Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 5

NAMA :
1. Hananto Tri Wibowo ( 230212608552 )
2. Intan Nurlita Dewi (230212604775)
3. Muhammad Aurellio Yudhistira (230212606430)
4. Nabilla Brillianty Winanteya (230212607367)

PERBEDAAN DRAMA DAN TEATER


A. DRAMA
a. Pengertian Drama
Drama adalah genre karya sastra berupa karangan yang menggambarkan atau
mengilustrasikan realita kehidupan, watak, dan tingkah laku manusia dimana kisah di
dalamnya disampaikan melalui peran dan dialog. Pendapat lain mengatakan
pengertian drama adalah jenis karya sastra yang menggambarkan suatu kisah,
watak, dan tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang ditampilkan di atas
panggung dalam beberapa babak. Secara etimologis, kata “drama” diadaptasi dari
bahasa Yunani, yaitu “draomai” yang artinya bertindak, berbuat. Kisah dan cerita
dalam drama mengandung konflik dan emosi yang bertujuan untuk mempengaruhi
orang yang melihat atau mendengar drama tersebut. Naskah drama diperankan oleh
aktor yang memiliki kemampuan untuk menyajikan konflik dan emosi secara utuh.

b. Unsur-Unsur dalam Drama

 Tema
Menurut Sumardjo (1984) dalam setiap drama yang paling lucu sekalipun,
mengandung pemikiran atau tema. Tema adalah pokok pembicaraan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Baribin (1985) berpendapat tema adalah
gagasan sentral, sesuatu yang diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya
fiksi. Brockett (1964) pun berpendapat sama dengan mengemukakan tema
berfungsi sebagai titik fokus di sekitar peristiwa tertentu yang
diorganisasikan. Meskipun sebuah drama mungkin memiliki sejumlah
tema, biasanya ada satu yang dominan. Menurut Satoto (2012) tidak semua
pengarang menyuratkan atau menyiratkan apa tema dan amanat. Dalam
hal ini tema dan amanatnya diserahkan kepada pembaca/publik untuk
menafsirkannya.Berdasarkan uraian di atas dan berkaitan dengan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tema adalah pokok pembicaraan
atau gagasan sentral dalam drama yang bisa dinyatakan secara eksplisit
ataupun implisit.
 Alur
Alur menurut Riris K. Sarumpaet (Satoto, 2012) adalah rangkaian
peristiwa yang dijalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan merupakan
pola, perkaitan peristiwa yang menggerakkan jalannya cerita ke arah
pertikaian dan penyelesaian. Plot merupakan keseluruhan struktur dari
sebuah drama, dan dapat dianalisis bagian permulaan, pertengahan dan
bagian akhirnya (Brockett., 1964). Sejalan dengan pendapat di atas
Tarigan (1985) mengemukakan bahwa seperti juga bentuk-bentuk sastra
lainnya, maka suatu lakon haruslah bergerak maju dari suatu permulaan
(beginning) melalui suatu pertengahan (middle) menuju suatu akhir
(ending). Dalam drama bagian-bagian ini dikenal dengan istilah eksposisi,
komplikasi, dan resolusi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa alur dalam drama adalah rangkaian perisa yang berhubungan sebab
akibat yang terdiri atas eksposisi (permulaan), seri komplikasi, klimaks
dan peleraian (akhir).
 Tokoh
Penokohan
Yang dimaksud dengan tokoh merupakan pemeran yang ada dalam cerita.
Pembahasan tentang penokohan dapat dibedakan berdasarkan kedudukan
peran, ciri-ciri, dan sifat karakternya. Menurut kedudukan perannya, tokoh
dalam teks drama dapat dibedakan menjadi tiga jenis tokoh

1. Protagonis tokoh protagonis merupakan tokoh yang berada pada pihak


yang benar

menurut tanggapan pembaca atau penonton. Tokoh protagonis melakukan


tindakan yang

dianggap baik dan benar sesuai dengan norma kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu,

pembaca atau penonton sering berpihak pada tokoh protagonis

2. Antagonis tokoh yang menentang tokoh protagonis. Tokoh ini sering


melakukan perbuatan yang dianggap bertentangan dengan norma
kehidupan masyarakat. Pembaca atau penonton seringkali merasa marah
dan benci terhadap perilaku tokoh antagonis ini

3. Tritagonis tokoh yang dipercaya berada di pihak protagonis dan


antagonis
 Latar
Setting atau latar
Latar atau setting adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. Latar dapat membantu
pembaca atau penonton mengenal dan memahami dimana dan kapan
peristiwa dalam cerita itu terjadi. Dalam naskah drama, latar seringkali
tidak diungkapkan secara eksplisit atau tersurat. Melalui dialog dan lakon
tokoh, bisa ditafsirkan di mana dan kapan peristiwa yang diceritakan itu
berlangsung. Bisa juga penulis sengaja membuat peristiwa yang
diceritakan itu terjadi dimana dan kapan saja, tergantung bagaimana
pembaca menafurkan atau menentukannya
 Dialog
Dalam drama, juga terdapat unsur dialog. Dialog merupakan serangkaian
percakapan dalam cerita. Dialog bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh yang
lain, bisa juga berupa dialog sendiri atu disebut sebagai monolog. Adanya
dialog memberi penjelasan terkait jalannya cerita , biasanya juga disertai
gaya atau mimic wajah
 Bahasa
Kata-kata yang digunakan dalam percakpan drama. Bahasa jugabisa
menggambarkan watak, tokoh, latar, ataupun, peristiwa yang sedang
terjadi
 Konflik
Konflik juga termasuk dalam unsur-unsur intrinsik drama. Arti konflik
adalah pertentangan atau masalah yang terjadi pada suatu drama. Adanya
konflik menjadi inti permasalahan yang ada dalam drama. Dalam sebuah
drama bisa terjadi 1 konflik atau bahkan lebih.
 Amanat
Yang tak kalah penting dalam unsur unsur drama adalah amanat. Yang
dimaksud amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran
para tokoh dalam cerita drama.

B. TEATER
a. Unsur-Unsur
 Naskah
Ide dapat diwujudkan ke dalam sebuah naskah tertulis. Naskah adalah
karangan yang berisi cerita atau lakon. Naskah teater memuat nama-nama
tokoh, dialog yang diucapkan tokoh, dan keadaan panggung yang
diperlukan
 Sutradara
Sutradara adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap
kesuksesan pertunjukan. Sutradara tentu harus membuat perencanaan
dan melaksanakannya. Selain pandai mengarahkan dia juga harus
piawai melakukan.
Tugas sutradara meliputi segala kebutuhan pentas yang berhubungan
dengan artistik dan teknis. Musik yang bagaimana yang dibutuhkan, pentas
seperti apa yang harus disajikan, tata cahaya, tata
rias, kostum, dan sebagainya, semuanya diatur atas persetujuan sutradara.
Berikut ini tugas-tugas sutradara dalam teater modern.
a. Memilih dan menafsirkan naskah.
b. Jembatan antara penulis naskah, naskah, dan pemain.
c. Meng-casting atau memilih pemain, melatih, dan mengkoordinasikan
pemain dan kru pertunjukan yang lain.
d. Memimpin urusan unsur pentas seperti penata lampu, penata pentas,
penata musik, penata rias, penata pakaian, dekorator, dan petugas
lainnya.
e. Mengkoordinasikan segala anasir pertunjukan, sejak latihan dimulai
sampai dengan pertunjukan selesai.
 Pemain
Pemain adalah pemeran yang memerankan tokoh dalam pertunjukan
teater. Pemain dituntut cerdas dan pintar supaya mampu memainkan tokoh
dengan sebaik-baiknya. Kemampuan bermain drama
dapat dipelajari melalui berbagai media dan tentu saja dengan latihan
dan kerja keras.
 Penata rias
Tata rias adalah cara merias (mendandani) wajah dan tubuh pemain.
Biasanya digunakan rias wajah karakter atau watak, rias wajah bangsa,
serta rias wajah usia dimaksudkan untuk membantu pemain menghidupkan
tokoh yang diperankannya. Untuk mengungkapkan gambaran watak
tersebut dapat dilakukan rias wajah yang realistis maupun nonrealistis.
 Penata busana
Tata busana adalah pengaturan kostum baik bahan, model, maupun
cara mengenakannya. Penataan kostum yang tepat akan membantu
penonton untuk menangkap ciri sebuah peran serta keterkaitannya
dengan isi cerita.
 Penata panggung
Tata panggung merupakan penunjang bagi terciptanya tempat, waktu, dan
keadaan atau suasana Santoso, dkk(2011: 357) mengemukakan, panggung
adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara
kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.
Dalam organisasi pertunjukan teater, tata panggung dipimpin oleh stage
manager. Wilayah pembicaraan tara panggung ini meliputi: jenis dan
karakteristik panggung. penciptaan desain panggung properti dan hand
property, dan prinsip-prinsip kerja seorang penata panggung
 Penata Cahaya
bertugas menata dan mengatur intensitas serta warna cahaya di atas
panggung. Pencahayaan diharapkan mampu menciptakan suasana tertentu
dan membantu pemain untuk memperkuat karakter yang diperankannya.
 Penata suara
menciptakan suara-suara tertentu dan membuat musik pengiring untuk
membangun suasana dalam pertunjukan teater.
 Penonton
saksi pertunjukan, karena pada dasarnya proses teater dimaksudkan untuk
dipertontonkan kepada khalayak.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Trisno dkk. 2010. Seni Teater. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional

Lisnawati, I., Ruslan, T. S., & Nurjamilah, A. S. 2019. Drama “Lelakon Raden
Bei Surio Retno” Karya F. Wiggers Dalam Perspektif Pendekatan Struktural
dan Pendekatan Sosiologis. Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Pembelajaran, 1(1).

Suhariyadi. 2014. DRAMATURGI. Lamongan : CV Pustaka Ilalang Group.

Anda mungkin juga menyukai