SKRIPSI
Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 13040113130222
Menyatakan bahwa skripsi yang saya susun ini adalah benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Yang menyatakan
NIM 13040113130222
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Penundaan berujung pada penyesalan, termasuk dalam Skripsian! Oleh karena itu,
“Teruslah maju selama kita yakin bahwa langkah kita sudah benar, karena yang
bersuara sumbang belum tentu mampu melakukan sebaik apa yang sudah kita
Persembahan
iii
iv
v
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala
Perpustakaan “Pelita” Desa Muntang)”. Tak lupa sholawat dan salam selalu
sepanjang zaman. Dalam penulisan skripsi ini tentu banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Dr. Redyanto Noor, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro;
2. Dra. Rukiyah, M.Hum., selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan
3. Joko Wasisto, S.Kar., M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk penulis, serta atas bimbingannya yang sangat berarti
4. Dra. Ana Irhandayaningsih, M.S, selaku dosen wali yang telah memberikan
5. Seluruh Dosen Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya
selama perkuliahan;
Perpustakaan.
vi
7. Keluarga besar saya, terutama orangtua yang selalu memberikan dukungan dan
Do’a dengan tulus dan ikhlas, kedua kakak saya yang selalu membantu dan
8. Sahabat-sahabat penulis: Fais, Bani, Supri, Mujib, Opan, Bagus, Ridho, Reza,
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
semua bantuannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Penulis
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
viii
3.4. Jenis dan Sumber Data .............................................................................37
3.5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................38
3.6. Metode dan Teknik Analisis Data............................................................40
3.7. Uji Keabsahan Data .................................................................................42
BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perpustakaan “Pelita” .................................................43
4.2 Peran Perpustakaan “Pelita” .....................................................................46
BAB 5 ANALISIS PERAN PERPUSTAKAAN “PELITA” DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
5.1 Profil Informan Penelitian ........................................................................49
5.2 Peran dan Kegiatan Perpustakaan “Pelita” dalam Pemberdayaan
Masyarakat ...............................................................................................51
5.2.1 Kegiatan Rutin dan Temporer Perpustakaan “Pelita” ..............................52
5.3 Tujuan dan Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat ......................62
5.4 Kendala yang Dihadapi dan Upaya yang Dilakukan oleh Perpustakaan
“Pelita” dalam Pemberdayaan Masyarakat ..............................................66
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan ..................................................................................................72
6.2 Saran .........................................................................................................73
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Dekan FIB Undip ................1
Lampiran 2 Pedoman Wawancara .......................................................................2
Lampiran 3 Biodata Informan ..............................................................................4
Lampiran 4 Tabel Reduksi Data ..........................................................................5
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ..................................................................34
Lampiran 6 Matrik Pembimbingan ....................................................................37
Lampiran 7 Biodata Penulis ...............................................................................42
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagi sebagian orang -terutama akademisi- perpustakaan merupakan satu hal yang
Setiap perpustakaan tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsi yang sama
Undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 Bab I Ketentuan Umum Pasal 3. Dalam
1
2
rekreatif.
pedesaan adalah Perpustakaan desa. Perpustakaan desa merupakan salah satu jenis
dibangun oleh rakyat dan ditujukan untuk pelayanan kepada masyarakat (Sutarno
NS, 2008: 139). Jadi fokus utamanya adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakat
yang dilayani dalam Perpustakaan desa adalah warga sekitar desa dengan beragam
latar belakang yang dimilikinya. Selain itu -sebagaimana dikatakan oleh Sutarno
masyarakat atau kelompok agar mereka dapat berdaya, hidup mandiri, dan memiliki
daya saing sesuai potensi, masalah, dan kebutuhan masyarakat tersebut. Istilah
yang tidak hanya berfokus pada sarana fisik tetapi juga berfokus kepada sumber
daya manusianya.
3
masyarakat akan bahan pustaka. Dengan koleksi yang cukup, diharapkan minat
baca masyarakat akan bahan pustaka mengalami peningkatan. Tiga hal yang sangat
dengan baik. Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh pustakawan adalah
berbeda-beda. Kajian pemakai sangat diperlukan untuk mengetahui apa saja bahan
kelurahan. Salah satu desa yang ada di Kabupaten Purbalingga adalah Desa
Muntang. Di desa Muntang inilah terdapat satu Perpustakaan yang ingin penulis
teliti. Secara umum kegiatan yang dilakukan oleh Perpustakaan desa adalah
Peminjaman buku ini bertujuan agar pengetahuan, keterampilan dan kualitas hidup
sektor pendidikan.
koleksi kepada masyarakat sekitar secara langsung dengan cara berkeliling desa.
yang ada di masyarakat agar berguna dan bernilai jual. Setiap peminjam buku
dianjurkan untuk menyetor sampah kepada perpustakaan keliling ini. Sampah yang
terkumpul kemudian akan diolah di bank sampah desa, hasil penjualan sampah
Perpustakaan ini adalah seorang pegawai desa yang sangat memperhatikan kondisi
kabupaten dan provinsi telah diraih oleh Perpustakaan “Pelita” serta pengelolanya.
Karena beberapa keunikan inilah penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh
Mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran Perpustakaan “Pelita” Desa Muntang
Kabupaten Purbalingga?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
pemberdayaan masyarakat.
Dalam penelitian ini akan dikaji tentang peran Perpustakaan “Pelita” dalam
Bagan 1.1
Kerangka Pikir
1.7.1 Peranan
Suatu upaya menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya di dalam
masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan dan keduanya tidak
dapat dipisahkan.
Perpustakaan yang berada di suatu desa tertentu yang memiliki fungsi utama
1.7.3 Masyarakat
Sekelompok manusia yang memiliki potensi tertentu dimana potensi tersebut dapat
Purbalingga.
LANDASAN TEORI
Berikut ini beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelum penelitian
ini:
Abu pada tahun 2011 dari Victoria University. Lokus dalam penelitian tersebut
dan masyarakat yang kurang beruntung. Perpustakaan lebih dari sekadar rak buku.
masyarakat, dan mereka menjadi semacam institusi sosial dan budaya. Penelitian
9
10
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada subjek, objek,
berada di Australia dan Malaysia. Sedangkan dalam penelitian ini subjeknya adalah
tersebut dengan penelitian ini terdapat pada metode penelitian, yaitu menggunakan
oleh Ragilina Siti Maskurotunitsa pada tahun 2016 dari Universitas Diponegoro.
desa Kalisidi, Ungaran Barat, Semarang. Subjek dalam penelitian tersebut adalah
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada subjek, objek,
dan lokus penelitian. Subjek penelitian tersebut adalah pengguna dan pengurus
tersebut dengan penelitian ini terdapat pada metode penelitian, yaitu menggunakan
Penelitian ini dilakukan oleh Dwi Diona Septia pada tahun 2010 dari Universitas
Indonesia. Lokus dalam penelitian tersebut berada Rumah Pintar Bhara Cendekia 1
tersebut bertujuan untuk meneliti lebih dalam lagi bagaimana bentuk dari program
di Rumah Pintar Bhara Cendekia 1 mengacu pada tujuan pendidikan nasional, yaitu
berbasiskan pada metode pembelajaran, terlihat dari fasilitas dan layanan yang ada
pada setiap sentra, yaitu: sentra baca, sentra kriya, sentra komputer, sentra bermain,
sentra audio visual, sentra psikologi dan konsultasi kesehatan, dan sentra outbond.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada subjek, objek
dan lokus penelitian. Subjek penelitiannya adalah pengguna Rumah Pintar Bhara
Cendekia 1 serta pengurus rumah baca tersebut. Objek penelitiannya adalah Rumah
penelitian ini adalah Perpustakaan “Pelita: yang beralamat di Jalan Raya Muntang
drama versi nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan berperan sesuai
telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
telah menjalankan suatu peran. Kedudukan dan peranan ibarat dua sisi mata uang
yang tak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan dan tidak ada
kedudukan tanpa peranan. Setiap orang memiliki beragam peranan sebagai hasil
dari pergaulan dalam hidupnya. Peranan akan mengatur individu dalam berperilaku.
masyarakat tertentu.
bermasyarakat. Menurut Paul B.Horton & C.Hunt dalam Sinaga (1999: 118),
(1) Kita harus belajar untuk melaksanakan kewajiban dan menuntut hak suatu
peran. (2) Kita harus memiliki sikap, perasaan, dan harapan-harapan yang sesuai
dengan peran tersebut. Diantara kedua aspek ini, aspek kedualah yang lebih
penting. Sebagai contoh, mengasuh bayi merupakan kegiatan yang dengan agak
14
cepat dapat dipelajari oleh perempuan maupun laki-laki. Apa yang tidak dapat
dipelajari dengan cepat adalah sikap dan peran yang membuat pekerjaan mengasuh
bayi sebagai kegiatan yang memberikan kepuasan dan imbalan. Seseorang akan
merasa senang dan sukses mengisi peran tertentu apabila dia sudah menganggap
Menurut Linton (1936) dalam Sinaga (1999: 123), masyarakat membagi dua
macam status dan peran dalam kehidupannya. Pertama adalah status dan peran yang
ditentukan oleh masyarakat. Status dan peran ini tidak mempedulikan kualitas
individu maupun usaha seseorang. Kedua adalah peran dan status yang
Seorang putri akan tetap menjadi putri sampai meninggal terlepas dari apakah dia
cerdas atau bodoh, jelek atau cantik, genit atau anggun. Anak kecil dan dewasa juga
termasuk dalam status yang diberikan. Anak kecil dan dewasa akan diperlakukan
sesuai status yang disandangnya terlepas dari pilihan atau harapan mereka.
(2003: 244) menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga cakupan peranan, yaitu:
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
istilah bernama perilaku peran. Menurut Paul B.Horton & C.Hunt dalam Sinaga
(1999: 120), perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari seseorang
yang melakukan peran tertentu. Perilaku peran mungkin akan berbeda dengan
perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam status tertentu. Cara memandang
suatu peran tertentu dan sifat kepribadian seseorang adalah dua faktor yang
Tidak ada dua individu yang menjalankan satu peran tertentu dengan cara
yang benar-benar sama (Sinaga, 1999:121). Sebagai contoh, tidak semua prajurit
gagah berani, tidak semua pendeta bersifat suci, tidak semua profesor berprestasi
manusia.
adalah terjadinya konflik peran. Menurut Soekanto (2003: 244) konflik peran
adalah suatu keadaan tertekan yang dirasakan oleh individu tertentu. Perasaan ini
muncul ketika individu merasa tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang
diberikan oleh masyarakat. Akibat dari munculnya perasaan ini adalah individu
merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
kehidupan masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis dari status sosial dalam
16
berperilaku. Perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari seseorang yang
menjalankan suatu peran. Konflik peran akan muncul apabila individu gagal dalam
pendidikan, perpustakaan merupakan satu hal yang tidak asing. Menurut Sulistiyo-
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata
No. 43 tahun 2007 perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
para pemustaka.
Terdapat tiga hal penting dari dua pengertian tersebut yaitu: koleksi,
dengan tiga hal tersebut. Secara umum jenis koleksi yang ada di perpustakaan
adalah koleksi cetak dan non cetak. Koleksi perpustakaan disimpan dan disusun
dibutuhkan.
17
Salah satu jenis dari perpustakaan umum yang ada di masyarakat adalah
Perpustakaan.
Terdapat sekitar 129 (seratus dua puluh sembilan) unit Perpustakaan desa yang ada
di jawa tengah. Jumlah tersebut sangatlah kecil jika kita membandingkan dengan
jumlah desa/kelurahan yang ada di jawa tengah yaitu sekitar 7.809 unit.
Perpustakaan desa adalah lembaga layanan publik yang berada di desa dan
ini dikembangkan dari, oleh, dan untuk masyarakat tersebut. Pemenuhan kebutuhan
masyarakat umum tanpa memandang usia, ras, agama, status sosial, ekonomi, dan
masyarakat. Pemerintah daerah dan masyarakat merupakan dua aspek utama yang
29) terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah desa sebelum
kebutuhan masyarakatnya, langkah yang harus diambil oleh pemerintah desa adalah
memenuhi kebutuhan tersebut. Analisis ini dapat pula diartikan sebagai upaya
Harapan akhir dari upaya pemerintah desa ini adalah keikutsertaan masyarakat
desa agar mereka dapat merumuskan keputusan-keputusan yang strategis. Arah dari
segera. Mengapa segera? Alasannya tidak lain agar masyarakat benar-benar merasa
dianggap dan diperhatikan. Selain konsep dasar didirikannya Perpustakaan, hal lain
yang perlu kita ketahui adalah tugas pokok dan fungsi Perpustakaan desa.
sebuah Standar Nasional Perpustakaan Umum (SNP). Salah satu hal yang dibahas
2011 nomor 8.3 poin a dan b disebutkan bahwa tugas Perpustakaan desa adalah,
adalah, “Sebagai perpustakaan rujukan, pusat rekreasi, dan pusat sumber belajar
(2008: 42) berpendapat bahwa tugas pokok Perpustakaan desa yaitu melayani dan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan ilmu pengetahuan. Tugas ini
akan berjalan dengan baik apabila terpenuhinya dua hal. Pertama yaitu
keterampilan.
Lebih jauh Sutarno menjelaskan bahwa tugas pokok perpustakaan desa dapat
kita kelompokkan menjadi 3 bagian yaitu: tugas manajerial, tugas teknis dan
20
bawahan adalah tugas seorang pemimpin perpustakaan desa. Sementara itu tugas
dibebankan kepada staf tatausaha. Pelaksanaan tugas ini dapat dikerjakan secara
tersebut maka kita perlu menyusun dan menjabarkannya menjadi beberapa fungsi
yaitu:
Kesemua kegiatan tersebut merupakan satu upaya guna mewujudkan visi dan misi
Selain tugas pokok dan fungsi, perpustakaan desa juga memiliki peranan dalam
merupakan bagian dari tugas pokok perpustakaan yang harus dijalankan. Apabila
21
didirikannya perpustakaan pun telah tercapai. Peranan ini juga ikut mempengaruhi
setidaknya ada beberapa peranan yang dapat dijalankan oleh sebuah perpustakaan
yaitu:
Pemberdayaan merupakan satu konsep yang lahir dari masyarakat barat, terutama
Eropa. Konsep ini muncul sejak dekade 70-an dan terus berkembang sampai saat
22
ini. Awal mula munculnya konsep pemberdayaan adalah kesadaran para ahli bahwa
2012: 94).
kepada pihak yang terlalu berkuasa sehingga terjadi keseimbangan. Secara lebih
rinci Slamet (2003) dalam Anwas (2014: 49) menjelaskan bahwa hakikat
dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri. Makna dari kata mampu adalah
adanya perbedaan cara pandang, konteks politik, ekonomi, sosial serta budaya yang
(2002) sebagaimana dikutip oleh Sulaeman (2012: 95-97) antara lain: Pertama,
Masyarakat bukanlah objek melainkan subjek atau partisipan yang berbuat secara
daya yang terbatas dan langka, pemenuhan kebutuhan masyarakat juga berkaitan
dll). Problem struktural ini mengakibatkan pembagian sumber daya yang tidak
merata.
Ketiga, pemberdayaan terbentang dari proses sampai visi ideal. Dari sisi
Sedangkan dari sisi visi ideal, tercapainya suatu kondisi dimana masyarakat
24
negara adalah hal yang ingin dicapai. Visi ideal ini harus tumbuh dari bawah dan
dari dalam masyarakat sendiri. Dikarenakan kondisi struktural yang timpang, visi
ini akan tercapai jika masyarakat mendapat “intervensi” dari pihak luar. Pihak luar
masyarakat ini terdiri dari beberapa proses dan level tertentu. Dalam menjalankan
25
(2012: 122) prinsip merupakan suatu pernyataan kebijakan yang dijadikan pedoman
dapat dijadikan sebagai landasan pokok yang benar bagi pelaksanaan kegiatan yang
akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan sifatnya yang berlaku secara umum dan
dapat diterima secara umum. Prinsip juga telah diyakini kebenarannya dari berbagai
masyarakat yang tidak diuntungkan baik oleh struktur kekuasaan, sistem sosial
ekonomi dan budaya. Jika kita melihat pemberdayaan masyarakat sebagai satu
proses pendidikan, setidaknya ada beberapa prinsip pemberdayaan yang perlu kita
cermati yaitu:
dan Bhatnagar (Mardikanto, 2009) sebagaimana dikutip oleh Suherman (2009: 124-
keluarga/kekerabatan.
melakukan pemberdayaan.
dilakukan.
27
kepada masyarakat.
berjalan dengan baik. Hal lain yang perlu kita perhatikan dalam pemberdayaan
masyarakat. Apabila kita menyetujui definsi pemberdayaan tersebut maka akan kita
masyarakat, khususnya mereka yang tidak berdaya, baik secara internal maupun
secara eksternal adalah penindasan akibat struktur sosial yang tidak adil.
pendapatan tetapi juga diperlukan adanya advokasi hukum dan kebijakan, bahkan
diperlukan pendidikan politik yang memadai untuk penguatan daya tawar politik
tindakan yang akan mereka lakukan. Tindakan yang terkait dengan diri mereka,
tindakan.
politik dan sepanjang sejarah selalu menjadi subordinat dari aparat birokrasi yang
didukung dan/atau memperoleh tekanan dari para politikus dan pelaku bisnis. Oleh
sebab itu, ide-ide atau program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan
Antara politikus dan pelaku bisnis sebenarnya ada kepentingan yang saling
bisnis memerlukan dukungan politik. Dengan kata lain, ide-ide, program dan
manfaat ekonomi, kesehatan, dan politik yang kuat (Suherman: 2012: 112-113).
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2000 kepala negara dari
seluruh dunia atas studi dan kesimpulan PBB sepakat untuk mengarahkan dan
mengukur pembangunan berbasis manusia dan masyarakat itu dalam suatu paket
dalam MDGs yaitu: (1) Pengurangan kemiskinan dan kelaparan, (2) Pencapaian
30
kesehatan ibu hamil, (6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penakit menular
Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berumur panjang, cerdas, terampil, mempunyai
frekuensi yang tinggi, serta dilaksanaan secara bagus tetapi sepi akan partisipasi
masyarakat dari sudut pandang MDGs, pembangunan tersebut dinilai telah gagal.
partisipasi yang tinggi serta meningkatkan jumlah penduduk yang sejahtera, akan
Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa strategi adalah cara yang
adalah “suatu rencana umum yang bersifat menyeluruh yang mengandung arahan
dalam masyarakat. Ketiga hal ini akan terwujud apabila kita dapat
lembaga.
a. Pemberdayaan,
e. Langkah politik.
Hal yang perlu ditekankan dalam strategi pemberdayaan adalah satu fakta
kemutlakan apabila kita ingin pemberdayaan berjalan dengan baik. Dalam hal ini,
Dubois dan Miley dalam Suharto (2005) sebagaimana dikutip oleh Anwas (2014:
berfokus pada klien, serta menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh klien/
sasaran.
kesempatan.
sasaran pemberdayaan agar mampu menggali potensi diri dan lingkungannya untuk
BAB 3
METODE PENELITIAN
data. Secara umum ada 3 (tiga) macam desain penelitian yaitu desain penelitian
tentang apa yang dialami subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll. Desain penelitian kualitatif dilakukan secara holistik dengan cara
deskriptif yaitu dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
Kabupaten Purbalingga.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif. Menurut Moleong (2013: 11) jenis penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian yang memberikan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-
angka. Data tersebut biasanya berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto,
videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
34
35
Subjek penelitian adalah target populasi yang memiliki karakteristik tertentu yang
(2013: 89) berpendapat bahwa subjek merupakan orang yang berada dalam situasi
sosial yang ditetapkan sebagai pemberi informasi dalam sebuah penelitian atau
dikenal dengan informan. Subjek dalam penelitian ini adalah pendiri dan
orang yaitu Raden Roro Hendarti. Beliau merupakan pendiri sekaligus pengurus
dijadikan subjek penelitian terdiri dari 4 orang. Mereka adalah para pelajar yang
pemberdayaan.
Objek penelitian adalah suatu atribut dari orang atau kegiatan yang
memunyai variasi tertentu untuk dipelajari oleh peneliti. Objek penelitian merujuk
pada masalah atau tema yang sedang diteliti (Sugiyono, 2008: 96). Objek penelitian
adalah sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian (Arikunto, 2005).
Hal yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Layanan Perpustakaan
tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong: 2013: 132). Pemilihan
aspek, yaitu:
1. Mereka yang relatif faham tentang masalah dan penelitian yang akan dilakukan.
2. Mereka yang mengerti tentang situasi sosial yang menjadi lokasi penelitian.
3. Mereka yang tdiak berada dalam konflik dengan teman sejawat, bawahan dan
atasan.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang. Satu orang selaku pendiri
adalah Raden Roro Hendarti. Selain sebagai pendiri perpustakaan, beliau juga
penelitian didasarkan atas dua kriteria. Pertama adalah pemustaka yang sering
lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah dan akademis.
Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap (Mukhtar, 2013: 99). Jenis data
terbagi menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa kata-kata. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder.
1. Data primer
Data primer menurut Mukhtar (2013: 100) adalah data yang dihimpun
situasi sosial dan diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informan)
Selain itu, data primer dalam penelitian ini juga didapat melalui observasi
masyarakat.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data
pendukung atau pelengkap data primer yang digunakan oleh peneliti. Data
100). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
penelitian. Tujuan utama dari sebuah penelitian adalah mendapakan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2008: 224). Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
objek dan subjek yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan observasi
datang ketempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
Tujuan dari wawancara adalah memperoleh informasi yang valid dari para
menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono
(2008: 246). Aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus
tindakan. Display Data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah
seragam kedalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas
kedalam suatu matriks. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam
2008: 249). Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk narasi teks dan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi,
yang lain di luar data sebagai pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data
sumber. Menurut Patton dalam Moleong (2013: 330), triangulasi dengan sumber
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Pada penelitian ini triangulasi
sumber dilakukan dengan mengecek data dari dua kelompok sumber data.
Kelompok sumber data yang pertama adalah pendiri dan pengelola peprustakaan
“Pelita” yaitu Raden Roro Hendarti. Kelompok sumber kedua adalah pemustaka
perpustakaan “Pelita” berada di balai desa Muntang, saat ini perpustakaan tersebut
melayani pemustaka setiap hari dengan jam buka pada pukul 14.00 – 20.00 WIB di
hari Senin sampai Sabtu dan 14.00 – 17.00 WIB di hari Minggu. Beberapa prestasi
2. 2014 : Juara Harapan II Perpusdes tingkat Jawa Tengah dalam hal pengelolaan
perpustakaan
3. 2017 : Best of the best Perpuseru dan Juara III Perpsudes tingkat Kabupaten
Purbalingga.
43
44
Bagan 4.1
Struktur Organisasi Perpustakaan “Pelita”
Paryono
Urusan Urusan
Pengadaaan/Pengolahan Layanan Perpustakaan
Rati Atieka Hendarti
Visi:
Misi:
Instansi serta pihak swasta akan pentingnya perpustakaan dan bank sampah.
Selain visi dan misi, Perpustakaan “Pelita” juga memiliki tugas pokok yaitu:
perpustakaan
perpustakaan
Keliling
meja kerja, 2 meja baca, 4 meja komputer, 1 lemari katalog, 3 komputer, 1 laptop,
yaitu: 3 buah stempel, 3 lakban bening, tinta printer, kertas hvs, kertas cover, dan
anggota, buku inventaris, buku program kerja dan buku induk. Perpustakaan
Purbalingga. Desa Muntang memiliki luas 158,059 hektare terdiri dua Kadus, 13
RT, dan 4 RW. Jumlah penduduk desa Muntang + 1.818 jiwa yang terdiri dari
anak-anak + 275 jiwa, remaja + 258, dewasa + 740 jiwa, serta lansia + 135 jiwa.
Pengusaha, Pedagang, PNS, TNI, TKI dan sebagainya. Beberapa usaha yang ada di
desa Muntang antara lain: bengkel las dan knalpot, pembuatan batako, dan
TK, 3 Sekolah Dasar. Sementara itu berkaitan dengan fasilitas kesehatan, di desa
yang sudah menjadi anggota Perpustakaan “Pelita” berjumlah ± 750 orang. Adapun
Masyarakat desa Muntang dapat membaca buku di ruang baca yang ada di
perpustakaan “Pelita”. Terdapat sekitar 3.000 judul buku yang dapat dibaca secara
2. Layanan Sirkulasi
acces. Pengguna perpustakaan dapat memilih dan mengambil buku yang tersedia
Layanan internet yang ada di perpustakaan “Pelita” dapat diakses secara gratis
gunakan. Perpustakaan “Pelita” juga menyediakan fasilitas Wi-Fi gratis. Salah satu
tujuan dari adanya fasilitas Wi-Fi gratis ini adalah meningkatkan minat baca
kepada masyarakat dengan cara berkeliling ke beberapa titik yang ada di desa
Muntang. Pelayanan dengan sistem “Jemput Bola” ini memudahkan warga desa
yang tidak bisa mengakses koleksi Perpustakaan “Pelita” secara langsung. Adapun
Muntang pentingnya mengelola sampah plastik agar bermanfaat dan bernilai jual.
BAB 5
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
menggabungkan data primer berupa wawancara dan hasil observasi serta data
merupakan informan yang bersedia memberikan data saat wawancara yakni pendiri
masyarakat.
Ada 3 macam informan yaitu: informan kunci, informan utama, dan informan
tambahan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang. Kriteria pemilihan
tambahan maka peneliti hanya mengambil informan kunci dan informan utama.
49
50
1. Informan Kunci
Nama Jabatan
“Pelita”
“Pelita”. Sebagai pendiri, beliau mengetahui segala hal yang berkaitan dengan
perpustakaan ini. Karena alasan itulah peneliti memilih beliau sebagai informan
2. Informan Utama
Mereka adalah para pelajar yang sering berkunjung dan mengikuti kegiatan-
Pemberdayaan Masyarakat
Muntang, baik kecil atau besar. Selain itu, dalam menjalankan kegiatan
tersebut.
yang ada di Perpustakaan “Pelita” tidak hanya terbatas dalam hal membaca dan
Muntang. Hal ini terbukti dengan beragamnya kegiatan perpustakaan yang digagas
Kegiatan atau layanan yang ada di Perpustakaan “Pelita” terbagi menjadi dua
macam. Pertama adalah kegiatan yang bersifat rutin. Kedua adalah kegiatan yang
bersifat temporer/insidentil.
Kegiatan rutin yang ada di Perpustakaan “Pelita” adalah pelayanan bahan pustaka,
Perpustakaan “Pelita” memiliki koleksi sekitar 3.000 judul buku yang dapat dibaca
“Ingin pinjam buku, terus biasanya ngerjain tugas.” (Lulu, 14 Maret 2018)
untuk dibawa pulang, dan terdapat juga pemustaka yang ingin menyetor sampah
(plastik).
Anggota Perpustakaan “Pelita” berjumlah ± 750 orang. Mereka terdiri dari berbagai
sering mereka pinjam antara lain: novel, buku masakan, dongeng, pengetahuan
“Ya pengetahuan tentang cara buat makanan. Kalau dari novel ya cerita,
kisah-kisah.” (Ikrima, 14 Maret 2018)
“Jadi bisa mempraktikkan di rumah, terus kalau temene ndak tahu dikasih
tahu, ngajarin, menambah wawasan.” (Fika, 14 Maret 2018)
“Mengetahui ilmu yang belum kita ketahui, terus anu apa ya..mengetahui
ilmu baru.” (Tsabita, 14 Maret 2018)
meminjam buku mereka memperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru. Selain
kepada pihak lain. Informan juga dapat mempraktikkan hasil bacaan tersebut di
rumah.
sesuai dengan suatu pernyataan umum bahwa buku adalah jendela dunia. Semakin
banyak membaca buku semakin banyak informasi yang mereka dapatkan. Salah
satu wujud nyata pemberdayaan yang dilakukan oleh Perpustakaan “Pelita” adalah
keanggotaan dan pengunjung berikut dapat menunjukan minat warga desa Muntang
berjumlah 382 orang dengan jumlah pengunjung sebanyak 70 orang. Satu tahun
berikutnya yaitu 2016 anggota perpustakaan “Pelita” bertambah menjadi 396 orang
dengan jumlah pengunjung sebanyak 728 orang. Data terakhir yaitu 2017
orang dengan jumlah pengunjung sebanyak 7.503 orang. Hal yang ingin dicapai
oleh Perpustakaan “Pelita” dalam hal literasi adalah meningkatkan minat baca
dan akses internet secara gratis. Terdapat 3 perangkat komputer yang dapat
yang sering menggunakan layanan ini adalah para pelajar. Fasilitas internet gratis
56
ini terbukti membantu para pelajar, sebagaimana dikatakan oleh keempat informan
utama :
“Iya. Saya sering memakai fasilitas komputer. Biasanya saya sering cari itu..
pahlawan-pahlawan. Untuk ngerjain tugas juga.”
(Lulu, 14 Maret 2018)
“Iya. Saya sering nyari tugas di internet, terus browsing nyari tugas.” (Fika,
14 Maret 2018)
Peneliti dapat menganalisis bahwa beragamnya informasi yang ada di internet dapat
keliling telah bekerja sama dengan Posyandu yang ada di desa Muntang.
sampah plastik. Selain bekerja sama dengan Posyandu dan Melapak di GOR,
perpustakaan keliling ini juga memiliki kegiatan lain, sebagaimana dikatakan oleh
informan kunci:
“Yang rutin sih sudah ada. Penarikan sampah ya hampir setiap minggu, kaya
gitu, pengolahannya juga sesuai kemampuan ibu-ibu maunya kapan,
begitu.” (Hendarti, 14 Maret 2018)
Dari data diatas, Raden Roro Hendarti menyampaikan bahwa kegiatan lain
plastik yang ada di desa Muntang. Peneliti dapat menganalisis bahwa sembari
meminjamkan buku secara gratis kepada warga desa Muntang. Setelah sampah
plastik terkumpul kemudian akan disetor ke Bank Sampah desa. Sementara itu,
mereka.
“Iya. Kalau mengenai setor sampah paling mama saya yang setor.” (Ikrima,
14 Maret 2018)
“Iya. Namun ibu saya jarang setor sampah.” (Lulu, 14 Maret 2018)
“Iya. Mengenai setor sampah dulu sih sering tetapi sekarang jarang.” (Fika,
14 Maret 2018)
“Iya. Mengenai setor sampah ibu setor karena di rumah banyak sampah.”
(Tsabita, 14 Maret 2018)
Pustaka”.
ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terdapat program yang
dilaksanakan setiap seminggu sekali, sebulan sekali, dan ada yang bersifat tentatif.
Kegiatan atau program temporer ini terdiri dari beberapa jenis, sebagaimana
“Ada pelatihan, penyuluhan dan sosialisasi. Itu yang kita lakukan. Untuk
memberdayakan masyarakat agar: 1. Peduli Lingkungan, 2. Peduli Literasi,
3. Memberdayakan masyarakat untuk bisa mandiri dan berusaha untuk
mencari nilai tambah dari hasil-hasl kerajinan.”
(Hendarti, 14 Maret 2018)
sosialisasi. Tujuan dari ketiga kegiatan tersebut adalah membuat masyarakat peduli
terhadap lingkungan serta peduli terhadap literasi. Harapan lain dari adanya
a.) Pelatihan-pelatihan
Perpustakaan “Pelita” menjadi nilai tambah dari adanya perpustakaan ini. Kegiatan
“Belajar membuat piring, botol plastik, terus membuat bunga dari plastik,
buat tas dari bungkus kopi.” (Lulu, 14 Maret 2018)
“Membuat kerajinan tangan tas dari bungkus kopi, terus membuat bunga
dari plastik, botol dari air mineral apa ya itu namanya..iya itu ekobrik lah
ya. Membuat mangkok dari koran.” (Tsabita, 14 Maret 2018)
hidroponik, pembuatan tas dari bungkus kopi sachet, pembuatan celengan dari
“Pelita” lebih banyak diikuti oleh pengunjung rutin, yaitu pelajar. Kegiatan
baru. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh salah satu informan utama:
Dari data diatas dapat diketahui bahwa informan yang mengikuti pelatihan-
“Kemudian kerja sama itu juga kita dengan sekolah-sekolah yang ada disini
di dalam bidang pendidikan langsung malah dengan sekolah-sekolah yang
membutuhkan kami. Khususnya sekolah-sekolah yang Adiwiyata dan
sekolah-sekolah yang ada perpustakaannya. Jadi disana kami mengadakan
pelatihan tentang sosialisasi pengelolaan dan pemilahan sampah, pelatihan
kerajinan, itu kita MOU baik untuk layanan perpustakaan kami juga ada
yang minta kerja sama itu.”
sama dengan berbagai pihak. Dalam bidang kesehatan, perpustakaan ini menjalin
61
kerja sama dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, PKD (Poliklinik Kesehatan Desa)
Naping, SKD (Sub Klinik Desa) dan Tim Penggerak PKK. Dalam bidang
itu dalam bidang ekonomi, Perpustakaan “Pelita” bekerja sama dengan Dinas
Koperasi dan UMKM. Kegiatan yang sering bersinggungan dengan dinas ini adalah
telah bekerja sama dengan berbagai pihak sesuai dengan bidang pemberdayaan.
masyarakat yang ada desa Muntang. Peminat terbesar dari adanya pelatihan-
dan pemilahan sampah. Kegiatan ini bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah
saat Car Free Day di GOR Guntur Daryono yang ada di Purbalingga.
kegiatan rutin berkeliling ke posyandu yang ada di desa Muntang. Di setiap titik
rak perpustakan keliling, setiap Sabtu pagi beliau juga mengadakan sosialisasi di
GOR Guntur. Semua itu dilakukan dengan armada roda tiga bernama “Limbah
Pustaka” dan satu buah sepeda Motor. Raden Roro Hendarti juga sering mendapat
Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Perpustakaan “Pelita” pasti memiliki tujuan
terlepas dari visi yang dimilikinya. Adapun visi didirikannya Perpustakaan “Pelita”
dilakukan oleh Perpustakaan “Pelita” memang sesuai dengan visinya, hal ini
Beliau menambahkan:
“Ada pelatihan, penyuluhan dan sosialisasi. Itu yang kita lakukan. Untuk
memberdayakan masyarakat agar: 1. Peduli Lingkungan, 2. Peduli Literasi,
3. Memberdayakan masyarakat untuk bisa mandiri dan berusaha untuk
mencari nilai tambah dari hasil-hasil kerajinan.” (Hendarti, 14 Maret 2018)
peduli terhadap literasi. Harapan lain dari adanya program tersebut adalah membuat
membaca (Sutarno NS, 2008: 20). Penulis dapat menganalisis bahwa Perpustakaan
“Pelita” memiliki visi yang lebih dari itu. Perpustakaan ini ingin Mencerdaskan
Perpustakaan “Pelita” tertuju pada tiga hal yaitu: peduli literasi, peduli lingkungan,
Lapisan tersebut adalah pemuda dan pemudi, ibu rumah tangga, serta masyarakat
umum.
perubahan yang terjadi kepada pemuda dan pemudi adalah meluasnya cara pandang
mereka terhadap masalah ekonomi dan pendidikan. Mereka yang sering berkunjung
65
sebelumnya. Dalam hal ekonomi, pemuda dan pemudi yang sering berkunjung ke
perubahan yang terjadi kepada ibu-ibu desa Muntang adalah lebih beraninya
bacaan tertentu. Di lain sisi ibu-ibu desa Muntang memiliki peluang untuk mencari
“Kemudian untuk peduli lingkungan mereka sudah mulai. Jadi saat ini kalau
ada Limbah Pustaka datang atau perpustakaan keliling kami datang, itu baik
anak-anak atau ibu-ibu sudah kita mintai: monggo silakan dibaca. Mereka
sudah langsung, jadi sudah ndak sepi lagi sekarang.” (Hendarti, 14 Maret
2018)
perubahan yang terjadi pada masyarakat umum desa Muntang adalah meningkatnya
Perpustakaan “Pelita” bersifat positif. Raden Roro Hendarti tidak hanya ingin
meningkatkan minat baca masyarakat desa Muntang, beliau juga ingin mengubah
cara pandang masyarakat desa Muntang agar dapat mandiri dan berdaya dalam
bidang ekonomi. Selain itu beliau juga ingin membuat masyarakat peduli dengan
adalah buktinya.
dicari solusinya. Berikut beberapa kendala dan upaya yang dihadapi oleh
a.) Pendanaan
informan kunci:
67
“Kendalanya, satu dana yang jelas ya Mas. Walaupun itu tetep bagi kami tidak
terlalu menjadi berat sekali itu ndak. Cuma kalau ditompang dengan dana kita
bisa nyuguh snack contohnya, bisa nyangoni. Itu lebih..lebih..menarik mereka
untuk datang, semakin banyak yang datang. Tetapi dengan tidak adanya itu,
benar-benar orang yang datang itu memang benar-benar orang yang peduli
justru.” (Hendarti, 14 Maret 2018)
Walaupun masalah ini tidak terlalu memberatkan, tetapi beliau berkeyakinan bahwa
dengan adanya dana untuk menjamu pengunjung perpustakaan akan lebih menarik
mereka untuk berkunjung. Sampai saat ini Perpustakaan “Pelita” masih dikelola
“...dan saat ini pun kendalanya banyak dengan saya masuk ke media massa,
dikira saya itu dapat.. apa ya mas..dapat.. kontribusi banyak. Kontribusi itu
uang lah intinya. Padahal itu nilai yang mereka berikan kepada kami adalah
nilai yang wajar sebagai uang transport lah, ndak ada nilai lebih karena kami
memang nggak punya tujuan kesana, sudah diliput saja sudah seneng kan?
Tapi sebagian orang yang namanya wong ndesa, tahunya: oh..dishooting ya
oleh duit akeh. Jadi kalau saya narik sampah itu ada yang bilang, hm
senenge temen sih..gelemen temen setor sampah nyenengna mba Ari tok,
kan kaya gitu ada juga.” (Hendarti, 14 Maret 2018)
pandangan negatif masyarakat merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam
adalah untuk kepentingan pribadi Raden Roro Hendarti, bukan untuk kepentingan
bersama.
“...saat ini dengan apa namanya, adanya publikasi dari pihak, koordinasi
dengan semua pihak yang mau kami ajak kerja sama, sampai sudah ada
pengakuan dari beliau bu wakil dan pak bupati terhadap gerakan kami
walaupun mungkin di desa kami sini masih dipandang sebelah mata. Tapi
pengakuan itu paling tidak nanti bisa merubah image masyarakat terhadap
kami. Itu saja sih kendalanya. Jadi kurangnya dukungan dari pemerintah
setempat, bukan pemerintah daerah tetapi pemerintah desa.” (Hendarti, 14
Maret 2018)
kurangnya dukungan dari pemerintah desa merupakan salah satu masalah yang
serius bagi Perpustakaan “Pelita”. Dalam arti perpustakaan masih bisa berjalan
tidak adanya dukungan dari pemerintah desa adalah berkaitan dengan kecemburuan
terhenti. Beberapa upaya pun telah dilakukan oleh Perpustakaan “Pelita” dalam
“Nah salah satu yang saya lakukan adalah dengan cara memberikan bukti
nyata bahwa apa yang kami lakukan itu bener-bener bagus, bener-bener
untuk kemajuan masyarakat, bener-bener ada dampak positif untuk
masyarakat, itu yang utama saya lakukan untuk membuktikan, mematahkan
pandangan negatif mereka terhadap kami. Akhirnya pengakuan-pengakuan
kami, pengakuan-pengakuan positif itu datang dari semua pihak. Nah itu
yang nantinya kita harapkan bisa membuka mata hati mereka, gitu mas.
Berdasarkan data tersebut, Raden Roro Hendarti menyatakan bahwa kunci
utama mengatasi pandangan negatif masyarakat adalah memberikan bukti nyata
bahwa kegiatan pemberdayaan merupakan sesuatu yang bagus, untuk kemajuan
masyarakat, dan memiliki dampak yang positif.
Upaya kedua yang dilakukan oleh Perpustakaan “Pelita” dalam mengatasi kendala
“Intinya itu, kami sudah berusaha sekuat mungkin gitu, kalau seandainya
koordinasi dengan pemerintah desa sudah mentok ya kami mencari jalan
lain, intinya ngaten. Meminta tolong orang lain untuk bisa
mengkoordinasikan. Toh kalau mereka sudah yakin, apa yang kita lakukan
memang benar, mereka pasti akan membantu.
70
termasuk dalam pendanaan, maka beliau akan mencari bantuan dari pihak lain.
Upaya ketiga yang dilakukan oleh Perpustakaan “Pelita’ dalam mengatasi kendala
informan kunci:
“...tetapi kalau yang kita lakukan adalah tidak benar mereka nggak mungkin
mau bantu. Intinya nganu, jadi percaya apa yang kita lakukan benar, gitu aja.
Positif thinking pada kegiatan sendiri.” (Hendarti, 14 Maret 2018)
Berdasarkan data tersebut, Raden Roro Hendarti menyatakan bahwa salah satu
Perpustakaan “Pelita” juga berusaha sekuat tenaga untuk memberikan bukti nyata
“Pelita” akan meminta bantuan kepada donatur-donatur dari luar desa. Upaya
percaya kepada diri sendiri. Raden Roro Hendarti, selaku pendiri dan pengurus
Perpustakaan “Pelita” selalu berusaha untuk berpikir positif dalam setiap kegiatan
yang dilakukannya.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Simpulan
dan sosialisasi.
tambahan penghasilan.
72
73
pemerintah desa.
6.2 Saran
Perpustakaan “Pelita” :
perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Roziya and Grace, Marty and Carroll, Mary. 2011. “The role of the rural
library in community development and empowerment”, The International
Journal of the Book, Vol.8 No. 2. pp. 63-74. Available at:
http://vuir.vu.edu.au/id/eprint/9119. Diunduh Kamis, 25 Januari 2018.
Anwas, Oos M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:
Alfabeta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2018. “Jumlah Kecamatan dan
Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, 2015 –
2016”. http://jateng.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1134. Diakses Jumat,
26 Januari 2018.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Purbalingga. 2017. “Kecamatan Kemangkon
Dalam Angka 2017”.
https://purbalinggakab.bps.go.id/publication/2017/10/06/786b4ec812c094adf
ce0232c/kecamatan-kemangkon-dalam-angka-2017.html. Diakses Minggu, 29
Juli 2018.
Bagong, Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984. Sociology. Six Edition. Sinaga, Herman
(ed). Sosiologi, Jilid I Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Maskurotunitsa, Ragilina Siti. 2016. “Peran Perpustakaan ‘Mutiara’ dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat”. Skripsi
Fakultas Ilmu Budaya. Semarang: Unversitas Diponegoro.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.
Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group.
Nis/Sus. 2017. Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon-Warganya Semangat
Berkarya dan Produktif. https://radarbanyumas.co.id/desa-muntang-
kecamatan-kemangkon-warganya-semangat-berkarya-dan-produktif/. Diakses
Minggu, 29 Juli 2018.
75
Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Sebuah
Pengantar Diskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia.
Perpustakaan Nasional Republik Nasional Indonesia. 2018. “Rekapitulasi Jumlah
Perpustakaan Umum Berdasarkan Jenis”.
http://pemetaan.perpusnas.go.id/reporting/rekapitulasi/1. Diakses Jumat, 26
Januari 2018.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
Septia, Dwi Diona. 2010. “Peran Perpustakaan Komunitas dalam Pemberdayaan
Masyarakat: Studi Kasusu Rumah Pintar Bhara Cendekia 1”. Skripsi Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya. Depok: Universitas Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
ALFABETA.
Sulaeman, Endang Sutisna. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Kesehatan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumekar, Sri. 2011. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) : Bidang Perpustakaan
Umum dan Perpustakaan Khusus Jakarta: Perpustakaan Nasional.
http://old.perpusnas.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment\Standar\SNP-
BID-PUPK.pdf. Diakses Jumat, 26 Januari 2018.
Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Sagung Seto.
Sutarno NS. 2008. Membina Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN DARI DEKAN
FIB UNDIP
42
PEDOMAN WAWANCARA
A. PENDIRI PERPUSTAKAAN “PELITA”
“Pelita”?
masyarakat?
memberdayakan masyarakat?
10. Perubahan apa yang trlihat dari masyarakat setelah mengikuti program
kegiatan pemberdayaan?
42
B. PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN “PELITA”
kebersihan lingkungan?
pengetahuan anda?
9. Kegiatan apa saja yang pernah anda ikuti di Perpustakaan Desa “Pelita”?
Desa “Pelita”?
42
BIODATA INFORMAN
42
TABEL REDUKSI DATA
A. Pendiri Perpustakaan “Pelita”
1. Bagaimana manajemen “Manajemennya sih kami masih kelola sendiri ya Mas. Menurut Raden Roro Hendarti Manajemen
Karena memang tenaganya kita mencari relawan susah perpustakaan desa “Pelita” masih dikelola
yang ada di perpustakaan
banget sih. Jadi masih dikelola oleh keluarga (pribadi). secara pribadi. Dari mulai Perencanaan,
desa “Pelita” ini?
Jadi dari perencanaan semuanya kita planning sendiri, Planning dan Pendanaan dikelola secara
sampai pendanaan juga kita sendiri, pertanggung pribadi. Mengenai pertanggung jawaban pun
jawabannya ya sendiri,hehe. Kecuali kalau ada bantuan- kepada diri sendiri (pribadi). Kecuali kalau ada
bantuan lah memang kita sampaikan nanti, kalau mereka bantuan-bantuan dari pihak tertentu, akan kami
minta semacam SPJnya.” buatkan semacam SPJnya. Hal ini dikarenakan
sulitnya menemukan relawan.
42
2. Mengapa perpustakaan “Karena selama ini tidak ada yang mau menyentuh buku Menurut Raden Roro Hendarti buku-buku yang
ada di perpustakaan desa “Pelita” pada awalnya
desa “Pelita” bisa itu sama sekali. Jadi buku itu memang benar-benar
tidak ada yang mau menggunakan atau istilah
dikelola seperti ini? dipunggungi selama ini. Jadi akhirnya disini kita berusaha
beliau adalah “dipunggungi”. Fakta tersebut
mengelolanya, kita kembangkan. Kita dapat bantuan- membuat beliau berusaha untuk mengelola dan
mengembangkan perpustakaan agar menarik
bantuan, karena amanah-amanah itu kita berusaha untuk
minat baca warga desa Muntang. Tujuan utama
memajukan dengan cara yang kami punya untuk menarik
yang ingin beliau capai adalah memfungsikan
masyarakat datang kesini itu. Ya akhirnya bisa seperti ini perpustakaan tidak hanya sebagai tempat baca.
Setelah perpustakaan desa “Pelita” mendapat
lah, berusaha benar-benar kita memfungsikan
kunjungan dari tim penggerak PKK Kabupaten,
perpustakaan tidak hanya sebagai tempat baca. Awalnya
bantuan buku pun mulai datang. Awalnya
buku-bukunya warisan dari desa, sampai sekarang beliau menerima sekitar 60 judul buku dan terus
berkembang sampai 1000 judul buku. Beliau
bukunya pun masih ada yang tersisa sedikit memang. Dan
pun mulai mengelola buku-buku tersebut.
itu (buku-buku) nya tidak menarik minat baca warga, tapi
Selain mencoba menambah jumlah koleksi
setelah kita di lihat oleh tim Penggerak PKK Kabupaten, buku, beliau juga memberikan reward kepada
para pengunjung perpustakaan yang mau
kita diusulkan dapat bantuan buku. Dari 60 buku, 1000
datang, membaca, dan meminjam buku.
buku, itu mulai kita kelola. Kita memberi reward kepada
Semenjak itulah perpustakaan desa “Pelita”
42
yang mau membaca, yang mau datang dulu, terus mulai berkembang. Beliau mencoba menarik
simpati dari berbagai kalangan yang peduli
memberikan penghargaan kepada yang mau meminjam,
akan literasi. Dengan bantuan Media Sosial
mau membaca, terus akhirnya berkembang sampai
akhirnya perpustakaan desa “Pelita’ memiliki
sekarang. Karena tidak ada bantuan-bantuan dari koleksi buku yang banyak. Pada tahun 2016
perpustakaan desa “Pelita” juga mendapat
pemerintah desa dengan itu kami berusaha menarik
bantuan dari desa sebesar 17.000.000 untuk
simpati dari warga masyarakat yang simpatik. Dari
pengadaan Laptop, Printer dan Scanner. Pada
teman-temen yang simpatik mendonasikan buku. tahun yang sama pemerintah desa juga
memberikan bantuan untuk pengadaan buku
Alhamdulillah sampai sekarang dengan dibantu Medsos
sebesar ± 2,6 - 2,75 Juta. Dalam hal sirkulasi
kita dapat donasi buku banyak. Dan memang kita dapat
peminjaman, perpustakaan desa “Pelita” pernah
bantuan terbesar dari desa itu tahun 2016, sekitar 17 Juta menggunakan aplikasi SLIMS. Namun karena
komputer yang digunakan rusak, semua data
untuk membeli laptop, printer saat itu, terus scanner,
yang telah terinput juga hilang. Sampai
karena saat itu kita sudah pakai sistem Senayan yang
sekarang beliau belum menginput data-data
pakai barcode mas, tetapi karena komputernya rusak, itu tersebut. Kedepannya beliau ingin kembali
menggunakan SLIMS agar lebih mudah dalam
tidak bisa dipindah ke komputer yang lain, ya akhirnya
memantau buku-buku yang semakin banyak.
data-data buku yang sudah masuk jadi ilang semua, kita
42
harus mulai dari nol lagi dan sampai sekarang kita belum
42
buku 2.600.000 atau 2.750.000 dari desa. Waktu itu saya
3. Apa saja kegiatan yang “Kalau kegiatannya memang secara yang biasa di Menurut Raden Roro Hendarti kegiatan
ada di dalam perpustakaan ya ada baca ya Mas, ada pinjam buku, yang ada di perpustakaan desa “Pelita”
tidak hanya terbatas dalam hal membaca
perpustakaan desa kemudian di sini juga ditambah layanan IT, Internet
dan menulis. Selain dua kegiatan tersebut,
“Pelita”? gratis, terus ada pelatihan-pelatihan, baik itu pelatihan
di perpustakaan desa “Pelita’ juga terdapat
Nari, memasak, kerajinan buat anak-anak, remaja, peminjaman buku (sirkulasi), komputer dan
42
pemuda ibu-ibu. Kemudian kami juga bekerja sama internet gratis, program pelatihan,
dengan Posyandu dengan Perpustakaan Keliling yang penyuluhan dan sosialisasi, perpustakaan
keliling, dan wisata edukasi. Beliau benar-
kami miliki. Jadi tidak hanya di tempat kita saja atau di
benar ingin memfungsikan perpustakaan
rumah ini saja, tapi kita bisa keluar untuk melapak di
desa “Pelita” sebagai pusat kegiatan
GOR, memberikan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan masyarakat.
42
studi banding disini, belajar tentang apa itu Perpustakaan,
42
Alhamdulillah kemarin saya diundang kesana (Kantor
4. Apa saja layanan yang “Itu hampir sama dengan pertanyaan no. 3 tadi.
Terangkum disana, karena kegiatan dan layanan
diberikan kepada
hampir sama sih.”
pengguna
perpustakaan desa
“Pelita” ?
5. Bagaimana hubungan “Ada pelatihan, penyuluhan dan sosialisasi. Itu yang kita Menurut Raden Roro Hendarti, guna
lakukan. Untuk memberdayakan masyarakat agar: 1. memberdayakan masyarakat, perpustakaan
perpustakaan desa
Peduli Lingkungan, 2. Peduli Literasi, 3. Memberdayakan desa “Pelita” melaksanakan tiga program utama
“Pelita” dengan
masyarakat untuk bisa mandiri dan berusaha untuk yaitu: Pelatihan, Penyuluhan, dan Sosialisasi.
mencari nilai tambah dari hasil-hasl kerajinan. Dan disini Tujuan dari ketiga kegiatan tersebut adalah
juga sebetulnya kita memberdayakan masyarakat, membuat masyarakat peduli terhadap
42
pemberdayaan monggo loh yang mau memasarkan produknya lewat lingkungan dan peduli terhadap literasi.
internet, silakan datang saja, kenapa tidak memanfaatkan Harapan lain dari adanya program tersebut
masyarakat?
internet gratis disini. Itu yang belum banyak adalah membuat masyarakat mandiri dan
menggunakan disini. Dapat dikatakan kami memiliki tambahan penghasilan. Pemberdayaan
memberdayakan masyarakat dalam bidang pendidikan, masyarakat yang dilakukan oleh perpustakaan
ekonomi, kesehatan dan lingkungan. Literasi untuk desa “Pelita” terwujud dalam bidang
mendukung itu semua disini juga tersedia disini. Untuk pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
membuat kerajinan dari perca disini juga ada bukunya lingkungan. Koleksi buku mengenai keempat 4
satu atau dua. Karena literasi itu mencakup semua itu, bidang pemberdayaan tersebut juga tersedia di
ngono loh. Disini tidak hanya membaca tapi juga praktek perpustakaan desa “Pelita”.
nyata. Untuk pemberdayaannya sudah banyak.”
6. Bagaimana proses yang “Prosesnya kita menjalin kerja sama dengan semua pihak Raden Roro Hendarti memaparkan bahwa
terkait. Contohnya kalau bidang kesehatan kita sudah proses pemberdayaan masyarakat dilaksanakan
dilakukan perpustakaan
koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas, terus dengan menjalin kerja sama dengan pihak yang
desa “Pelita” dalam
yang disini adalah PKD Naping, kemudian dengan SKD, terkait sesuai dengan bidang tertentu. Sebagai
memberdayakan dan kemudian dengan tim Penggerak PKK desa itu contoh, dalam bidang kesehatan, perpustakaan
sendiri. Kemudian kita juga kerja sama dengan Dinas ini menjalin kerja sama dengan Dinkes,
masyarakat?
Lingkungan Hidup, Perpustakaan daerah, kita juga kerja Puskesmas, PKD Naping, SKD, Tim Penggerak
sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM. Jadi kalau PKK. Dalam bidang Pendidikan bekerja sama
temen-temen di desa yang ingin memajukan usaha, saya dengan Perpustakaan Daerah, sekolah-sekolah,
42
juga disini memberikan pelatihan juga Mas tentang serta Perguruan tinggi. Kerja sama dalam
Packing dan Label. Untuk mengepak makanan dan bidang pendidikan ini dilakukan dengan
melabel makanan yang baik dan benar. Kemudian itu memberikan pelatihan dan sosialisasi
sudah saya fasilitasi dulu dengan memberikan pertama itu mengenai pengolahan dan pemilahan sampah.
desain label makanan yang mereka produksi dengan Sementara itu dalam bidang ekonomi,
maksud mereka nanti produk-produk yang dari sini perpustakaan desa “Pelita” bekerja sama
tinggal melabel sendiri, begitu. Itu sudah satu dua yang dengan Dinas Koperasi dan UMKM. Kegiatan
mulai berjalan. Untuk itu mereka bisa: mbak aku mau yang sering bersinggungan dengan dinas ini
pesen yang murah dimana?. Di percetakan A, gitu loh. adalah pengadaan pelatihan-pelatihan.
Silakan datang kesana aja. Jadi mereka kan sudah Pelatihan tersebut antara lain: pelatihan packing
terbuka. Dan kami juga memfasilitasi kalau ada yang dan labelling produk makanan, pelatihan
pengin punya produk Label PIRTnya dari kesehatan. Itu menjahit, pembuatan kerajinan tangan, dan
juga difasilitasi oleh UMKM kalau mau pajang produk membatik. Dapat dikatakan bahwa
monggo, gitu. Dan ini kerja sama yang baru yang akan perpustakaan desa “Pelita” dalam
kami lakukan itu juga dengan UMKM akan menciptakan memberdayakan masyarakat mencoba untuk
wisata umahan disini jadi wisata satu paket nanti mau mencakup semua lini. Dalam hal promosi,
pesen makanan dimana nanti pesennya kepada temen- perpustakaan desa “Pelita” telah dibantu media
temen UMKM. Kemudian mau meminta pelatihan apa? cetak, elektronik, atau online. Beberapa media
Mungkin pelatihan menjahit, atau pelatihan bikin yang pernah meliput kegiatan di perpustakaan
kerajinan, atau pelatihan membatik? Kita selenggarakan
42
disini dengan temen-temen yang dari UMKM juga, gitu. ini antara lain: CNN, Tribun Jateng,
Kemudian kerja sama itu juga kita dengan sekolah- Merdeka.com, Suara Merdeka.
sekolah yang ada disini di dalam bidang pendidikan
langsung malah dengan sekolah-sekolah yang
membutuhkan kami. Khususnya sekolah-sekolah yang
Adiwiyata dan sekolah-sekolah yang ada
perpustakaannya. Jadi disana kami mengadakan pelatihan
tentang sosialisasi pengelolaan dan pemilahan sampah,
pelatihan kerajinan, itu kita MOU baik untuk layanan
perpustakaan kami juga ada yang minta kerja sama itu.
Ya itulah pemberdayaan di semua lini. Semua lini
tercakup dan kita memang harus bisa masuk kesana sih.
Jadi ternyata perpustakaan tidak hanya milik Perpusda
saja. Kalau bisa dikembangkan, semua masuk, gitu. Jadi
tidak berkutat dengan Perpustakaan. Kalau pengin maju
ya semua ada. Dan untuk Pemberdayaan itu kita juga
dibantu oleh media massa baik cetak maupun elektronik
untuk mempromosikan kami. Jadinya semakin banyak
yang tahu keberadaan kami, gitu. Baik Radio, cetak,
maupun elektronik, televisi, maupun onlinenya. Sekarang
42
media online juga banyak yang meliput juga seperti CNN,
Tribun Jateng, Merdeka.com. Tadi dari SuaraMerdeka
juga mengunggah. Saya kirim fotonya lewat WA saja,
mereka mau bikin kegiatan apa ya tinggal ngambil saja.
Yang penting foto itu tidak digunakan untuk nama yang
lain, pernah si Mas di Radar Banyumas. Fotonya
perpustakaan desa “Pelita” tetapi untuk pemberitaannya
di Bukateja.”
7. Apa tujuan dari “Tujuan dari semua pelaksanaan itu sebetulnya kami Menurut Raden Roro Hendarti, tujuan dari
ingin menjadikan perpustakaan itu sebagai pusat kegiatan semua kegiatan pemberdayaan masyarakat
pelaksanaan kegiatan
masyarakat yang positif, itu intinya. Jadi tidak hanya tersebut adalah menjadikan perpustakaan
pemberdayaan tersebut?
untuk baca dan tulis saja. Tujuannya itu.” sebagai pusat kegiatan masyarakat. Dalam hal
ini adalah masyarakat desa Muntang.
8. Kapan pelaksanaan “Kalau kegiatannnya itu kita sudah mulai dari tahun 2016. Raden Roro Hendarti menjelaskan bahwa
Sudah mulai yang semua kegiatan itu masuk nggih itu kegiatan-kegiatan seperti pelatihan, sosialisasi,
kegiatan tersebut
dari tahun 2016 kita sudah mulai. Terus kita biasa itu dan penyuluhan secara penuh mulai dilakukan
dilaksanakan?
mencari waktu-waktu luang, kita buka jam 1 siang sampai pada tahun 2016. Kegiatan pelatihan, sosialisasi
jam 9 malem setiap harinya. Di hari minggu lebih buka dan penyuluhan dilakukan secara insidentil,
lebih awal lagi jam 9 pagi ketambahan ngelapak. sesuai kesepakatan. Perpustakaan desa “Pelita”
42
Kegiatan-kegiatan lain kita mengikuti kegiatan yang memiliki jam buka pukul 13.00 – 21.00 WIB
sudah ada. Jadwal Posyandu yang setiap bulan sudah ada pada hari Senin-Sabtu. Pada hari Minggu
kita ikuti dan kegiatan-kegiatan baru kita menyesuaikan perpustakaan ini buka lebih awal karena harus
situasi dan kondisi. Jadwalnya biasanya kita tentukan melapak. Perpustakaan keliling bernama
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Pelatihan, “Limbah Pustaka” juga memiliki jadwal rutin
penyuluhan itu kita sesuaikan jadwalnya, menyesuaikan. ke posyandu-posyandu yang ada di desa
Insidentil intinya lah begitu. Yang rutin sih sudah ada. Muntang. Di sisi lain, penarikan sampah plastik
Penarikan sampah ya hampir setiap minggu, kaya gitu, dilakukan hampir setiap Minggu, sedangkan
pengolahannya juga sesuai kemampuan ibu-ibu maunya pengolahan sampah dilakukan sesuai
kapan, begitu.” kemampuan ibu-ibu desa Muntang.
9. Siapa sasaran dalam “Sasarannya sih semua lapisan masyarakat sebetulnya. Raden Roro Hendarti menyatakan bahwa
kegiatan tersebut? Dari anak-anak, pemuda, perempuan, UMKM, terus.. sasaran dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah
masyarakat pada umumnya lah, intinya itu. Jadi semua lapisan masyarakat. Balita, anak-anak,
sasarannya memang ada anak-anak, ada pemuda, pemudi, pemuda-pemudi dan ibu-ibu. Sasaran kegiatan
ada balitanya juga ada. Yang paling antusias itu memang tertuju kepada anak-anak, pemuda,
kategorinya anak-anak, pemuda, sama ibu-ibu. Tiga itu dan ibu-ibu.
yang paling antusias untuk kegiatan-kegiatan itu. Dan
memang kebanyakan kegiatan itu sasarannya ke itu,
memang kita mengambil sasarannya ke itu. Kalau
pengelolaan sampah biasanya bapak-bapaknya agak
42
enggan. Karena kita sasarannya berarti ibu yang
mengelola sampah di rumah, itu.”
10. Perubahan apa yang “Untuk perubahan-perubahan yang sudah nampak ya Mas Menurut Raden Roro Hendarti perubahan yang
ya. Satu, cara pandang yang sudah biasa ke perpustakaan, terjadi dari adanya pemberdayaan masyarakat
terlihat dari masyarakat
dia mempunyai cara pandang yang lebih luas. Jadi mereka adalah sebagai berikut. Pertama, perubahan
setelah mengikuti
tidak sempit hanya sampai... contohnya: Ah, saya hanya yang terjadi kepada pemuda dan pemudi yang
program kegiatan lulus SMP saja lah. Gitu kan, tapi mereka yang sudah sering berkunjung ke perpustakaan adalah
biasa kesini, mereka punya pandangan sekarang di SMA: meluasnya cara pandang mereka terhadap
pemberdayaan?
Saya pengin kuliah gimana ibu?. Cara pandangnya lebih masalah ekonomi dan pendidikan. Mereka yang
luas: pengin meningkatkan taraf hidup dan pendidikan. sering ke perpustakaan ingin meraih pendidikan
Intinya itu. Untuk ibu-ibunya sekarang juga lebih berani yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dalam hal
untuk mengungkapkan pendapat, berani untuk apa ekonomi, para pemuda dan pemudi yang sering
namanya, mencari sesuatu untuk tambahan penghasilan berkunjung ke perpustakaan ingin
keluarga. Dan mereka sudah berani untuk membaca. meningkatkan taraf hidupnya. Kedua,
Yang tadinya pada males, sekarang sudah mulai mencari- perubahan yang terjadi kepada ibu-ibu desa
cari buku. Itu perubahan-perubahan yang sangat nyata. Muntang adalah lebih beraninya mereka dalam
Kemudian untuk peduli lingkungan mereka sudah mulai. mengungkapkan pendapat, mulai menyukai
Jadi saat ini kalau ada Limbah Pustaka datang atau bahan bacaan, serta bisa mencari tambahan
perpustakaan keliling kami datang, itu baik anak-anak penghasilan untuk keluarga. Ketiga, untuk
atau ibu-ibu sudah kita mintai: monggo silakan dibaca. masyarakat umum desa Muntang adalah
42
Mereka sudah langsung, jadi sudah ndak sepi lagi meningkatnya kepedulian mereka terhadap
sekarang. Ini karena akses jembatan sedang rusak, salah lingkungan sekitar.
satu posyandu susah untuk kami datangi, karena jembatan
putus armada kami tidak bisa lewat. Kalau Posyandu, kita
ke titik-titik posyandu. Untuk narik sampah kita keliling,
cuma dengan adanya perpustakaan keliling kita narik
sampahnya ndak bisa jangkauannya banyak. Tetapi
jangkaunya lebih sempit cuma kapasitas sampahnya lebih
banyak. Karena apa? Karena semakin banyak yang
ngirim. Ya dilema ya Mas ya, yang namanya suka duka
penarikan kaya itu, kadang ada yang setor ada yang tidak.
Yang paling semangat yang lama mlempem kaya gitu ya
ada. Tapi tetep ibu semangat memberikan sosialisasi.
Apalagi sekarang pak bupati sudah mencanangkan untuk
gerakan pilah sampah, pilah dan olah sampah di tempat,
supaya mengurangi debit sampah yang masuk ke TPA.
Walaupun untuk yang TPA masih sangat minim
kontribusinya, masih banyak penduduk kota. Saat ini saya
dan teman-teman sedang mengarahkan sosialisasi itu ke
wilayah perkotaan. Salah satunya Sabtu besok itu adalah
42
penyuluhan yang akan kita lakukan di GOR Guntur pas
senam pagi, Car Free Day lah istilahnya. Mungkin itu
dampaknya.”
11. Apa kendala yang “Kendalanya, satu dana yang jelas ya Mas. Walaupun itu Dari pernyataan Raden Roro Hendarti dapat
tetep bagi kami tidak terlalu menjadi berat sekali itu ndak. disimpulkan bahwa terdapat beberapa kendala
dihadapi dalam
Cuma kalau ditompang dengan dana kita bisa nyuguh yang dihadapi dalam memberdayakan
memberdayakan
snack contohnya, bisa nyangoni. Itu lebih..lebih..menarik masyarakat desa Muntang. Pertama adalah
masyarakat? mereka untuk datang, semakin banyak yang datang. masalah dana. Walaupun masalah ini tidak
Tetapi dengan tidak adanya itu, benar-benar orang yang terlalu memberatkan, tetapi beliau
datang itu memang benar-benar orang yang peduli justru. berkeyakinan bahwa dengan adanya dana untuk
Lebih terseleksi lagi. Terus orang yang tidak suka, kami menjamu pengunjung yang datang ke
pernah kerja sama dengan KKN. Oh iya yang itu kami perpustakaan akan lebih menarik mereka untuk
bekerja sama dengan Perguruan Tinggi juga, baik negeri berkunjung. Kedua adalah pandangan negatif
maupun Swasta. Kita pernah kerja sama dengan KKN masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan yang
untuk memberikan pelatihan keterampilan disini pada dilakukan oleh perpustakaan desa “Pelita”.
pemudanya. Dan ternyata pemudanya itu ndak dateng! Pandangan negatif tesebut antara lain mereka
Karena apa? Karena mereka sudah di ultimatum tidak meganggap bahwa kegiatan-kegiatan
boleh berhubungan dengan saya oleh seorang oknum, pemberdayaan tersebut adalah untuk
kaya gitu. Jangan berhubungan lagi dengan bu Hen, kalau kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan
berhubungan lagi dananya akan saya stop!. Jadi mereka bersama. Kendala yang terakhir adalah tidak
42
semacam ketakutan, kami sebenernya sedang mencari: adanya dukungan dari pemerintah desa dimana
kenapa? Sebabnya ada apa?. Padahal mereka kelompok terdapat oknum yang tidak suka dengan
pemuda ini dulu adalah bimbingan saya, saya yang kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh
membentuk, gitu loh. Tapi kenapa sekarang nggak mau perpustakaan.
kerja sama dengan saya? Dan saat itu anak-anak yang
mau adalah anak-anak yang terbiasa datang ke
Perpustakaan, gitu. Itu kendalanya, dan saat ini pun
kendalanya banyak dengan saya masuk ke media massa,
dikira saya itu dapat.. apa ya mas..dapat.. kontribusi
banyak. Kontribusi itu uang lah intinya. Padahal itu nilai
yang mereka berikan kepada kami adalah nilai yang wajar
sebagai uang transport lah, ndak ada nilai lebih karena
kami memang nggak punya tujuan kesana, sudah diliput
saja sudah seneng kan? Tapi sebagian orang yang
namanya wong ndesa, tahunya oh..dishooting ya oleh duit
akeh. Jadi kalau saya narik sampah itu ada yang bilang,
hm senenge temen sih..gelemen temen setor sampah
nyenengna mba Ari tok, kan kaya gitu ada juga. Itu
omongan-omongan seperti itu sangat mengena bagi
mereka yang tidak senang. Tapi selalu saya motivasikan,
42
kadang kalau saya denger informasi seperti itu ya saya
sampaikan kembali lagi. Ya aja karena saya lah, sekarang
njenengan pengine mbangu desa, nggo putune njenengan,
bukan untuk saya. Sedangkan saat ini mungkin yang
menggerakkan saya, apakah ada yang lain selain saya
yang menggerakkan? Kan tidak ada. Saya selalu
kembalikan lagi ke warga masyarakat, supaya mereka
jadi lebih tahu dan saya selalu terbuka. Contoh-contoh itu,
kata-kata miring, kata-kata yang memojokkan itu yang
sebetulnya sangat melukai perasaan saya dan keluarga
saya. Tetapi itu tetap menjadikan semangat bagi kami
untuk maju. Itu kendala-kendalanya, alhamdulillah mas,
saat ini dengan apa namanya, adanya publikasi dari pihak,
koordinasi dengan semua pihak yang mau kami ajak kerja
sama, sampai sudah ada pengakuan dari beliau bu wakil
dan pak bupati terhadap gerakan kami walaupun mungkin
di desa kami sini masih dipandang sebelah mata. Tapi
pengakuan itu paling tidak nanti bisa merubah image
masyarakat terhadap kami. Itu saja sih kendalanya. Jadi
kurangnya dukungan dari pemerintah setempat, bukan
42
pemerintah daerah tetapi pemerintah desa. Kendala
utamanya itu.”
12. Apa upaya yang “Ya kami berusaha, bukannya kami tidak menjalin Dapat disimpulkan bahwa upaya yang
komunikasi sebetulnya. Tetapi ibaratnya begini loh mas: dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala
dilakukan untuk
wong orang sudah ndak suka kita menganggapnya, kalau pemberdayaan adalah:
mengatasi kendala
sudah sekali ndak suka, yang kita lakukan sebaik apapun
1. Memberikan bukti nyata bahwa yang
tersebut? ya akan jelek. Bukan tugas kita untuk menjelaskan ke
dlakukan oleh perpustakaan desa”Pelita”
mereka tetapi nanti ada orang yang mungkin lebih
adalah bagus, untuk kemajuan masyarakat,
disegani oleh mereka untuk bisa menjelaskan. Nah salah
serta berdampak positif.
satu yang saya lakukan adalah dengan cara memberikan
bukti nyata bahwa apa yang kami lakukan itu bener-bener 2. Mematahkan pandangan negatif masyarakat
bagus, bener-bener untuk kemajuan masyarakat, bener- dan mencoba membuka mata hati mereka
bener ada dampak positif untuk masyarakat, itu yang dengan karya. Apabila dalam kegiatan
utama saya lakukan untuk membuktikan, mematahkan pemerintah desa tidak mendukung, maka
pandangan negatif mereka terhadap kami. Akhirnya akan dicarikan jalan lain.
pengakuan-pengakuan kami, pengakuan-pengakuan
3. Percaya kepada apa yang kita lakukan itu
positif itu datang dari semua pihak. Nah itu yang nantinya
benar. Berpikir positif terhadap kegiatan
kita harapkan bisa membuka mata hati mereka, gitu mas.
sendiri.
Nah alhamdulillah dana-dana, dukungan, juga saat ini
saya, saya ndak punya lemari, ndak punya buku, ada
42
lemari datang, buku datang, satu dua ada itu. Kemudian
buku-buku yang lain, sumbangan-sumbangan dari temen
juga banyak yang datang. Saya butuh dana untuk menutup
kemarin mengambil motor, alhamdulillah dapat dari pak
bupati. Ya semacam itulah Allah selalu memberikan
jalan, percaya saja untuk itu! Ya kalau yang terakhir cara
mengatasinya ya saya pasrahkan semuanya sama Allah,
gitu aja. Intinya itu, kami sudah berusaha sekuat mungkin
gitu, kalau seandainya koordinasi dengan pemerintah
desa sudah mentok ya kami mencari jalan lain, intinya
ngaten. Meminta tolong orang lain untuk bisa
mengkoordinasikan. Toh kalau mereka sudah yakin, apa
yang kita lakukan memang benar, mereka pasti akan
membantu. Tetapi kalau yang kita lakukan adalah tidak
benar mereka nggak mungkin mau bantu. Intinya nganu,
jadi percaya apa yang kita lakukan benar, gitu aja. Positif
thinking pada kegiatan sendiri.”
42
B. Pengunjung Perpustakaan “Pelita”
42
Dalam sebulan berapa kali Tsabita “Biasanya dua minggu.. itu lah tergantung yang berkunjung sesuai
kepentingan. Kalau ingin berlibur ya main kepentingan, ada yang sering
berkunjung ke Perpustakaan
sama temen kesini. Biasanya saya sering berkunjung, bahkan ada yang
Desa “Pelita”?
sama adek saya.” hampir setiap hari berkunjung ke
perpustakaan desa “Pelita”.
2. Apa motivasi (alasan) anda Ikrima “Mau mengerjakan tugas, mau baca-baca Melalui jawaban keempat
buku.” informan dapat diketahui bahwa
berkunjung ke Perpustakaan
motivasi mereka berkunjung ke
Desa “Pelita”? Lulu “Ingin pinjam buku, terus biasanya ngerjain
perpustakaan berbeda-beda. Ada
tugas.”
pemustaka yang berkunjung ke
Fika “Ngerjain tugas sama baca buku.” perpustakaan untuk mengerjakan
tugas, membaca buku di tempat,
Tsabita “Seringnya itu menggarap tugas, meminjam
meminjam buku untuk dibawa
buku, kalau ndak menyetor sampah.”
pulang, dan terdapat juga
pemustaka yang ingin menyetor
sampah.
3. Jenis buku apa yang sering Ikrima “Novel, Buku Masakan, udah cuma itu.” Melalui jawaban keempat
informan dapat diketahui bahwa
dipinjam? Lulu “Buku dongeng, terus ya pengetahuan.”
42
Fika “Buku novel, terus buku resep masakan.” buku-buku yang sering mereka
pinjam antara lain: novel, buku
Tsabita “Ilmu pengetahuan, dongeng asal usul, kalau
masakan, dongeng, pengetahuan
ndak komik.”
umum, ilmu pengetahuan, legenda,
dan juga komik.
4. Apa yang anda peroleh setelah Ikrima “Ya pengetahuan tentang cara buat makanan. Melalui jawaban keempat
Kalau dari novel ya cerita, kisah-kisah.” informan dapat diketahui bahwa
melakukan peminjaman buku?
setelah meminjam buku mereka
Lulu “Biasanya itu apa wawasan lebih luas.”
memperoleh pengetahuan dan
Fika “Jadi bisa mempraktikkan di rumah, terus wawasan yang baru.
kalau temene ndak tahu dikasih tahu,
ngajarin, menambah wawasan.”
42
Menurut anda apa manfaat Lulu “Manfaatnya itu biar orang-orang lebih apa “Pelita” antara lain: memudahkan
ya, memahami lah, ilmu. Terus juga buat, mereka dalam mengerjakan tugas
adanya perpustakaan desa
itu.. inspirasi.” sekolah, buku yang disediakan
“Pelita” ini?
perpustakaan banyak, menambah
Fika “Jadi tambah tahu.”
ilmu dan inspirasi. Selain itu
Tsabita “Bisa apa.. menjaga lingkungan agar tidak dengan adanya perpustakaan
mudah tercemar karena adanya limbah keliling “Limbah Pustaka” dapat
pustaka. Bisa apa ya anu orang-orang yang menjaga lingkungan desa tetap
belum mengetahui ilmu bisa mengetahui, bersih.
yang lebih luas, mendunia lah.”
6. Apakah dengan adanya Ikrima “Iya. Kalau mengenai setor sampah paling Melalui jawaban keempat
mama saya yang setor.” informan dapat diketahui bahwa
layanan peminjaman buku
perpustakaan desa “Pelita”
melalui perpustakaan keliling Lulu “Iya. Namun ibu saya jarang setor sampah.””
memang meningkatkan kepedulian
berbasis bank sampah Fika “Iya. Mengenai setor sampah dulu sih sering mereka terhadap lingkungan. Hal
tetapi sekarang jarang.” ini terbukti dengan kesediaan ibu
meningkatkan kepedulian anda
mereka untuk menyetor sampah.
Tsabita “Iya. Mengenai setor sampah ibu setor
terhadap kebersihan
karena di rumah banyak sampah.”
lingkungan?
42
7. Apakah fasilitas yang tersedia Ikrima “Iya. Dari internet biasanya saya sering Melalui jawaban keempat
mencari informasi mengenai pelajaran. Buat informan dapat diketahui bahwa
di Perpustakaan Desa “Pelita”
ngerjain tugas.” fasilitas yang ada di perpustakaan
menambah pengetahuan anda?
desa “Pelita’ memang menambah
Lulu “Iya. Saya sering memakai fasilitas
pengetahuan mereka. Para
komputer. Biasanya saya sering cari itu..
informan sering menggunakan
pahlawan-pahlawan. Untuk ngerjain tugas
layanan komputer untuk mencari
juga.”
informasi di internet.
Fika “Iya. Saya sering nyari tugas di internet, terus
browsing nyari tugas.”
8. Bagaimana pelayanan yang Ikrima “Bu Roro itu baik, sopan, gampangan buat Melalui jawaban keempat
cerita (curhat). Pokoknya bu Roro itu ramah informan dapat diketahui bahwa
ada di Perpustakaan Desa
lah.” pelayanan yang ada di
“Pelita”?
perpustakaan desa “Pelita” baik
Lulu “Pelayanannya bagus.”
bahkan sangat baik.
Fika “Baik... udah itu aja.”
42
Tsabita “Sangat bagus, bisa mengetahui tanaman-
tanaman di sekitar, mengetahui bunga apa
yang belum diketahui.”
9. Kegiatan apa saja yang pernah Ikrima “Bikin bunga dari plastik, pelatihan membuat Melalui jawaban keempat
Hidroponik tanaman, bikin kerajinan tangan informan dapat diketahui bahwa
anda ikuti di Perpustakaan
lainnya, terus tas dari tempat kopi, celengan kegiatan yang sering mereka ikuti
Desa “Pelita”?
dari kardus, juga pernah diajarin bikin rumah adalah pelatihan-pelatihan.
dari stik.” Pelatihan tersebut antara lain:
pembuatan kerajinan bunga dari
Lulu “Belajar membuat piring, botol plastik, terus
plastik, pembuatan hidroponik,
membuat bunga dari plastik, buat tas dari
pembuatan tas dari bungkus kopi
bungkus kopi.”
sachet, pembuatan celengan dari
Fika “Pelatihan tanaman hidroponik, bikin bunga kardus, pembuatan rumah-
dari plastik, kerajinan tangan.” rumahan dari stik es krim,
pembuatan mangkok dari koran,
Tsabita “Membuat kerajinan tangan tas dari bungkus
dan yang terakhir adalah membuat
kopi, terus membuat bunga dari plastik, botol
ecobrik.
dari air mineral apa ya itu namanya..iya itu
ekobrik lah ya. Membuat mangkok dari
koran.”
42
10 Perubahan apa yang dirasakan Ikrima “Ya jadi punya keterampilan, terus di rumah Melalui jawaban keempat
juga bisa mengikutin kegiatannya. Kalau informan dapat diketahui bahwa
setelah mengikuti kegiatan di hari minggu habis disini latihan biasanya
dirumah praktek.” perubahan yang mereka rasakan
Perpustakaan Desa “Pelita”?
setelah mengikuti kegiatan yang
Lulu “Jadi wawasan lebih luas, terus itu lebih
ada di perpustakaan desa “Pelita”
cepat masuk kalau baca buku disini.”
yaitu menambah wawasan dan
Fika “Ya keterampilan bertambah,juga kalau keterampilan mereka mengenai
disini apa ya namanya... kalau disini pembuatan kerajinan.
gampang nggak jauh.”
42
76
DOKUMENTASI PENELITIAN
42
Pelatihan Pembuatan Kerajinan Pelatihan Pengolahan Sampah
42
MATRIK PEMBIMBINGAN
42
42
42
42
42
BIODATA PENULIS
42