Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN SEKOLAH

Disusun guna memenuhi tugas Perpustakaan dan Kearsipan sekolah


Dosen Pengampu :
Siti Sulistyani Pamuji, S.Pd., M.Pd
Lokal : A2

Disusun Oleh :

1. Isnaini Ariska (2040602055)


2. Karina Nabila Hasanah (2040602041)
3. Pipit Susanti (2040602016)
4. Sri Ramadani (2040602078)
5. Tiara (2040602049)
6. Tika Agsurah Berlianda (2040602046)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Perpustakaan dan Kearsipan Sekolah.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tarakan, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................................................................5
Tujuan Penulisan.....................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
Profesi Pustakawan.................................................................................................................................6
Kode Etik Pustakawan............................................................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................21
PENUTUP...................................................................................................................................................21
Kesimpulan............................................................................................................................................21
Saran......................................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan adalah ruang atau tempat yang menyediakan berbagai sumber
informasi yang sengaja disediakan untuk para pengunjung dan pengguna perpustaakaan.
Perpustakaan juga merupakan satuan unit kerja yang memiliki Sumber Daya Manusia,
ruang khusus, yang substansinya merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat
digunakan oleh pengguna jasa layanannya. Sebagai pusat sumber daya informasi, bahan
pustaka yang ada di perpustakaan perlu ditata dan dikelola sebaik mungkin demi
memudahkan para pengguna dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Namun
seiring perkembangan zaman yang pesat ini sumber informasi tak lagi hanya melalui
buku dan bahan pustaka cetak tapi juga di dunia maya yang sangat mudah diakses
melalui internet, computer dan gadget yang dimiliki semua orang. Konsekuensi dari
perkembangan itu adalah tuntunan bagi perpustakaan untuk selalu berkembang pula
mengikutinya dengan berupaya memberikan layanan terbaik bagi pengguna
perpustakaan. perkembangan teknologi yang dimanfaatkan di perpustakaan cukup
menunjang sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan, hal ini semakin
mempermudah para pengguna dan pengunjung perpustakaan untuk mencari sumber
informasi sesuai kebutuhan dan keperluan. Karena perkembangan perpustakaan yang
pesat pada zaman modern ini orang orang mulai melupakan bagaiaman sejarah
perpustakaan, keadaan dan kondisi perpustakaan pada masa lalu. Temuan dan hasil karya
masa silam yang mulai berkembang pada generasi berikutnya dan seterusnya merupakan
ilmu pengetahuan sejarah yang penting untuk diingat. Pada masa manusia belum
mengenal tulisan dan kertas manusia sudah memikirkan adanya perpustakaan.  Maka
penulis mengangkat judul sejarah perpustakaan dunia dan sejarah perpustakaan Indonesia
dalam makalah ini sebagai wujud informasi yang membantu mengingat sejarah
bagaimana kondisi dan keadaan perpustakaan pada masa lalu di lingkup wilayah dunia
dan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan profesi?
2. Apa saja ciri-ciri profesi?
3. Apa yang dimaksud dengan pustakawan?
4. Apa saja faktor profesi pustakawan?
5. Apa saja kewajiban pustakawan?
6. Apa yang dimaksud dengan etik?
7. Apa yang dimaksud dengan kode etik?
8. Apa saja tujuan kode etik?
9. Apa saja fungsi kode etik?
10. Bagaimana sikap pustakawan sebagai profesi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi?
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri profesi?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pustakawan?
4. Untuk mengetahui apa saja faktor profesi pustakawan?
5. Untuk mengetahui apa saja kewajiban pustakawan?
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etik?
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kode etik?
8. Untuk mengetahui apa saja tujuan kode etik?
9. Untuk mengetahui apa saja fungsi kode etik?
10. Untuk mengetahui bagaimana sikap pustakawan sebagai profesi?
11. Untuk memenuhi tugas mata kuliah perpustakaan dan kearsipan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profesi Pustakawan
A. Profesi
Profesi adalah pekerjaan atau sebuah sebutan pekerjaan, terutama pekerjaan yang
memerlukan pendidikan atau latihan. Profesi kepustakawanan adalah profesi yang
mengemban pekerjaan diruang lingkup perpustakaan. Profesional adalah tenaga yang
telah menjual teknik intelektual khusus dan isi intelektual khusus. Teknik dan isi
inilah yang akan membedakan tenaga profesional dari tenaga terampil.
B. Ciri-ciri Profesi
a. Adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian
Tenaga profesional berkumpul dalam sebuah organisasi yang teratur dan
benar-benar mewakili kepentingan profesi. Dalam dunia pustakawan dikenal
organisasi bernama Library Association (English), American Library Association
(AS), serta ikatan pustakawan Indonesia (IPI). Tidak setiap organisasi selalu
berhasil dalam perjuangannya membela profesi yang bersangkutan.
b. Terdapat pola pendidikan profesi yang jelas
Struktur pendidikan pustakawan harus jelas. Bagi sekolah perpustakaan
yang belum mendapat akreditasi ALA (Organisasi Pustakawan Amerika) maka
lulusannya akan memperoleh kesulitan bila mencari pekerjaan karena persyaratan
pekerjaan lazimnya lulusan sekolah perpustakaan yang diakui ALA. Dalam hal ini
organisasi pustakawan Amerika (ALA) lebih berhasil daripada rekannya di
Inggris atau Indonesia, sebab ALA berhak menentukan kualifikasi pendidikan
formal pustakawan.
c. Adanya Kode Etik
Kode etik adalah sistem norma nilai-nilai atau aturan profesional yang
secara tegas biasanya tertulis menyatakan apa yang benar dan apa yang baik. Jadi
merupakan apa yang harus dilakukan oleh seorang profesional dan apa yang harus
dihindari. Mengatur hubungan antara tenaga profesional dengan nasabah atau
rekan yang bersifat lebih sosial, bukan bisnis. Kode etik diperlukan karena banyak
hal yang belum dibahas dalam peraturan namun dijumpai dalam kesehari-hari
serta untuk memastikan profesional akan memberikan layanan atau hasil kerja
dengan kualitas tertinggi dan paling baik untuk kliennya. Jadi untuk melindungi
para pemakai jasa dari perbuatan atau tindakan yang tidak profesional. Di
Indonesia Ikatan Pustakawan telah memiliki kode etik yang dikenal dengan Kode
Etik Pustakawan Indonesia.
d. Berorientasi pada jasa
Dengan pengertian jasa perpustakaan dengan pembaca memerlukan
pengetahuan dan teknik khusus yang harus dimiliki pustakawan. Jasa pustakawan
yang diberikan pada pembaca menyangkut masalah hidup dan budaya si pembaca.
Namun sekarang muncul profesi baru, pustakawan adalah pialang informasi
artinya pustakawan yang menggantungkan sepenuhnya dari jual beli informasi.
Pustakawan jenis ini lazimnya tidak bekerja di perpustakaan, mandiri, dan
memiliki hubungan baik dengan perpustakaan manapun, dan dengan nasabah.
e. Adanya tingkat kemandirian
Sebagai tenaga profesional maka tenaga profesional harus mandiri, dalam
arti bebas dari campuran tangan pihak luar. Sifat kemandirian pustakawan bersifat
ganda, artinya disatu pihak tidak dapat mandiri (pustakawan bebas) namun
dipihak lain ia terkait pada pemerintah sehingga sering disebut adanya kesetiaan
ganda. Pustakawan yang bekerja dipihak swasta (perpustakaan khusus) sifat
kemandiriannya kurang dari pada pustakawan yang bekerja dikantor pemerintah.
f. Memiliki batang tubuh pengetahuan yang sistematik dan teoritis
Ilmu perpustakaan telah berkembang dan selalu berkembang yang dalam
perkembangannnya akan melahirkan cabang dan ranting dari pohon ilmu
perpustakan dan informasi. Cabang dan ranting itu telah dipelajari di berbagai
penataran, magang, dan pendidikan formal perpustakaan, misalnya: katalogisasi,
klasifikasi, sirkulasi, pendidikan pemakai, dan lainnya.
g. Internship
Untuk menjamin kemampuan menerapkan ilmunya, calon profesional
diisyaratkan melaksanakan internship atau praktek kerja waktu mengikuti
pendidikan. Mereka disyaratkan melaksanakan internship minimal suatu waktu
tertentu. Dalam internship, mereka menerapkan teori yang mereka pelajari di
bangku kuliah dalam kegiatan profesi. Karena ilmu dan teknologi terapannya
berkembang, kebiasaan internship diteruskan ketika profesional bekerja dalam
bidangnya. Di sini para pustakawan mengadakan saling kunjung ke perpustakaan-
perpustakaan, mengikuti workshop unutk mempelajari penemuan baru dan
melaksanakan studi komparatif.
h. Standar
Standar berisi ketentuan-ketentuan, norma, teknis untuk melaksanakan
layanan profesi. Standar merupakan tolak ukur yang dapat dipergunakan untuk
mengukur, menguji dan mengevaluasi hasil layanan profesi. Standar ini
dilaksanakan secara konsisten. Standar profesi meliputi semua aspek layanan
profesi. Dalam profesi kepustakawanan, standar itu antara lain berupa standar
layanan teknis, standar layanan pembaca, standar meubeler perpustakaan dan
standar kartu katalog.

i. Perilaku Profesional
Perilaku profesional didasarkan pada ilmu pengetahuan, kode etik serta
budaya profesi. Faktor-faktor inilah yang membuat orang profesional bertingkah
laku tertentu. Tingkah laku ini sering berlainan dengan tingkah laku orang awam
atau anggota profesi lainnya. Persepsi masyarakat mengenai perilaku profesi
sering ditentukan bukan saja seberapa jauh kebutuhan mereka terlayani oleh
profesional tapi juga ditentukan oleh perilaku profesional yang nampak dari luar
atau biasanya disebut penampilan. Istilah penampilan antara lain terdiri dari cara
berkomunikasi dengan klien dan cara berpakaian. Pustakawan di Indonesia relatif
masih lemah dalam kedua hal ini. Masyarakat juga sering mengidentikkan profesi
pustakawan sebagai orang yang berkaca mata tebal, diam, tidak aktif dan tidak
dinamis.
C. Pustakawan
Pengertian pustakawan dalam hal ini adalah seorang yang menyelenggarakan
kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan
(Kode Etik Pustakawan, 1998:1).
Pustakawan profesional adalah orang yang bekerja pada suatu perpustakaan yang
memiliki pendidikan sekurang-kurangnya sarjana strata satu (S1) dibidang ilmu
perpustakaan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas yang diberikan oleh lembaga
induknya berdasarkan ilmu perpustakaan. Sedangkan profesionalisme pustakawan
adalah pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang didasarkan pada keahlian, rasa
tanggung jawab dan pengabdian, adapun mutu dari hasil kerja yang dilakukan tidak
akan dapat dihasilkan oleh tenaga yang bukan pustakawan, dikarenakan pustakawan
yang memiliki jiwa keprofesionalan terhadap pekerjaannya akan selalu
mengembangkan kemampuan dan keahliannya untuk memberikan hasil kerja yang
lebih bermutu dan akan selalu memberikan sumbangan yang besar kepada masyarakat
pengguna perpustakaan.
Profesi pustakawan telah ditetapkan pemerintah sebagai jabatan fungsional, yaitu
jabatan kehormatan dan pengakuan atas keahlian yang dimiliki seseorang. Bentuk
penghormatan dan penghargaan ini antara lain berupa tunjangan fungsional, usia
pensiun dapat diperpanjang pada jabatan tertentu, dapat naik pangkat/jabatan dua
tahun sekali bila setelah memenuhi kriteria tertentu dan kenaikannya tidak dibatasi.
Jabatan pustakawan telah diakui sebagai jabatan fungsional karena telah dilakukan
kajian-kajian yang mendalam dan ternyata memenuhi syarat dan kriteria profesi
antara lain :
a) Memiliki metodologi, teknis analisis dan prosedur kerja yang didasarkan pada
disiplin ilmu pengetahuan dan atau pelatihan tertentu dan mendapatkan
sertifikasi.
b) Memiliki etika profesi yang diterapkan oleh organisasi profesi (dalam hal ini
adalah Ikatan Pustakawan Indonesia/IPI).
c) Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan tingkat keahlian bagi
jabatan fungsional keahlian dan tingkat ketrampilan bagi jabatan fungsional
ketrampilan.
d) Dalam melaksanakan tugas dapat dilakukan secara mandiri.
e) Jabatan fungsional pustakawan ternyata diperlukan dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi organsisasi.
f) Telah memiliki pendidikan tinggi keperpustakaan dan berbagai jenjang studi
sejak D2, D3, S1, sampai pada S3.
Kiranya setiap profesi memiliki fungsi dan karakteristik bidang masing-masing,
misalnya dokter bergerak di bidang kesehatan, hakim berkecimpung dalam bidang
keadilan, guru bergerak dalam bidang pendidikan, dan lainnya. Pustakawan melakukan
aktivitasnya dalam bidang perbukuan (dalam arti luas) dan perinformasian. Oleh karena
itu pustakawan memiliki fungsi strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
informasi Ilmiah. Fungsi dan tugas pustakawan yang berkaitan dengan pengembangan
ilmu pengetahuan itu adalah:
a. Menyimpan, mengatur, dan mengawetkan kekayaan intelektual dan artistik
manusia dalam berbagai bentuk.
b. Mempermudah pemanfaatan sumber informasi dengan tetap menjaga keselamatan
dan keamanan koleksi.
c. Mengkomunikasikan informasi yang dimiliki atau yang diketahui kepada
masyarakat yang memerlukannya.
d. Berfungsi sebagai elemen masyarakat ilmiah.
e. Membantu pembentukan dan pengembangan masyarakat belajar/learning society.
Pembinaan ini dapat dimulai dari pemasyarakatan masyarakat baca/reading
society lewat jalur pendidikan formal, keluarga, tempat ibadah, maupun pusat
kegiatan.
f. Mencarikan informasi yang diperlukan pemakai ke berbagai perpustakaan, pusat
informasi, pusat dokumentasi, maupun ke media internal, dan lainnya.
D. Kondisi profesi dan profesionalisme pustakawan di Indonesia
Profesi dan profesionalisme pustakawan di Indonesisa belum menampakkan
eksistensinya. Akibatnya masyarakat masih menganggap rendah profesi pustakawan.
Ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya penghargaan masyarakat pada profesi
ini :
A. Faktor eksternal
 Masyarakat
Kurangnya penghargaan masyarakat pada informasi
mengakibatkan kurangnya kebutuhan masyarakat akan jasa para
profesi informasi (information profesion) termasuk pustakawan, di
dalam kehidupannya. Atau dengan kata lain kebutuhan masyarakat
akan layanan informasi melalui lembaga-lembaga informasi relatif
rendah.
B. Faktor internal
 Pustakawan
Pelayanan informasi yang diberikan pustakawan seringkali kurang
dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Kita masih sering menjumpai
staf perpustakaan yang mengecewakan user dalam layanannya. Belum
lagi tenaga-tenaga perpustakaan yang tingkat pendidikannya
bervariasi. Tingkat pendidikan ini akan mempengaruhi tingkat
kemampuan (ability and skill) dan wawasan tentang perpustakaan
yang mereka miliki. Beragamnya tingkat pendidikan pun akan
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda dalam rangka performansi
mereka di dunia perpustakaan.
 Lembaga/perpustakaan
Prinsip right man on the right place belum diterapkan di
perpustakaan. Banyak pustakawan yang berpendidikan tinggi lebih
suka duduk dibelakang meja dan membiarkan tenaga-tenaga kurang
ahli melayani pengguna perpustakaan. Misalnya kegiatan penelusuran
literatur yang membutuhkan kemampuan khusus serta wawasan yang
luas mengenai kepustakaan.
 Bahan pustaka
Koleksi yang disediakan perpustakaan sudah out of date,
sehingga pengguna kesulitan menemukan informasi yang aktual dan
sesuai dengan kebutuhannya.
 Dampak digitalisasi informasi
Digitalisasi informasi oleh perpustakaan dan pusat informasi di
Indonesia dapat mengurangi peran pustakawan yang secara tradisional
menjadi mediator antara pencari informasi dan informasi di dalam
perpustakaan akan semakin kurang penting seiring bertambahnya
pusat informasi online dan meningkatnya kemampuan masyarakat
dalam menggunakan teknologi informasi.
Faktor-faktor internal inilah yang memberikan image buruk terhadap profesi
pustakawan dan berdampak pada profesionalisme pustakawan. Keberhasilan suatu
perpustakaan sangat bergantung pada kemampuan pustakawan dalam mengelola dan
mendayagunakan informasi yang dimilikinya.
E. Kewajiban Pustakawan
a. Kewajiban Kepada Bangsa dan Negara
 Pustakawan menjaga martabat dan moral serta mengutamakan
pengabdian dan tanggung jawab kepada instansi tempat bekerja,
Bangsa dan Negara.
b. Kewajiban Kepada Masyarakat
 Pustakawan melaksanakan pelayanan perpustakaan dan informasi
kepada setiap pengguna secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan
prosedur pelayanan  perpustakaan, santun dan tulus.
 Pustakawan melindungi kerahasian dan privasi menyangkut informasi
yang ditemui atau dicari dan bahan pustaka yang diperiksa atau
dipinjam pengguna perpustakaan.
 Pustakawan ikut ambil bagian dalam kegitan  yang diselenggrakan
masyarakat dan lingkungan tempat bekerja, terutama yang berkaitan
dengan pendidikan, usaha sosial dan kebudayaan.
 Pustakawan berusaha menciptakan citra perpustakaan yang baik di
mata masyarakat.
c. Kewajiban Kepada Profesi
 Pustakawan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Ikatan Pustakawan Indonesia dan Kode Etik Pustakawan
Indoesia.
 Pustakawan memegang prinsip kebebasan intelektual dan menjauhkan
diri dari usaha sensor sumber bahan perpustakaan dan informasi.
 Pustakawan menyadari dan menghormati hak milik intelektual yang
berkaitan dengan bahan perpustakaan dan informasi.
d. Kewajiban Kepada Rekan Sejawat
 Pustakawan memperlakukan rekan sekerja berdasarkan sikap saling
menghormati, dan bersikap adil kepada rekan sejawat serta berusaha
meningkatkan kesejahteraan mereka.
e. Kewajiban  Kepada Pribadi
 Pustakawan menghindari diri dari menyalahgunakan fasilitas
perpustakaan untuk kepentingan pribadi, rekan kerja dan pengguna
tertentu.
 Pustakawan dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan
kegiatan profesional kepustakawanan.
 Pustakawan berusaha meningkatkan dan memperluas pengetahuan,
kemampuan diri dan profesionalisme.
F. Organisasi Profesi Pustakawan di Indonesia
Salah satu penunjang profesi dan keprofesionalan pustakawan adalah adanya
suatu organisasi profesi. Di Indonesia terdapat beragam oraganisasi profesi yang
sudah cukup bernama, antara lain IDI (ikatan Dokter Indonesia), IDGI (Ikatan Dokter
Gigi Indonesia). Sementara itu nama IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) belum
terdengar gaungnya. IPI sendiri lahir dari serangkaian organisasi-organisasi profesi
pustakawan yang hidupnya tidak bertahan lama. Pada tahun 1912 mulai dirintis
diskusi pustakawan di Batavia. Usaha ini baru membawa hasil pada tahun 1916
dengan terbentuknya Vereeniging tot Bevordering van het bibliotheekwezen di
Batavia. Organisasi ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1949 berdiri Vereeniging van
Bibliothecarisen van Indonesie. Namun organisasi ini vakuum lagi hingga pada tahun
1954 berdiri Perkumpulan Ahli perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI). PAPSI
kemudian berganti nama menjadi Asosiasi Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
(APADI). Selanjutnya berdiri Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia atau HPCI.
Akhirnya pada tahun 1973 pada Konggres Pustakawan se-Indonesia di Ciawi,
terbentuklah IPI Ikatan Pustakawan Indonesia yang bertahan hingga sekarang.
Semenjak pembentukannya sampai sekarang, IPI telah melaksanakan tujuh kali
konggres. Selain rutin mengadakan konggres, IPI mencatat beberapa hasil antara lain
menyelenggarakan Conference of Southeast Asia Librarians (CONSAL) V di Jakarta
tahun 1975 dan CONSAL VIII di Jakarta tahun 1990, bertambahnya perpustakaan
umum di semua kotamadya dan kabupaten, pengembangan perpustakaan desa di
berbagai propinsi di Indonesia, keluarnya keputusan bersama Mendikbud dan Menteri
Koordinator/ketua Bapenas mengenai jabatan fungsional pustakawan yang
ditandatangani pada bulan Juli 1988.
2. Kode Etik Pustakawan
A. Pengertian Etik
Etika berasal dari bahasa asing yaitu Ethic(s)  bahasa Inggris atau Ethica dalam
bahasa Latin, Ethique dalam bahasa Prancis, Ethikos dalam bahasa Greek. Yang
artinya kebiasaan-kebiasaan terutama yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.
Etika (ethics) mempunyai pengertian standar tingkah laku atau perilaku manusia yang
baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia yang sesuai
dengan ketentuan moral pada umumnya. Etika merupakan ilmu yang membicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dikatakan baik dan
mana yang jahat.
B. Kode Etik
Kode etik berasal dari dua kata yaitu kode dan etik. dari segi bahasa kode berasal
dari bahasa inggris "code'' diantaranya; tingkah laku, perilaku (behaviour), yaitu
sejumlah aturan yang mengantakan bagainiana orang berperilaku dalam hidupnya
atau dalam situasi tertentu; peraturan atau undang- undang (rules/lmus), tertulis yang
harus diikuti. Sedangkan etik (ethic) dalam bentuk tunggal memiliki makna sebagai
suatu gagasan umutn atau kepercyaan yang mempengaruhi perilaku dan sikap
masyarakat ('people's behaviour and attitudes). Kata etik dalam bentuk jamak
bermakna sejumlah aturan moral atauprinsip perilaku untuk menentukan mana yang
benar dan mana yang salah (for deciding what is right or wrong).
Menurut Suwarno (2012:92)kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa
yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari.
C. Tujuan Kode Etik Profesi Pustakawan
Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2009) bahwa tujuan kode etik bagi seorang
tenaga professional adalah:
1) Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi. Dalam hal ini kode etik
dapat mempertahankan pandangan dan kesan publik atau orang luar, agar
tidak terjadi memandang rendah dan meremehkan profesi yang bersangkutan.
Karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
perilaku atau perilaku anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik
profesi tersebut terhadap dunia luar. Dari sudut pandang ini, kode etik juga
sering disebut kode kehormatan.
2) Untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan anggotanya. Yang dimaksud
dengan kesejahteraan di sini termasuk fisik (materi) dan mental (spiritual) atau
kesejahteraan mental. Ketika menyangkut kesejahteraan anggota profesi, kode
etik pada umumnya mengandung batasan pada anggota mereka untuk tidak
melakukan tindakan yang merugikan anggota mereka, misalnya korupsi,
pelecehan, dan sebagainya. Sedangkan kesejahteraan batin anggota profesi.
Kode etik ini adalah untuk memberikan panduan bagi para anggotanya untuk
menjalankan profesinya. Kode ini berisi peraturan yang bertujuan membatasi
perilaku buruk dan melanggar peraturan atau hukum bagi anggota
profesidalam berinteraksi dengan sesama profesional, komunitas, dan
lingkungan.
3) Untuk meningkatkan pengabdian anggota profesi. Tujuan lain dari kode etik
juga dapat dikaitkan dengan peningkatan kegiatan layanan profesional,
sehingga anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung
jawab layanan mereka dalam melaksanakan tugas mereka.
4) Untuk meningkatkan kualitas organisasi profe- sional. Untuk meningkatkan
kualitas organisasi profesional, wajib bagi setiap anggota untuk berpartisipasi
aktif dalam membina organisasi dan kegiatan profesional yang dirancang oleh
organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan kode etik bagi
profesional adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan
menjaga kesejahteraan anggotanya, meningkatkan layanan anggota profesional
dan meningkatkan kualitas profesi dan kualitas organisasi profesional.

D. Fungsi Kode Etik Pustakawan


Kode Etik diperlukan bahkan wajib diberlakukan kepada para tenaga professional,
seprti pustakawan, dokter, advokat atau pengacara dan lainnya sebagai dasar
pertimbangan sebagai berikut:
1. Agar para tenaga professional tersebut tidak menyalahgunakan jabatan dan
keahliannya. Contohnya, seorang dokter tidak boleh menyalahgunakan
keahliannya untuk mencelakakan orang lain. Misalnya memalsukan hasil
dianostik, memberikan resep yang salah, menggugurkan kandungan,
menyuntuk mati. Demikian pula seorang Hakim sengaja salah dalam
memutuskan perkara, memutar balik fakta hukum yang ada.
2. Agar pengabdian mereka kepada masyarakat dapat dilakukan secara
maksimal. Yakni dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin. Dengan cara
demikinan citra atau nama baik profesi pustakawan di mata masyarakat tetap
baik, dan juga jabatan profesinya akan tetap dihormati. Sebaliknya apabila
tidak berpegang pada kode etik, maka nama baiknya akan tercemar dan
hancur, disamping itu juga kepercayaan masyarakat juga akan pudar, sehingga
keberadaan profesinya akan punah.
E. Sikap Pustakawan sebagai Profesi
Pustakawan sebagai profesi perlu memiliki sikap, sebagai berikut:
1. Komitmen untuk mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan,
dokumentasi, dan informasi.
2. Komitmen untuk menggunakan hal-hal baru untuk menunjang tugas profesi.
3. Komitmen untuk bersikap eksperimen dan inovatif.
4. Komitmen untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
membedakan agama, ras, golongan, suku, jabatan, maupun politik.
5. Komitmen untuk mematuhi kode etik pustakawan profesi harus berkembang
terus menerus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam
perkembangannya ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya,
maupun politik.
F. Sikap Dasar yang Harus Dimiliki Pustakawan Menurut Kode Etik Pustakawan
Indonesia
Sebagai panduan perilaku dan kinerja dalam melaksanakan tugasnya di bidang
kepustakawanan  diatur secara tertulis dalam kode etik Pustakawan Indonesia, yaitu
pada pasal 3 tentang sikap dasar yang harus dimiliki pustakawan adalah:
a) Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan  harapan masyarakat pada
umumnya dan kebutuhan pengguna perpustakaan pada khususnya.
b) Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi mungkin dan
berkewajiban mengikuti perkembangan;Berupaya membedakan antara
pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi.
c) Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya, berdasarkan pertimbangan
professional.
d) Tidak menyalahgunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecuali
atas jasa profesi.
e) Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik dalam ucapan
maupun perbuatan.
Dalam hubungannya dengan pemustaka pustakawan harus mempunyai sikap
antara lain:
a) Pustakawan menjunjung tinggi hak perorangan atas informasi. Pustakawan
menyediakan akses tak terbatas, adil tanpa memandang ras, agama, status
sosial, ekonomi, politik, gender, kecuali ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan.
b) Pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi penggunaan informasi
yang diperoleh dari perpustakaan.
c) Pustakawan berkewajiban melindungi hak privasi pengguna dan kerahasiaan
menyangkut informasi yang dicari;Pustakawan mengakui dan menghormati
hak milik intelektual.
Kode etik di atas  merupakan sistem norma, nilai dan aturan tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan
tidak baik  bagi profesi pustakawan. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak profesional oleh penyandang sebuah profesi.
G. Kewajiban Pustakawan Kepada Masyarakat dalam Kode Etik Pustakawan
Indonesia
Kewajiban-kewajiban pustakawan kepada masyarakat yang tercantum dalam kode
etik tersebut, antara lain:
a. Pustakawan melaksanakan pelayanan perpustakaan dan informasi kepada
setiap pengguna secara cepat, tepat, dan akurat sesuai dengan prosedur
pelayanan perpustakaan, santun, dan tulus.
b. Pustakawan melindungi kerahasian dan privasi menyangkut informasi yang
ditemui, dicari dan bahan pustaka yang diperiksa dan dipinjam pengguna
perpustakaan.
c. Pustakawan ikut ambil bagian dalam kegiatan yang diselenggarakan
masyarakat dan lingkungan tempat bekerja terutama yang berkaitan dengan
pendidikan, usaha sosial dan kebudayaan.
d. Pustakawan berusaha menciptakan citra perpustakaan yang baik di mata
masyarakat.
H. Etika Pergaulan Pustakawan di Masyarakat
Etika pustakawan yang dapat dilimplementasikan dalam melayani pemustakanya
dapat dijelaskan menurut Rachman Hermawan S dan Zulfikar Zen (2010: 124) adalah
sebagai berikut :
1. Sopan Santun
Pustakawan harus bersikap sopan santun kepada orang lain, baik kepada
masyarakat pengguna, rekan-rekan sejawat, maupun kepada atasan. Untuk
menunjukkan pustakawan berbudaya, bagaimanapun sibuknya, harus bersikap
sopan, santun, ramah, tamah, bersahabat, dengan orang lain. Untuk dapat
bersikap seperti itu, pustakawan harus mengembangkan sikap berpikir positif,
dewasa, tidak egois, tulus, dan tidak cuek kepada orang lain.
2. Sabar Tidak Mudah Marah
Pustakawan jika ditegur dengan cara yang kurang pas, jengan cepat marah,
dan jika mendapat pujian, jangan mudah puas. Pustakawan sehari-hari dalam
bekerja di perpustakaan melayani pengguna  yang beragam sifat dan
karakternya, maka dalam rangka melayani pemustakanya jangan cepat marah
dan kurang sabar, pustakawan perlu tetap bersikap tenang dan sabar.
3. Suka Menolong
Kegiatan Pustakawan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan yang
berhubungan langsung dengan pemustaka, entah kegiatan melayani pemustaka
pada layanan sirkulasi maupun pada kegiatan lainnya, pustakawan haruslah
menumbuhkan dan mengembangkan sikap suka menolong. Jika dilihat
pemustaka kebingungan dan bertanya akan suatu hal maka sikap pustakawan
sebaikknya cepat-cepat membantu pemustaka untuk menemukan apa yang
dicarinya.
4. Menghormati Orang Lain
Untuk dapat menghormati orang lain, manusia harus mengedepankan
sikap tenggang rasa. Sikap menghormati orang lain dapat dilakukan dengan
memperlakukan semua pemustaka yang datang ke perpustakaan dengan sama,
tidak ada perbedaan, dan tidak membedakan golongan tertentu, ras tertentu,
ataupun suku tertentu. Pemustaka harus dilayani sebaik mungkin, hal ini
dilakukan agar pemustaka betah datang dan menggunakan perpustakaan.
5. Penuh Perhatian
Pustakawan bila ingin sukses dalam pergaulannya, tidak boleh tidak, harus
mengembangkan sikap penuh perhatian kepada orang lain. Sebab, yang
dihadapinya setiap saat adalah manusia yang senantiasa memerlukan perhatian
orang lain. Sikap penuh perhatian kepada orang lain adalah sikap
profesional.Tidak EgoisPustakawan tidak boleh bersikap egois atau
mementingkan dirinya sendiri, maka dari itu diperlukanlah sebuah toleransi,
agar dapat mengedepankan ego bersama, dan mengalahkan ego pribadi.
6. Sikap Tenggang Rasa.
7. Percaya Diri
Karakteristik percaya diri adalah berani bertanya, berani mengeluarkan
pendapat, tegas dalam mengambil keputusan, berani tampil, dan berani
menjawab tantangan dalam tugas.
8. Komunikatif
I. Sikap Pustakawan dalam Melakukan Pelayanan Kepada Pemustaka
Sikap-sikap yang dapat dikembangkan pustskawan dalam melayani pemustakanya
adalah sebagai berikut :
1) Mengenal Masyarakat Pengguna.
2) Luwes dalam Melayani
Pustakawan dalam melayani sebaiknya tidak perlu bersikap terlalu tegas
dengan memberikan hukuman yang sifatnya represif, aturan memang perlu
ditegakkan tetapi, caranya harus manusiawi. Misalnya dengan menumbuhkan
keakraban pustakawan dengan pemustakanya, maka cara ini dapat
menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif.
3) Mengetahui Kemauan Pengguna
Pustakawan harus berkomunikasi dengan pengguna, sehingga dapat
mengetahui apa yang mereka inginkan.
4) Mempromosikan Produk Layanan
Mempromosikan produk layanan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain melalui media cetak, seperti liflet, brosur, stiker, pemflet, dan lain-
lain.
5) Melayani Dengan Wajah Ceria.
6) Mau Mendengarkan Keluhan
Kesadaran mau mendengarkan keluhan masyarakat pengguna, akan
memberikan respek yang tinggi di hati mereka. Mereka akan merasa
diperhatikan dan dilindungi, sehingga akan menumbuhkan sikap saling
pengertian yang dapat meningkatkan citra baru perpustakaan.
7) Mengucapkan Terima Kasih
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pustakawan pada dasarnya adalah profesi yang ada dalam masyarakat. Profesi
pustakawan, sama halnya dengan profesi-profesi lain membutuhkan profesionalisme dari
individu-individu tersebut. Tidak perlu berkecil hati sebab walau bagaimanapun juga
profesi ini berhak berkembang seperti hanya profesi lain yang dianggap lebih bonafit.
Semua hal yang berkaitan dengan syarat profesi telah dipenuhi oleh profesi pustakawan.
Bagaimanapun juga hebatnya suatu jabatan dan profesi, sebenarnya banyak
ditentukan oleh kinerja mereka yang berkecimpung di profesi itu. Tanpa adanya unjuk
kerja yang memadai maka profesi pustakawan mungkin tidak akan dikenal orang. Image
mengenai pustakawan hanya individu-individu sendiri yang mampu mengubahnya.
Semua berpulang pada para pemegang profesi ini, akankan kita jadikan profesi ini
sebagai profesi yang berkembang, jalan di tempat atau semakin tidak memiliki suara,
hanya pustakawanlah yang mampu menjawabnya.
Kode etik adalah sebagai aturan dalam bersikap, bertingkahlaku dan berbuat di
dalam melakukan pekerjaan sehari hari. Kode etik berhubungan erat hubunganya dengan
etiket, moral, akhlaq, karakter, budi pekerti , tata karma dan sopan santun. Kode etik
berfungsi untuk memelihara atau mencegah terjadi penyalahgunaan profesi yang
dimilikinya utuk hal-hal yang membahayakan, dan merugikan masyakat. Tujuan kode
etik profesi khususnya profesi pustakawan untuk menjujung citra profesi, menjaga dan
memberi kesejahteraan setiap anggota. Untuk meningkatkan mutu profesi dan mutu
organisasi profesi.

B. Saran
Di dalam pembuatan makalah pasti ada timbulnya ketidak sempurnaan dalam
penyajian materi. Kurangnya pengalaman dalam pembuatan makalah, sewajarnya apabila
tugas ini masih banyak kekurangan serta kelemahan. Saya sangat mengharapkan
masukan, saran, dan perbaikan dari siapapun yang sifatnya membangun demi kemajuan
kemampuan saya khususnya dalam pembuatan tugas makalah yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Rachman dan Zen, Zulfikar. 2006. Etika perpustakawan: suatu pendekatan terhadap
profesi dan kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

Lasa, Hs.2010. kamus Kepustakawan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Fandy, T dan Anastasia Diana. 2002. Total Quality Managemen. Yogyakarta: Andi.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai