Pendahuluan
Orang suka membagi drama dalam dua bagian, drama sebagai naskah atau karya
sastra drama sebagai pertunjukan. Selama ini dikalangan sekolah kita sering mengajarkan
drama sebagai karya sastra padahal bentuk pengajaran yang benar adalah drama sebagai
pertunjukan,
beratnya penokohan atau keaktora, dalam bahasa Indonesia drama sering disebut
sandiwara yang berasal dari kata sandi (pesan) wara (pertunjukan) jadi sandiwara dalam
arti yang sederhana merupakan pertunjukan yang memlliki pesan, di zaman belanda ada
pula pengistilahan toneel yang pengertiannya tidak jauh betbeda dengan sandiwara.
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan menitik beratkan pembahasan pada
A. Keaktoran
Dua pertanyaan yang sederhana ini akan saya coba ulas pada tulisan singkat ini
Aktor merupakan bintang dalam menyampaikan cerita yang ada dalam naskah
drama, aktor juga laku hidup untuk menyampaikan fikitan- fikitan penulis. Seorang oktor
bisa dikatakan behasil apabila dia bisa lebur/ menjiwai bukan menghapal peran yang dia
mainkan
Ad. 2. Persiapan seorang aktor
Untuk menjadi seorang aktor yang baik harus memiliki beberapa persyaratan
antara lain :
- Mimik
- Fisik
- Vocal
- Intelektualitas
Tentu saja dengan latihan yang intens terus menerus. Adapun bentuk latihan yang
Mimik yaitu merubah gerak gerik muka, mata, mulut, bibir, hidung dan kening,
bisa dilakukan dengan latihan menirukan wajah orang yang lagi sedih, gembira dan tanda
Olah tubuh, latihan ini tidak jauh berbeda dengan olah raga tentu dengan tujuan
yang berbeda, latihan olah tubuh bertujuan untuk menciptakan tubuh yang plastis dapat
dibentuk untuk kebutuhan peran yang diinginkan dalam naskah selain untuk kekuatan
fisik seorang calon aktor. Latihan olah tubuh bisa dilakukan dengan menirukan gerak-
gerak yang khusus, misalnya meniru gerak orang pincang, gerak orang buta dan lain
sebagainya
Olah vokal, seorang aktor harus memiliki vokal yang baik, yang dimaksudkan baik
disini adalah volume/ besar dan tekanan , dialeg, artikulasi/ kejelasan ucapan. Untuk
melatih ini bisa dilakukan dengan pengucapan vokal(a,i,u,e,o) atau konsonan, dengan
pengucapan beberapa kata dengan cepat atau dengan mebaca dialosg dan memberikan
Olah Sukma/jiwa. Bertujuan untuk memberi isi pada kata atau dialog sehingga
dialog yang diucapkan aktor terkesan nyata dan terjiwai. Latihan ini bisa dilakukan
dengan cara aktor disuruh mengenang apa saja yang telah dilakukannya dari bangun tidut
sampai datang keruang latihan atau menbangun kenangan sedih delanjutkan dengan
Intelektualitas. Seorang aktor yang baik bukanlah boneka yang bisa digerakkan
semaunya tanpa alasan. Seorang aktor yang baik adalah seseorang yang mempunyai
pengalaman dan pengetahuan dalam menganalisa peran dan dapat bertindak sesuai
drama
3. Mencari dalam naskah, pada bagian mana sifat-sifat pemeranan itu harus
ditonjolkan.
4. Mencari dalam naskah, ucapan-ucapan yang harus memiliki makna tersirat untuk
6. Mencipkan timing atau aturan ketepatan waktu yang sempurna, agar gerakan-
perincian watak-watak itu, disajikan dalam tangga menuju puncak, dan tindakan
penyutradaraan.
10. Menetapkan blocking yang sudah ditetapkan sang peran dan diusahakan dihapal
11. Menghayati dan menghidupkan peran dengan imajinasi dengan jalan pemusatan
perhatian pada pikiran dan perasaan peran yang dibawakan. Proses terakhir ini,
B. Problematik Perlombaan
Saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah kasus, seorang teman mendatangi
saya dan bertanya mengapa tim saya tidak menang dalam perlombaan ? Saya malah
mengajukan pertanyaan balik, menurut anda apakah anda pantas menjadi pemenang
sesuai dengan kriteria penilaian yang telah kita sepakati ? Kalau pernyataan ini kita akhir
sampai disini tentu ini akan selamanya jadi pertanyan dan malah sang penilai/juri dalam
hal ini bisa saja diangap arogan atau mungkin saja tidak punya kapasitas/ kemampuan.
Untuk itu saya akan mencoba mencarikan solusi dari penyelesaian masalah ini.
Kenapa tim saya tidak menang, sebenarnya pertanyaan ini sepantasnya disampaikan pada
diri kita sendiri/ penggarap/sutradara yang sebelumnya dimulai dengan pertanyaan sudah
seriuskah saya mempersiapkan aktor/ pemeran, sudah sudah seriuskah saya menyiapkan
setting, sudah seriuskah saya menyiapkan musik dnn pertanyaan terakhir sudah teramu
dengan baikkah pertujukan ini. Selain itu perlu ditanyakan pada aktor yang membawakan
mempersiapkan garapannya dan aktor bermain dengan wajar jelas juri atau yang
membuat keputusan dalam lomba akan memberikan keputusan yang terbaik dan serius
pula meski penilaian karya seni subjekti tapi penilai itu tetap berangkat dari sesuatu yang
objektif/ karya itu sendiri. Dengan penjelasan di atas tentu pertanyaan tadi tidak perlu lagi
ada.
Daftar Bacaan