Anda di halaman 1dari 14

Strategi Pemilihan

Naskah dan Teknik


Berperan
Kelompok 5
Adi gunawan (2040602086)
Mita cristina (2040602084)
Isnaini Ariska (2040602055)
Renaldi (2040602085)
Nur Rahmi (2040602058)
Novia putri sari (2040602021)
Tiara (2040602049)
Wina agustiani (2040602081)
Pengertian Drama

Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku bertindak, atau beraksi (Soediro
Satoto, 1991:5). Drama berarti perbuatan, tindakan, atau bereaksi. Dalam kehidupan sekarang, drama
mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah drama sebagai salah satu genre sastra, ataukah drama itu
sebagai cabang kesenian yang mandiri. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan
dengan puisi dan prosa (Herman J. Waluyo, 2001:3).Drama mengutamakan perbuatan, gerak, yang
merupakan inti hakikat setiap karangan yang bersifat drama. Moulton (dalam Soediro Satoto, 1991:3)
mengatakan bahwa “Drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak” (life presented in action). Sastra jenis
prosa menggerakkan fantasi pembaca, maka dalam jenis drama pembaca melihat kehidupan manusia
diekspresikan secara langsung di muka sendiri. Bathazar Verhagen yang mengemukakan bahwa “drama
adalah kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak”. Drama merupakan cerita atau sebuah tiruan
perilaku dan segala yang berhubungan dengan kehidupan manusia dengan segala konflik dan intrik yang
dipentaskan. Hal ini sangat realistis karena kata drama berasal dari Yunani draomai (RMA Harymawan,
1988:1) yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi drama berarti perbuatan atau
tindakan. Drama sebagai gambaran tentang kehidupan manusia dalam dunia nyata yang coba dilukiskan
kembali oleh pengarang dan diperagakan dalam sebuah dunia yang disebut panggung dengan segala gejolak
yang terjadi di dalamnya.
Pengarang mencoba menyikapi makna kehidupan baik itu sedih, menyenangkan, sesuai
dengan apa yang terjadi. Japi Tambajong (1981:33-34) mengklasifikasikan drama
menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Tragedi (duka ria), drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-
tokohnya terlibat dalam bencana yang besar. Penulis naskah mengharapkan agar
penonton memandang kehidupan secara optimis.
2. Komedi (drama ria), drama ringan yang sifatnya menghibur dan di dalamnya terdapat
dialog kocak yang sifatnya menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan.
Lelucon bukan tujuan utama dalam komedi tetapi drama ini bersifat humor dan
pengarangnya berharap akan menimbulkan kelucuan atau tawa riang.
3. Melodrama, lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang
mendebarkan hati dan mengharukan.
4. Dagelan (farce), disebut juga banyolan. Seringkali drama ini disebut drama komedi
murahan atau komedi picisan. Dagelan adalah drama kocak dan ringan, alurnya
tersusun berdasarkan arus situasi dan tidak berdasarkan arus situasi. Isi cerita dagelan
biasanya kasar, lentur dan fulgar.
Teknik Berperan
• Teknik Berperan menurut WS.Rendra
Rendra menyebutkan bahwa dalam pementasan ada empat sumber gaya, yaitu aktor atau
bintang, sutradara,lingkungan, dan penulis. Dalam hal teknik berperan ini diharapkan aktor menjadi
sumber gaya dalam pementasan drama.
Sutradara sebagai sumber gaya artinya dangan kemampuan sutradara di harapkan pementasan
akan berhasil. Di tangan Rendra, teguh Karya, Arifin c. Noer, Wahyu Sihombing, N. Riantiarno, dan
sederet nama sutradara terkenal lainnya. Di dalam berperan, imajinasi sangat penting karena dalam
berperan, seorang aktor berpura-pura menjadi orang lain. Dalam berpura-pura menjadi orang lain
secara sungguh-sungguh, diperlukan gaya imajinasi seseorang, sehingga kepura-praanya itu tidak
diketahui oleh penonton. Penonton tidak boleh mengetahui bahwa aktor berpura-pura. penonton
harus merasa bahwa yang disaksikannyadi pentas itu adalah kenyataan bukan khayalan. Aktor harus
menghayati setiap situasi yang diperankan dan mampu secara sempurna menyelami jiwa tokoh yang
dibawakan serta menghidupkan jiwa tokoh itu sebagai jiwa sendiri. Kualitas personal dari pemain
juga harus ditingkatkan agar permainan bisa meningkat pula. untuk mengembangkan kemampuan
pribadi, diperlukan daya kreativitas dan sikap fleksibel. Tokoh-tokoh seperti Soekarno m, Noor W.D
Muchtar, Hamid Arif, dan sebagainya adalah jenis-jenis tokoh aktor yang semakin tua aktingnya
semakin berbobot. Hal ini disebabkan oleh fleksibeliatas jiwanya terhadap tokoh yang diperankan itu,
di samping karna bakat dan kreativitasnya.
• Teknik Berperan Menurut Edward a. Wright
Menurut Edward ada lima syarat yang harus dimiliki oleh
seorang calon aktor, yaitu.
1. Sensitive.
2. sensibel.
3. kualitas personal yang memadai.
4. Drama imajinasi yang kuat
5 Stamina fisik dan mental yang baik. Kelima hal itu harus
disertai empat macam daya kepekaan,yaitu sebagai
berikut:
a Kepekaan akan ekspresi mimik
b kepekaan terhadap suasana pentas
c kepekaan terhadap penonton
d Kepekaan terhadap suasana dan ketetapan proporsi
peran yang dibawakan (tidak lebih dan kurang /tepat)
(wright ;131)
• Teknik Berperan Menurut Oscar
Brocket
Oscar menyebutkan tujuh langkah dalam
latihan berakting, yaitu sebagai berikut;
1. Latihan tubuh
2. Latihan suara
3. Obsrvasi dan imajinasi
4. Latihan konsentrasi
5. Latihan teknik
6. Latihan sistem akting
7.Latihan memperlentur keterampilan
(1965;396)
• Teknik Berperan Menurut Constantin Stanislavsky
Tokoh yang dikenal sebagai pelopor pendekatan metode atau pendekatan kreatif,yang
mementingkan latihan sukma,memberikan pedoman untuk mempersiapakan seorang
aktor(Stanislavsky),1980.

a. Berperan (acting) dirasakan sebagai suatu seni


b. Motivasi
c. Imajinasi
d .Pemutusan Pikiran (Konsentrasi).
e .Mengendurkan Urat
f .Satuan Sasaran
g .Keyakinan dan Rasa Kebenaran
h. Ingatan emosi
i.Komunikasi atau Hubungan Batin
j. Adaptasi
k. Kekuatan Motif Dalam
l .Keadaan Kreatif Batiniah
m. Sasaran Yang Paling Utama
n .Di Ambang Pintu Bawah Sadar
o Garis Yang Tak Terputus-putus
• Teknik Berperan Menurut Richard Boleslavsky
boleslavsky lebih menitikberatkan pembinaa sukma.
Pendekatan lazim disebut pendekatan kreatif atau
pendekatan metode.Dia adalah murid dari
stanislavsky
1 .Konsentrasi
2. Ingatan Emosi
3. laku Dramatis
4 .Pembangunan Watak
5 .Observasi
6. Irama
• Teknik Berperan Menurut Adjib Hamzah
Ditegaskan oleh hamzah bahwa latihan suara dan ucapan perlu
pelatiha cermat dan cukup. Vokal harus diucapkan jelas.
Konsonan-konsonan tidak boleh dilafalkan setengah-setengah.
Oleh karena itu, dalam latihan suara disamping latihan olah vokal.
juga latihan pernafasan, latihan letupan suara, latihan diksi(gaya
pengucapan). Latihan tekanan, latihan bangun ucapan, dan latihan
menciptakan puncak lakon(klimaks)(1985;79-86).Pencapaian
mood adalah latihan yang dilaksanakan setelah aktor atau aktris
benar-benar hafal terhadap teks drama.
• Teknik berperan Menurut asul Wiyanto

karya sang aktor diciptakan melalui tubuhnya sendiri, suaranya sendiri, dan jiwanya sendiri.
Hasilnya berupa peragaan cerita yang ditampilkan didepan penonton. Karena itu, seorang
aktor yang baik adalah seorang seniman yang mampu memanfaatkan potensi dirinya.
Potensi dirinci menjadi;
1. Potensi tubuh,harus lentur, sanggup memainkan semua peran, dan mudah diarahkan. Tidak
kaku, latihan dasar dapat dilakukan sebagai berikut;
a).latihan tari supaya aktor mengenal gerak berirama dan dapat mengatur waktu.
b).latihan samadi supaya aktor mengenal lebih dalam artinya diam, merenung, secara insani.
c).latihan silat supaya aktor mengenal diri dan percaya diri.
d).latihan anggar untuk mengenal arti semangat.
e).latihan renang agar aktor mengenal pengaturan napas.
2. Potensi Driya, adalah semua pancaindra, penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasa, dan pengecap.
3. Potensi akal, seorang aktor harus cerdik dan tangkas. Kecerdikan dan ketangkasan itu
bisa dipunya kalau ia terbiasa menggunakan akal, antara lain dengan kegiatan
membaca dan berolahraga.
4. Potensi Hati, hati merupakan landasan perasaan-perasaan manusia amat beragam
dan silih berganti. Kadang senang kadang sedih, semua berurusan dengan hati,
karena itu melatih hati sebenarnya melatih kepekaan perasaan.
5. Potensi Imajinasi, akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati ada kehendak.
Kehendak (niat) itu harus dilengkapi imajinasi(membayangkan sesuatu). Untuk
menyuburkan imajinasi dalam diri dapat dilakukan dengan sering mengapresiasikan
puisi dan lukisan.
6. Potensi Vokal, aktor mengucapkan kata-kata yang dirakit menjadi kalimat-kalimat
untuk mengutarakan perasaan dan pikirannya.
7. PotensiJiwa, Seorang aktor haris mampu memerankan tokoh dengan penjiwaan.
Artinya, ia harus bisa meleburkan jiwanya dalam tokoh yang diperankan.
Teknik Berperan dalam Drama Bahasa Indonesia

1.Teknik muncul merupakan teknik seorang pemain muncul ke pentas. Seorang pemain
penting untuk menerbitkan kesan pertama dari penonton pada saat muncul
pertama kali ke pentas. 
2.Teknik memberi isi merupakan teknik memberi kesan hidup pada kalimat dan
perbuatan yang diperankan pemain.
3. Teknik pengembangan merupakan teknik yang membuat pemeranan tidak monoton
karena pementasan terus berkembang menuju ke arah puncak.
4. Teknik membina puncak merupakan teknik menahan tingkatan perkembangan agar
tidak setinggi puncak sehingga saat mencapai puncak emosi pun benar-benar
berada dalam titik puncak.
5. Teknik timing merupakan teknik ketepatan gerak jasmani dan ucapan pemain.
6. Teknik menonjolkan merupakan teknik dalam memilih bagian yang perlu di tonjolkan
dalam pementasan.
Teknik Dasar dalam Berperan

1. Teknik penyutradaraan
Peran sutradara sangat penting dalam pembuatan sebuah drama. Ia banyak bertanggung jawab untuk
meningkatkan kualitas drama. Sutradara bertugas menghimpun para pemain dengan memberikan tes vokal dan
penghayatan naskah. Berdasarkan penilaian hasil tes tersebut, dapat menentukan pemilihan peran dalam drama.
Sutradara yang baik akan melatih para aktor untuk membaca, menghafal, dan mengaktingkan naskah.
2. Teknik dialog
Teknik ini membutuhkan penghafalan naskah yang diwujudkan dengan dialog-dialog antartokoh. Pelafalan atau
pengucapan kata-kata disesuaikan dengan karakter tokoh-tokoh yang diperankan.
3. Teknik akting
Sutradara bertugas untuk melatih para pemain memerankan/berakting sesuai dengan olah vokal, mimic, dan
pantomimik yang sesuai.
4. Teknik pementasan panggung
Sutradara menggelar pementasan di atas panggung yang didesain sesuai dengan suasana cerita, didukung oleh
dekorasi, interior dan eksterior yang selaras, serta diperkuat dengan tata lampu yang memperkuat penyampaian
cerita.
5. Teknik penyusunan format
Format drama disusun dalam dialog dan konflik antartokoh dalam menjalan plot cerita. Format ini sangat penting
agar drama mudah dipahami.
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai