Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ATIKA YULYANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042089782

Kode/Nama Mata Kuliah : PUST4423/Psikologi Perpustakaan

Kode/Nama UPBJJ : 42 / Semarang

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban:
1. Teori belajar kondisioning operan di dalam salah satu kegiatan perpustakaan
Menurut Martini (2014: 2.14) mengatakan bahwa disebut operan karena
memanipulir reinforcement (penguatan). Menguat atau melemahnya suatu respons atau
tingkah laku dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima individu, apakah menyenangkan
atau tiddak menyenangkan. Respon yang menerima konsekuensi menyenangkan cenderung
untuk diulangi dan sebaliknya respons yang menerima konsekuensi tidak menyenangkan
cenderung untuk tidak diulangi.
Begitu pula dengan pendapat Ahmad (2018 : 14) mengatakan bahwa teori Operant
Conditioning dalam kamus psikologi disebut bahwa Operant ialah setiap respon yang
bersifat instrumental dalam menimbulkan akibat-akibat tertentu, seperti hadiah makanan
atau satu kejutan listrik. Respon tersebut beroperasi ke dalam lingkungan, sementara
Conditioning menpunyai arti mempelajari respon tertentu. Sedangkan, menurut B.F. Skinner
tentang pengkondisian operan (operant conditioning) dalam kaitannya dengan psikologi
belajar adalah proses belajar dengan mengendalikan semua atau sembarang respon yang
muncul sesuai konsekuensi (resiko) yang mana organisme akan cenderung untuk
mengulang respon-respon yang di ikuti oleh penguatan. Teori belajar Operant Conditioning
yang dikemukan oleh B.F. Skinner juga disebut teori belajar reward (reinforcement positif)
and punishment (reinforcement negative), artinya ketika seorang siswa belajar dengan rajin
dan giat maka dia mampu menjawab banyak atau semua pertanyaan dalam ulangan atau
ujian, maka guru kemudian memberikan penghargaan (sebagai penguatan terhadap
respon) kepada anak tersebut dengan nilai yang tinggi.
Lalu, bagaimana penerapan teori belajar tersebut di dalam kegiatan perpustakaan?
Sistem belajar kondisioning operan menekankan pada hubungan antara respons dan
konsekuensinya atau reinforcement. Seperti pada Perpustakaan Flamboyan SMA Negeri 1
Pemalang yakni tempat saya bekerja bahwa setiap tahun perpustakaan tersebut memiliki
program kerja tahunan atau semacam kegiatan rutin setiap tahunnya. Salah satuny adalah
pemilihan raja dan ratu baca. Sistem pemilihannya adalah dengan cara melihat grafik
kenaikan dari pemustaka yang datang dan rajin meminjam maupun membaca bahan koleksi
seperti buku. Hal ini tentu diluar buku paket pembalajaran atau datang karena mengerjaka
tugas dari bapak ibu guru. Penentuan raja dan ratu baca dilaksanakan pada saat bulan
bahasa sekaligus bertepatan dengan lomba-lomba bahasa salah satunya adalah menulis
resensi buku.
Ketika informasi mengenai pemilihan raja dan ratu baca tentu mendapat respon
baik oleh para pemustaka baik itu siswa kelas X, XI, dan XII. Di sisi lain, tampilan
perpustakaan yang nyaman membuat mereka begitu menyukai “gudang” buku tersebut. Hal
tersebut membuat mereka sangat antusias untuk mengikuti seleksi raja dan ratu baca.
Setelah pustakawan didampingi oleh petugas perpustakaan lainnya, maka ditentukanlah dua
pemustaka yakni satu laki-laki dan satu perempuan untuk dijadikan raja dan ratu baca.
Setelah itu, diumumkan hasilnya setelah upacara bendera berlangsung. Penetapan raja dan
ratu baca dilaksanakan sebelum terjadi pandemi covid-19. Tidak sampai di situ saja, saat
pandemi covid-19 melanda Indonesia, raja dan ratu baca beserta pustakawan SMA Negeri 1
Pemalang melakukan aksi bagi-bagi masker gratis kepada masyaraka. Hal ini sebagai
bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat akan pandemi ini. Oleh karena itu, dengan
penobatan mereka tidak hanya sekadar status raja dan ratu mengenai koleksi perpustakaan
saja tetapi juga terjun ke lapangan. Berikut adalah dokumentasi raja dan ratu baca
sekaligus kegiatan berbagi masker gratis.
Dari foto kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa teori belajar kondisioning
operan ketika diterapkan kepada pemustaka dalam kegiatan perpustakaan berjalan dengan
lancar. Hal tersebut berkaitan dengan stimulus yang telah disiapkan oleh pemustaka
berkaitan dengan reward yang diberikan oleh raja dan ratu baca. Dengan demikian (Martini,
2014: 2.36) sesuai dengan hukum law of effect yang dikemukakan oleh Thorndike di mana
pustakawan dapat mengupayakan strategi untuk memberikan reinforcement yakni
penguatan berupa penghargaan. Penghargaan yang terlihat dalam foto tersebut adalah
pemberian slempang raja dan ratu baca.

2. Teori-teori motivasi
Menurut KBBI bahwa motivasi memiliki pengertian dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Selain itu, juga memiliki arti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melalukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasaan dengan perbuatannya. Ditambah pula pendapat
dari Martini (2014:3.2) bahwa motivasi merupakan konsep dalam psikologi yang bersifat
abstrak dan tidak langsung dapat dilihat. Namun, motivasi pada setiap individu mempunyai
pengaruh terhadap tingkah laku overt; karenanya penting untuk pustakawan mengetahui
tentang pengertian motivasi.
Begitu pula pendapat dari Lamberton dan Leslie (dalam Martini, 2014 : 3.2)
mengatakan bahwa motivasi adalah keinginan melakukan upaya untuk mencapai tujuan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan satu penggerak dari
dalam hati seseorang untuk melalukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu
tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk
memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Berikut ini adalah beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi
untuk menerangkan mengapa seseorang bertindak atau terdorong melakukan sesuatu.
A. Teori Motivasi Abraham Maslow
Abraham Maslow (dalam Martini, 2014: 3.11 – 3.12) membangun teori motivasi
berdasarkan hierarki kebutuhan sehingga ia meyakini bahwa kita mempunyai lima
kebutuhan jika diuraikan akan berurutan sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis
Merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan seseorang untuk bertahan hidup, misalnya
makanan, minuman, oksigen, tidur, dan lain-lain yang sifatnya kebutuhan fisik.
Contoh:
Ketika dalam waktu satu hari tidak melakukan aktivitas misalnya bergerak atau bekerja
hanya duduk manis saja di depan laptop maka tubuh kita akan merasakan rasa lelah 2x
lipat. Karena sebenarnya jika kita terdiam justru akan membuat tubuh menjadi lesu dan
letih. Oleh karena itu, selain kebutuhan fisik yang tercantum di atas maka kebutuhan
olahraga juga menjadi penting selain makan dan minum saja. Dengan olahraga akan
menjadikan tubuh kita semakin sehat bahkan untuk melakukan aktivitas akan terasa
nyaman.
2) Kebutuhan Keamanan
Ketika kebutuhan dasar terpenuhi, maka kita akan terpikir akan keamanan, baik secara
fisik maupun secara psikis.
Contoh:
Pada keluarga kecil yang baru memiliki momongan maka secara tidak langsung pasti
besaran kebutuhan (finansial) akan bertambah. Paling tidak sudah memikirkan untuk
tabungan masa depan anak. Supaya keluarga kecil tersebut dapat mempersiapkan
kebutuhan itu dan tidak menjadi beban setiap harinya maka bisa membuka rekening
tabungan, salah satunya adalah tabungan emas. Melalui tabungan emas tersebut atau
investasi emas akan sangat membantu mempersiapkan masa depan anak kelak. Karena
melihat nominal emas itu sendiri semakin ke depan nominalnya akan semakin
bertambah sehingga tidak akan mengalami keruagian. Minimal nabung adalah 10.000
dan potongan administrasi tidak begitu besar yakni Rp30.000,00 pertahun yang
dipotong setiap bulan November. Hal ini sangat membantu dalam mengamankan
perekonomian keluarga. Berikut adalah buku tabungan emas yang saya lakukan yakni di
pegadaian.

3) Kebutuhan sosial
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, kebutuhan sosial
yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain menjadi penting.
Contoh:
Kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) merupakan organisasi
kemasyarakaan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam
membangun Indonesia. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan wadah kita untuk
berkesempatan dalam bersosialisasi di masyarakat karena tidak hanya bercengkerama
dan arisan saja tetapi juga membahas mengenai kesehatan keluarga dan kebersamaan
dengan warga dalam bentuk jalan sehat bersama. Dengan demikian, hidup
bersosialisasi merupakan hal penting dalam hidup bermasyarakat karena seyogyanya
manusia menjalankan hidup tidak selamanya seorang diri tetapi tetap membutuhkan
bantuan orang lain.
4)Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan akan penghargaan yang mencakup
penghargaan terhadap diri kita sendiri dan penghargaan orang lain terhadap kita.
Contoh:
Pada saat upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2020,
kementerian sekretarian negara RI mengadakan upacara secara virtual di mana
masyarakat seluruh Indonesia maupun luar negeri dapat mengikuti. Kemudian, saya
mencoba untuk mendaftar menjadi peserta upacara virtual pada link yang telah
disediakan. Pada saat pelaksanaannya saya diberi kesempatan mengikuti secara virtual
pada saat upacara penurunan bendera. Selesai pelaksanaan, pihak panitia memberikan
penghargaan kepada setiap peserta yakni berupa piagam penghargaan secara elektronik.
Dengan demikian kesimpulannya adalah bahwa dengan mengikuti kegiatan tersebut dan
penghargaan (jika sebatas memandang tulisan) berupa “seperti itu” maka akan terlihat
biasa bahkan diri sendiri bisa membuatnya. Akan tetapi, jika kita melihat dari segi
kebutuhan dan motivasi akan keberhasilan mengikuti kegiatan tersebut maka rasa
bangga akan terlintas dalam diri kita. Berikut adalah gambar piagam penghargaan yang
saya dapatkan.

5)Kebutuhan Aktualisasi Diri


Aktualisasi diri adalah keadaan ketika seorang individu menjadi diri yang diinginkannya.
Menurut Maslow, aktualisasi diri dapat dicapai jika kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam
hierarki sudah terpenuhi. Individu yang sudah mencapai aktualisasi diri akan merasakan
kepuasan dalam hidupnya dan terus berkembang.
Contoh:
Ketika saya mengikuti akun sosial media tentang perlombaan penulisan gratis maka diri
saya tergerak untuk mengikuti karena diri saya merasa bahwa ketentuan dari lomba
tersebut secara kemampuan diri saya bisa mengikutinya. Lalu, saya mencoba mendaftar,
membuat, dan mengirimkan hasil karya saya yakni lomba menulis surat pribadi. Harapan
saya adalah minimal bisa masuk 100 besar sehingga karya saya bisa dibukukan oleh
penerbit dari panitia penyelenggara. Tidak disangka ternyata harapan dan keinginan saya
terwujud dan hasil karya saya dibukukan. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketika diri saya termotivasi oleh sesuatu hal yang sesuai dengan kemampuan, maka
harapan timbul begitu besar dimana harapan tersebut termasuk ek dalam aktualisasi diri
yakni menjadi diri yang diinginkannya. Berikut adalah hasil karya dari pencapaian saya.

B. Teori Kebutuhan MC Clelland


David Mc Clelland, profesor psikologi di Harvard University, mengemukakan
teorinya bahwa semua orang memiliki tiga kebutuhan (Martini, 2014 : 3.13):
1)Kebutuhan Berprestasi
David Mc Clelland menenkankan bahwa individu memiliki intensitas motivasi yang
beragam dalam berprestasi. Individu yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi
adalah individu yang termotivasi untuk mengatasi rintangan dan mempunyai keinginan
yang kuat untuk sukses dalam hidupnya.
Contoh:
Saya mengikuti akun lomba gratis di sosial media instagram tentang penulisan surat
pribadi. Saat saya melihat ketentuan lomba, diri saya meyakini bahwa saya bisa
mengikuti bahkan termotivasi untuk bisa menjadi juara atau masuk ke dalam 100 besar
peserta sehingga hasil karya bisa dibukukan oleh penerbit. Tibalah pengumuman dan
alhamdulillah saya masuk 50 besar peserta dan hasil karya dibukukan. Diri saya merasa
senang dan bangga. Setelah itu, saya merasa tertantang untuk terus mengikuti
perlombaan gratis tersebut.
2)Kebutuhan Afiliasi
Kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain ini berkaitan dengan keinginan untuk
mempunyai hubungan yang harmonis dengan orang lain dan kebutuhan untuk diterima
oleh orang lain. Orang yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi suka berinteraksi
dengan orang lain dan mereka suka bekerja pada situasi yang memungkinkan interaksi
secara personal.
Contoh:
Di tempat saya bekerja yakni SMA Negeri 1 Pemalang memiliki laboraturium prakarya dan
kewirausahaan strand budidaya tanaman pangan. Petugas yang mengelola laboraturium
tersebut masuk ke dalam tim hidroponik dan saya termasuk pengelola di dalamnya.
Ketika tanaman hidroponik sudah saatnya panen maka kami saling berkoordinir untuk
menjadwalkan panen. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa saya sebagai
persona yang memiliki kebutuhan afiliasi termasuk kebutuhan dalam kerja tim. Berikut
adalah dokumentasinya

.
3)Kebutuhan Kekuasaan
Awalnya Mc Clelland memandang kekuasaan sebagai suatu hal yang negatif, tetapi
kemudian ia mengatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan juga sama dengan
kebutuhan lainnya, yakni dapat berupa positif maupun negatif. Individu yang mempunyai
kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi merupakan orang yang berkeinginan untuk
mengontrol dan mempengaruhi orang lain. Orang seperti ini menyukai hal-hal yang
sifatnya kompetitif dan berkeinginan untuk menang.
Contoh:
Saya memiliki seorang teman yang memiliki kemampuan menggambar (seni rupa).
Dalam hidupnya ia memiliki target tersendiri terutama dalam mengikuti sebuah kompetisi
sehingga ketika ada informasi mengenai lomba penulisan komik yang diselenggarakan
oleh kemdikbud tingkat nasional ia mencoba mengikuti kompetisi tersebut. Pihak
kemdikbud menyaring 30 besar yang nantinya dikarantina untuk mengikuti serangkaian
tahap sampai dengan pemilihan juara. Tak disangkat teman saya itu mendapatkan juara
3 dengan penghargaan yang diterima salah satunya adalah uang pembinaan sebesar
Rp10.000.000,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rekan saya memiliki
kebutuhan kekuasaan yang sangat tinggi dengan motivasi untuk selalu berinovasi dalam
berkarya. Berikut adalah dokumentasinya:

Gambar 1 : hasil karya dikutip dari akun instagram


miliknya
Gambar 2 : pengumuman pemenang di hootel
Santika, Depok
Gambar 3 : pemberian penghargaan dari pihak
sekolah yang diwakili oleh pengawas
SMA kepada pemenang

C. Teori Kebutuhan Mc Gregor


Douglas Mc Gregor mengajukan dua teori tentang pandangannya terhadap motivasi
pegawai. Ia menyebut teorinya sebagai teori X dan teori Y. Kedua teori tersebut
menunjukkan dua jenis sikap manajer mengenai para pegawainya (dalam Martini, 2014 :
3.15).
Teori X mengasumsikan bahwa individu:
1) Tidak menyukai pekerjaan dan mencoba untuk mengindarinya.
2) Tidak mempunyai ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, lebih baik mengikuti
daripada mengarahkan.
3) Lebih memikirkan pribadinya sendiri dan tidak memikirkan bagaimana tujuan
organisasi dan tidak menyukai perubahan yang terjadi diorganisasi.
4) Tidak terlalu cerdas
Contoh:
Seorang anak memiliki keinginan untuk berkuliah sesuai keinginannya tetapi tidak
direstui oleh orangtuanya karena orangtua memiliki jurusan lain yang sama sekali tidak
diminati oleh anak tersebut. Misalnya Andi ingin kuliah di STAN sedangkan orangtua
menginginkan menjadi TNI. Karena orangtua selalu memaksa dan berdalil membiayai
akhirnya Andi mengikuti permintaan orangtua. Sepanjang perjalanan, Andi sama sekali
tidak besar hati, ia merasa berat, tidak bisa bekerja tim, tidak dapat menyelesaikan
perintah dari atasan, bahkan tidak serius dalam menjalaninya. Akhirnya, Andi mengalami
gejala stres dan dikeluarkan dari pendidikannya. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan
bahwa teori X dapat terjadi pada diri manusia tidak hanya disebabkan oleh faktor diri
sendiri saja melainkan dari orang lain.
Teori Y mengasumsikan bahwa:
1) Orang-orang mempunyai motivasi diri yang baik sehingga mereka dapat
mengarahkan diri mereka untuk mencapai pekerjaannya.
2) Pegawai adalah orang-orang yang memiliki tangung jawab, kreativitas, dan
imajinatif.
3) Tujuan organisasi dapat dicapai dengan memberikan para pekerja dengan berbagai
bentuk pujian dan pengakuan terhadap hasil kerja mereka.
Contoh:
Seorang guru tidak tetap mempunyai ambisi untuk menjadi pegawai negeri karena
dalam hidupnya ia mempunyai target tersendiri. Ketika ada informasi perekrutan pegawai
negeri sipil (PNS) jalur tes, ia mengikuti kesempatan tersebut. Tanpa disangka, ia lolos
dalam seleksi SKD (seleksi kompetensi dasar) dan lanjut ke seleksi SKB (seleksi
kompetensi bidang). Hasilnya adalah ia lolos dalam tes cpns saat itu. Selanjutnya, dalam
kurun satu setengah tahun karena sudah menjadi PNS maka guru tersebut diangkat
menjadi staf kurikulum sekolah. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa teori Y
lebih dikatakan berhasil jika semua faktor ada pada diri sendiri. Karena kemauan dan
motivasi diri sendiri menjadi penting.
D. Teori Hezberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Hezberg pada akhir tahun lima puluhan. Teori
motivasi Hezberg berpendapat bahwa sumber kepuasaan berasal dari faktor-faktor yang
berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri seperti prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab dan kesempatan untuk maju dan berkembang. Sementara sumber
ketidakpuasan berhubungan dengan hal-hal di luar pekerjaam, yaitu kebijakan dan
administrasi, supervisim hubungan dengan supervisor atau rekan kerja, kondisi kerja, dan
gaji.
Contoh: Saya seorang guru tidak tetap sejak tahun 2015. Pada tahun 2017
mendapat informasi bahwa GTT dan PTT yang terdaftar di dapodik terakhir tahun 2016
diinput menjadi pegawai provinsi. Untuk mendukung hal tersebut maka pihak kepegawaian
meminta mengumpulkan berkas-berkas seperti ijazah (SD, SMP, SMA, S1, sampai
pendidikan terakhir), fotokopi KTP, akta lahir, KK, SK Komite, SK sekolah, dan SK
pembagian jam mengajar dengan dibubuhi materi 6000 sebanyak 4 lembar. Dari hasil
pemberkasan tersebut alhamdulillah saya dan rekan angkatan terrdaftar ke dalam GTT
provinsi yang artinya honorarium provinsi. Itu adalah bagian dari sumber kepuasan karena
mendapat pengakuan oleh provinsi serta berkesemoatan untuk maju dan berkembang.
Selain itu, dalam sumber ketidakpuasan salah satunya yakni kebijakan dan adminitrasi.
Dalam sistem pegawai provinsi untuk GTT yang dibayarkan oleh pihak provinsi adalah
mereka yang mengajar secara linear sedangkan yang tidak linear maka tidak dibayarkan.
Selain itu, bagi GTT yang memiliki jam mengajar minimal 24 jam dan linear akan
mendapatkan bonus 10% dari jumlah honorarium.
Dari contoh tesebut dapat disimpulkan bahwa implikasi teori Hezberg memiliki dua
implikasi yakni implikasi yang tidak menyebabkan ketidakpuasaan bagi para pegawainya
dan memberikan kesempatan kepada individu untuk berkembang.

3. Berdasarkan pemahaman Saudara/i tentang berbagai teori motivasi,


jelaskanlah jenis teori yang sesuai dengan keberadaan Anda sebagai
seseorang yang sudah bekerja dan/atau jika kelak akan bekerja di
perpustakaan (bagi yang belum bekerja di perpustakaan). Jelaskan juga
mengapa teori ini sesuai dengan Anda.
Saya adalah seorang guru tidak tepat (GTT) dengan pelajaran yang diampu adalah
bahasa Indonesia. Berdasarkan teori motivasi yang sesuai dengan keberadaan saya
sekarang adalah teori Hezberg. Hal tersebut karena berkaitan dengan sumber kepuasan di
mana saya harus tetap memotivasi diri sendiri untuk berprestasi. Jadi, tidak hanya siswa
saja melainkan guru juga perlu memiliki prestasi demi mengembangkan kemampuan diri.
Dengan kata lain, ada kesempatan untuk maju dan berkembang. Selain itu, saya menjadi
GTT pada tahun 2015 dan di tahun 2017 menjadi GTT provinsi karena selain sudah
terdaftar di dapodik juga dibayarkan melalui provinsi. Tidak hanya itu saja, rasa
tanggungjawab juga harus diemban ketika ada bimbingan lomba untuk siswa, di mana ilmu
yang sudah pernah saya dapatkan ketika di bangku kuliah disalurkan ke pada siswa,
misalnya lomba baca puisi.
Akan tetapi, rasa ketidakpuasaan juga terjadi pada diri sendri yang bersumber pada
salah satunya adalah hubungan dengan rekan kerja. Tidak dipungkiri pastinya dalam satu
tempat kerja ada rasa tidak puas atau tidak nyaman karena sesuatu hal. Hal ini dikarenakan
semua orang mempunyai pendapat masing-masing di mana pada dasarnya bahwa pendapat
tersebut sebetulnya memiliki nilai yang baik. Misalnya ketika dalam satu mgmp
(musyawarah guru mata pelajaran) sekolah diperintahkan untuk membuat soal penilaian
akhir semester di mana dalam satu tingkat yakni kelas X diampu oleh dua guru. Karena
mereka mengajar materi yang sama seharusnya dalam pembuatan soal haruslah
berkolaborasi atau minimal ada komunikasi mengenai kisi-kisi soal. Namun, hal itu tidaklah
terjadi sehingga saat pelaksanaan penialain telah tiba, salah satu pengampu tidak
mengetahui jenis soal yang akan dikeluarkan padahal seharusnya diinformasikan kepada
siswa. Simpulannya adalah kejadian tersebut meskipun terlihat sepele tetapi sifatnya adalah
tidak harmonis sesama rekan kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori
motivasi Hezberg merupakan teori yang sesuai dengan keberadaan atau kondisi saya yang
sedang bekerja saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muh. Furqanullah. 2018. Penerapan Teori Belajar Operant Conditioning Melalui
Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Akidah Akhlak untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X MIA MAN 1 Makassar. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin. Skripsi
diunduh di http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8441/1/Muh%20Furqanullah
%20Ahmad.pdf Senin, 26 Oktober 2020 pada pukul 10.10
Martini dan Ida. 2014. Psikologi Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai