Anda di halaman 1dari 21

SENI

TEATER
GNA Productions
Presented by: Ghina Nur Afifah
MATERI HARI INI

SENI PERAN DALAM

TEATER MODERN
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur
seni peran sesuai kaidah seni teater modern

KONSEP TEKNIK PROSEDUR


TUJUAN

PEMBELAJARAN
Mendeskripsikan pengertian seni peran dalam
teater modern
Memahami tokoh dan penokohan
Mengidentifikasi jenis dan dimensi karakter
peran dalam teater modern
Mengeksplorasi proses penciptaan seni peran
dalam teater modern melalui konsep dan teknik
seni peran
Memerankan karakter dalam teater modern
TEATER

DRAMA
DRAMA
Drama Drama Draomai
(Indonesia) (Inggris) (Yunani)

Bertindak, Berbuat, Berlaku


TEATER
Teater Theater Theatron
(Indonesia) (Inggris) (Yunani)

TEMPAT PERTUNJUKAN
PENGERTIAN TEATER
Teater adalah seni pementasan yang Tonil berasal dari bahasa Belanda
het toonel, yang berarti sebuah
dimainkan di atas pentas dan disaksikan bentuk teater tempat orang
bermain dan berperan yang
oleh penonton. ditampilkan atau yang dipamerkan
di depan publik.

Oleh karena itu, teater selalu bersinggungan


dengan drama, sandiwara dan tonil.
JENIS TEATER
1. Teater Boneka
Tokoh utama dalam pertunjukan teater ini adalah
Boneka. Contohnya: Boneka yang dimainkan dengan
cara di pakai dengan tangan, seperti memakai kaos
tangan, boneka tongkat, dan boneka tali atau
marionette.
2. Drama Musikal 3. Teater Gerak
Drama musikal adalah Pertunjukan teater yang unsur
pertunjukan yang utamanya gerak dan ekspresi
menggabungkan seni wajah pemainnya.
menyanyi, menari dan akting. Teater gerak yang paling
Yang termasuk dalam drama populer sampai saat ini adalah
musikal adalaah kabaret, pantomim
operet dan opera.

4. Teater Dramatik 5. Teatrikalisasi Puisi


Pertunjukan teater yang berdasar Pertunjukan teater yang dibuat
pada dramatika lakon yang berdasarkan karya sastra puisi.
dipentaskan. Situasi cerita dan latar Karya puisi yang biasanya
belakang kejadian dibuat sedetail dibacakan dicoba untuk
mungkin, alur plot yang ketat. Sajian diperankan di atas pentas.
cerita seperti halnya kejadian nyata.

UNSUR PENTING DALAM PENCIPTAAN


TEATER
Lakon atau cerita yang ditampilkan, dapat
berwujud naskah, skenario tertulis, atau skenario
tidak tertulis/ lisan (dalam teater kerakyatan).
Tokoh adalah individu yang
Pemain, yaitu orang yang membawakan lakon. mengalami peristiwa atau pelaku
Sutradara sebagai penata pementasan cerita. Sedangkan penokohan atau
perwatakan adalah penciptaan
dipanggung. karakter antar tokoh.

Penonton

Dalam lakon akan dijumpai dua hal yang sangat


penting yaitu konflik dan tokoh atau peran.
KARAKTER
Karakter berbeda dengan penokohan. Penokohan adalah proses kerja untuk
memainkan peran yang ada di dalam naskah lakon. Biasanya didahului dengan
menganalisis peran tersebut sehingga dapat dimainkan.

1. JENIS KARAKTER
a. Flat Character
Flat Character atau karakter datar adalah jenis karakter tokoh yang ditulis oleh
penulis lakon secara datar dan biasanya bersifat hitam putih. Biasanya ada pada
karakter tokoh yang tidak terlalu penting atau karakter tokoh pembantu, tetapi
diperlukan dalam sebuah lakon.
b. Round Character
Round Character adalah jenis karakter tokoh yang ditulis oleh penulis secara
sempurna. Karakteristiknya kaya dengan pesan-pesan dramatik. Round
Character adalah karakter tokoh dalam lakon yang mengalami perubahan dan
perkembangan, bauk secara kepribadian maupun status sosialnya.
Karakter ini biasanya terdapat pada tokoh utama, baik tokoh protagonis maupun
tokoh antagonis.

c. Teatrikal
Teatrikal adalah jenis karakter tokoh yang tidak wajar, unik dan lebih bersifat
simbolis. Karakter ini hanya simbol dari psikologi masyarakat, suasana, keadaan,
dan keadaan zaman yang tidak bersifat manusiawi tetapi dilakukan oleh manusia.
Karakter teatrikal jarang dijumpai pada lakon-lakon realis, tetapi sangat banyak
dijumpai pada lakon-lakon klasik dan nonrealis.
d. Karikatural
Karikatural adalah karakter tokoh yang tidak wajar, satiris, dan cenderung
menyindir. Karakter ini sengaja diciptakan sebagai penyeimbang antara
kesedihan dan kelucuan, serta antara ketegangan atau keriangan suasana.
Sifat karikatural ini dapat berupa dialog-dialog yang diucapkan oleh karakter
tokoh, atau berupa tingkah laku, bahkan perpaduan antara ucapan dan tingkah
laku.
2. DIMENSI KARAKTER
Karakter dalam teater sengaja diciptakan oleh penulis berdasarkan
kepribadian dan watak tertentu. oleh karena itu karakter memiliki dimensi-
dimensi yang khas dalam penciptaanya. Terdapat tiga dimensi yang
menyertai karakter tokoh, yaitu:

a. Dimensi Fisiologis
Dimensi karakter berdasarkan ciri-ciri badaniah seorang tokoh seperti usia,
jenis kelamin, keadaan fisik dan ciri-ciri muka. Contohnya tokoh kakek yang
berumur 70 tahun umumnya diberikan karakter penyayang keluarga,
bijaksana, kuno atau bersifat konvensional. Tokoh yang memiliki wajah
tampan memiliki karakter yang baik, perkasa dan pelindung.
b. Dimensi Sosiologis
Dimensi karakter berdasarkan latar belakang sosial kemasyarakatan yang
meliputi status sosial, pekerjaan, jabatan, pendidikan, pandangan hidup,
ideologi, agama, aktivitas sosial, organisasi, hobi, suku, ras, dan keturunan.
Contohnya tokoh yang kaya raya diberi karakter sombong, semena-mena
atau kikir.

c. dimensi Psikologis
Dimensi karakter berdasarkan latar belakang kejiwaan yang dimiliki oleh
seorang tokoh, seperti tentang mentalitas tempramen, kecerdasan
intelektual, dan kecerdasan emosional.
Contohnya tokoh yang menderita karena mengalami kekerasan saat masih
kecil umumnya diberi karakter pemurung, curiga atau pendendam.
KONSEP DAN TEKNIK SENI PERAN
Hakikat seni peran dalam teater adalah pemain teater harus mampu
meyakinkan penonton. Oleh karena itu, para pemain teater harus
mampu mengolah kempuan ekspresi, intelektual, olah tubuh suara,
dan sukma.
Richard Boleslavsky, pemain film dan sutradara teater memperkenalkan
metode Stanislavsky dalam berakting, mengungkapkan beberapa metode
latihan yang dapat dilakukan oleh pemain teater, yaitu sebagai berikut:
1. Melatih Konsentrasi
2. Mendalami Emosi
3. Berlaku Teateris
4. Membangun Watak
5. Melakukan observasi
6. Mengatur Irama
1. Latihan Konsentrasi
imensi Konsentrasi bertujuan agar aktor dapat dapat mengubah diri menjadi orang lain,
yaitu menjadi peran yang dibawakan.
Untuk mampu berkonsentrasi, pemain teater harus berlatih memusatkan perhatian,
mulai dari lingkaran yang besar, meyempit kemudai membesar lagi.
laihan konsentrasi juga dapat dilaksanakan melaui latiha fisik yoga, latihan intelektual
aatau kebudayaan dengan menghayati musik, puisi atau seni lukis dan latihan sukma
dengan melatih kepekaan dalam menanggapi segala macam situasi

2. Mendalami Emosi
Mampu mendlami emosi adalah cara yang efektif untuk menghayati emosi peran
secara hidup, wajar dan nyata. Jika pemain harus bersedih, pemain mampu
menhadirkan emosi yang serupa dengan kadar yang tidak berlebihan sehingga tidak
terlalu dalam membawakan peran.
3. Berlaku Teateris
Bertingkah laku dan berbicar bukan sebagi dirinya sendiri, tetapi sebagi pemeran sesuai
lakon yang dibawakan.

4. Membangun Watak
Pembangunan watak ini didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian
mengidentifikasikannya dan menghidupkan watak seperti itu seperti halnya watak
sendiri.

5. Melakuka Observasi
Pemain teater harus melakukan observasi sebelum untuk tokoh yang sama dengan
peran yang dibawakan.
Contohnya untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik, perlu diadakan observasi
terhadap pengemis dengan ciri-ciri fisik, psikis, dan sosial yang sesuai.
6. Mengatur Irama
Bertingkah Sentuhan terakhir dalam sebuah latihan teater adalah mengatur irama
permainan. Irama permainan untuk setiap pemain teater diwujudkan dalam panjang-
pendek, keras-lemah, atau tinggi-rendah dialog serta variasi gerakan, berhubungan
dengan timing, penonjilan adegan, pemberian isi, progres dan pemberian variasi
pentas.
Materi Seni Teater selesai!

Terima

kasih!

Anda mungkin juga menyukai