BAB 1
ISI DAN KEBAHASAAN DRAMA
PETA MATERI
MENGANALIS
IS ISI DAN
KEBAHASAAN
DRAMA
3.19 Menganalisis isi dan 3.19.1 Menganalisis isi dan kebahasaan tampilan video
kebahasaan drama pementasan drama dengan kritis.
yang dibaca atau 3.19.2 Menyimpulkan isi dan kebahasaan tampilan video
ditonton. pementasan drama dengan teliti.
Pada bab yang lalu kalian telah belajar mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan
konflik dalam drama. Kini saatnya untuk menganalisis isi dan kebahasaan drama.
Pernahkah kalian melihat pementasan drama? Mungkin di antara kalian ada yang pernah,
ada pula yang belum. Nah, coba sekarang kalian amati drama sekitar tempat tinggal kalian.
Semuanya itu untuk dinikmati, dianalisis, dan diapresiasi. Sebelum kalian menganalisis, coba
cermati gambar berikut!
Ayo Amati!
Kalian akan belajar seni teater atau peran. Kalian pernah bermain drama? Coba ingat,
judul drama yang pernah kalian pentaskan?
Ayo Bacalah!
b. Sutradara
Orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan keberhasilan terciptanya
pementasan teater. Sutradara dibantu oleh staf dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Oleh
karena itu, sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan
pemain. Untuk mencapai kreativitas maksimal. Mengatasi kendala teknis yang timbul dalam
proses penciptaan sebuah pertunjukan. Harymawan (1993) menjelaskan tiga tipe sutradara,
meliputi: (1) konseptor atau kreator menentukan pokok penafsiran. Mengatur dan memberi
kebebasan pemain dalam berkreasi. Mengembangkan konsep tetap pada pokok penafsiran.
(2) Diktator mengatur semuanya sesuai dengan kemauannya. (3) Koordinator sebagai
pengarah mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya. (4) Paternalis
bertindak sebagai guru yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin
anggotanya. Pembinaan kerja sutradara menyiapkan naskah, melakukan casting pemain,
menciptakan aspek akting, mempengaruhi jiwa pemain, dan mengkoordinasi setiap bagian
pertunjukan teater.
c. Pemain
Orang yang memerankan tokoh tertentu dalam naskah drama.
Pemain mempunyai wewenang membuat refleksi naskah.
Karakter Kita Merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup. Pemain
dituntut menguasai aspek pemeranan. Dilatih secara khusus,
Peduli Lingkungan:
yaitu jasmani (tubuh atau fisik), rohani (jiwa atau
sikap dan tindakan
yang selalu berupaya emosi), dan intelektual.
mencegah dan
memperbaiki
Memindahkan lakon ke panggung melalui media pemain
kerusakan pada
lingkungan alam di tidak sesederhana mengucapkan kata-kata. Akan tetapi, harus
sekitarnya. mampu menghidupkan bahasa tulis menjadi bahasa lisan.
d. Penonton
Orang yang menyaksikan pertunjukan teater. Untuk memperoleh kepuasan batin,
kebutuhan, dan cita-cita. Dalam memandang karya seni penonton hendaklah mampu
memelihara adanya suatu objektivitas artistik. Hal ini bisa terwujud dengan menentukan jarak
estetik (aestetic distance) dengan karya seni yang dihayatinya.
Tata panggung diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan penonton satu arah.
Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman panggung. Dekorasi dan
perabot tidak menuntut kejelasan detail. Bentangan jarak dapat menciptakan bayangan
arstisitk yang mampu menghadirkan kesan. Kesan diolah penata panggung untuk
mewujudkan kreasi di atas panggung. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium menjadi
batas tepinya. Penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut.
Pembelajaran tata panggung untuk menciptakan ilusi (tipuan) imajinatif. Sangat
dimungkinkan dalam panggung proscenium. Semua yang ada di atas panggung dapat
disajikan seolah-olah gambar nyata. Tata cahaya yang memproduksi sinar. Hal ini dapat
dihadirkan tanpa terlihat penonton posisi lampu berada. Pesona inilah yang membuat
penggunaan panggung proscenium bertahan sampai sekarang.
3) Panggung thrust
Dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Penonton duduk di sisi kanan
dan kiri panggung. Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan
proscenium.
Pembagian panggung dalam lima belas area. Hal ini biasanya digunakan panggung
berukuran besar. Letak kanan dan kiri atau atas dan bawah ditentukan berdasar pada arah
hadap aktor ke penonton. Kanan pemain dan bukan kanan penonton dan kiri adalah kiri
pemain. Atas adalah jarak terjauh dari penonton, sedangkan bawah adalah jarak terdekat
dengan penonton. Secara umum panggung dibagi sembilan area. Yaitu tengah, tengah kanan,
tengah kiri, bawah tengah, bawah kanan, bawah kiri, atas tengah, atas kanan, dan atas kiri.
Panggung yang tidak terlalu luas jika dibagi menjadi lima belas area. Maka luas masing-
masing area akan terlalu sempit. Tidak memungkinkan pergerakan leluasa pemain maupun
properti. Pembagian sembilan area ini memudahkan sutradara dalam memberikan arah gerak
aktornya.
c. Tata busana
Tata busana adalah segala pakaian dan perlengkapan yang digunakan pemain di atas
pentas. Jenis-jenis tata busana meliputi pakain dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh, pakaian
kepala. Perlengkapan atau aksesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, dan gelang. Busana
dalam teater memiliki fungsi yang lebih luas, yaitu.
Mencitrakan keindahan penampilan: bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah dari pakaian
sehari-hari.
e. Tata suara
Tata suara adalah penggunaan bunyi atau suara. Suara dalam pementasan teater untuk
lebih menghidupkan suasana. Metode menciptakan suara dalam seni teater adalah bunyi
rekaman, bunyi dengan suara manusia, dan bunyi mekanis (tiruan). Contoh membuat bunyi
mekanis di antaranya:
Bunyi pintu: umumnya bila pintu dibuka dan ditutup akan terdengar bunyi grendel dan
benturan daun pintu. Peserta didik dapat membuat bunyi tiruan pintu dari kotak kecil yang
dilengkapi dengan grendel. Jika diletakkan di dekat mikrofon, maka akan menyerupai
bunyi yang sesungguhnya.
Bunyi jam: gunakan kotak dari logam. Gunakan pulpen atau alat keras lainnya. Gerakkan
ke kiri dan ke kanan akan menghasilkan suara seperti jam.
Bunyi kebakaran dan hujan: kertas selofan digosok-gosok atau diremas-remas di dekat
mikrofon.
f. Musik Ilustrasi
Efek bunyi dapat membantu pemain untuk lebih menghayati perannya. Fungsi musik
ilustrasi memberi penekanan pada suasana cerita sedih, gembira, mencekam, dan sebagainya.
Memberi gambaran terhadap suasana tempat dan mewakili karakter tokoh.
1 2 3
4 5 6
Penonton
Penjelasan petak 2
1. Diam
2. Aktif
3. Menuggu
4. Cahaya terang
Penjelasan petak 3
1. Aktif
2. Murka, mengerikan/horor
3. Kreatif (dalam improvisasi dan moving)
4. Cahaya: merah, merah + biru
Penjelasan petak 4
1. Aktif
2. Bahagia
3. Kreatif
4. Cahaya berwarna kuning
Penjelasan petak 5
1. Aktif
2. Kreatif
3. Seluruh karakter
4. Seluruh cahaya
5. Bisa dijadikan memulai dan mengakhir lakon dalam satu pementasan.
Penjelasan petak 6
1. Aktif
2. Kreatif
3. Murka, sedih, cemburu
4. Cahaya: merah, merah + kuning, merah + biru, atau kuning + biru
Sehubungan hal di atas, untuk menambah pemahaman kalian tentang bloking dan
movement perhatikan penjelasan berikut:
Tokoh-tokoh yang berada pada petak 1, tidak diperkenankan akting.
Tokoh pada petak 2 diperbolehkan akting dalam hal ekspresi, namun tidak diperkenankan
akting berbicara.
Petak 3 merupakan tempat keluar masuknya tokoh antagonis.
Petak 4 hanya boleh ditempati oleh tokoh-tokoh berkarakter penyabar, penyayang,
periang, dan sebagainya.
Petak 4 merupakan kebalikan dari petak 6.
Petak 5 merupakan pusat terjadinya konflik dan dapat ditempati oleh berbagai karakter.
Selain itu, petak ini bisa digunakan untuk memulai dan mengakhiri pementasan.
Warna cahaya dapat menjelaskan perasaan yang dialami oleh seorang tokoh, contoh:
warna kuning berarti bahagia, merah+kuning (orens) berarti cemburu, dan sebagainya.
Catatan tambahan: khusus dalam pembacaan puisi, petak yang tidak berfungsi adalah
petak 1, 2, dan 3.
PETA MATERI
MENDEMONS
TRASIKAN
SEBUAH
NASKAH
DRAMA
Materi Pembelajaran
Ayo Berlatih!
Posisi tubuh tidak terikat, dalam arti tidak dipaksakan. Duduk bersila dan badan usahakan
tegak. Cara ini dimaksudkan untuk memberi bidang atau ruangan pada rongga tubuh
sebelah dalam.
Atur pernapasan dengan baik, hirup udara pelan-pelan dan keluarkan juga dengan
perlahan. Rasakan seluruh gerak peredaran udara yang masuk dan keluar dalam tubuh kita.
Kosongkan pikiran kalian. Kemudian rasakan suasana yang ada di sekeliling dengan
segala perasaan. Kalian akan merasakan suasana yang hening, tenang, bisu, diam tak
bergerak. Kalian menyuruh syaraf untuk lelap. kemudian kalian siap untuk berkonsentrasi.
Perhatikan aba-aba dari ketua kelompok atau guru. Pelatih dalam meditasi bisa memberi
aba-aba misalnya dengarkan suara burung, dengarkan suara angin, suara mobil, dengarkan
suara yang paling jauh hingga dekat. Rasakan terpaan angin, suhu udara. Hangatnya sinar
matahari yang menerpa kulit wajah kalian. Kemudian tinggalkan perasaan dan beban
pikiran yang sedang kalian hadapi. Persiapakan diri untuk berlatih. Setiap orang
membutuhkan waktu yang berbeda untuk mediatasi. Kegiatan meditasi diakhiri dengan
menarik napas panjang.
Meditasi menyiapkan calon pemain mengenal, memahami, menghayati serta
mengekspresikan peran dengan tepat.
Latihan meditasi dilanjutkan dengan latihan kendala fisik dan psikologi dengan cara
berlari-lari kecil, atau lari di tempat selama 5 menit.
Pemain dalam melakukan gerak-gerak dasar di atas. Kalian dituntut untuk berimprovisasi.
Menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah, dan artistik. Untuk itu, kalian harus melakukan
beberapa macam latihan, antara lain:
Latihan cermin: Dua orang berdiri saling berhadap-hadapan. Salah seorang membuat
gerakan dan yang lain menirukannya. Persis seperti apa yang dilakukan temannya. Seolah-
olah berdiri di depan cermin. Latihan ini dilakukan bergantian.
Latihan gerak dan tatap mata: Sama dengan latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata
kedua orang tadi saling menatap. Seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa
yang akan digerakkan nanti.
Latihan melenturkan tubuh: Berdiri dalam keadaan lemas. Kemudian seorang yang lain
membantu mengangkat tangan temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga
sebelum dijatuhkan lengan atau tangan diputar-putar terlebih dahulu.
Latihan gerak bersama: Buatlah kelompok yang terdiri minimal 3 orang. Setiap kelompok
memilih seorang di antara mereka. Untuk melakukan gerak yang harus ditiru dan diikuti
oleh yang lain. Semua mengikuti gerak dari gerak yang besar ke gerak kecil. Dari gerak
lambat sampai cepat. Perlu dilakukan berbagai bentuk gerakan yang bersifat variatif dan
imajinatif. Sehingga gerak terus berkembang dan bermacam-macam. Kemudian setelah
posisi penggerak utama diganti dengan yang lain.
Latihan gerak mengalir: Beberapa orang dalam satu kelompok saling bergandengan
tangan. Kemudian salah seorang melakukan gerakan tangan, tubuh, dan kaki. Siswa yang
lain mengikuti gerakan tangan tersebut. Ini dilakukan dengan mata tertutup dan
konsentrasi penuh. Mengikuti gerakan dengan tetap berpegangan tangan dan sikap
mengalir.
Seorang pemain menirukan gerak-gerak dasar yang dilakukan oleh pengemis, kakek, anak
kecil, pemabuk, orang buta, dan sebgainya. Dalam hal ini, dimaksud dengan gerak dasar
yaitu ciri-ciri khas satu tokoh.
Dua orang atau lebih berdiri dan berkonsentrasi. Kemudian salah satu memberi perintah
kepada temannya. Bertindak atau berlaku sebagai tokoh yang diceritakan. Untuk
membantu memberi suasana dan dapat memakai musik pengiring.
Imajinasi adalah suatu cara menganggap sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada.
Imajinasi obyek benda atau sesuatu yang dibendakan. Tujuannya adalah kalian tidak hanya
selalu menggantungkan diri. Sebagai latihan dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
Gambar 35: Contoh imajinasi.
Sebutkan sebanyak mungkin benda yang terlintas di otak kalian. Jangan sampai
menyebutkan sebuah benda lebih dari satu kali.
Sebutkan sebuah benda yang tidak ada disekitar kalian. Kemudian bayangkan dan
sebutkan bentuk benda itu, ukurannya, sifatnya, keadaannya, warna, dan sebagainya.
Menganggap atau memperlakukan sebuah benda lain dari yang sebenarnya. Contohnya,
menganggap sebuah batu adalah suatu barang yang sangat lucu, baik itu bentuknya,
letaknya, dan sebaginya. Memandang batu tersebut kita jadi tertawa terpingkal-pingkal.
Menganggap sesuatu benda memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya sebuah pensil
rasanya menjadi asin, pahit, manis kemudian berubah menjadi benda yang panas, dingin,
kasar, dan sebagainya.
Catatan: Akting atau gerak pemeran pementasan dapat dilakukan dengan baik. Jika
didukung kemampuan imajianasi yang tepat. Kemapuan imajinasi ekspresi dikembangkan
internal pemeran dengan memahami ciri-ciri tokoh yang diperankan.
5. Latihan respon
Respons terhadap gerak, dialog, dan situasi dalam pementasan. Dilakukan aktor untuk
memperoleh kontinuitas dialog. Keterhubungan adegan secara wajar. Penajaman konflik dan
pengembangan cerita secara keseluruhan. Respon bisa dilakukan secara verbal gerak
individual kelompok. Ketepatan respon berguna untuk membangun adegan yang dapat
menyampaikan pesan atau amanat naskah secara utuh.
Ayo Cermati!
Kidung pembuka
THOK OTHOK OTHOK
OBLOK OBLOK OBLOK
THOK OTHOK OTHOK
OBLOK OTHOK OBLOK
Isi kidung
Pancen wolak-waliking zaman
Amenangi zaman edan
Ora edan ora kumanan
Sing waras padha nggagas
Wong tani padha ditaleni
Wong dora padha ura-ura
Ukuman ratu ora adil
Akeh pangkat jahat jahil
Kelakuan padha ganjil
Sing apik padha kepencil
Akarya apik manungsa isin
Luwih utama ngapusi
Penutup kidung
Beja-bejane sing lali
Isih beja kang eling lan waspada
Tidak ada teknik bermain drama atau teater yang baku. Seluruh permainan drama atau
teater berusaha untuk mencari bentuk yang paling bagus. Teater bagi peserta didik tentu
sedikit berbeda dengan teater keluarga ataupun masyarakat. Teater bagi peserta didik harus
mempertimbangkan syarat seni. Syarat tersebut meliputi: lakon yang baik, pemain yang
memikat, dan penonton yang mengerti kesesuaian lakon cerita. Endraswara (2011:72-77)
menjelaskan beberapa teknik teater tradisional yang harus diketahui oleh peserta didik, antara
lain:
1. Teknik muncul (technique of entrance), yaitu bagaimana aktor pertama kali di atas
panggung. Adapun teknik yang digunakan (a) pemain muncul di pentas, lalu berhenti guna
memberikan tekanan dengan volume sauara, kemudian akting dilanjutkan, (b) berikan
gambaran tentang watak, ucapan, atau pandangan mata melalui gaya bahasa dengan
ucapan dan intonasi, (c) berikan gambaran perasaan peran melalui suara yang sedih,
gembira, acuh, bosan atau menentang, (d) muncul harus sesuai dengan suasana perasaan
dalam adegan.
2. Teknik memberi isi, yaitu cara menonjolkan pikiran dan perasaaan. Di balik kata-kata,
kalimat, dan perbuatan. Tekanan nada dalam dialog pemain dapat mengungkapkan
perasaan. Gerak telapak tangan dan jari, air muka, serta sikap pemain dapat
mengungkapkan perasaan dan menekankan watak.
3. Teknik pengembangan, yaitu langkah yang dilakukan pemain supaya drama lebih hidup
dan menarik. Hal bisa dilakukan pemain dengan dialog. Menaikkan volume suara,
mempercepat tempo suara, menaikkan tinggi nada suara, dan menurunkan volume, tinggi,
atau tempo suara.
4. Teknik membina klimaks, yaitu mengusahakan puncak cerita supaya lebih menarik.
Masing-masing pemain saling menahan intensitas emosi dan reaksi. Penempatan posisi
pemain di panggung. Apabila seorang pemain bergerak, pemain lain harus diam begitu
pun sebaliknya.
5. Teknik tempo dan irama, yaitu cepat lambatnya permainan. Tempo permainan harus diatur
oleh pemain. Hal ini supaya penonton memahami isi atau pesan dalam sebuah lakon.
Irama berarti gerak naik turun permainan yang beraturan. Penghayatan dari pembaca
tentang watak peran sangat penting. Semua bisa terwujud jika tempo dan irama permainan
teratur.
6. Teknik mendengar dan menanggapi, yaitu seorang pemain harus mampu mendengar dan
menanggapi dialog lawan main. Pemain harus mampu menanggapi cerita, lingkungan, dan
lawan bermain. Dalam hal ini, keserasian dialog peran demi peran dapat menimbulkan
suasana yang menarik, sehingga tidak datar.
7. Teknik ucapan, yaitu setiap dialog antarpemain artikulasi harus jelas, terdengar, pesan
tersampaikan, dan tidak monoton. Vokal yang baik dilakukan dengan latihan pernafasan
dan vokal.
2. Memerankan tokoh dengan memerhatikan aspek lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik, dan
gerak-geriknya.
a. Lafal adalah cara seseorang dalam mengucapkan kata atau bunyi bahasa. Aspek ini
penting kita perhatikan guna kejelasan makna suatu kata.
b. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Kalimat berita, perintah, dan kalimat tanya
harus menggunakan intonasi yang berbeda. Intonasi kalimat untuk menyatakan
kegembiraan juga berbeda dengan kalimat yang bermakna kecemburuan.
c. Nada/tekanan adalah kuat lemahnya penurunan suatu kata dalam kalimat. Kata yang
ingin diperjelas maksudnya mendapat tekanan lebih kuat daripada kata lainnya.
d. Mimik adalah ekspresi atau raut muka yang menggambarkan suatu emosi: sedih,
gembira, kecewa, takut, dan sebagainya. Mimik berperan dalam memperjelas suatu
maksud tuturan.
e. Gerak-gerik adalah berbagai gerak pada anggota badan atau tingkah laku seseorang
dalam menyatakan maksud tertentu. Bentuknya, misalnya, anggukan kepala, menggigit
jari.
3. Pemilihan pemain
Pemain yang baik harus dapat:
a. Berakting wajar (fleksibel).
b. Menjiwai atau menghayati perannya.
c. Daya imajinasi kuat, yaitu dapat membayangkan peran yang dilakoknkan meskipun
belum pernah mengalaminya.
d. Terampil dan kreatif.
e. Mengesankan atau dapat meyakinkan penonton.
f. Pemaduan unsur artistik.
4. Latihan menyeluruh
Melakukan latihan menggunakan unsur artistik penata rias, penata busana, penata musik,
penata suar serta properti.
5. Evaluasi pementasan
Kriteria evaluasi pementasan meliputi:
a. Vokal (intonasi, artikulasi dan warna suara): vokal pemain jelas, benar, dan sesuai
dengan tokoh yang diperankan.
b. Akting (penghayatan dan gerak): pemain dapat menghayati peran dan melakukan gerak
teatrikal.
c. Artistik (properti, tata musik, tata busana, dan tata rias): properti, tata musik, tata
busana, dan tata rias yang digunakan dapat menambah nilai artistik pementasan teater.
Setelah semua persiapan selesai dilakukan. Termasuk latihan akhir atau gladi resik.
Tibalah saatnya pementasan. Sebelum pementasan dimulai, stage manager harus memeriksa
penonton. Stage manager memberi isyarat agar layar dibuka atau lampu dinyalakan.
Pementasan dimulai, selama pementasan baik sutradara, pemain, maupun tim artistik
berkonsentrasi penuh. Para pemain memainkan peran dengan sangat bagus melebihi akting
saat latihan. Terkadang keadaan yang tidak terduga muncul.
Demikianlah hakikat pementasan teater. Hadir hanya sekali, sehingga kesalahan tidak
dapat diperbaiki saat pementasan. Pemain hanya dapat melakukan improvisasi untuk
mengatasi kesalahan. Pementasan teater akan memberi pengalaman bagi sutradara, pemain,
tim produksi, dan tim artistik.