METODE PERPUSTAKAAN DALAM PENGEMBANGAN MINAT BACA PADA ERA PANDEMI COVID-1
Pendahuluan
Di era informasi saat ini, peran informasi sangatlah penting sekali. Masyarakat yang kekurangan akan
informasi akan mengalami ketertinggalan. Apalgi di era informasi saat ini segala aspek kegidupan
sudah sangat bergantung kepada informasi. Akan tetapi, masyarakat saat ini sedang dilanda suatu
pandemi yaitu pandemi Covid-19.
Saat ini hampir semua aspek terkena dampak oleh pandemi Covid-19 mulai dari pendidikan,
ekonomi, politik, pariwisata, termasuk perpustakaan yang merupakan sarana unttuk mendapatkan
informasi.
dari rumah untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Pandemi Covid-19 ini juga
membuat sulitnya akses untuk mendapatkan sumber bacaan/informasi sebab masyarakat hanya
mengandalkan informasi dari internet.
Lembaga internasional pada bidang perpustakaan yaitu IFLA (International Federation of Library
Associations and Institutions) mengeluarkan pedoman untuk perpustakaan seluruh dunia agar bisa
memberikan layanan selama masa pandemi yang sedang berlangsung (Suharso et al., 2020). Saat ini
masyarakat hanya berfokus untuk mendapatkan informasi melalui televisi maupun secara online
dengan mengakses berita online maupun melalui media sosial seperti Line, Facebook, Whatsapps,
Twitter, Maupun Instagram untuk mendapatkan informasi selama berdiam diri di rumah saja.
Tentunya bagi masyarakat yang sudah melek teknologi internet ini tentunya itu dapat dilakukan
dengan mudah. Akan tetapi, bagi anak-anak maupun masyarakat dengan keterbatasan ekonomi,
terutama yang terbiasa berkunjung ke perpustakaan untuk medapatkan informasi maupun belajar
akan kesulitan dalam mengakses informasi secara daring.
Sebagaimana kita ketahui fungsi perpustakaan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 43 tahun
2007 tentang Perpustakaan, yaitu sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi, pelestarian, dan
rekreasi, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.
2
Dapat dikatakan, perpustakaan berperan sebagai pusat belajar sepanjang hayat di tengah
masyarakat.
Layanan perpustakaan yang umumnya dimanfaatkan oleh pemustaka di antaranya layanan sirkulasi
dan referensi, biasanya diakses secara langsung dengan mendatangi gedung perpustakaan. Namun,
saat pandemi sekarang ini, dengan berbagai keterbatasan, perpustakaan dituntut untuk berinovasi
dalam melayani pemustaka agar tetap dapat memberikan layanan prima sebagaimana kondisi
normal. Khusunya dalam upaya pengembangan minat baca masyarakat, pepustakaan dituntut untuk
seantiasa berinovasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Pandemi Covid-19
Ada beberapa hal prinsip yang mesti diperhatikan dalam layanan perpustakaan di masa pandemi,
yaitu layanan perpustakaan tetap dibuka dengan memperhatikan kebijakan dan status wilayah zonasi
Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah agar perpustakaan tidak menjadi klaster penularan baru.
Kesehatan tenaga perpustakaan dan pemustaka merupakan prioritas, perpustakaan ikut berperan
menggerakkan perekonomian masyarakat, dan perpustakaan mengembangkan kerja sama dengan
banyak pihak. Setidaknya terdapat tiga metode yang dapat diterapkan oleh perpustakaan sesuai
dengan kondisi wilayah zonasi suatu perpustakaan, yaitu tatap muka, tatap muka dan non- tatap
muka (hybrid), dan virtual.
Metode 1
Perpustakaan yang berada di zona hijau dan kuning tetap dapat menerapkan layanan perpustakaan
tatap muka, tetapi secara terbatas. Layanan secara terbatas ini diterapkan sesuai dengan protokol
kesehatan yang berlaku, yaitu pengukuran suhu, penggunaan masker, penyediaan hand
sanitizer/tempat cuci tangan dan sabun, pembatasan jarak, pengurangan kapasitas pemustaka,
penyemprotan disinfektan, dan karantina koleksi perpustakaan setelah dikembalikan selama 3 (tiga)
hari.
Metode 2
Metode yang kedua dapat diterapkan pada perpustakaan di zona hijau dan kuning. Layanan yang
disediakan terdiri dari layanan onsite -seperti pada metode pertama- dan online. Dengan demikian,
perpustakaan harus mengembangkan sumber daya perpustakaan yang mendukung layanan online,
seperti dengan menyediakan koleksi digital, menciptakan inovasi penyampaian layanan
perpustakaan secara online, dan menyediakan jaringan internet dan wifi.
Metode 3
Meode yang ketiga, yaitu layanan virtual diterapkan di perpustakaan yang berada di zona oranye dan
merah, di mana risiko penularan Covid-19 tinggi. Perpustakaan harus menggunakan media yang
memungkinkan pemustaka memanfaatkan layanan perpustakaan tanpa harus datang ke
3
perpustakaan, bekerja sama dengan perpustakaan lain karena tidak mungkin suatu perpustakaan
memiliki semua koleksi yang dibutuhkan, serta lembaga lain dalam hal pengiriman koleksi. Oleh
karena itu, perpustakaan selain meningkatkan kompetensi pustakawan, juga harus memperkuat
layanan digital, yaitu dalam hal penyediaan koleksi, layanan sirkulasi, referensi, dan penyelenggaraan
kegiatan secara online. ***
Sumber Referensi: