SENI BUDAYA
Nama Kelompok 4 :
2. Asysyfa Julita
3. Salsabila Zahari
4. Faiz Faqih
6. Kevin trilaksmana
Kelas X IPA
1. Olah Tubuh
Yakni atihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh.
2. Olah Suara/Vokal
Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal.
3. Olah Rasa
Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi.
4. Ruang
Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang pergerakan dari
fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan blocking, yaitu menunjukan
punggung pada penonton, sehingga mereka tidak dapat melihat ekspresi dan
gerakan tubuh Pemain dengan baik.
D. KREATIVITAS SENI PERAN
Kreativitas seni peran ialah suatu metode atau cara untuk mengoptimalkan
kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pembelajaran seni peran
terhadap penguasaan dan pengolahaan tubuh, suara, sukma dan pikir yang dimiliki
siswa dengan totalitas, penuh kesadaran dan tanggung jawab atas perang yang
diembannya.
Sebelum berlatih seni peran dibiasakan melakukan olah tubuh atau minimal
pemanasan, peregangan dan melatih ekspresi tubuh, wajah, mulut, vokal dan
sukma yang kamu akan gunakan dalam mengeklorasi watak tokoh dalam seni
peran.
Bacalah naskah dibawah ini sampak akhir atau tuntas secara sendiri atau
kelompok.
Lakukan pemilihan dan penentuan peran atau tokoh yang sesuai dengan
keinginanmu atau berdasarkan pembagian kelompok yang dibentuk.
Lakukan analisis tokoh dan perwatakan sesuai dengan peran yang akan kamu
bawakan berdasarkan petunjuk naskah atau tanda-tanda yang diungkapkan dari
kata-kata melalui dialog tokoh di dalam naskah.
Lakukan observasi tokoh dan perwatakan sesuai dengan peran yang akan kamu
dan temanmu bawakan berdasarkan pengamatan kamu terhadap orang-rang di
lingkungan sekitar dengan keunikan, kekhasan dan memiliki daya pesona.
Hafalkan dialog dan ekplorasi gerak tubuh, suara dan penghayatan peran
berdasarkan tokoh yang akan kamu bawakan berdasarkan naskah.
Setelah hafal naskah dan mengetahui tanda akhir dialog lawan main seni peran,
lakukan olah atau ekspolasi ruang berupa bloking, moving, business, leveling,
waktu dan suasana dalam membangun irama permainan kelompok.
Setelah lepas naskah, ekplorasi melalui teknik seni peran dan eksplorasi terhadap
unsur penunjang seni peran.
Menyongsong minggu terakhir penampilan, kamu dan kelompok kamu harus
melakukan kegiatan membentuk gladi kotor dan gladi bersih di tempat, di kelas
atau di panggung yang akan kamu gunakan untuk menampilkan kreativitas seni
peran dalam seni teater secara kelompok.
Akhirnya kelompok kamu mempresentasikan dan memaknai pembelajaran seni
peran sebagai hasil analisis watak tokoh dalam bentuk tulisan dan bermain seni
peran dengan watak tokoh yang kamu bawakan secara individu dan kelompok
sebagai hasil dalam berkreativitas seni peran.
Pada prinsipnya bahwa kreativitas dalam seni peran ialah berupa prosedur atau
tahapan dalam proses implementasi pembelajaran seni peran sesuai watak tokoh
dengan naskah yang kamu baca! Untuk memperoleh hasil seni peran yang maksimal
kamu harus melakukan tahapan dan langkah-langkah pembelajaran yang disarankan
oleh guru.
BAB 2
MENYUSUN NASKA LAKON
1. PENGERTIAN LAKON
Dalam bahasa Sunda lakon disebut sebagai boga lakon, ngalakon, atau yang artinya
pemeran utama atau yang melakoni peran suatu cerita. Sementara itu dalam bahasa
Jawa, lakon biasa disebut sebagai lelakon yang artinya masih dalam medan makna
serupa, yakni memerankan tokoh cerita dengan berkata-kata (verbal) atau tanpa
berkata-kata (non verbal) di atas pentas.
Oleh karena itu, tidak mengherankan rasanya jika kedudukan lakon dalam
pementasan teater merupakan nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan atau
membangun susunan (struktur) cerita melalui penokohan atau peran yang dibawakan
seorang atau lebih pemeran.
Pengertian lakon dalam pemetasan teater adalah hasil karya kolektif masyarakat,
seniman dan atau sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk naskah lakon dengan cara
ditulis atau tidak tertulis/leluri (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 189). Sementara itu,
lakon di mata seniman atau kreator seni teater merupakan bahan baku atau sumber
ide, gagasan dalam menyampaikan pesan estetis (bentuk/wujud pementasan) dan
pesan moral (makna kehidupan) melalui kreativitas pementasan seni teater.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian lakon adalah suatu cerita atau kisah yang
diwujudkan dalam suatu naskah untuk diperankan oleh pemerannya dengan maksud
untuk menjadi gagasan utama atau cerita yang dibawakan dalam suatu pementasan
teater.
2. JENIS-JENIS LAKON DAN BENTUK LAKON
a. JENIS LAKON
Lakon dibangun oleh peristiwa di dalam adegan. Adegan merupakan bagian dari
babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh, perupaan atau musik di dalam
seni pementasan. Dengan demikian dalam satu babak bisa terjadi lebih dari satu
adegan. Babak itu sendiri adalah susunan dari beberapa adegan yang ditandai dengan
terjadinya pergantian setting (tempat, waktu dan kejadian peristiwa) dalam sebuah
peristiwa kejadian.
Berdasarkan jumlah babak, lakon dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni :
1. Lakon pendek, yakni lakon yang terdiri dari satu babak dengan beberapa peristiwa
adegan di dalamnya sehingga hanya membutuhkan durasi sekitar 45 – 60 menit.
2. Lakon panjang, yakni lakon yang dipentaskan mencapai tiga sampai lima babak
dengan beberapa adegan di dalamnya dan memakan durasi 90 – 120 menit.
1. Bentuk Lakon
Bentuk-bentuk lakon di dalam seni teater dan seni drama pada dasarnya sama, yakni
lakon; tragedi, komedi, tragedi komedi dan melodrama. Berikut adalah penjelasan
dari masing-masing bentuk lakon.
Lakon teater adalah suatu karya seni utuh yang melibatkan banyak unsur yang
membangunnya. Unsur-unsur lakon teater yang menjadikan suatu karya menjadi
lakon teater tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
Penyebutan teater pada saat itu sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan
belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri
dari kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan
yang lahir dari spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya
Teater tradisional atau yang juga dikenal dengan istilah “Teater daerah” adalah
merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pemainnya berasal dari daerah
setempat dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak
dulu telah berakar dan dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang
hidup di lingkungan tersebut, misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam
teater tradisional, segala sesuatunya disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah
sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta struktur geografis masing-masing
daerah. Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri yang spesifik kedaerahan dan
menggambarkan kebudayaan lingkungannya.
1. Tema
Tema merupakan pikiran utama yang menjadi dasar dari kisah yang dipertunjukkan
dalam drama.
Nah, dari pokok-pokok pikiran ini kemudian dikembangkan sehingga menjadi kisah
yang menarik dan enak ditonton.
2. Plot
Plot merupakan rangkaian peristiwa yang ada dalam drama,yang terdiri atas konflik.
3. Penokohan
Penokohan merupakan unsur dalam teater yang dimainkan oleh aktor untuk
mementaskan pertunjukan sesuai dengan arahan sutradara.
4. Dialog
Dialog merupakan percakapan yang dilakukan oleh tokoh dalam merangkai cerita
dalam pertunjukan.
Pesan dan ide dalam pertunjukan harus bisa ditunjukkan saat aktor memainkan
pertunjukan dan bisa diterima oleh penonton.
1. Teater Rakyat
Teater rakyat merupakan teater yang berkembang di Indonesia dan memiliki
perbedaan di setiap daerahnya. Teater ini berasal atau lahir dari kehidupan
masyarakat sendiri, seperti upacara keagamaan dan upacara adat. Teater rakyat ini
memiliki sifat yang sederhana, spontan, dan banyak diisi oleh improvisasi dalam
pertunjukannya. Contohnya makyong dan mendu dari Riau dan kalimantan Barat
serta ketoprak dari Jawa Tengah.
2. Teater Klasik
Teater klasik merupakan teater tradisional yang semuanya sudah diatur, baik dari
pelaku, cerita, maupun tempat pertunjukannya.
Teater klasik lahir dan membawa cerita yang berasal dari lingkungan pusat
kerajaan ataupun keraton.
Contoh teater klasik seperti wayah kulit, wayang golek, dan wayang orang.
2. Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang sumbernya berasal dari teater tradisional,
akan tetapi pertunjukannya sudah dipengaruhi teater modern atau gaya barat.
Contoh teater transisi ialah komedi istambul, srimulat, dan sandiwara dardanela.
Teater tradisional berfungsi sebagai sarana upacara penghormatan kepada roh nenek
moyang atau dewa, hiburan, serta presentasi estetis yang berpadu satu dalam sebuah
pementasan. Misalnya, dalam pertunjukan wayang kulit di daerah Jawa Tengah, akan
terlihat unsur-unsur ritual, hiburan, serta presentasi estetisnya. Bahkan, ada pula
fungsi propaganda dari pemerintah.
BAB IV
TEATER NUSANTARA
Pengertian seni teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas
panggung. Secara spesifik, pengertian seni teater merupakan sebuah seni drama yang
menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan
lengkap dengan dialog dan akting.
Kata teater sering dipadankan dengan kata drama. Secara etimologis, kata "teater"
berasal dari bahasa Inggris “theatre” dan bahasa Yunani “theaomai” yang berarti takjub
melihat dan mendengar. Secara umum, pengertian seni teater adalah suatu kegiatan
manusia dalam menggunakan tubuh atau benda-benda yang dapat digerakan.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian seni teater
mempunyai tiga arti, yakni gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara,
dan sebagainya. Kemudian pengertian kedua ialah ruangan besar dengan deretan kursi-
kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah.
Pengertian terakhir ialah pementasan drama sebagai suatu seni drama atau sandiwara.
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, yaitu unsur
internal teater dan unsur eksternal teater.
- Naskah/skenario
- Pemain/pemeran/tokoh
- Sutradara
- Properti
- Penataan
- Seluruh pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antara lain: tata
rias, tata busana, tata lampu dan tata suara.
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan
hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan.
a. Staf produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan
pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugasnya
sebagai berikut:
Produser/pimpinan produksi
Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja, dan lain
sebagainya.
b. Sutradara/ derektor
c. Stage manager
Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana,
properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta
perlengkapan lain (seperti audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di
antaranya bagian pentas/tempat, bagian tata lampu (lighting), bagian perlengkapan,
dan tata musik.