NIM 1406515904
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Matakuliah Otomasi Perpustakaan
Study Kasus
A. Pendahuluan
Era digital, era terkomputerisasi sologan tersebut seringkali terdengar disetiap aspek
kehidupan manusia di awal abad ke 20. Sistem tekhnologi informasi menjadi salah
satu ikon dari abad 20 dengan perkembangan yang sangat cepat. Dengan
perkembangan tersebut implementasi dari sistem tekhnologi informasi merambah
hampir ke seluruh aspek kehidupan, tidak terlepas dalam implementasi penggunaanya
di perpustakaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Achmad Irwan Ardiyansah dan Al Muhdil
Karim dengan fokus riset terhadap kendala pengembangan perpustakaan digital yang
Berikut ini adalah Gambaran umum dari permasalahan yang dihadapi oleh
Dari beberapa masalah yang telah di uraikan sebelumnya, penulis ingin mengajukan
konsep pemecahan masalah yang mungkin dapat diimplementasikan dalam
menanggulangi hambatan pengembangan perpustakaan digital yang salah satunya
dipelopori oleh Perpustakaan Nasional,
Lite untuk penyeragaman antara pusat dan daerah. INLIS Lite adalah hasil
pengembangan dari INLIS dan yang sebelumnya adalah QALIS. INLIS tidak
software INLIS tapi karena kesulitan untuk konversi data. Hal ini sudah sering
dengan baik. Hingga saat ini, INLIS Lite yang merupakan hasil
berkonsultasi dengan siapa. Ada kesan saling lempar tanggung jawab antara
dan bimtek dari Perpustakaan Nasional tapi masih dirasakan sangat kurang
tersebut program perpustakaan nasional juga gagal dalam fase installasi dan
cukup tinggi dan belum lagi ketersediaan infrastruktur di daerah tertentu yang
penulis adalah sebuah pemborosan yang tidak efektif. Dalam hemat penulis
iformasi.
Disamping itu ada beberapa konsep yang mungkin terlupa oleh perpustakaan
agen yang bertugas sebagai agen yang memproduksi informasi yang bersifat
dari setiap informasi yang bersifat ke Indonesian dapat terwujud dan dapat
diakses minimal untuk setiap warga negara Indonesia. Untuk sistem tersebut
program dari awal yang tidak menjanjikan hasil yang signifikan dalam aspek
instansi yang lebih „basah‟ dari sisi penghasilan. Ini menjadikan bantuan-
banyak yang belum dimanfaatkan sama sekali (baca: masih di dalam kardus).
berikut. 2000 tahun lalu ketika setiap bangsa masih berusaha untuk
menulis menempati posisi penting, Sejarah tersebut kita temui dalam sejarah
kemampuan tersebut. Mari kita lihat kondisi saat sekarang ini, apa beda
programer dan orang yang menulis di kerajaan Mesir 2000 tahun silam?
Dalam asumsi penulis tidak ada perbedaan yang signifikan, media mereka
tulisan tangan yang kita gunakan saat sekarang ini. Kenapa kita harus
berpatokan pada pemograman adalah bagian dari cabang keilmuan lain, sudah
dengan motif agar bisa dikaryakan kembali walau sudah memasuki masa
pensiun.
sistem kerja rotasi yang disesuaikan maka ilmu-ilmu yang seharusnya berguna
ditetapkan sebelumnya.
perpustakaan digital. Hal ini bisa dipahami karena Pendapatan Asli Daerah
Perpustakaan dan bantuan, dua kata yang seringkali terdapat dalam sebuah
Untuk pertama kali yang dapat dilakukan adalah memecah paradigma yang
beberapa jalur untuk merubah paradigma tersebut, yang pertama bisa melalui
simposium nasional, setelah itu dilanjutkan pada focus group discusions serta
Kita tidak bisa menafikan kalau materi adalah subtansi dari mayoritas manusia
profit adalah salah satu penyebab lemahnya effort kerja pustakawan dalam
materi.
yang berorientasi kepada profit. Kegiatan kegiatan seperti yang dilakukan oleh
organisasi informasi yang bersifat lainya seperto bioskop, media online, protal
informasi, dan juga pusat pusat hiburan seperti karoke family penyedian
dari penjualan informasi yang berisifat berbayar namun bukan menjadi tugas
selama ini dianut sebagai kode etik dalam penyelenggaraan perpustakaan yang
kehidupan seharusnya membuat kita sama sama belajar, kode etik dan realitas
idealnya sejalan dan didasarkan kepada aspek kebutuhan. Belajar dari hukum
dasar ekonomi dimana demand akan berpengaruh kepada suply begitu juga
masyarakat.
perpustakaan terpusat.
D. Kesimpulan
d. Sosok kepemimpinan yang cair dan inovatif adalah salah satu kunci
keberhasilan pengembangan pepustakaan digital.
Daftar Pustaka
Waters, D. (July/August 1998). What are digital libraries?. Council on Library and
Information Services, 4. Diakses tanggal 20 Oktober 2014,
dari http://www.clir.org/pubs/issues/issues04.html
http://kelembagaan.pnri.go.id/Digital_Docs/pdf/about_us/official_archives/public/normal/PP
%20Nomor%2024%20Tahun%202014.pdf
Myers , Glenford J., The Art of Software Testing, Willey : Hoboken, 2011