Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA

PERPUSTAKAAN INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI


KREATIF LEDALERO

DISUSUN OEH:
NAMA : MELIXIA WONGA
NIM : 043106487
UPBJJ-UT : KUPANG

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM S.1 PERPUSTAKAAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan atas rahmat, berkat, dan
kuasanya yang telah memberikan kesehataan dan kemampuan sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan hasil pelaksanaan praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Laporan Praktik Kerja ini disusun sebagai bukti bahwa saya telah
melaksanakan dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di perpustakaan IFTK
LEDALERO. Dengan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh
karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pengurus, petugas
dan mahasiswa dari perpustakaan IFTK Ledalero serta semua pihak yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik
mengenai materi maupun teknik penulisan, hal ini disebabka karena kemampuan,
pengalaman, dan pengetahuan saya miliki, serta keterbatasan dalam memperoleh
data dan informasi.

Jakarta, 05 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan Praktik Kerja Perpustakaan......................................................
C. Tempat praktik Kerja Perpustakaan......................................................
BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN............................................................
A. Sejarah Berdirinya Perpustakaan..........................................................
B. Gedung, Ruang, dan Perlengkapannya.................................................
C. Koleksi .................................................................................................
D. Struktur Organisasi...............................................................................
BAB III HASIL PRAKTIK PERPUSTAKAAN.........................................
A. Pengadaan Bahan Pustaka....................................................................
B. Pengolahan Bahan Pustaka...................................................................
C. Pelayanan Bahan Pustaka.....................................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu pusat infomasi, sumber ilmu
pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa,
serta memberikan berbagai layanan jasa untuk menunjang kebutuhan
informasi penggunanya. Hal tersebut masih terus dirasakan secara alamiah
menunjuk kepada suatu kondisi dan melalui perbaikan yang signifikan
meskipun belum memuaskan semua. Perpustakaan pada prinsipnya
mempunyai tiga kegiatan pokok, yaitu:
1. Mengumpulkan semua infomasi yang sesuai dengan bidang
kegiatan dan misi organisasi dan masyarakat yang dilayaninya.
2. Melestarikan, memelihara, dan merawat seluruh koleksi
perpustakaan, agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai,
dan tidak cepat rusak, baik karena pemakaian maupun karena
usianya.
3. Menyediakan dan menyajikan informasi untuk siap dipergunakan
dan diberdayakan seluruh koleksi yang dihimpun di perpustakaan
untuk dipergunakan pemakainya. Keberadaan perpustakaan di
berbagai lembaga atau instansi merupakan ciri lembaga yang
intelek, berwawasan dan mengedepankan ilmu pengetahuan
sebagai landasan bekerja.
Menjadi pustakawan yang profesional dan berkualitas adalah dambaan
dan impian dari setiap mahasiswa S1 Perpustakaan. Untuk menjadi
seorang pustakawan yang profesional dan berkualitas mahasiswa S1
Perpustakaan harus mempunyai standar kompetensi personal, sosial
dan profesional serta dapat menerapkannya pada saat menjadi
pustakawan nanti.
Untuk memiliki standar kompetensi yang dimaksud, mahasiswa perlu
dibekali materi ilmu perpustakaan yang kompetitif, terutama dalam hal
pengadaan, pengolahan dan pelayanan bahan pustaka, serta
pengalaman untuk mengenal tugas-tugas pustakawan dan berperan
langsung sebagai pustakawan di suatu perpustakaan.
Dasar pemikiran inilah yang melandasi perlunya diselenggarakan
program Praktek Kerja Perpustakaan sebagai sarana untuk menjadi
mahasiswa S1 Perpustakaan agar mampu berperan sebagai
pustakawan yang profesional dan berkualitas.

B. Tujuan Praktik Kerja Perpustakaan


Tujuan diselenggarakanya program praktek kerja perpustakaan bagi
mahasiswa S1 perpustakaan adalah agar mahasiswa dapat :
 Mengenal secara langsung berbagai karakteristik komponen
perpustakaan dan situasi sebenarnya di perpustakaan.
 Mampu menjalankan 3 kegiatan utama di perpustakaan yang
berupa pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, dan
pelayanan bahan pustaka.
 Menguasai kemampuan segala jenis kegiatan pustakawan didalam
ataupun diluar perpustakaan.
 Berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dalam lingkungan
perpustakaan.
 Memahami aspek-aspek lain yang diperlukan bagi pengembangan
karir seorang pustakawan.

C. Tempat Praktik Kerja Perpustakaan


Berikut data lengkap alamat tempat Praktik Kerja Perpustakaan:

Nama Kantor : Perpustakaan Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif


Ledalero
Alamat : Ledalero-Jl Trans Maumere-Ende-Sikka-Flores-NTT
TELEPON : 0812-3701-9662 (Fancy)
Web : www.stfkledalero.ac.id
Email : perpustakaan.ledalero@gmail.com.
BAB II
PROFIL PERPUSTAKAAN

A. Sejarah Berdirinya Perpustakaan


Perpustakaan Ledalero merupakan salah satu unit kerja dalam lingkup
Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero yang bertugas untuk
menyediakan pelbagai jenis koleksi dalam rangka mendukung kegiatan
perkuliahan di STFK Ledalero.
Perpustakaan Ledalero didirikan oleh Pater Adrian Vlooswijk, SVD pada
tanggal 20 Mei 1937. Nama Perpustakaan Ledalero, diambil dari nama
Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Pemilik
Perpustakaan ini ialah Seminari Tinggi Santo Paulus, Ledalero. Seminari
Tinggi ini adalah Lembaga Pendidikan Calon Imam Pribumi dan dikelolah
oleh Tarekat Societas Verbi Divini (SVD), atau Serikat Sabda Allah,
sebuah Tarekat misioner internasional. Sejak berdirinya Seminari Tinggi
ini pada tahun 1937, Perpustakaan ini merupakan bagian tak terpisahkan
dari karya pendidikan calon imam di Seminari Tinggi ini yang
sesungguhnya merupakan satu Pendidikan Perguruan Tinggi.
Koleksi buku-buku dan majalah dalam Perpustakaan ini pada waktu itu
terutama dalam bahasa Belanda, Jerman dan Latin. Maklumlah, para dosen
di Lembaga ini semuanya adalah para imam dari Belanda dan Jerman.
Bahasa Latin merupakan bahasa pengantar kuliah, karena demikianlah
tuntutan Gereja pada masa itu. Calon imam memang sejak dari Seminari
Menengah (di Todabelu- Ngadha) sudah belajar bahasa Latin.
Koleksi buku-buku dan majalah terutama berhubungan dengan Ilmu
Teologi, Filsafat, Misiologi dan Agama. Terdapat juga koleksi buku-buku
dalam Ilmu Sosial, Sejarah, Kesenian, dll dalam jumlah sedikit. Buku-
buku dalam bahasa Indonesia sangat sedikit. Keadaan ini berlangsung
hingga tahun 1960-an, dan sesudahnya mulai masuk pula koleksi buku-
buku dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Sejak tahun 1970-an Seminari Tinggi ini mengikuti peraturan pemerintah
Republik Indonesia dalam bidang Perguruan Tinggi dan para
mahasiswanya (calon imam) mengikuti ujian Negara dan menerima gelar
kesarjanaan yang dimulai dengan Sarjana Muda dan kemudian dalam
tahun 1980-an dengan gelar sarjana atau S1. Status Sekolah pun berubah
menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero. Beriringan
dengan perjalanan waktu, koleksi buku-buku dan majalah di Perpustakaan
Ledalero, semakin bertambah, baik mengenai bidang Teologi, Filsafat,
Misiologi, Agama, maupun berbagai cabang ilmu sosial dan budaya.
Menurut peraturan Negara, STFK harus memiliki Perpustakaan, maka
pimpinan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero mengizinkan
Perpustakaan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero boleh dipergunakan
STFK, namun kepemilikan tetap pada Seminari Tinggi Santo Paulus
Ledalero. Kini Perpustakaan ini dikenal dengan nama Perpustakaan
Ledalero.
Sejak tahun 1970-an, sistem klasifikasi buku yang sebelumnya memakai
sistem abjad, dialihkan ke sistem klasifikasi desimal (Dewey Decimal
Classification) yang dipakai dalam dunia perpustakaan internasional.
Klasifikasi dilengkapi dengan sistem katalogisasi, baik dalam bentuk kartu
katalog maupun dalam data komputer.
Hingga saat ini, Perpustakaan Ledalero menyediakan berbagai macam
koleksi seperti buku cetak, e-book, skripsi, tesis, disertasi, jurnal nasional
dan internasional, surat kabar (lokal, nasional, internasional) dan majalah
ilmiah maupun populer. Seiring dengan kemajuan teknologi, Perpustakaan
Ledalero saat ini sedang mengembangkan digital Library serta layanan
otomasi sehingga memudahkan pengguna dalam mengakses koleksi yang
tersedia.
Sistem layanan yang digunakan di Perpustakaan Ledalero adalah "sistem
terbuka" di mana pengguna/pemustaka dapat mencari dan memilih sendiri
koleksi yang diinginkan. Setelah menemukan koleksi yang diinginkan,
pemustaka menyerahkannya kepada pustakawan yang bertugas untuk
selanjutnya diinput ke dalam kartu peminjam dan ke dalam sistem
elibrary. Seluruh koleksi yang ada di Perpustakaan Ledalero bisa dipinjam
untuk dibawa ke rumah dengan pengecualian yakni buku-buku yang
berkode Referensi (kamus, ensiklopedi, skripsi, tesis, disertasi, koleksi
khusus NTT, majalah dan surat kabar). Koleksi-koleksi yang tersebut di
atas hanya bisa dibaca di dalam ruang perpustakaan. Perpustakaan
Ledalero memiliki katalog buku yang bisa diakses secara online melalui
website perpustakaan.
Perpustakaan Ledalero dibuka setiap hari Senin-Jumad dari pukul 07.00-
18.00. Di sini para pengguna dilayani oleh 6 Pustakawan yang selalu siap
setiap saat untuk kebutuhan peminjaman dan pengembalian koleksi.
Perpustakaan Ledalero memiliki koleksi yang sangat lengkap dalam kaitan
dengan tema Filsafat, Teologi, Sastra dan Ilmu-ilmu sosial. Perpustakaan
Ledalero juga memiliki koleksi khusus tentang budaya NTT yang
disimpan secara khusus sehingga memudahkan pengguna dalam
mengaksesnya. Untuk kenyamanan para pengguna, Perpustakaan Ledalero
memiliki ruang baca khusus serta akses internet gratis. Selain itu,
Perpustakaan Ledalero selalu meng-update koleksinya sehingga selalu
tersedia koleksi terbaru terutama buku-buku best-seller dari penulis-
penulis ternama.

B. Gedung, Ruang dan Perlengkapannya


 Gedung perpustakaan
 Ruang perpustakaan

 Perlengkapan perpustakaan
C. Koleksi
Hingga saat ini, Perpustakaan Ledalero menyediakan berbagai macam
koleksi seperti buku cetak, e-book, skripsi, tesis, disertasi, jurnal nasional
dan internasional, surat kabar (lokal, nasional, internasional) dan majalah
ilmiah maupun populer.
D. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI STFK LEDAALERO

KEPALA
PERPUSTAKAAN
dr.Georg Kirchberger

WAKIL KEPALA
PERPUSTAKAAN

KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN


KEPALA BAGIAN IT
TATA USAHA TEKNIS LAYANAN PEMAKAI
fransiskus X.Sabu,S.Fil
maria yosefina, S.I.Pust floribertus, H.W.T.,S.T
Maria rosa, S.I.Pust.

STAF BAGIAN STAF BAGIAN STAF BAGIAN


STAF BAGIAN IT
ADMINISTRASI TEKNIS LAYANAN PEMAKAI

rineldis kelan
sosimus tula agustinus tonce vitus modestus, S.Kom
BAB III
HASIL PRAKTIK PERPUSTAKAAN

A) Pengadaan Bahan Pustaka (Akuisisi)


Pada prinsipnya pengadaan bahan pustaka di setiap perpustakaan
merupakan salah satu bagian dari pekerjaan perpustakaan yang
mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan koleksi-koleksi yang
menghimpun informasi dalam segala macam bentuk, seperti buku,
majalah, brosur, tukar menukar maupun pembelian. (Soeatminah,1992:27)
Dengan demikian pengadaan bahan pustaka baru bisa dikatakan suatu
proses kerja untuk mengindentifikasi dan menghimpun bahan-bahan yang
sesuai untuk dijadikan koleksi di setiap perpustakaan. (Harahab, 1998:53)
Diyakini atau tidak, koleksi yang tersedia menjadi salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi keberhasilan layanan suatu pepustakaan.
 Penyeleksian (selection) dan Pemesanan Bahan Pustaka:
 Proses Penyeleksian
Dalam proses penyeleksian melibatkan proses decision-
making, pengambilan keputusan bahan apa yang akan dijadikan
koleksi perpustakaan. Di sebagian perpustakaan, penyeleksian
dibantu oleh pengguna (user) seperti pada perpustakaan
industri dan perpustakaan institusi pendidikan. Menurut
Maurice B.Line (1992), ada dimensi lain yang harus diketahui
dalam proses penyeleksian yaitu, bagaimana proses pelayanan
perpustakaan hanya melayani penggunanya atau melayani
semua pengunjung seperti Cambridge University Library yang
melayani pengguna potensial mereka dari seluruh dunia.
Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang
sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, dan
anggaran yang tersedia. Pustakawan harus mengetahui apa
tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya.
Jadi, dasar-dasar penyeleksian bahan-bahan pustaka adalah
untuk melayani pengguna, pengguna lain yang lebih luas dan
melayani generasi mendatang. Dalam hal ini, yang berhak
melakukan penyeleksian adalah personalia, (Sulistyo, 1991:38)
yang mencakup: Pustakawan, Spesialis sujek termasuk guru,
Toko buku, Komisi perpustakaan dan Anggota lain.
Seseorang yang baik dalam pemilihan buku sebagaimana
menurut Sulistyo-Basuki harus memenuhi syarat sebagai
berikut, yaitu:
1) Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, paham akan
dunia penerbit, khususnya mengenai penerbit, spesialis
para penerbit, kelemahan mereka, hasil terbitan selama
ini,
2) Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan,
siapa saja yang menjadi anggota, kebiasaan membaca
anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah
dilakukan,
3) Memahami kebutuhan pemakai,
4) Hendaknya personil pemilihan buku netral,tidak bersifat
mendua, menguasai informasi dan memiliki akal sehat
dalam pemlihan buku,
5) Pengetahuan mendalam menganai koleksi perpustkaan,
6) Mengetahui buku melalui proses membuka-buka
ataupun porses membaca.
Pada tahap penyeleksian (Sulistyo, 1991: 40) ada delapan
kategori yang harus diperhatikan :
a. Sumber-sumber terkini untuk In-print books,
b. Katalog, Flyer dan iklan-iklan dari penerbit,
c. Review/resensi bahan-bahan pustaka terkini
d. Bibliografi Nasional
e. Bahan-bahan pustaka terbaik yang
direkomendasikan
f. Bibliografi subjek
g. Katalog Online, dan
h. Selection aids bagi microform.
Hendaknya kebijakan tentang penyeleksian ini
merupakan kebijakan tertulis dan dalam waktu tertentu
selalu disempurnakan sesuai dengan perkembangannya.
Singkatnya dalam pemilihan bahan pustaka hendaknya
memperhatikan minat dan kebutuhan masyarakat, bahan
yang dipilih mutakhir, bahan yang memenuhi kualitas
persyaratan dan sesuai dengan tujuan, fungsi dan ruang
lingkup perpustakaan.
 Pemesanan Buku
Bila mana perpustakaan bermaksud menambah koleksinya
dengan jalan membeli dalam jumlah besar maka hendaklah
melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi pemesanan.
Hal-hal yang perlu dalam pemesanan meliputi: Nama
pengarang, Judul, Edisi, jilid, Penerbit, tahun dan tempat terbit,
Harga, Jumlah eksemplar tiap judul, Nama perpustakaan yang
memesan, Alamat yang jelas dari pemesan, Hal lain yang
dianggap penting seperti nomor surat pesanan, dan cara
pemesanan. (Supriyanto, 1997)
Pemesanan buku memerlukan pertimbangan seksama karena
ini menyangkut tugas berbagai bagian perpustakaan, staf,
keuangan, prosedur yang harus diikuti, serta pengaturan berkas
pemesanan. Menurut Sulistyo dan Soeatminah, Persoalan yang
dihadapi seorang pustakawan dalam hal pengadaan yakni:
1. Bagi buku terbitan dalam negeri, pusat penerbitan
berpusat jawa. Bagi perpustakaan yang berada dipulau
jawa, pengadaan buku berarti menambah lagi
korspondensi membutuhkan waktu lama,
2. Proses mendapatkan buku yang berada di Asia lebih
mudah dari buku yang beredar di Inggris, Australia, dan
Amerika
3. Proses pembayar yang serinng berbelit-belit karena
menggunakan mata uang asing maupun rupiah,
prosedur ini lebih lancar bagi perpustakaan Swasta
karena tidak melalui Kas Bendahara Negara dan yang
tidak slalu ada pada waktunya
4. Terbatasnya imformasi mengenai buku yang tersedia,
dan Adanya penerbit merangkap sebagai distributor
buku.
 Pengadaan Bahan Pustaka:
Metode pengadaan yang biasanya dilakukan di perpustakaan untuk
memperoleh buku dengan cara:
 Pembelian
Pemesanan dapat dilakukan pada penerbit atau pada toko buku
yang relatif murah. Penerbit Indonesia umumnya melayani
permintaan perpustakaan, namun tidak dengan penerbit asing.
Pemesanan juga bisa pada penjaja atau vendors selaku
perantara. Biasanya, untuk buku-buku asing karena penerbit
asing, hanya melayani toko-toko buku dan vendors.[1] Untuk
di Indonesia yang menjadi vendors yaitu ada toko buku atau
importir buku. Dalam hal ini, Soeatminah menegaskan bahwa:
perpustakaan hendaklah memilih penjaja sesuai dengan subjek
dan jenis perpustakaan karena banyak penjaja mengkhususkan
dalam bidang tertentu.
 Pertukaran
Buku dari suatu pustaka tertetu tidak dapat diberi di toko buku,
hanya dapat diperoleh, melalui pertukaran ataupun hadiah.
Tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila
perpustakaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak
diperlukan lagi atau jumlah pustaka yang terlalu banyak, atau
hadiah yang tidak diinginkan, dan tentunya ada keinginan
untuk ditukarkan dengan bahan yang lain. Pada proses tukar
menukar dibutuhkan kesepakatan yang lazimnya memiliki
perbandingan 1 : 1 tidak memandang berat, tebal atau tipis
publikasi, harga, bahasa walaupun aksara publikasi.
(Supriyanto, 1997: 92)
Jadi ada dua jenis aktivasi penukaran, penukaran bahan-bahan
yang tidak diperlukan dan penukaran bahan-bahan yang baru
antara dua perpustakaan.
 Hadiah
Pengertian koleksi melalui hadiah yaitu, ada hadiah yang
memang diminta dan ada juga hadiah tidak berdasarkan
permintaan atau sumbangan wajib.
Hadiah atas permintaan dapat diajukan kepada lembaga ilmiah
di dalam dan luar negeri ataupun dari perorangan. Sedangkan
hadiah tidak atas permintaan, biasanya dari pribadi dan
lembaga yang tidak ingin menyumbangkan koleksinya kepada
perpustakaan. Sedangkan sumbangan wajib biasanya terjadi
pada perpustakaan perguruan tinggi dengan menggunakan
wajib sumbangan buku bagi mahasiswa yang telah
menyelesaikan skripsinya, karena kondisi sosial dan ekonomi
yang masih belum sepenuhnya berkembang, tradisi
pengembangan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau
hadiah masih belum memasyarakat.
 Keanggotaan Organisasi
Menurut Sudarmi (56) Ada kalanya perpustakaan ataupun
badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah
perhimpunan atau organisasi. Sehingga memperoleh terbitan
perhimpunan atau organisasi lebih mudah dan lebih murah
bahkan secara cuma-cuma.
1. Pemilihan penjaja (vendors)
Yang bertindak sebagai perantara dalam hal pembelian
buku dan majalah harus dipilih secara seksama. Penjaja
seharusnya mempunyai rekapitulasi baik dan
memberikan jasa memuaskan serta penjaja
mengkhususkan diri dalam bidang computer, hukum,
ekonomi, kedokteran, terbitan Amerika, terbitan PBB,
terbitan pemerintah, taman bacaan kanak-kanak dan
majalah ilmiah.
2. Slip bentuk pesanan ganda
Seperti telah disebutkan pada bab terdahulu, pemesan
buku dimulai dengan pembuatan slip pemilihan buku,
biasanya bila slip disetujui maka akan digandakan yang
terdiri dari beberapa macam warna untuk memudahkan
pemilihan, misalnya slip merah untuk penjaja, warna
biru untuk bagian, warna hijau hijau untuk pengadaan.
Dalam penggadaan slip ini dimaksudkan untuk
keperluan:
 Dua slip dikirim ke penjaja,
 Satu slip diteruskan ke bagian (dari jurusan,
fakultas,universitas,badan induk),
 Satu slip disimpan di bagian pengadaan,disusun
menurut nama atau subjek .
 Satu slip dikirim ke bagian keuangan,
 Satu slip digunakan sebagai kartu catalog
sementara.
Ada kesan bahwa dalam pembelian, terlalu banyak slip
yang digunakan membuat proses menjadi rumit,
sebenarnya keberadaan berbagai slip itu justru untuk
memperbaiki jasa bagi pemakai.
3. Tugas Rutin Pengadaan
Tugas rutin pengadan buku merupakan tugas sederhana,
namun tugas ini menjadi rumit manakala berhubungan
dengan pembelian buku dari luar negri karena jarak
yang jauh sistem komunikasi yang jauh, sistem
komunikasi yang tidak selalu lancar administrasi devisa
yang tidak sederhana menyebabkan pemesanan buku
dari luar negeri harus dilakukan sepajang tahun.
(Soeatminah, 1991).
Sarana perpustakaan disini terdiri dari; gedung/ruang, peralatan dan perabotan
untuk mengolah, menempatkan, dan meggunakan koleksi. Sementara
pustakawan adalah unsur terpenting, yang akan menggerakkan unsur-unsur yang
lain. Pastur J. Lampe, seorang direktur penerbit dan percetakan Kanisius di
Yogyakarta mengatakan bahwa, perpustakaan tanpa pustakawan adalah
kumpulan kertas bekas, yaitu kumpulan yang tidak diatur ditata sehingga tidak
mudah dan tidak cepat dicari dan ditemukan sewaktu dibutuhkan, yang mampu
dan terampil mengatur dan menata koleksi buku adalah pustakawan. (Sugianto.

19
97: 23)

B) Pengolahan Bahan Pustaka


Alur kerja bidang pengolahan perpustakaan, Pengolahan bahan pustaka
merupakan salah satu inti dari tugas perpustakaan. Bahan pustaka yang
masuk ke perpustakaan wajib diolah dengan baik agar proses temu
kembali informasi nantinya berjalan lancar dan mewujudkan tertib
administrasi. Alur dari proses pengolahan bahan pustaka berbeda-beda
dari setiap perpustakaan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya
perbedaan budaya kerja, sumber daya manusia, dan sarana prasarana yang
dimiliki dalam proses pengolahan. Namun demikian, ada empat kegiatan
pokok dalam pengolahan bahan pustaka yaitu inventaris, klasifikasi, Input
Data, Labeling, dan shelving.
a. Iventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang
telah diputuskan menjadi milik perpustakaan. Pencatatan bertujuan
agar pustakawan maupun orang yang berkepentingan dengan
perpustakaan mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki dan dari
mana koleksi tersebut diperoleh. Beberapa kegiatan atau pekerjaan
dalam inventarisasi adalah sebagai berikut:
 Pemeriksaan Koleksi
Bahan pustaka dari hasil kegiatan pengadaan dicek/diperiksa
terlebih dahulu baik dari segi fisik maupun isinya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya koleksi yang
cacat/terdapat sebagian halaman yang hilang. Selain itu juga
memeriksa kesesuaian antara jumlah judul dan eksemplar yang
dipesan dan yang diterima.
 Pengelompokan Koleksi
Bahan pustaka yang telah diperiksa dan sudah pasti akan
menjadi koleksi perpustakaan, selanjutnya dikelompokkan ke
dalam bidang-bidang umum, misalnya dikelompokkan
berdasarkan judul. Hal ini dilakukan agar memudahkan bagian
pekerjaan selanjutnya.
 Pengecapan
Koleksi bahan pustaka diberikan cap stempel kepemilikan dan
stempel inventarisasi. Pengecapan stempel dilakukan bertujuan
untuk memberikan identitas pada suatu bahan pustaka bahwa
bahan pustaka tersebut adalah milik perpustakaan. Pengecapan
diberikan pada halaman atau bagian tertentu dari bahan pustaka
tersebut. Pada umumnya, minimal tiga cap kepemilikan
dibubuhkan pada setiap bahan pustaka. Misalnya pada halaman
judul, halaman tertentu di tengah-tengah (contohnya dicap di
halaman 38 atau 48 pada bahan pustaka) dan halaman terakhir.
Sedangkan, satu cap inventaris dibubuhkan pada setiap
halaman judul.
 Pencatatan
Semua bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan atau yang
telah diputuskan menjadi milik perpustakaan harus dicatat pada
buku, baik itu buku induk atau langsung dicatat pada database
di komputer. Informasi-informasi pada bahan pustaka yang
harus dicatat pada buku induk atau database minimal terdiri
dari nomor urut, tanggal pencatatan, nomor inventaris, asal
bahan pustaka, pengarang, judul, dan keterangan tambahan.
b. Klasifikasi
Klasifikasi Koleksi, proses pengelompok-kan buku berdasarkan
subyek atau isi bahan pustaka yang bersangkutan dengan
menggunakan sistem klasifikasi DDC. Setiap koleksi bahan
pustaka akan diberikan nomor klasifikasi berdasarkan sistem DDC,
dan sekaligus nomor tersebut sebagai nomor panggil bagi setiap
buku. Dengan menggunakan label, nomor panggil tersebut
ditempel pada bagian punggung buku.
c. Input Data
 Katalogisasi Koleksi
 Scan Cover/ Sampul Koleksi
 Barcoding
 Tes Barcoding
d. Labelling
Pemberian label pada punggung buku/koleksi, labelling merupakan
kegiatan pengolahan koleksi buku dengan menempelkan kode
tertentu yang telah dibuat sebelumnya. Kegiatan lebelling atau
yang sering dikenal dengan penempelan kode buku berupa nomor
klasifikasi maupun nomor kode buku atau yang sering dikenal
dengan nomor buku. Nomor buku biasanya diambil dari nomor
urut buku, bisa berdasarkan subyek, berdasarkan ketebalan buku,
atau yang lainnya, namun pada umumnya nomor buku diambil dari
buku masuk ke perpustakaan.
e. Shelving
Ini merupakan kegiatan akhir dari seluruh proses pengolahan
koleksi bahan pustaka. Yaitu proses penysunan koleksi bahan
pustaka pada rak yang telah tersedia. Penempatan koleksi pada rak
tersebut disesuaikan berdasarkan penomoran yang telah dilakukan
sebelumnya, yaitu nomor klasifikasi. Dengan demikain, pemustaka
akan tahu harus mencari buku ke rak mana ketika mereka telah
mendapatkan nomor panggil buku tersebut yang diperoleh dari
katalog.

C) Pelayanan Bahan Pustaka


Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan
organisasi perpustakaan disebabkan bagian inilah yang berhubungan
langsung dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan
jasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Banyak argumentasi yang
menyatakan bahwa layanan perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan
perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan identik dengan layanan
karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada kegiatan layanan.
Menurut Lasa Hs. (1994: 122), pelayanan pepustakaan mencakup semua
kegiatan pelayanan kepada pengguna yang berkaitan dengan pemanfaatan,
penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu
untuk kepentingan pengguna perpustakaan. Kegiatan pelayanan kepada
pengguna perpustakaan merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu
perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan koleksi.
Pengguna perpustakaan tidak hanya menginginkan pelayanan yang
diberikan pihak perpustakaan saja, tetapi juga menginginkan pelayanan
tersebut dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
Sejalan dengan pendapat di atas, Rahayuningsih (2007: 85), menyatakan
pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan memberikan layanan
informasi kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan prinsip-
prinsip dasar:
a) Pelayanan bersifat universal, layanan tidak hanya diberikan kepada
individuindividu tertentu, tetapi diberikan kepada pengguna secara
umum,
b) Pelayanan berorientasi pada pengguna, dalam arti untuk
kepentingan para pengguna, bukan kepentingan pengelola,
c) Menggunakan disiplin, untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan dalam memanfaatkan perpustakaan,
d) Sistem yang dikembangkan mudah, cepat, dan tepat.
Kegiatan perpustakaan yang langsung dirasakan oleh pengguna
adalah pelayanan, karena pelayanan dianggap sebagai ujung
tombak perpustakaan (Soeatminah, 1992: 129). Layanan
perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah
perpustakaan. Hal itu karena kegiatan layanan merupakan kegiatan
yang mempertemukan langsung antara petugas dengan pengguna
perpustakaan sehingga penilaian pengguna akan muncul ketika
kegiatan layanan tersebut dilangsungkan.
Menurut Soeatminah (1992: 17), pelayanan dikatakan baik apabila
dilakukan dengan:
 Cepat, artinya untuk memperoleh layanan, orang tidak
perlu menunggu terlalu lama,
 Cepat waktu, artinya orang dapat memperoleh kebutuhan
tepat pada waktunya,
 Benar, artinya pustakawan membantu perolehan sesuatu
sesuai dengan yang diinginkan. Maka dari itu pelayanan di
perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat,
cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan
perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna,
antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan
yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna
sebagai salah satu faktor.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan pelayanan
yang berupa pemberian informasi dan fasilitas perpustakaan
kepada pengguna dengan cepat, tepat waktu, dan benar.

Oleh karena itu pemberian pelayanan kepada pengguna merupakan


tujuan dari setiap alur kerja yang terdapat pada perpustakaan,
sehingga pengguna mendapatkan informasi yang tepat sesuai
kebutuhan dan dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan di
perpustakaan. Dengan kata lain, pelayanan yang ada di
perpustakaan harus berorientasikan kepada kebutuhan pengguna.
VIDEO SIMULASI LAYANAN SIRKULASI

https://youtu.be/sUjRTnMa_B0
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kurang dari 2 bulan saya melakukan praktik kerja perpustakaan di
perpustakaan IFTK Ledalero, saya memiliki banyak pengalaman serta
ilmu pengetahuan yang belum pernah saya dapatkan selama ini. Dengan
melakukan praktik ini, saya diajarkan banyak hal agar menjadi pustakawan
yang baik. Pada intinya, kegiatan praktik perpustakaan ini sangat berguna
sebagai pelengkap dan proses pematangan/pemantapan kelak saat sudah
bekerja.

B. Saran
Saya sadar, dalam melaksanakan praktek kerja perpustakaan masih banyak
sekali kekurangan. Namun saya telah melaksanakan semaksimal mungkin
untuk keberhasilan laporan praktik kerja perpustakaan ini. Selain itu,
laporan praktik kerja perpustakaan ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya membutuhkan saran yang membangun
laporan ini, agar dapat memperbaiki laporan yang belum sempurna ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai