Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rika Umi Mawadah

NIM : 211101020038

Kelas : PBA B-2

Dosen Pembimbing : Dr. Nino Indrianto, M.Pd.

A. Jenis – Jenis Drama


 Drama Menurut Masanya :
1. Drama Klasik. Drama klasik adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan
tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar
biasa, dan lain sebagainya.
2. Drama Modern. Drama modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan
pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
 Drama Menurut Kandungan Isi Ceritanya :
1. Drama Komedi. Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh
keceriaan.
2. Drama Tragedi. Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi. Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada
lucunya.
4. Drama Lelucon/Dagelan. Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola
jenaka merangsang gelak tawa penonton.
5. Drama Operet. Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
6. Drama Pantomim. Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan
tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
7. Drama Tablau. Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-
gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
8. Drama Passie. Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/religi.
9. Drama Wayang. Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
10. Opera. Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
B. Syarat Pokok dalam Pementasan
Syarat-syarat pokok dalam pementasan drama yaitu, antara lain :
1. Naskah
Naskah drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon.
Dalam naskah juga termuat nama-nama tokoh dalam cerita, peran tokoh, dialog yang
diucapkan, dan keadaan panggung yang diperlukan. Dan juga disertai keterangan dan
petunjuk seperti gerakan-gerak yang di lakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa,
perlengkapan logistik yang dibutuhkan setiap babak dan keadaan panggung disetiap babak.
2. Pemain / tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan peran di dalam cerita, atau disebut
juga aktor/aktris. Beberapa pemain dibutuhkan dalam drama berdasarkan banyaknya tokoh
yang ada di dalam naskah. Agar berhasil memerankan tokoh dalam pementasan, pemain
dipilih secara tepat sesuai dengan peran yang dibutuhkan.
3. Sutradara
Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Tugas seorang sutradara
sangat banyak dan cukup berat, seperti memilih naskah, menentukan pokok penafsiran
naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf dan mengkoordinasikan
setiap bagian.
4. Tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung, dan tata suara.
5. Penonton
Penonton adalah unsur penting dalam pementasan drama. Semua unsur drama yang
disiapkan, tentu dibuat untuk penonton. Kesuksesan sebuah drama dapat diukur dari respon
para penonton yang menyaksikannya.

C. Langkah – Langkah dalam Persiapan Pementasan


Langkah-langkah pementasan drama adalah sebagai berikut :
1. Memilih teks drama (naskah).
2. Memilih sutradara.
3. Memilih pembantu sutradara (asisten, dekorasi, tata busana, tata rias, lampu, tata musik,
tata bunyi dan panggung).
4. Melakukan secara bersama-sama atas naskah, tujuan agar semua calon pemain memahami
peran sesuai isi naskah.
5. Membaca, yaitu calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga memahami dan
peran tokoh lain.
6. Pemilihan peran (casting), yaitu pemilihan aktor atau aktris yang akan membawakan
tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama. Casting ini dilakukan oleh sutradara.
7. Melatih peran. Latihan ini juga dipimpin oleh seorang sutradara. Dalam latihan peran ini
diharapkan para pemain dapat menghidupkan tokoh yang ada dalam naskah menjadi tokoh
nyata di atas panggung.
8. Memblokir, yaitu mengatur pengaturan akting yang dilakukan pemeran agar terjadi
pemandangan / pementasan yang dapat dilihat secara ilmiah.
9. Running, yaitu menjalankan latihan secara lengkap mulai dari dialog, dan nafas.
10. Gladi bersih, yaitu latihan terakhir agar pementasan tidak terjadi kekurangan.
11. Pementasan, yaitu semua komponen pementasan yang digunakan secara lengkap agar
pementasan sesempurna mungkin.

D. Faktor Keberhasilan dan Penghambat Pementasan


 Faktor Keberhasilan
Keberhasilan pementasan ditentukan oleh kesiapan segala hal yang diperlukan.
Kerjasama dan gotong royong merupakan salah satu kunci keberhasilan pementasan
drama, selain kekuatan pemain dalam memerankan tokoh dan karakternya. Pelaksanaan
pementasan drama dapat terlaksana dengan baik atau tidak tergantung dari kerjasama tim.
Kemampuan dalam manajemen pertunjukan merupakan salah satu kunci keberhasilan.
Manajemen pertunjukan dapat berhasil jika semua anggota tim saling bahu membahu
bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Kemampuan dalam tata rias,
tata busana, tata lampu, dan tata panggung, merupakan keterampilan yang harus dikuasai
dalam pementasan drama. Aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi.
 Faktor Penghambat
Jika ditinjau dari aspek penilaian drama, yakni vokal, intonasi, artikulasi, ekspresi,
gesture, penghayatan dan interpretasi pemain, penguasaan panggung, kostum, tata rias, dan
tata panggung maka kesulitan yang dikeluhkan adalah penghayatan dan interpretasi
pemain. Kesulitan melakukan penghayatan dan interpretasi pemain dikarenakan
membutuhkan penggalian dan pencarian yang teliti terkait karakter tokoh yang akan
diperankan.
Kemudian kendala yang dialami pemain dikelompokkan menjadi kendala yang
diperoleh dari faktor internal dan eksternal. Kendala dari faktor internal merupakan
hambatan yang berasal dari dalam diri pemain, sedangkan kendala dari faktor eksternal
merupakan hambatan yang berasal dari luar diri pemain. Para pemain banyak yang
mengungkapkan bahwa kendala terwujudnya kemampuan bermain drama berasal dari
faktor internal. Faktor internal yang menjadi kendala adalah rasa percaya diri, konsentrasi,
dan motivasi dalam diri.

Anda mungkin juga menyukai