Anda di halaman 1dari 6

Literasi

Nama : Arya Belva M.S.

Kelas : 7K

No. Absen : 05
Bab 7 Meragakan Adegan Fragmen

Fragmen merupakan cuplikan atau petikan sebuah cerita, lakon yang


dipentaskan, baik di atas panggung maupun di depan kelas. Fragmen sering
juga disebut sebuah pementasan teater dengan durasi yang singkat.
Fragmen dapat dijadikan sebagai pentas sederhana pada sebuah
pertunjukkan teater. Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya
tempat pertunjukkan, ada yang mengartikan gedung pertunjukkan, ada juga
yang mengartikan panggung (stage).

Istilah akting, pasti sudah tidak asing. Akting adalah perwujudan peran
sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh naskah dan sutradara baik
secara fisik maupun psikis. Modal akting adalah pengalaman hidup sehari-
hari, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang
ditampilkan kembali di depan penonton. Untuk menampilkan akting yang baik
diperlukan latihan yang tekun dan disiplin. Latihan itu mencakup olah tubuh,
olah vokal, dan olah rasa.

1. Olah Tubuh

Tubuh merupakan elemen dasar dalam bermain teater. Tubuh menjadi


pusat perhatian penonton saat seorang aktor teater di atas panggung. Tubuh
saya rangkap bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Tubuh
melalui gestur laki-laki cerminkan karakter atau watak tokoh yang sedang
diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang
harus dikuasai oleh pemain teater. Latihan olah raga diarah kan untuk
mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik. Hal
utama yang harus dilakukan pada latihan adalah melakukan dalam kondisi
bugar, segar, dan aku menyenangkan

2. Olah Suara

Seorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara


yang baik. Suara merupakan faktor penting sebagai penyampai pesan untuk
penonton. Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi. Setiap kata yang diucapkan
harus jelas dan wajar sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan.

3. Olah Rasa

Akting pada dasarnya menampilkan keindahan dan kemampuan


dalam mewujudkan berbagai pikiran, emosi, perasaan, dan sosok yang
sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus memiliki kemampuan
untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Tentu hal itu bisa terjadi
kalau ada yang mampu mengolah rasa, dan emosi. Untuk itu seorang pemain
teater perlu berlatih konsentrasi, perasaan, dan emosi dengan latihan olah
rasa.

Bab 8 Menyusun Naskah Fragmen

Dasar lakon drama adalah konflik manusia. Konflik adalah


pertentangan yang terjadi antara satu tokoh dengan tokoh lainnya, baik yang
berhubungan dengan fisik maupun fisik. Seluruh perjalanan drama dijiwai
oleh konflik tokoh-tokohnya. Baik itu tokoh utama yang disebut tokoh
protagonis, maupun tokoh yang bertentangan dengan tokoh utama, pelawan
arus cerita (tokoh penentang). Tokoh penentang disebut tokoh antagonis.

           Naskah merupakan salah satu bahan untuk bermain teater. Karakter
dan tokoh semua tertulis di dalam naskah. Alur cerita atau plot ditulis dengan
jelas pada sebuah naskah, memungkinkan untuk pemain dan sutradara untuk
menayangkan watak yang diinginkan pengarang.

Kalau kamu akan menulis naskah drama tapi mengikuti langkah-langkah


penyusunan naskah drama. Dengan demikian, semua yang ingin dibangun,
baik plot atau jalan cerita, karakter tokoh, latar, dialog, dan peristiwa
(pengaturan) dapat tersusun dengan baik.

1.    Menentukan Tema

2.    Menentukan Alur Cerita

3.    Menyusun Adegan

4. Membuat Dialog-Dialog Tokoh

Bab 15 Merancang Pementasan

Merancang pementasan adalah suatu kegiatan berupa rangkaian


tindakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan langkah-langkah
memahami secara konseptual, teknik dan prosedural untuk menghasilkan
tujuan pementasan.

Pementasan teater secara umum, baik pementasan teater tradisional


atau pun teater non tradisional (teater transisi, teater modern dan teater
kontemporer) merupakan proses komunikasi atau peristiwa interaksi antara
pementasan seni dengan penontonnya yang dibangun oleh suatu sistem
pengelolaan, yakni manajemen pementasan.

Manajemen secara umum dapat dipahami sebagai serangkaian


tindakan yang dilakukan seorang pengelola seni dalam memberdayakan
sumbersumber (potensi) yang ada berdasarkan fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi manajamen dalam sebuah kegiatan menurut Terry (1980) dapat
dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan (POAC) guna mencapai
tujuan kegiatan dengan efektif dan efisien. Tujuan yang dimaksud adalah
mencapai tujuan pementasan seni teater.

Tujuan seni di dalam pengelolaan pementasan, termasuk di dalamnya


pementasan teater adalah guna mencapai kualitas pementasan seni yang
bermutu dan menjaga kesejahteraan beberapa awak pendukung pementasan
di dalamnya. Dalam hal ini, kualitas pementasan seni ditanggungjawabi oleh
seorang Manager Artistik, dikenal dengan istilah Sutradara.

Kesejahteraan bagi beberapa awak pendukung pentas dipercayakan


kepada seorang yang mengetahui secara ilmu dan praktik dalam merancang
pementasan yang ditanggung jawabi seorang Manager Produksi atau
Pimpinan Produksi.
Bab 16 Mementaskan Fragmen

Secara harfiah fragmen berarti bagian dari cerita yang memperlihatkan


satu kesatuan. Meskipun merupakan bagian dari sebuah cerita, fragmen
tetap memiliki pesan tertentu yang hendak disampaikan serta mempunyai
jalinan cerita yang utuh dan selesai. Artinya, fragmen dapat dijadikan sebuah
pementasan tersendiri tanpa harus menunggu kelanjutan cerita berikutnya.
Dengan pengertian bahwa fragmen dapat berdiri sendiri maka naskah-
naskah fragmen sengaja diciptakan tanpa harus mengambil atau
mencupliknya dari bagian sebuah cerita.

Biasanya, naskah fragmen diciptakan untuk tujuan tertentu seperti;


studi kasus dari sebuah pelajaran atau untuk kepentingan latihan peran.
Sebagai studi kasus, misalnya dalam pelajaran psikologi, maka fragmen
diciptakan secara khusus untuk menjelaskan atau merekonstruksi satu
kondisi (kasus) tertentu yang sesuai dengan pokok permasalahan yang
dihadapi. Dalam latihan peran, fragmen diciptakan untuk melatihkan teknik
pemeranan tertentu kepada para pemeran. Dalam dunia pendidikan, bentuk
fragmen biasanya digunakan (meskipun tanpa naskah tertulis) dalam
sesi micro teaching atau percobaan metode-metode pemelajaran lainnya
dimana di dalamnya terdapat peran guru dan murid dengan suasana kelas.

Anda mungkin juga menyukai