Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran
dalam penerbitan Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pustakawan Inpassing sebagai acuan nasional dalam penyelenggaraan Diklat
Pustakawan Inpassing.
Bahan ajar Diklat Pustakawan Inpassing ini diterbitkan ketiga kalinya oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan,
Perpustakaan Nasional RI. Penerbitan ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan diklat yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan.
Terbitnya bahan ajar Diklat Pustakawan Inpassing ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Diklat Pustakawan Inpassing dan sekaligus mampu
meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan perpustakaan di tanah air.
Kami ucapkan terima kasih kepada penyusun, tim penyunting, dan seluruh pihak terkait
yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian bahan ajar diklat ini. Kritik maupun
saran untuk penyempurnaan bahan ajar Diklat Pustakawan Inpassing ini sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya pada terbitan yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN
iii
E. Latihan .................................................................... 52
F. Rangkuman ............................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 67
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kertas secara tidak langsung sangat berperan dalam proses
kerusakan kertas. Pengggunaan rosi, sizing, dan tawas adalah
suatu bahan ditambahkan untuk membantu mempercepat
pengeringan menghasilkan asam belerang yang dapat merusak
kertas. Lignin ditemukan dalam jumlah lebih besar di dalam kayu
lunak (groundwood). Lignin tidak bersifat asam, ketika kertas
terkena cahaya, bahan ini bereaksi dengan campuran lain di
dalam kertas, menyebabkan kertas menjadi rapuh.
2
B. Deskripsi Singkat
C. Manfaat Modul
3
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi dasar
2. Indikator Keberhasilan
4
E. Materi dan Sub Materi Pokok
Materi Pokok :
5
4.1 Pencegahan Kreusakan karena karakteristik Bahan
4.2 Pencegahan kerusakan karena faktor lingkungan
4.3 Pencegahan kerusakan karena biota
4.4 Pencegahan kerusakan karena manusia
4.5 Pencegahan Kerusakan Karena Bencana
5.1 Uji Keasaman Kertas
5.2 Uji tinta Luntur
5.3 Uji kerapuhan Kertas
6.1 Membersihkan debu
6.2 Menghilangkan noda
6.3 Membasmi jamur dan serangga
6.4 Menetralkan keasaman kertas (Deasidifikasi)
6.5 Menambal/menyambung
6.6 Enkapsulasi
F. Petunjuk Belajar
Untuk dapat mengerti, memahami dan mempraktekkan seluruh
materi pembelajaran dalam modul ini, peserta pelatihan
dianjurkan melakukan kegiatan berikut ini :
1. Membaca materi modul secara berurutan dari awal sampai
akhir, dari bab satu sampai bab terakhir. Dengan sistematika
berurut, peserta dapat memahami konsep dan prinsip
manajemen pelestarian dari awal, selanjutnya pendalaman
materi dan praktek yang berkaitan dengan kompetensi
psikomotorik.
6
2. Melakukan self evaluation (evaluasi mandiri) terhadap hasil
belajat mandiri melalui modul ini, pada setiap akhir pokok
bahasan, dengan menjawab kuis atau soal latihan yang telah
disediakan pada setiap akhir pokok bahasan.
3. Melakukan praktek nyata berkaitan dengan materi pelatihan
yang membutuhlan penguasaan keterampilan.
7
8
BAB II
A. Pengertian Pemeliharaan
9
B. Pengertian Perawatan
C. Pengertian Restorasi
10
Kegiatan restorasi adalah yang paling mahal dan memakan
waktu. Dan harus dilakukan oleh orang yang terlatih
(konservator).
D. Pengertian Reproduksi
E. Latihan
F. Rangkuman
11
debu, melakukan penyuluhan pelestarian bagaimana melakukan
pemeliharaan yang benar.
12
BAB III
A. Media Kertas
13
polimerisasi yang lebih rendah dan merupakan senyawa
hemiselulosa.
14
Melihat begitu rentan media kertas terhadap kerusakan
diharapkan setiap perpustakaan memilih buku-buku dengan
kualitas kertas yang bermutu baik agar dapat bertahan lama dan
tidak mudah mengalami proses kerusakan.
15
rekaman. Piringan yang biasa digunakan sebagai koleksi
perpustakaan adalah flopi disk, VCD, CD-ROM dll.
C. Latihan
D. Rangkuman
a. Media Kertas
16
b. Media bukan kertas
17
18
BAB IV
1. Senyawa Asam
19
2. Lignin
3. Tinta
4. Perekat
20
merubah perekat menjadi butiran sehingga akan
perpengaruh terhadap kertas. Selain itu keadaan lembab
akan melemahkan daya rekat, menimbulkan noda pada
kertas.
B. Faktor Lingkungan
21
Kelembaban udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan menimbulkan beberapa masalah. Kombinasi antara
temperatur yang tinggi dan kelembaban yang tinggi akan
menyuburkan pertumbuhan jamur dan serangga. Pada
keadaan kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan
tinta yang larut dalam air akan menyebar dan kertas pada
buku akan saling menempel, yang akan sulit dilepas pada
saat kering. Sebaliknya apabila kelembaban udara terlalu
rendah, menyebabkan kertas menjadi kering dan getas serta
sampul yang terbuat dari kulit akan menjadi keriput.
22
2. Cahaya
3. Polusi Udara
23
oksida bereaksi dengan uap air yang ada di udara
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang dapat
menyebabkan kertas menjadi rapuh. Gas ozon yang ada
pada udara yang terjadi bersamaan dengan terjadinya
halilintar (petir) juga dapat menyebabkan reaksi oksidasi
pada kertas, sehingga kertas menjadi rapuh.
C. Faktor Biota
24
Biota dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: jamur (fungus/
mold); Serangga (silverfish, bookworm, booklice, rayap, kecoa);
dan hewan pengerat (Tikus)
1. Jamur (Fungi/Mold)
2. Serangga
25
a. Silverfish;Lapisma saccharina L. (thysanura)
26
Ada dua tipe rayap, yaitu :
27
d. Ngengat, moth (Lepidoptera)
28
Gambar 6. bookworm
(Sumber : www.historyofscience.com...osler-bookworm.php)
f. Kecoa;Cockroacgh (Dictyoptera;Blattaria)
29
Gambar 7.Kecoa;Cockroach (Dictyoptera;Blattaria)
(Sumber : jakarta.indonetwork.co.idpestcontrol_sssprod)
3. Hewan pengerat
30
menjaga gigi mereka yang tajam. Selain itu urin dan kotoran
tikus dapat menodai kertas serta dapat menimbulkan
penyakit.
D. Faktor Manusia
31
tengkurap (bertumpu pada muka buku) akan menyebabkan
isi buku terlepas dari sampul depan.
32
perpustakaan. Demikian pula halnya dengan penggunaan
karet gelang sebagai pengikat bahan perpustakaan yang
lepas atau rusak, klip dan staples yang mudah berkarat akan
menimbulkan kerusakan pada bahan perpustakaan.
33
E. Faktor Bencana
F. Latihan
34
4. Sebutkan faktor-faktor penyebab kerusakan yang terjadi
karena kesalahan manusia.
G. Rangkuman
35
2. Faktor lingkungan
3. Faktor Biota
4. Faktor manusia
5. Faktor bencana
37
sebaiknya suhu diatur antara 26 - 28 oC untuk mencegah
terjadinya fluktuasi temperatur udara pada siang dan malam
hari, dan suhu tersebut cukup sejuk bagi manusia dan aman
bagi bahan pustaka.
Gambar. 8 Dehumidifier
38
masuk ke ruangan koleksi, memperpendek waktu
pencahayaan dan menghilangkan radiasi ultra violet. Untuk
menghilangkan radiasi UV dari cahaya luar, dapat menggunakan
UV filter film yang direkatkan pada kaca jendela dan pada
lampu dapayt menggunakan UV filter tube yang disarungkan
pada lampu TL. Untuk mencegah kerusakan oleh UV ini,
sebaiknya ruang penyimpanan bahan perpustakaan tidak
lebih dari 75 µwatt/lumen.
39
perpustakaan secara berkala, melakukan pembersihan debu
secara berkala pada tempat penyimpanan bahan perpustakaan,
menurunkan kelembaban udara di ruangan koleksi agar tidak
terlalu lembab serta buku-buku tidak disusun terlalu rapat pada
rak karena dapat menghalangi sirkulasi udara.
40
Rak yang paling bawah sekurang-kurangnya harus berada 10
cm di atas lantai untuk menjaga kemungkinan terkena air jika
ada pipa air yang bocor. Rak buku harus diletakkan pada
ruangan dengan ventilasi yang baik dan jaraknya cukup
supaya dapat mengambil dan mengembalikan buku dengan
leluasa.
41
Gambar 9. Penyunan buku di rak secara vertikal
42
Gambar 10. Laci untuk menyimpan peta/gambar
5. Pameran
43
yang dipamerkan perlu dilindungi dari pencurian dan
vandalisme. Kondisi lingkungan perlu dimonitor untuk
mengetahui tingkat kelembaban dan suhu udara.
6. Penjilidan Kembali
7. Penanganan
44
8. Reproduksi
45
dihubungi pada saat keadaan darurat seperti: pemadam
kebakaran, kepolisian, rumah sakit, dll.
E. Latihan
F. Rangkuman
46
b. Pantulan cahaya dapat dihalangi dengan gorden atau
disaring dengan filter untuk mengurangi radiasi ultra violet.
Buku-buku tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan
jendela.
Kondisi rak harus kuat dan tidak berkarat : simpan buku di rak
dalam kondisi tegak dan ditopang dengan kuat menggunakan
standard buku.jarak antara buku satu dengan yang lain tidak
boleh terlalu rapat harus ada sirkulasi udara. Untuk bahan
perpustakaan berupa lembaran seperti peta atau gambar
sebaikan diletakkan secara mendatar di dalam laci-laci yang
berukuran besar.
47
Pameran sebaiknya diperhatika kondisi ruangan,
pencahayaannya serta temperatur ruangan tersebut agak
koleksi yang dipamerkan tidak rusak.
48
BAB VI
49
menentukan derajat keasaman. Tingginya pH, menandakan
keasaman rendah sementara menurunkan pH, menandakan
keasaman tinggi. Dikatakan netral pada pH 6,7-6.9 dan dikatakan
rapuh apabila pH 6. Berikut ini adalah proses cara penggunaan
indikator universal Sebagai berikut:
1). 2).
3).
50
4)
51
pada permukaan kertas selanjutnya tekan menggunakan blotting
paper atau kapas. Tes yang sama dilakukan untuk memeriksa
kelarutan tinta dalam alkohol. Adanya warna pada kapas atau
blotting paper merupakan bukti tinta tersebut dapat larut.
D. Latihan
52
E. Rangkuman
53
54
BAB VII
BAHAN PERPUSTAKAAN
Indikator Keberhasilan :Setelah mengikuti Pembelajaran ini Peserta
Dapat Menjelaskan teknik (1) membersihkan debu, (2) menghilangkan
noda, (3) membasmi serangga, (4) deasidifikasi serta (4) menambal dan
menyambung.
A. Membersihkan Debu
55
1. Mengurangi nilai estetika, karena debu akan memperburuk
dan mengaburkan informasi pada cetakan, foto dan
mikrofilm/mikrofis.
2. Menggunakan Kuas
3. Karet Penghapus
4. Bubuk penghapus
56
B. Menghilangkan Noda
NODA PELARUT
Glue (lem) Air hangat
Laquer Aseton
Minyak ter Gasoline, benzene, CCL4, pyridine
Cat Campuran alkohol dan aseton
Wax alkohol
Shellac alkohol
Jamur Alkohol, Benzene
Teh dan Kopi Potassium Perborat
Karat Asam Oksalat 5%
Lumpur Air + amonia
Lemak/ minyak Alkohol dan Benzene
Lipstik Asam Tatrat 5%
Varnish Alkohol, Aseton
Bleaching
57
dan dilakukan untuk noda-noda permanen yang sulit dihilangkan
dengan cara sederhana.
Gambar 12 bleaching
C. Membasmi Serangga
58
dalam kantong plastik dan dimasukkan kedalam freezer
dengan temperatur – 30°C selama tiga hari atau -18°C selama
satu sampai dua minggu. Buku dilkeluarkan dari freezer dan
dicairkan (dibawah sampai 0°C selama 8 jam) dan dibiarkan
sampai mencapai suhu kamar.
2. Vacuum
59
Metode pembasmian menggunakan bahan kimia dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
2. Dengan Penyemprotan
3. Fumigasi
60
membunuh jamur dan ada yang khusus untuk membunuh
serangga. Tingkat keracunannya ada yang lemah, sedang dan
kuat dengan pertimbangan cukup untuk membunuh jamur dan
serangga. Fumigant yang umum digunakan di Indonesia
adalah : fumigant yang berbentuk padat thymol crystal dan
phospine. Fumigant yang berbentuk cair formaldehhyde,
carbondisulfide dan carbon tetra chloride yang akan berubah
menjadi uap. Sedangkan yang berbentuk gas methyl bromide.
61
Menambal dan menyambung dilakukan untuk mengisi lubang-
lubang dan bagian yang hilang pada kertas atau menyatukan
kembali kertas yang robek.
F. Enkapsulasi
62
Gambar.14 Enkapsulasi
G. Latihan
H. Rangkuman
63
debu yang melekat pada bahan perpsutakaan,
menggunakan kuas untuk debu-debu yang melekat pada
sela-sela bahan perpustakaan, serta dapat
menggunakan penghapus/bubuk penghapus untuk noda
yang melekat kuat pada bahan perpsutakaan
b. Menghilangkan noda
Ada beberapa jenis bahan kimia yang biasa digunakan
untuk memutihkan kertas antara lain : Sodium Klorida,
Potassium Permanganat, Hypochlorit dan Hydrogen
Peroksida.
c. Pembasmian serangga dilakukan dengan cara non kimia
yaitu dengan pembekuan. Sedangkan dengan
menggunakan bahan kimia dapat dilakukan dengan cara
penyuntikan, penyemprotan, serta fumigasi.
2. Teknik perawatan pada bahan perpustakaan dilakukan
sebagai berikut:
a. Menetralkan keasaman (deasidifikasi)
b. Menambal dan menyambung
c. Enkapsulasi
64
BAB VIII
PENUTUP
65
66
DAFTAR PUSTAKA
67