Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ATIKA YULYANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042089782

Kode/Nama Mata Kuliah : PUST4425/Teknologi Komunikasi dan Informasi

Kode/Nama UPBJJ : 42 / Semarang

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan ciri/penanda suatu informasi disebut berkualitas!
Pada masa sekarang ini, perkembangan teknologi informasi telah memberikan
berbagai sarana bagi kehidupan manusia. Baik membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan lebih cepat, mengelola bisnis, informasi, maupun dalam pembuatan sebuah
keputusan. Dalam dunia kerja atau organisasi sistem informasi yang didukung oleh
teknologi informasi dapat memberikan nilai tambah tersendiri yakni menjadi sistem
inforasi yang efektif dimana hal tersebut menandakan bahwa sistem itu telah sukses.
Kesuksesan atas informasi dan komunikasi tidaklah luput dari sebuah kualitas. Menurut
James A. O’Briens dalam Wiratama dan Diana, 2013 : 36) berpendapat bahwa kualitas
informasi adalah tingkat dimana informasi memiliki karakteristik isi, bentuk, dan waktu,
yang memberikan nilai bagi para pemakai akhir tertentu.
Berkaitan dengan hal tersebut, Mc Leod dalam Susanto (dalam Kusmayadi, 2020 :
1.7) memperkaya definisi informasi dengan menyatakan bahwa suatu informasi dapat
berkualitas apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui uji persepsi dari dua orang
atau lebih dan apabila pengujian tersebut menghasilkan nilai yang sama, maka
informasi tersebut dapat dianggap akurat.
Contoh:
Di sebuah SMA tempat saya bekerja setiap akhir semester dibagikan laporan hasil
belajar atau disebut dengan rapor. Sebelum rapor dibagikan maka bapak ibu guru
mata pelajaran menilai hasil kerja siswa yang kemudian diinput ke dalam sistem.
Setelah melalui beberapa tahap sampai dengan memverifikasi baru nilai tersebut
dicetak lalu ditandatangani oleh kepala sekolah dan walikelas serta di cap stempel.
Oleh karena itu, rapor yang merupakan informasi hasil kecapaian siswa dalam
belajar perlu dilakukan beberapa tahap sebelum informasi tersebut sampai di
tangan orangtua siswa. Keakuratan dalam informasi melalui rapor ini harus
melampaui tahap verifikasi supaya meminimalisasi bahkan bebas dari kesalahan-
kesalahan sehingga tidak mengalami perubahan data.
b. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia pada saat diperlukan, tidak
boleh tersedia besok atau tidak beberapa jam lagi. Untuk data tertentu, nilai
informasi pada waktu yang berbeda akan berbeda pula nilainya.
Contoh:
Ketika surat pemberitahuan lomba misal baca puisi antar siswa SMA/SMK/MA
tingkat provinsi datang pada bulan Oktober minggu ke 2 sedangkan pelaksanaan
lomba tersebut adalah awal bulan November. Padahal jika kita menilik isi petunjuk
teknis lomba tersebut surat diturunkan sejak bulan Agustus dimana diawali dengan
sosialisasi – penetapan materi dan lain sebagainya dan diinformasikan ke kantor
dinas pendidikan adalah bulan September yang kemudian dari dinas pendidikan
dilanjutkan ke sekolah-sekolah yang termasuk di dalamnya. Jika kita melihat
fenomena tersebut maka kualitas informasi tidaklah memiliki nilai yang tinggi
karena aspek tepat waktu dihiraukan. Untuk mencapai tingkat provinsi maka
diperlukan terlebih dahulu seleksi lomba tingkat kabupaten di mana peserta juara
1,2,3 dapat melanjutkan ke tingkat provinsi.
Dengan demikian, keterlambatan informasi tidak akan mempunyai nilai yang
baik, sehingga kalau nantinya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan misalnya yakni peserta lomba menuju tingkat provinsi maka dapat
menimbulkan kesalahan dalam tindakan yang diambil. Di sisi lain, diperlukan juga
persiapan latihan yang matang karena semakin tinggi tingkat sebuah perlombaan
semakin tinggi pula tingkat persaingan.
c. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
Misalnya pada contoh yang akurat yakni mengenai laporan hasil belajar atau rapor.
Nilai yang tercantum pada rapor tersebut merupakan rata-rata dari capaian belajar
selama satu semester. Sebut saja pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada
semester satu terdiri atas 18 KD. Jika 18 KD tersebut diambil penilaiannya baik
secara tugas, pengayaan, perbaikan, maupun ulangan maka yang tercantum pada
rapor adalah nilai rata-rata dari 18 KD tersebut. Begitu pula ketika ada siswa yang
bertanya mengenai nilai yang didapat ternyata tidak sesuai dengan harapan maka
guru yang bersangkutan menunjukkan sejarah nilai yang dicapai oleh siswa.
Penunjukkan nilai tersebut haruslah relevan berdasarkan kemampuan siswa
tersebut atau secara objektif.
d. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap.
Contoh: berkaca pada contoh tepat waktu yakni mengenai perlombaan. Demi
tercapainya lomba supaya berjalan dengan baik dan lancar maka informasi yang
disampaikan kepada masyarakat haruslah lengkap, tidak bisa setengah saja.
Informasi lomba tersebut dapat disampaikan dalam bentuk buku pedoman lomba
yang memuat penjelasan teknis lomba, di antaranya sebagai berikut:
 Sambutan kepala penyelenggara yang tertuang ke dalam kata pengantar
 Pendahuluan (latar belakang; dasar hukum; visi dan misi; tujuan, sasaran,
dan ruang lingkup; tema dan tagar; strategi pelaksanaan, pengertian dan
batasan umum)
 Protokol kesehatan di masa pandemi covid-19 (prinsip umum; acuan
lomba; sistem dan mekanisme lomba; protokol kesehatan individu;
mekanisme seleksi lomba)
 Ketentuan dan mekanis penyelenggaraan lomba (penyelenggara; ketentuan
umun; syarat peserta; syarat juri; mekanisme seleksi peserta; jadwal
pelaksanaan; penilaian; sarana dan prasarana lomba; peran para pihak;
pembiayaan)
 Ketentuan khusus bidang lomba (seni pertunjukan dan seni penciptaan
 Uraian tugas penyelenggara
 Penutup (lampiran)
Dari contoh tersebut menjelaskan bahwa kelengkapan sebuah informasi yang
disampaikan sangatlah penting bagi kualitas informasi itu sendiri. Karena jika
informasi tidak lengkap biasanya dapat menimbulkan salah paham ataupun dapat
mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilam keputusan. Di sisi lain,
adanya informasi yang valid dari sumber terpercaya akan bermanfaatt untuk dapat
menilai setiap pendapat yang akan dikemukakan di ruang publik apakah sesuai
dengan adanya informasi tersebut. Oleh karena itu, buku pedoman lomba tersebut
tidaklah berisi mengenai ketentuan peserta saja melainkan mengenai juri,
penyelenggara, bahkan dasar hukum juga dicantumkan. Contoh tersebut saya
ambil pada lomba FLS2N tingkat provinsi yang baru terlaksana bulan Agustus di
tengah pandemi covid-19.
2. Jelaskan mengenai sistem informasi di perpustakaan!
Menurut Kusmayadi (2020: 1.36) menyebutkan bahwa sistem informasi
perpustakaan sama dengan SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang lain, yaitu terdiri
atas berbagai subsistem yang membangunnya. Sistem informasi perpustakaan terdiri
atas subsistem perangkat keras, perangkat lunak, data atau koleksi perpustakaan,
prosedur atau standar operasional prosedur, dan sumber daya manusia pengelolanya,
yaitu pustakawan.
Seperti pada Perpustakaan Flamboyan di SMA Negeri 1 Pemalang tempat saya
bekerja menggunakan sistem informasi otomasi. Perangkat keras yang digunakan
terdiri atas komputer dengan jumlah 2 unit, yakni satu unit untuk pencarian koleksi
(sirkulasi) dan satu unit lagi untuk pengolahan data serta administrasi perpustakaan.
Perangkat jaringan yang digunakan adalah LAN dengan server dan saluran internet
tergabung dengan jaringan internet sekolah. Kemudian, perangkat lunak yang
digunakan dalam layanan adalah aplikasi otomasi yang diberi nama Slims 7 Cendana.
Berikut adalah tampilan dari program otomasi Slim 7 Cendana.
Ket: Meja Sirkulasi dengan fasilitas komputer dengan perangkat lunak otomasi Slim
7 Cendana

Ruang pengolahan data dan administrasi juga dilengkapi dengan perangkat keras komputer

Gambar tampilan perangkat lunak otomasi


Selain itu, data di perpustakaan merupakan koleksi perpustakaan yang dapat
berupa informasi bibliografi dari koleksi atau mungkin file digitalnya hasil alih media.
Kita mengenal koleksi perpustakaan antara lain buku atau monograf dan majalah atau
serial yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
Seperti pada Perpustakaan Flamboyan tempat saya bekerja bahwasannya juga
memiliki data tersebut sebagai bahan koleksi perpustakaan. Berikut adalah koleksi yang
dimiliki perpustakaan sekolah.
Seperti pada gambar di atas yakni terdapat barcode buku yang nantinya ketika
dimasukan ke dalam administrasi perpustakaan menggunakan sistem informasi
otomasi. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi perpustakaan
menjadi penting seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat meskipun secara
manual masih tetap digunakan. Oleh karena itu, demi meningkatkan kualitas pelayanan
perpustakaan kepada pemustaka maka pustakawan harus menguasai dan mengetahui
secara detail tentang hal yang harus dilakukan maka pihak sekolah selaku
penanggungjawab harus melaksanakan pelatihan untuk pustakwannya tentang
bagaimana mengelola dan mencari informasi baik dalam komputer maupun jurnal
online.
3. Tantangan apa sajakah yang dihadapi oleh perpustakaan jika menggunakan software
opensource?
Menurut Kusmayadi (2020: 3.22 – 3.23) walaupun proyek open source sudah
banyak yang berhasil, pengalaman beberapa orang yang bekerja pada beberapa proyek
open source lebih suatu dekade telah menunjukkan perkembangan perangkat lunak
open source menghadapi banyak tantangan seperti:
a. Pemeliharaan jangka panjang yang berhubungan dengan Quality Assurance (QA).
Secara umum, tujuan perangkat lunak ini adalah membatasi kesalahan regresi
(limit regression errors), mendukung kepercayaan end-user, keinginan baik
memperkecil biaya pengembangan dan biaya QA.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan informasi terutama
perpustakaan maka diperlukan pemeliharaan dengan proses Quality Assurance.
Proses ini dilakukan dengan pengumpulan dan penganalisisan serta pembuatan
laporan baik bulanan maupun tahunan tentang program kerja atau layanan yang
tidak memenuhi standar mutu supaya dilakukan perbaikan mutu pelayanan dan
layanan yang tidak sesuai.
Dengan adanya tantangan tersebut diharapkan bertujuan untuk menciptakaan
manfaat baik bagi pihak pustakawan maupun pemustaka dari dalam atau dari luar
(tamu). Tujuan tersebut antara lain:
 Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga mau mengadakan inovasi.
 Memudahkan mendapat bantuan, baik pinjaman uang dari pihak sekolah
maupun fasilitas atau bantuan dari pihak yang bekerja sama.
 Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara
konsisten.
 Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang dikehendaki.
b. Sifat-sifat kepastian koheren sistem yang luas. Secara alami, banyak open source
yang dirancang dan dibuat untuk komunitas umum dengan standardisasi common
APIs dan kepastian semantik yang konsisten ketika terintegrasi dengan komponen
yang berlainan.

DAFTAR PUSTAKA
Kusmayadi, Eka. 2020. Teknologi Komunikasi dan Informasi. Tangerang Selatan: Universtas
Terbuka.
Pusat Prestasi Nasional: Buku Pedoman FLS2N Tingkat Provinsi Jenjang SMA yang diunduh
pada laman https://pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id/2020/08/15/buku-
pedoman-fls2n-tingkat-provinsi-jenjang-sma/.
Wiratama dan Diana. 2013. Pengaruh Kualitas Informasi, Persepsi Kebermanfaatan, dan
Computer Self Efficacy terhadap Penggunaan Internet sebagai Sumber Pustaka.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal nominal yang diunduh pada laman
https://media.neliti.com/media/publications/190932-ID-pengaruh-kualitas-informasi-
persepsi-keb.pdf, Minggu, 25/10/2020 pukul 08.53.

Anda mungkin juga menyukai