar yang
isinya judul buku, artikel, serta bahan penerbitan lain yang berhubungan dengan suatu karangan
yang sudah diselesaikan.
A. Cantuman Bibliografi
Cantuman bibliografi adalah hal yang sangat penting dalam proses pengawasan
bibliografi dan sarana temu balik informasi. Istilah cantuman bibliografi juga sangat familiar di
kalangan dunia perpustakaan. Pengertian dari cantuman bibliografi itu sendiri adalah wakil
ringkas atau pengganti ringkas dokumen (condensed document representations atau condensed
document surrogates) yang terdiri atas sekelompok data bibliografi yang mengidentifikasi
dokumen. Cantuman bibliografi sendiri adalah hasil dari pengatalogan deskriptif.
3. Edisi
Fungsi utama dari cantuman bibliografi atau document surrogates itu sendiri adalah
representasi dari bentuk utuh dokumen itu sendiri sehingga ketika seseorang pemustaka
menginginkan sebuah informasi, Pencari informasi di perpustakaan bisa melihat katalog yang
isinya dalah cantuman bibliografi paengguna informasi dapat melihat versi mini dari informasi
yang ingin diperoleh, hal ini sangat membantu pencari informasi serta menghemat waktu pencari
informasi dalam memperoleh informasi. Hal ini sesuai dengan salah satu aturan pada five laws of
library science yang dikemukan oleh S.R. Ranganathan yaitu save the time of the reader karena
sebagai seorang pustakawan haruslah membantu pemustaka dalam mencari informasi dan
menghemat waktu dari si pemustaka itu sendiri. Ini adalah salah satu dari tugas seorang
pustakawan.
B. Pengawasan Bibliografi
Dari definisi eli atas clapat disimpulkan bahwa pengawasan bibliografi merupakan suatu
usaha untuk mendaftar (mencatat) semua bentuk bah an ( tercetak maupun non cetak, cliterbitkan
maupun tidak, berbcntuk bahan audio visual, dan bahan-bahan lainnya) yang dapat menambah
khasanah infonnasi dan pengetahuan, dan tujuan akhirnya adalah menyediakan sarana akses yang
efektif bagi para pengguna terhadap bahan atau dokumen-dokumen tersebut.
Tokoh terkenal yang menjadi perintis gerakan pengawasan bibliografi ini adalah Paul
Otlet dan Henri LaFGntame. Mereka bahkan mengharapkan bahwa pengawasan bibliografi tidak
terbatas saja pada buku, tetapi juga mencakup akses ke bagian-bagian dari buku, arlikel dalam
jurnal, laporan penelitian, brosur, paten, pemerintah terbitan, dokumen kearsipan, foto, surat
kabar.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pengawasan bibiografi adalah sebagai berikut:
1. Mengontrol seluruh produk penerbitan yang ada di suatu negara, baik penerbitan
pemerintah maupun swasta. Melalui ini dapat diketahui semua jenis penerbitan tercetak
maupun noncetak.
3. Menyediakan sarana yang efektif bagi pengguna terhadap semua produk penerbitan.
Menurut Hagler (Taylor, 1999: 2-5) setidaknya ada enam fungsi pengawasan bibliografi, yaitu:
d) Menghasilkan daftar informasi sesuai dengan aturan sitasi standar (rule of citation),
misalnya bibliografi, indeks, !catalog perpustakaan, sarana temu !cembali arsip, dan
daftar koleksi museum. Ini penting bagi temu kembali informasi, karena jika seseorang
mencari bahan yang diketahuinya terutama bahan yang _tangible_ dan memerlukan
lokasi fisik, maka ia perlu menemukan di mana bahan tersebut terdaftar. Daftar dimaksud
bisa berbentuk tercetak ataupun berbentuk elektronik.
e) Menyediakan titik akses ke berbagai infonnasi yang tersedia berupa nama pengarang,
judul, atau subjek dan titik akses lainnya yang bermanfaat. Akses kata kunci dapat
disajikan secara otomatis dan dalam format elektronik sehingga dapat di temukan dengan
mencari suatu kata yang terdapat pada kemas elektronik.
1. Pengawasan ini perlu agar informasi rekam dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Kemajuan segala bidang, bidang sains dan teknologi, ilmu sosial, humaniora, maupun
semua aspek kehidupan sehari-hari, sangat tergantung dari adanya sumber pengetahuan
dan informasi yang dikelola dengan baik sehingga dapat diakses dengan mudah dan cepat
diperlukan.
3. Dapat dikatakan bahwa kontrol bibliografi sangat penting untuk mengembangkan dan
memperbarui perpustakaan sebagai user friendly. Selain itu, kontrol bibliografi adalah
alat fundamental untuk koleksi hormat koleksi referensi ilmiah.
Sistem temu kembali informasi merupakan suatu sistem yang menemukan (retrieve)
informasi yang sesuai dengan kebutuhan user dari kumpulan informasi secara otomatis. Prinsip
kerja sistem temu kembali informasi jika ada sebuah kumpulan dokumen dan seorang user yang
memformulasikan sebuah pertanyaan (request atau query). Jawaban dari pertanyaan tersebut
adalah sekumpulan dokumen yang relevan dan membuang dokumen yang tidak relevan (Salton,
1989).
Sistem temu kembali informasi akan mengambil salah satu dari kemungkinan tersebut.
Sistem temu kembali informasi dibagi dalam dua komponen utama yaitu sistem pengindeksan
(indexing) menghasilkan basis data system dan temu kembali merupakan gabungan dari user
interface dan look-up-table. Sistem temu kembali informasi didesain untuk menemukan
dokumen atau informasi yang diperlukan oleh user.
7) Menyempurnakan unjuk kerja sistem berdasarkan umpan balik yangdiberikan oleh user.
Agar adanya standar baku untuk pencatatan dokumen dalam hal ini hasilnya adalah
cantuman bibliografi yang diatur dalam anglo-american catalouging rules atau disingkat AACR.
Hal ini menjelaskan bahwa adanya cantuman bibliografi memenuhi manfaat dari pengawasan
bibliografi. Sedangkan fungsi utama dari pengawasan bibliografi itu sendiri adalah memudahkan
temu kembali informasi.
Perpustakaan nasional merupakan satu lembaga yang bertanggung jawab penuh atas
terselenggaranya pengawasan bibliografi terhadap seluruh terbitan yang ada di negara tersebut.
Karenanya perpustakaan nasional bertanggung jawab untuk memperoleh dan memelihara salinan
dari semua karya-karya penting yang terbit di suatu negara dan berfungsi sebagai perpustakaan
deposit baik di depan hukum maupun di bawah peraturan lainnya. (Sulistiyo Basuki: 1 ).
c) bertanggung jawab atas jasa dan layanan bibliografi negaranya, dan d) menyusun
bibliografi nasional yang up-to date.