Anda di halaman 1dari 16

LITERATUR KELABU

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Bahan Rujukan
Dosen Pengampu: Ibu Nor Latifah, S.Pd., MA

Oleh:
ARMIYAH (200101120489)
ERPIPIN YULIANA (200101120820)

PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬
‫الحمد هّللا ربّ العا لمين والصال ة والسالم على اشرف الأل نبياء‬
‫والمرسلين سيّدنا مح ّمد وعلى اله وصحبه اجمعينز‬
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Literatur Kelabu”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahan
Rujukan dengan dosen pengampu Ibu Nor Latifah, S.Pd., MA
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari
bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna (masih banyak kekurangan dan
kekeliruan). Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi Mahasiswa serta bermanfaat
untuk mengembangkan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita
semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin Yaa
Robbal ‘Alamin.

Banjarmasin, 25 Nopember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................5
D. Metode Penelitian......................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI....................................................................................................6
A. Pengertian Grey Literature (Literatur Kelabu)..........................................................6
B. Jenis Grey Literature (Literatur Kelabu)...................................................................8
C. Pengolahan Koleksi Grey Literature (Literatur Kelabu).........................................10
D. Pemanfaatan Grey Literature (Literatur Kelabu) di Perpustakaan..........................11
BAB III........................................................................................................................13
Penutup.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah meningkat seiring dengan


semakin tingginya aktivitas pembelajaran diperguruan tinggi. Hal itu disadari oleh
banyak pengajar karena kegiatan mengajar memang memerlukan penelitian dengan
berbagai tujuan, misalnya untuk mengevaluasi pemahaman materi yang diajarkan,
mengetahui hubungan materi ajar dengan perkembangan industri di dalam dan luar
negeri, dan mancari metodologi pengajaran yang tepat bagi materi ajar tersebut.
Kegiatan penelitian yang nantinya akan menghasilkan tulisan ilmiah memerlukan
dukungan literatur, seperti buku (monografi), artikel jurnal ilmiah, majalah, koran,
tesis, disertasi, laporan penelitian, direktori, paten, standar, dan berbagai artikel di
internet. Di era informasi ini, literatur dikemas tidak hanya dalam bentuk tercetak
tetapi juga dalam bentuk mikro, magnetik, dan kebanyakan elektronik. Walaupun
keberadan literatur telah beragam dan jumlahnya terus meningkat, ternyata sumber
informasi ini belum semua dapat dipublikasikan karena berbagai kendala. Jenis
literatur yang belum dipublikasikan, banyak diminati, dan sulit untuk diperoleh ini
adalah literatur kelabu (grey literature).

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam sebuah


perpustakaan dan salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan dapat
ditinjau dari kualitas koleksinya. Menurut Tim penyusun buku Pedoman Pembinaan
Koleksi dan Pengetahuan Literature (1998:2), koleksi perpustakaan adalah semua
bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada
masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Koleksi
perpustakaan mempunyai jenis yang beragam. Salah satu jenis koleksi bahan pustaka
yang dimiliki perpustakaan adalah grey literature (literatur kelabu). Grey literature,
merupakan seluruh terbitan yang dihasilkan oleh lembaga pemerintah, lembaga
pendidikan, kalangan bisnis dan industri, baik dalam format tercetak maupun format
elektronik, tetapi tidak diperuntukkan kepentingan komersial dan kegiatan
publikasinya bukan merupakan kegiatan utama organisasinya.Grey literature
merupakan sumber informasi penting, karena grey literature dihasilkan oleh peneliti
dan praktisi dibidangnya. Grey literature menyajikan beberapa kesimpulan, fakta,
statistik, dan data lainnya yang komprehensif dari topik penelitian yang mereka
lakukan. Oleh sebab itu, grey literature sangat penting dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan lembaga serta untuk kegiatan penelitian karena grey literature memuat
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang suatu organisasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu bagaimanakah proses pengolahan koleksi
Grey Literature pada perpustakaan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: untuk menguraikan state of the art, produsen,
dan penyebab keberadaan literatur kelabu; menguraikan pemanfaatan, pengembangan,
dan kebijakan pemerintah berkenaan dengan semakin meningkatnya literatur kelabu
tersebut; menjelaskan konsep manajemen literatur kelabu sehingga lebih mudah
diakses untuk pengembangan penelitian dan penulisan ilmiah.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Grey Literature (Literatur Kelabu)

Menurut Fatmawati (2010), ada 2 kata kunci tentang grey literature, yaitu
proses review (meneliti) dan penerbit resmi (termasuk nomor registrasinya). Pada
dasarnya suatu koleksi jika tidak melalui proses review oleh pihak ketiga, sampai
kepada terbitan standar yang teregistrasi dan mudah diakses, maka koleksi tersebut
dapat dikategorikan ke dalam koleksi grey literature.1
Prytherk (1995) mendefinisikan literatur kelabu sebagai: Semi published
materials, for example reports, internal documents, theses, etc, not formaly published
or available commercially, and consequently difficult to trace bibliographicall, “Grey
Literatur merupakan koleksi khas yang hanya dimiliki oleh suatu institusi”. British
Library menyebutkan bahwaliteratur kelabu adalah dokumen yang tidak terjual bebas
sehingga sangat sulit untuk diidentifikasikan dan diperoleh. AFNOR (Association
Francaise de Normalisation) menggambarkan literatur kelanu sebagai dokumen yang
diketik atau dicetak yang diproduksi untuk kalangan terbatas, di luar jalur penerbitan
resmi maupun sistem penyebaran yang berlaku.2
Koleksi grey literatur adalah dokumen dalam bentuk analog maupun digital
dalam semua format yang tidak dapat diperoleh dari pasar terbukaatau melalui toko
buku. Contoh literatur kelabu seperti: prosiding konferensi, seminar, lokakarya;
skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, laporan tahunan, laporan perkembangan
(progres report); interim report; data sheet, manual; goverment publication.yang
tidak diterbitkan. Grey literatur atau literatur kelabu ini pernah diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Riset dan Teknologi menyangkut terbitan di Lingkungan KMNRT.
Sulistyo-Basuki (2009).3

1
Iyut Nurcahyati, “Jenis dan Pengelolaan Koleksi Grey Literature menuju Era Digital”.
Dalam http://digilib.isi.ac.id, diakses pada tanggal 30 November 2021.
2
Endang Ernawati, “Manajemen Literatur Kelabu Sebagai Pendukung Penelitian dan
Penulisan Karya Ilmiah”, journal The Winners, Vol. 7, No. 2, (September 2006).
3
Endang Ernawati, “Manajemen Literatur Kelabu Sebagai Pendukung Penelitian dan
Penulisan Karya Ilmiah”, journal The Winners, Vol. 7, No. 2, (September 2006).
Grey Literatur adalah suatu istilah yang digunakan untuk kumpulan bahan
pustaka yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, institusi akademik, pusat
penelitian, perhimpunan, lembaga atau asosiasi lainnya. 4 Grey literatur (Literatur abu-
abu) merupakan salah satu jenis koleksi di perpustakaan perguruan tinggi yang terdiri
dari laporan penelitian atau dokumen-dokumen yang merupakan hasil kajian karya
ilmiah, makalah seminar, terbitan pemerintah. Grey literatur adalah bahan pustaka
yang tidak tersedia di deretan buku untuk dijual (non-commercial printed materials);
fisik luar (cover), pencetakan dan penjilidan sederhana; kelabu ini wajib disimpan di
perpustakaan dengan keputusan rektor.5
Menurut Rompas dalam Huda menggolongkan grey literature (literatur
kelabu) kedalam: karya tulis ilmiah berupa penelitian, survey dan evaluasi, kartya
persyaratan akademisi dapat berupa skripsi, tesis dan disertasi; buku pedoman dan
petunjuk yang dibuat mengiringi sebuah produk barang baru berupa alat, metode atau
suatu peraturan dan undang-undang, laporan-laporan penelitian, liputan peristiwa,
organisasi/instansi, perkembangan bidang ilmu tertentu, biblioggrafi, katalog. Dari
segi informasi yang terkandung, literatur kelabu merupakan informasi yang dipilih
dan orisinil, objektif dan mutakhir.6
Menurut Katz dalam Saleh (2010: 8.72) Grey Literature adalah istilah yang
digunakan untuk jenis bahan pustaka yang sukar didapatkan secara bebas. Menurut
Siregar (2004: 25-26) dokumen koleksi literatur kelabu berisikan informasi berharga
dan unik yang tidak diketemukan di tempat lain. Informasi literatur kelabu tersebut
biasanya tersimpan dalam perpustakaan sebagai lembaga deposit yang mempunyai
kewenangan untuk menyimpan, mengorganisasikan dan mendistribusikan informasi
yang diperoleh untuk kepentingan pemustaka. Koleksi tersebut biasanya ditempatkan
di Ruang Karya Institusi dan Ruang Tugas Akhir. Menurut Arianto (2014: 3)
“sumber-sumber grey literature perpustakaan yang khas dan unik yang nilainnya
sangat tinggi bagi pemustaka karena merefleksikan nilai sosial-ekonomi, politik dan
budaya yang dihasilkan masyarakat tertentu”. Koleksi lokal di Perpustakaan

4
Susilayati, “Proses Pengolahan Koleksi Grey Literature pada Perpustakaan Universitas
Medan Area”, dalam https://repositori.usu.ac.id, diakses pada tanggal 30 November 2021.
5
Haryanto, “Preservasi Koleksi Grey Literature dalam Kesiagaan Menghadapi Bencana di
Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.2, No.2,
September 2015.
6
Haryanto, “Preservasi Koleksi Grey Literature dalam Kesiagaan Menghadapi Bencana di
Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.2, No.2,
September 2015.
Universitas merupakan suatu karya mahasiswa serta dosen yang menjadi tugas akhir
kuliah atau sebagai syarat mendapat gelar yang diserahkan di Perpustakaan sebagai
koleksi serta bukti tercetak maupun elektronik yang disebut koleksi literatur kelabu.7

B. Jenis Grey Literature (Literatur Kelabu)

Bentuk dokumen literatur kelabu yang sering dijumpai sebagai berikut:


prosiding konferensi, seminar, lokakarya; skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
laporan tahunan, laporan perkembangan (progres report); interim report; data sheet,
manual; goverment publication.yang tidak diterbitkan. 8
Literatur kelabu (grey literature) yang dimaksud adalah:
1) Skripsi, tesis, disertasi
2) Makalah seminar, symposium, konferensi, dsb
3) Laporan Penelitian dan Pengadian kepada masyarakat
4) Laporan lain-lain, Pidato Pengukuhan, dsb
5) Artikel yang Dipublikasikan oleh media masa
6) Publikasi Internal Kampus
7) Majalah atau Bulletin Kampus9
Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 55) disebutkan
bahwa: Literatur abu-abu (grey literature) meliputi semua karya ilmiah dan non-
ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi. Dokumen literatur abu-abu (grey
literatur) terdiri dari karya ilmiah dan non-ilmiah yang dihasilkan oleh suatu institusi
akademik, lembaga pemerintah, pusat penelitian, perhimpunan, lembaga atau asosiasi
lainnya berupa makalah seminar, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, terbitan
pemerintah, pidato pengukuhan guru besar dan lain sebagainnya.10
7
Andrian, Dafid, “Upaya Pengembangan Koleksi Literatur Kelabu (Studi di UPT
Perpustakaan Universitas Negeri Malang)”, dalam repository.ub.ac.id , diakses pada tanggal
02 Desember 2021.
8
Endang Ernawati, “Manajemen Literatur Kelabu Sebagai Pendukung Penelitian dan
Penulisan Karya Ilmiah”, journal The Winners, Vol. 7, No. 2, (September 2006).
9
Haryanto, “Preservasi Koleksi Grey Literature dalam Kesiagaan Menghadapi Bencana di
Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.2, No.2,
September 2015.
10
Susilayati, “Proses Pengolahan Koleksi Grey Literature pada Perpustakaan Universitas
Medan Area”, dalam https://repositori.usu.ac.id, diakses pada tanggal 02 Desember 2021.
Jenis-jenis literatur kelabu yang berada di perguruan tinggi:
a. Tugas akhir, menurut tim penyusun panduan tugas akhir D3 fakultas ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung semarang (2015: 1) adalah karya tulis ilmiah
yang dijadikan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program diploma 3
(D3) untuk memperoleh gelar ahli madya, yang dibuat secara mandiri berupa
penyusunan laporan yang disarankan atas proses magang dan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
b. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan
atau kepustakaan yang disusun oleh seorang mahasiswa sesuai dengan bidang
studinya, sebagai tugas akhir dalam studi formalnya. Skripsi ini adalah sebagai
tugas akhir mahasiswa program S1 untuk mendapat gelar sarjana.
c. Tesis merupakan tulisan ilmiah yang lebih mendalam dari pada skripsi, baik
dalam hal jumlah variabel yang diminati maupun referensi yang digunakan,
menurut tim penyusun pedoman tesis dan disertasi Universitas katolik indonesia
atma jaya (2008: 1). Dalam suatu tesis diharapkan terkandung suatu
pengetahuan/aksioma baru yang diperkenalkan oleh penulis. Bahan penulisan
tesis diharapkan dari pengamatan/penelitian yang dilakukan atau merupakan
usaha untuk menguji satu atau lebih hipotesis. Tesis merupakan persyaratan
untuk mendapat gelar magister atau strata dua (S2).
d. Disertasi merupakan istilah untuk tulisan ilmiah bagi mahasiswa yang akan
mencapai gelar doktor atau strata tiga (S3) menurut tim penyusun tesis dan
disertasi Universitas katolik indonesia atma jaya (2008: 1). Isi dari disertasi harus
lebih dalam dan menggunakan variabel pengamatan yang lebih luas daripada
tesis. Disertasi harus didasari dengan penemuan asli oleh penulisnya, meskipun
dalam analisanya dapat menggunakan berbagai informasi dari peneliti, teori atau
data dari sumber lain.11

Andrian, Dafid, “Upaya Pengembangan Koleksi Literatur Kelabu (Studi di UPT


11

Perpustakaan Universitas Negeri Malang)”, dalam repository.ub.ac.id , diakses pada tanggal


02 Desember 2021.
C. Pengolahan Koleksi Grey Literature (Literatur Kelabu)

Kegiatan pengolahan dilakukan sejak bahan pustaka masuk ke perpustakaan


sampai siap untuk dimanfaatkan oleh pengguna. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Sutarno (2005: 103) bahwa “pengolahan atau processing koleksi
perpustakaan merupakan serangkaian pekerjaan dilakukan sejak bahan pustaka
diterima di perpustakaan sampai siap dipergunakan oleh pemakai”. Menurut
Soeatminah (1992: 81) menyatakan bahwa “kegiatan kerja pengolahan bahan pustaka
meliputi inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, memberi label buku, penyusunan kartu
katalog, penyusunan kartu katalog, penyusunan buku, dan pengolahan majalah”.
sedangkan menurut Sutarno (2005: 104) menyatakan bahwa “kegiatan pengolahan
bahan pustaka meliputi pekerjaan: membuat identifikasi informasi, katalogisasi,
klasifikasi, pembuatan kelengkapan koleksi, penyusunan koleksi, dan pengolahan
dengan komputer”. Untuk memulai kegiatan pengolahan koleksi grey literature maka
dibutuhkan perancangan sistem digitalisasi koleksi grey literature.
Adapun tahap-tahap kegiatan dalam mengelola bahan pustaka berupa koleksi
grey literature (Augur, 1989) adalah:
1) menyiapkan pangkalan dana sesuai standar perpustakaan digital
2) memilih grey literature yang dimilikinya
3) mendata kembali grey literature
4) mengolah grey literature
5) melakukan alih media grey literature tercetak ke dalam bentuk digital
6) melakukan pengeditan hasil alih media
7) melakukan upload data lengkap sesuai pada katalog
8) melakukan uji coba penelusuran data lengkap pada katalog
9) melakukan evaluasi pangkalan data12
Koleksi grey literature yang dapat dikategorikan/masuk ke koleksi
Institutional Repository adalah koleksi yang sudah berformat digital, antara lain
laporan penelitian, laporan teknik, maupun laporan survei di bidang tertentu, naskah
kerjasama (MOU) antarlembaga/instansi, karya tulis mahasiswa baik berupa tugas
akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian, prosiding, yaitu kumpulan

Susilayati, “Proses Pengolahan Koleksi Grey Literature pada Perpustakaan Universitas


12

Medan Area”, dalam https://repositori.usu.ac.id, diakses pada tanggal 02 Desember 2021.


makalah dari hasil seminar, diskusi panel, lokakarya, workshop, simposium, semiloka
maupun temu ilmiah lainnya, paten dan hak cipta.13

D. Pemanfaatan Grey Literature (Literatur Kelabu) di Perpustakaan

a) Pengguna Grey Literature


Koleksi grey literature yang tersedia di perpustakaan biasanya merupakan
hasil terbitan atau produk dari suatu badan atau lembaga dimana perpustakaan itu
berada walaupun tidak menutup kemungkinan perpustakaan juga menoleksi jenis-
jenis grey literature yang didapatkan dari lembaga lain yang berkaitan dengan
lembaga induk yang menaungi perpustakaan. Sehingga tentunya ada pengguna
potensial yang memanfaatkan koleksi grey literatutre tersebut. Menurut Jeffery dalam
Ranger, pengguna potensial yang memanfaatkan grey literature adalah sebagai
peneliti, pegawai universitas, pegawai dewan riset, perniagaan dan industri, perantara-
perantara, media, dan masyarakat umum.14 Pendapat dari Jeffry juga didukung oleh
Auger dalam Ranger, dalam list organisasi-organisasi yang memberikan kontribusi
kepada Committee on Scientific and Technical Information (COSATI),
mengidentifikasikan hampir semua orang merupakan pengguna potensial, dari pejabat
pemerintah, akademisi, dan para ahli perusahaan, guru-guru, dan kalangan yang
termasuk masyarakat umum dan organisasi-organisasi.15

b) Mengapa pengguna memanfaatkan Grey Literature


Berdasarkan jenisnya, pustaka kelabu memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu: tercetak
dan non-cetak. Bentuk tercetak berupa kertas kerja, proseding, kumpulan rapat kerja.
Literatur kelabu tersebut merupakan hasil dari berbagai forum ilmiah. Dalam
menelusur informasinya secara manual dapat menggunakan bibliografi yang

13
Agus Junaedi, Dip. Lib, “Optimalisai Grey Literature dalam Penguatan Institutional
Repository Institut Seni Indonesia Surakarta”, dalam https://repositori.isi-ska.ac.id , diakses
pada tanggal 02 Desember 2021
14
Ranger, Sara L, “Grey Literature in Special Libraries: Access and Uses.” Publishing
Research Quarterly, h. 54. dalam http://e-resources.perpusnasa.go.id/ diakses pada tanggal 02
Desember 2021
15
Marini Badzlina, “Pemanfaatan Grey Literature di Perpustakaan Najelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI)”, diakses pada tanggal 02 Desember 2021.
diterbitkan lembaga penelitian atau assosiasi ilmiah atau pusat informasi penelitian
(Rattahpinusa, n.d).16
Berdasarkan jenisnya, masing-masing literatur kelabu memiliki pemanfaatan
yang berbeda-beda. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tatik Ilmiyah,
menyimpulkan bahwa latar belakang mahasiswa menafaatkan koleksi local content
untuk mendapatkan referensi terkait skripsi atau tugas akhir yang mereka tulis, berupa
gambaran umum lewat teori dan format penulisan skripsi yang dibimbing oleh dosen
yang sama dengan dosen pembimbingnya sekarang.17

16
Rattahpinusa, “Pemanfaatan Kepustakaan Kelabu bagi Penelitian.” dalam
http://pustakawan.pnri.go.id , diakses pada tanggal 02 Desember 2021.
17
Tatik Ilmiyah, “Pengaruh Pemanfaatan Koleksi Local Content Terhadap Kegiatan
Penelitian…”, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2, No.2, Tahun 2013, h.8
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Grey literatur (Literatur abu-abu) merupakan salah satu jenis koleksi di


perpustakaan perguruan tinggi yang terdiri dari laporan penelitian atau dokumen-
dokumen yang merupakan hasil kajian karya ilmiah, makalah seminar, terbitan
pemerintah. Menurut Rompas dalam Huda menggolongkan grey literature (literatur
kelabu) kedalam: karya tulis ilmiah berupa penelitian, survey dan evaluasi, kartya
persyaratan akademisi dapat berupa skripsi, tesis dan disertasi; buku pedoman dan
petunjuk yang dibuat mengiringi sebuah produk barang baru berupa alat, metode atau
suatu peraturan dan undang-undang, laporan-laporan penelitian, liputan peristiwa,
organisasi/instansi, perkembangan bidang ilmu tertentu, biblioggrafi, katalog.
Koleksi lokal di Perpustakaan Universitas merupakan suatu karya mahasiswa
serta dosen yang menjadi tugas akhir kuliah atau sebagai syarat mendapat gelar yang
diserahkan di Perpustakaan sebagai koleksi serta bukti tercetak maupun elektronik
yang disebut koleksi literatur kelabu. Literatur kelabu (grey literature) yang dimaksud
adalah: 1)Skripsi, tesis, disertasi 2)Makalah seminar, symposium, konferensi, dsb
3)Laporan Penelitian dan Pengadian kepada masyarakat 4)Laporan lain-lain, Pidato
Pengukuhan, dsb 5)Artikel yang Dipublikasikan oleh media masa 6)Publikasi Internal
Kampus 7)Majalah atau Bulletin Kampus Dalam Buku Pedoman Perpustakaan
Perguruan Tinggi (2004, 55) disebutkan bahwa: Literatur abu-abu (grey literature)
meliputi semua karya ilmiah dan non-ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan
tinggi.
Dokumen literatur abu-abu (grey literatur) terdiri dari karya ilmiah dan non-
ilmiah yang dihasilkan oleh suatu institusi akademik, lembaga pemerintah, pusat
penelitian, perhimpunan, lembaga atau asosiasi lainnya berupa makalah seminar,
laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, terbitan pemerintah, pidato pengukuhan
guru besar dan lain sebagainnya.
B. Saran

Agar dapat diketahui oleh masyarakat pemakai, bahan rujukan yang


diterbitkan hendaknya terpantau dalam suatu literatur kelabu tersendiri. Hal
ini dapat dicapai apabila literatur kelabu yang disusun berasal dari berbagai
sumber.
DAFTAR PUSTAKA

Iyut Nurcahyati, “Jenis dan Pengelolaan Koleksi Grey Literature menuju Era Digital”. Dalam
http://digilib.isi.ac.id,
Endang Ernawati, “Manajemen Literatur Kelabu Sebagai Pendukung Penelitian dan
Penulisan Karya Ilmiah”, journal The Winners, Vol. 7, No. 2, (September 2006).
Susilayati, “Proses Pengolahan Koleksi Grey Literature pada Perpustakaan Universitas
Medan Area”, dalam https://repositori.usu.ac.id,
Haryanto, “Preservasi Koleksi Grey Literature dalam Kesiagaan Menghadapi Bencana di
Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Jurnal Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.2, No.2,
September 2015.
Andrian, Dafid, “Upaya Pengembangan Koleksi Literatur Kelabu (Studi di UPT
Perpustakaan Universitas Negeri Malang)”
Agus Junaedi, Dip. Lib, “Optimalisai Grey Literature dalam Penguatan Institutional
Repository Institut Seni Indonesia Surakarta”, dalam https://repositori.isi-ska.ac.id ,
Ranger, Sara L, “Grey Literature in Special Libraries: Access and Uses.” Publishing
Research Quarterly, h. 54. dalam http://e-resources.perpusnasa.go.id/
Marini Badzlina, “Pemanfaatan Grey Literature di Perpustakaan Najelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI)”
Rattahpinusa, “Pemanfaatan Kepustakaan Kelabu bagi Penelitian.” dalam
http://pustakawan.pnri.go.id ,
Tatik Ilmiyah, “Pengaruh Pemanfaatan Koleksi Local Content Terhadap Kegiatan
Penelitian…”, Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2, No.2, Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai