Anda di halaman 1dari 4

Nama : Stevani Mahate Putri

NIM : 042369605
Tugas 3 Psikologi Perpustakaan

Soal:

1. Hubungan interpersonal juga dianggap merupakan bagian dari kecerdasan emosi, selain
bagian dari kecerdasan ganda. Cobalah Anda memperhatikan tindakan petugas
perpustakaan yang mendatangi pengguna perpustakaan yang tampak bingung melakukan
penelusuran melalui katalog elektronik (Online Public Access Catalog = OPAC) untuk
kemudian ia memberikan bimbingan bagaimana menelusur informasi melalui OPAC.
Kupaslah tindakan petugas ini berdasarkan berbagai aspek terkait kualitas interpersonal
yang dimiliki oleh yang bersangkutan.
2. Bagaimanakah keterkaitan antara self disclosure dengan self awareness dalam hubungan
interpersonal berdasarkan teori Jendela Johari.
3. Jelaskanlah mengapa terjadi suatu kelompok kerja gagal mencapai efektivitas yang
diharapkan oleh organisasi.
4. Pemustaka memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pendekatan
yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik ini memengaruhi perilaku mereka dalam
mencari informasi. Berdasarkan teori The Five Factor Model terdapat 3 kategori perilaku
dalam mencari informasi. Jelaskanlah 3 kategori tersebut.

Jawaban:

1. Ada tindakan seorang petugas perpustakaan yang mendatangi pengguna perpustakaan


yang tampak bingung melakukan penelusuran melalui katalog elektronik (Online Public
Access Catalog = OPAC)  untuk kemudian ia memberikan bimbingan bagaimana
menelusur informasi melalui OPAC. Berdasarkan gambaran tersebut, kualitas
interpersonal yang dimiliki petugas perpustakaan tersebut menunjukkan adanya kepekaan
terhadap kebutuhan pemakai dan menunjukkan adanya keterampilan komunikasi yang
dimilikinya sebagai berikut:
a. Bahasa tubuh: menunjukkan keinginan membantu, bersahabat, sehingga
pengguna tersebut tidak takut untuk mendekat dan menyimak apa yang sedang
dicari mahasiswa.
b. Ekspresi wajah: senyum dan kontak mata.
c. Bahasa verbal: berbicara dengan jelas dengan nada yang tidak meremehkan.
Menanyakan apa yang sudah diketahui tentang perpustakaan dan menerangkan
bagaimana cara menelusur informasi melalui OPAC.

2. Untuk dapat mengetahui keterkaitan antara self disclosure dan self awareness pada
hubungan interpersonal, kita dapat melihat teori Jendela Johari (Johari Window). Model
jendela Johari merupakan alat yang berguna untuk memahami kesadaran tentang diri dan
tingkat keterbukaan kita dengan orang lain. Jendela johari terdiri dari empat bagian,
masing-masing bagian mewakili informasi mengenai perasaan, motivasi, pengalaman,
pandangan, sikap seseorang, dan sebagainya. Informasi tersebut bervariasi dalam hal
keterbukaannya seperti diketahui atau tidak diketahui diri sendiri atau infromasi tersebut
diketahui atau tidak diketahui oleh orang lain. Empat bagian dalam Jendela Johari adalah
sebagai berikut.
a. Terbuka: pada bagian ini informasi yang diketahui oleh diri sendiri juga diketahui
oleh orang lain.
b. Buta: informasi tentang diri sendiri yang tidak diketahui oleh individu yang
bersangkutan, tetapi orang lain mengetahuinya. Area ini tidak produktif, harus
mencari umpan balik dari orang lain untuk meningkatkan kesadaran diri.
c. Tersembunyi: yaitu ketika diri sendiri mengetahui informasi tersebut tetapi orang
lain tidak mengetahuinya. Area ini dapat dikurangi dengan lebih terbuka kepada
orang lain atau meningkatkan self disclosure.
d. Tidak diketahui: yaitu area yang menggambarkan informasi yang tidak diketahui
oleh diri sendiri dan juga tidak diketahui oleh orang lain.

3. Kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Kelompok ditandai dengan adanya tujuan atau minat yang sama di antara
anggotanya. Tapi seringkali dalam suatu kelompok kerja gagal dalam mencapai
efektivitas yang diharapkan oleh organisasi. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
a. Atmosfer: tegang dan terkadang muncul kebosanan.
b. Setting tujuan: tidak jelas, dimengerti, sehingga tujuan sulit untuk dicapai.
c. Kepemimpinan dan partisipasi anggota: didelegasikan atau berdasar otoritas,
pemimpin mendominasi kelompok, partisipasi anggota tidak seimbang (anggota
yang mempunyai otoritas lebih mendominasi).
d. Penekanan tujuan tidak ada.
e. Komunikasi: tertutup dan satu arah, tidak semua ide diberi dorongan, tujuan
individu berlawanan dengan tujuan kelompok.
f. Pembuatan keputusan: berdasar otoritas dalam kelompok dengan partisipasi
minimal dari anggota kelompok.
g. Kohesi: saling mengabaikan.
h. Toleransi terhadap konflik: sangat rendah, usaha dilakukan untuk menghindar,
mengingkari, menekan atau mengesampingkan kontroversi.
i. Kekuatan: ditentukan oleh kedudukan dalam kelompok.
j. Evaluasi: minimal, jika ada hanya dilakukan oleh yang mempunyai otoritas tinggi.
k. Kreativitas: tidak didorong, individu takut.
4. Pemustaka memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pendekatan
yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik ini memengaruhi perilaku mereka dalam
mencari informasi. Berdasarkan teori The Five Factor Model terdapat 3 kategori perilaku
dalam mencari informasi, yaitu sebagai berikut:
a. Neurotik (Neutroticism), yaitu tingkat ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri
dan ketidakstabilan dalam emosi yang diperlihatkan individu dalam berbagai
situasi. Seseorang yang rendah nilai neurotiknya (LOW N) lebih mudah
beradaptasi, lebih realistik, dan memiliki kemampuan untuk menolerir frustasi.
Sebaliknya, jika seseorang memiliki nilai neurotik yang tinggi (High N)
mempunyai kecenderungan mempunyai masalah dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya dan sering mengalami problem psikologi, seperti cemas, pemarah,
depresi, peka, dan gegabah.
b. Ekstrovert (Ekstroversion), yaitu tingkat keinginan seseorang untuk melakukan
interaksi antar pribadi atau interpersonal dengan orang lain. Seseorang yang
memiliki ekstrovert yang rendah (Low E) cenderung lebih pasif dan berhati-hati
ketika melakukan kontak dengan orang lain, sementara individu yang memiliki
nilai extrovert yang tinggi (High E) cenderung ramah, aktif, asertif, dan energetik
saat berinteraksi dengan orang lain.
c. Keterbukaan terhadap pengalaman (Openness to experienxce), yaitu tingkat
kemauan seseorang dalam mencari pengalaman dan menghargai pengalaman
untuk kepentingannya sendiri. Orang dengan keterbukaan yang rendah (Low O),
cenderung untuk konservatif dan mengikuti apa yang telah berlaku di masyarakat,
sementara individu dengan nilai keterbukaan yang tinggi (High O) selalu ingin
tahu, penuh dengan imajinasi, dan tidak selalu mengikuti apa yang berlaku di
dalam masyarakat.
d. Persetujuan (Agreebleness), yaitu tingkat kebutuhan seseorang untuk menciptakan
hubungan yang harmonis dan menyenangkan. Individu yang mempunyai nilai
rendah pada faktor ini (Low A) akan cenderung curiga, cepat marah, dan menaruh
rasa dendam dalam hubungannya dengan orang lain. Sebaliknya, individu dengan
nilai tinggi pada faktor ini (High A) cenderung menaruh rasa percaya, keinginan
untuk menolong, dan secara fitrah ia memang orang yang baik ketika
berhubungan dengan orang lain.
e. Mendengarkan kata hati (Consientiousness), yaitu tingkat yang diperlihatkan
seorang individu dalam mengorganisasikan dirinya untuk mencapai tujuan-tujuan
hidupnya. Individu yang rendah dalam faktor ini (Low C) cenderung malas dan
selalu mencari kesenangan. Sementara individu yang mempunyai nilai tinggi
dalam faktor ini (High C) cenderung orang yang suka bekerja keras, berambisi
dalam menggapai tujuan yang hendak dicapainya.
Sumber:

Farida, Ida dan Nina Aryani Martini. 2022. Psikologi Perpustakaan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai