Anda di halaman 1dari 31

MATERI BAB

PEMENTASAN DRAMA

Guru Pembimbing : Bu Winarsih S,Pd

PENYUSUN :
1. BELLA NURJANNAH ( 06)
2. KHOIRUNNISA ALYASARI (20)
3. MOHAMAD QAFID NURRIFAI (21)
4. NIKEN PUSPITA SARI (25)
5. REVANSYAH ARMADITO (28)
6. THYO ARVIN SAPUTRA ()

XI MIPA 6
PEMENTASAN DRAMA

A. PENGERTIAN

Pementasan Drama adalah sebuah bentuk karya drama, yang biasanya terdiri dari
dialog antara karakter yang ditunjukkan untuk pementasan teatrikal. Penulis dari sebuah
pementasan drama disebut Penulis Drama. Istilah “permainan” dapat merujuk pada teks tertulis
dari penulis naskah dan pada pertunjukkan teater lengkap.

B. TUJUAN

Tujuan Pementasan Drama adalah sebagai sarana hiburan bagi masyarakat disemua
kalangan, memperoleh pengetahuan tentang seni teater, sebagai media pengembangan bakat
mengenai estetika. Selain itu seebagai saranan pendidikan karena terkandung nilai moral,
pengetahuan, wawasan, dan seebagainnya.

C. MANFAAT

Ada banyak manfaat dari sebuah Pementasan Drama yakni sebagai berikut :
1. Memupuk kerjasama yang baik dalam pergaulan sosial
2. Memberikan kesempatan kepada siswa melahirkan daya kreasi masing masing
3. Mengembangkan emosi yang sehat pada anak anak
4. Menghilangkan sifat malu, gugup, tegang, takut, dll
5. Mengembangkan apresiasi dan sikap baik pada diri sendiri
6. Menghargai pendapat dan pikiran yang baik
7. Dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan meningkatkan nilai sosial seseorang
8. Memberikan kesempatan kepada seluruh orang agar berkreasi sebanyak banyaknya
dalam pementasa drama
9. Dalam dunia pendidikan, pementasan drama digunakan sebagai sarana edukasi yang
baik dan menyenangkan
10. Mengembangkan sikap percaya diri guna tampil didepan umum

D. UNSUR UNSUR PEMENTASAN DRAMA

Ada beberapa unsur unsur dalam pementasan drama yakni sebagai berikut :

1. Naskah Drama
Naskah Drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon. Dalam naskah
juga termuat nama nama tokoh dalam cerita peran tokoh, dialog yang diucapkan dan keadaan
panggung yang diperlukan. Naskah drama tidak menceritakn kisah secara lugas dan langsung karena
lebih mementingkan ucapan dan dialog.
Permainan drama terbagi dalam babak demi babak, setiap babaknya mempunyai peristiwa
tertentu dalam waktu dan susunan pula. Biasanya untuk mempermudah para seniman, nasakh
ditulis selengkap lengkapnya dengan keterangan dan petunjuk gerakan.

2. Sutradara

Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang


mempunyai tanggung jawab dalam kesuksesan pementasan drama, Sutradara harus membuat
perencanaan yang matang seperti memilih naskah, menentukan pokok naskah, memilih
pemain, melatih, pemain, bekerja dengan staf dan mengkoordinasi semua tugas yang akan
dilakukan. Sukses tidaknya suatu pementasan berdasarkan Sutradaranya.
Fungsi Sutradara dalam pementasan drama yaitu:
1. Menyeleksi dan memilih naskah teater
2. Menentukan nada dasar, yaitu memberikan suasana khusus dalam pertunjukan.
3. Memilih dan menentukan pemeran teater.
4. Menyusun penempatan panggung atau tata letak pada pementasan teater termasuk tata
rias dan tata busana.
5. Menguatkan dan melemahkan scene, meliputi pembuatan adegan dalam pembabakan.
6. Menciptakan aspek-aspek laku, yaitu dengan pendekatan kepada pemain, baik dengan
cara yang ketat atau fleksibel.
7. Menetapkan jadwal latihan pementasan
8. Melatih pemain dalam dramatisasi
9. Mempengaruhi jiwa pemain saat pentas
10. Koordinasi dengan tim pementasan teater.

3. Produser
Produser adalah istilah yang sering terdengar dalam bidang seni, terutama adalah film.
Namun, istilah produser ini tidak hanya digunakan dalam perfilman, namun juga pada bidang
lainnya seperti teater, drama, siaran televisi, hingga radio. Produser biasanya terlibat dalam
setiap tahap pembuatan film, teater, acara televisi, ataupun radio. Mulai dari tahap
pemunculan ide dan pengembangan, hingga penyaluran proyek film tersebut produser harus
terlibat aktif dalam semuanya.
Produser adalah orang yang memproduksi film, teater, hingga siaran televisi atau
radio. Fungsi produser dalam berbagai bidang tersebut mungkin hampir serupa, namun ada
beberapa perbedaan yang perlu kamu pahami terkait fungsi produser ini.
Fungsi Seorang Produser :
Secara umum, fungsi produser adalah berbeda-beda di setiap bidang tersebut. Dalam
produksi siaran radio misalnya, produser adalah orang yang kerap kali melakukan pekerjaan
bersifat teknis mulai dari mengumpulkan bahan siaran hingga meramunya menjadi satu
program layak siar.
Sementara itu, untuk bidang televisi dan film fungsi produser bisa dibilang serupa.
Namun, ada perbedaan peran produser pada produksi siaran televisi dan film. Dalam produksi
siaran televisi, produser adalah individu yang layak mendapat pujian terhadap satu program
sebagai satu hasil karya. Sementara dalam produksi film, pujian tersebut biasanya diberikan
kepada sutradara.
Dalam produksi televisi, seorang produser lebih terlibat pada saat Pra Produksi.
Kadang memang banyak orang sulit untuk membedakan fungsi antara produser dan sutradara,
karena memang beda tipis. Sebenarnya fungsi produser dan sutradara hampir sama. Hanya
saja yang membedakan ialah seorang produser lebih terlibat saat praproduksi dan sutradara
itu pada saat pelaksanaan produksi.

4. Pemain

5. Unsur Seni Peran


Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan mengenai berbagai gaya seni peran.
 Gaya Seni Peran
Seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, (1992,
hlm. 33) dapat dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu: seni peran komikal, seni
peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung.
 Gaya Komikal
Seni peran gaya komikal berarti gaya yang sarat dengan kelucuan yang
harus dihadirkan. Biasanya gaya ini hadir ketika tokoh pelawak mulai muncul
atau tampil dalam adegan comic relief (bagian komik).
 Gaya Realistik
Merupakan gaya yang menekankan kenaturalan dan kemiripan dengan
tokoh manusia yang sebenarnya. Seni peran gaya realistik ditampilkan oleh
pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari,
misalnya tokoh sejarah atau hanya sekedar tokoh yang harus tampak alamiah.
 Gaya Agung
Seni peran bergaya agung biasanya dilakukan pemeran untuk
membawakan cerita atau lakon kolosal/kerajaan. Lakon yang dibawakan pada
teater tradisional rakyat sebagian besar tidak berdasar pada naskah tertulis.
Sehingga pemeran tidak menghafalkan dialog dan harus melakukan
improvisasi atau aksi spontan dengan gaya agung (meniru-nirukan gaya tokoh
kerajaan).

Dalam unsur seni peran ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu :
1. Lakon
Lakon adalah sebuah nyawa jika kita masukan ke dalam seni peran, lakon juga
dapat di sebut sebagai kata kerja.

2.Unsur Ruang
Unsur ruang dalam seni peran adalah sebuah gerakan atau tarian yang di
timbulkan dari anggota tubuh

3. Penokohan Serta Perwatakan


Penokohan dan perwatakan sangatlah penting dalam sebuah peran karna peran
tersebut tidak akan dapat berjalan jika tidak ada penokohan dan perwatakan.

4. Unsur Suara
Unsur suara juga tidak kalah pentingnya karna suara bagus namun tidak dapat
berdialog sama saja juga bohong. Seorang aktor harus mempunyai suara yang sangat
prima karna seorang aktor akan meyalurkan suara ya kedalam sebuah peran yang
dimainkan agar nampak kelihatan hidup.

5. Unsur Tubuh
Seorang aktor harus mempunyai daya tahan tubuh yang bagus atau perima
tubuh juga merupakan hal yang amat penting bagi seorang aktor.
Sebab peran dari anggota tubuh amatlah penting bagi aktor di saat dia ekting atau
memainkan perannya.

6. Unsur Sebuah Kostum


Dalam memperkuat watak dari pemain di butuhkan sebuah kostum sehingga
kostum amatlah penting di dalam sebuah peran.

7. Penghayatan
Untuk sebuah acting sangat dibutuhkan penghayatan yang betul – betul
maksimal atau totalitas karna penghayatan merupakan perhatian yang sangat khusus
bagi seni peran. Karna setiap peran yang di bawahkan akan berbeda – beda sehingga
jika kita tidak total dalam memainkan peran maka peran itu akan kelihatan mati.

8. Unsur Musik
Musik adalah sebuah pendukung agar jalan ceritanya lebih hidup musik juga
biasanya di sesuaikan dengan bentuk dari pada derama tersebut.
Persona dan Soft Skill Seni Peran
Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni
Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya,
seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan
komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika
menjadi pelaku Seni Peran adalah sebagai berikut.

1. Percaya Diri,
Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi
sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri.

2. Berwawasan dan mudah bergaul,


Seorang Aktor atau Aktris harus peka terhadap berbagai isu-isu aktual agar
dapat mengikuti berbagai naskah atau judul film yang akan dimainkan. Selain itu
wawasan juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bergaul dengan
unsur lain dalam suatu Seni Teater atau film.

3. Keberanian untuk Mencoba dan Gagal (Trial and Error),


Dibutuhkan agar dapat mengikuti ekspektasi dari semua tim dan kru produksi.
Terkadang karena komunikasi yang kurang baik, keinginan pihak lain seperti
Sutradara tidak dapat tercapai dan membutuhkan banyak pengambilan ulang
adegan atau latihan.

4. Kerja Keras,
Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang
berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu
bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu
padat.

5. Menghindari Kesalahan Pemilihan Tokoh atau miss casting,


Seorang Aktor harus mengerti mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam
lakon atau naskah yang ia bawakan. Jangan sampai over acting untuk Lakon yang
harus realistis, begitu juga sebaliknya, harus lebih ekspresif dan emosional dalam
lakon yang memang membutuhkannya.

Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris di atas terdengar terlalu
umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun
memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau
Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau
produser karena gagal memiliki poin-poin di atas.
Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih
banyak diacuhkan dan jarang diasah dalam keadaan sadar yang terencana oleh
orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu
pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya.

Teknik Dasar Seni Peran


Selain memahami unsur-unsur seni peran, pengetahuan serta latihan teknik
dasar dari seni peran itu sendiri amatlah penting. Teknik dasar peran adalah
metode dan strategi dasar dalam melakukan atau memainkan Peran. Selain teknik,
teknik dasar seni peran juga melibatkan berbagai latihan untuk mempersiapkan
tubuh seorang Pemain. Teknik dasar Seni Peran meliputi beberapa poin di bawah
ini.
1. Olah Tubuh
Yakni atihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh.

2. Olah Suara/Vokal
Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal.
3. Olah Rasa
Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi.

4. Ruang
Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang
pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan
blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak
dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik.

6. Penokohan
Tokoh adalah individu yang berperan dalam sebuah cerita atau drama. penokohan
merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain. Tokoh dan
penokohan sangatlah penting dalam drama, karena merupakan unsur intrinsik yang harus ada.
Selain itu, hal tersebut juga membuat penampilan drama menjadi ‘hidup’. Sehingga, dapat
membuat penonton hanyut dalam cerita.

Berdasarkan Peran Tokoh sebagai berikut :

 Tokoh Utama
Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peran paling banyak dalam cerita.
Tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.

 Tokoh Figuran
Tokoh figuran ialah tokoh yang munculnya hanya sesekali.

 Tokoh Pembantu
Tokoh Pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung
jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.

Berdasarkan Watak Tokoh sebagai berikut :

 Protagonis
Protagonis ialah tokoh utama yang menjadi sentral dalam sebuah cerita atau
pementasan drama. Karena protagonis tokoh utama, maka ia akan selalu ada dalam setiap
adegan. Biasanya, tokoh ini berwatak baik. Padahal, bukan hanya itu saja, lho. Tokoh
Protagonis merupakan tokoh yang harus menyelesaikan masalah atau memiliki tujuan
dalam sebuah cerita tersebut. Entah itu dengan orang lain atau pergolakan batin dirinya
sendiri. Contohnya
Tentu kamu sudah mengenali cerita tentang Siti Nurbaya kan? Kisah perjodohan
tersebut bahkan pernah dipentaskan oleh beberapa komunitas teater. Tokoh protagonisnya
tentu saja Siti Nurbaya. Karena, ia bukan hanya berwatak baik, tetapi juga memiliki
tujuan atau masalah yang harus ia hadapi. Tujuannya ialah ia ingin menikah dengan
pasangan pilihannya, Samsul Bahri. Sedangkan, masalah yang harus dihadapi ialah ia
terpaksa dijodohkan dengan Datuk Maringgi.
 Antagonis
Jika ciri protagonis ialah berwatak baik, tokoh antagonis ialah kebalikannya. Yaitu
tokoh yang berwatak jahat, dengki, dan hal lain buruk sebagainya. Padahal, tokoh
antagonis ialah tokoh yang menentang dan menghalang-halangi tokoh protagonis untuk
menyelesaikan tujuan atau masalahnya. Ciri berikutnya dari tokoh antagonis ialah selalu
memulai konflik dalam sebuah cerita sehingga mencapai klimaks. Tokoh ini biasanya
selalu ada dalam setiap adegan. Tentunya, jika tidak ada tokoh ini maka drama tidak akan
menarik. Contohnya
Tokoh antagonis yang terkenal ialah Datuk Maringgi dalam cerita Siti Nurbaya.
Karena, ia jatuh cinta kepada Siti Nurbaya dan ingin menikah dengannya. Sehingga
memisahkan Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri. Tokoh antagonis lainnya ialah Bawang
Merah dalam drama Bawang Putih dan Bawang Merah. Bawang merah berusaha keras
untuk memisahkan Bawang Putih dengan Pangeran.

 Tritagonis
Tritagonis ialah tokoh yang berperan sebagai pendamai di antara konflik tokoh
protagonis dan antagonis. Bisa dikatakan, bahwa tritagonis ialah tokoh yang penengah
atau netral. Tokoh tersebut tidak berada di pihak protagonis maupun antagonis. Selain itu,
tokoh tritagonis tidak selalu berada di setiap adegan dan biasanya hanya sebagai tokoh
tambahan. Contohnya
Tokoh tritagonis ialah tokoh Maimun dalam drama Ayahku Pulang karya Usmar
Ismail. Maimun ialah anak terakhir dari sebuah keluarga yang sudah kehilangan
Ayahnya. Cerita bermula dari adu mulut antara Ibu yang merindukan suaminya dengan
Gunarto Si Anak Sulung yang berusaha untuk menyadarkan Sang Ibu agar tidak terus
memikirkan Ayah. Suatu hari ayahnya kembali ke rumah tersebut. Dan Maimun berusaha
untuk meleraikan konflik dan menjadi penengah. Hal tersebut terlihat dari dialog,
“Tapi Bang Narto, Ibu saja sudah memaafkannya. Kenapa kita tidak?”

 Deutragonis
Deutragonis ialah tokoh tambahan yang berada di pihak tokoh protagonis. Karena
tokoh tambahan, tokoh deutragonis juga tidak selalu berada di setiap adegan. Ia biasanya
hanya muncul di beberapa adegan. Ciri lainnya ialah selalu menjadi pendukung tokoh
protagonis dan juga berusaha untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami
tokoh protagonis. Contohnya
Deutragonis adalah Ibu Peri dalam cerita Cinderella. Tentu kamu sudah hafal kan
kisah fenomenal tersebut, bukan hanya di fiksi tapi ada pula ditampilkan dalam drama.
Tokoh Ibu Peri diceritakan sangat membantu dan menjadi penolong Cinderella di kala
kesulitan.

 Confident
Hampir mirip dengan deutragonis, tokoh confident juga sama-sama berpihak kepada
tokoh protagonis dan merupakan tokoh tambahan. Penokohan atau perwatakan tokoh ini
ialah baik, biasanya menjadi teman curhat protagonis. Namun, yang berbeda dari
deutragonis ialah tokoh confident tidak selalu bisa menyelesaikan masalah yang dialami
tokoh protagonis. Contohnya
Tokoh confident ialah Ayah Cinderella. Ayah Cinderella dalam cerita Cinderella dan
Sepatu Kaca ialah tokoh yang menjadi tempat curhat Cinderella. Ia juga merupakan
tokoh tambahan yang sebenarnya berpihak kepada Cinderella.

 Foil
Bukan hanya tokoh protagonis yang memiliki tempat curhat dan mengadu, tokoh
antagonis juga mempunyai itu. Tokoh itu disebut foil. Penokohan foil biasanya
memberikan nasehat yang cenderung provokatif, sehingga membuat si antagonis semakin
bersemangat menghambat protagonis. Biasanya ini karena foil juga punya kepentingan
atau konflik dengan protagonis, sehingga memanfaatkan tokoh antagonis. Contohnya
Ialah dalam drama atau cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Tokoh foil yang
sangat jelas dalam cerita tersebut ialah Ibu Bawang Merah. Bawang Merah selalu
mengadu betapa iri ia dengan Bawang Putih. Sehingga, si Ibu pun membantu Bawang
Merah untuk bisa mendapatkan kekayaan dari Ayah Bawang Putih.

 Utility
Utility merupakan peran pembantu atau tokoh pelengkap dalam cerita. Ciri dari tokoh
utility ialah memiliki penokohan yang bersifat netral, ditempatkan sebagai penghibur, dan
tidak memiliki keterkaitan antara konflik protagonis dengan antagonis Dapat dikatakan,
tokoh ini tidak terlalu penting tapi tetap bisa menjadi daya tarik penonton. Contohnya
Tokoh utility ialah segerombolan para perampok di drama Umang-umang karya
Arifin C Noer. Para perampok tersebut hanya beradegan sesekali dan berdialog sepatah
kata atau dua patah kata. Namun, dengan adanya tokoh perampok tersebut, pementasan
dapat berjalan dan menjadi lebih hidup.

 Raisonneur
Di antara penokohan lain, mungkin ini yang paling tak berhubungan langsung dengan
cerita. Karena memang tokoh ini sama sekali tak masuk ke proses cerita. Tugasnya
sebagai narator, sehingga ia hanya menyampaikan pengantar di setiap awal plot, supaya
lebih jelas untuk dipahami oleh penonton dan sekaligus membuat mereka tertarik untuk
terus menonton. Walaupun hanya sebagai narator, bukan berarti tidak memiliki
penokohan dan karakter. Sutradara bisa mengubah narator tersebut dengan gaya cerita
seperti seorang dalang, sinden, ataupun hal lainnya. Dengan begitu, seorang raisonneur
tetap berpengaruh dalam pementasan drama.
Tapi, adapula pementasan drama yang tidak menggunakan narator, lho. Drama yang
tidak menampilkan narator, biasanya hanya diawali adegan oleh para aktornya untuk
memperlihatkan adegan awal. Ada juga melalui nyanyian pembuka sebagai
penggambaran awal pementasan drama tersebut.

Jenis Karakter Tokoh sebagai berikut :

 Flat Character (Perwatakan Dasar)


Flat character atau karakter datar adalah karakter tokoh yang ditulis oleh penulis lakon
secara datar dan biasanya bersifat hitam putih. Karakter tokoh dalam lakon mengacu pada
pribadi manusia yang berkembang sesuai dengan perkembangan lingkungan.
Jadi perkembangan karakter seharusnya mengacu pada pribadi manusia, yang
merupakan akumulasi dari pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi yang
dilakukannya dan terus berkembang. Penulis lakon adalah orang yang memiliki dunia
sendiri yaitu dunia fiktif, sehingga ketika mencipta sebuah karakter dia bebas menentukan
suatu perkembangan karakter. Flat character ini ditulis dengan tidak mengalami
perkembangan emosi maupun derajat status sosial dalam sebuah lakon. Flat character
biasanya ada pada karakter tokoh yang tidak terlalu penting atau karakter tokoh
pembantu, tetapi diperlukan dalam sebuah lakon.

 Round Character (Perwatakan Bulat)


Round character adalah karakter tokoh dalam lakon yang mengalami perubahan dan
perkembangan baik secara kepribadian maupun status sosialnya. Perkembangan dan
perubahan ini mengacu pada perkembangan pribadi orang dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan inilah yang menjadikan karakter ini menarik dan mampu untuk
mengerakkan jalan cerita. Karakter ini biasanya terdapat karakter tokoh utama baik tokoh
protagonis maupun tokoh antagonis.

 Teatrikal
Teatrikal adalah karakter tokoh yang tidak wajar, unik, dan lebih bersifat simbolis.
Karakter-karakter teatrikal jarang dijumpai pada lakon-lakon realis, tetapi sangat banyak
dijumpai pada lakon-lakon klasik dan non realis. Karakter ini hanya simbol dari psikologi
masyarakat, suasana, keadaan jaman dan lain-lain yang tidak bersifat manusiawi tetapi
dilakukan oleh manusia.

 Karikatural
Karikatural adalah karakter tokoh yang tidak wajar, satiris, dan cenderung menyindir.
Karakter ini segaja diciptakan oleh penulis lakon sebagai penyeimbang antara kesedihan
dan kelucuan, antara ketegangan dengan keriangan suasana. Sifat karikatural ini bisa
berupa dialog-dialog yang diucapkan oleh karakter tokoh, bisa juga dengan tingkah laku,
bahkan perpaduan antara ucapan dengan tingkah laku.

Teknik Penggambaran Tokoh


Adapun teknik penggambaran tokoh dalam menentukan suatu tokoh dalam sebuah drama.
 Secara analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan
deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung.

 Secara dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan
tingkah laku tokoh, tetapi melalui beberapa teknik lain, yaitu teknik cakapan (percakapan
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang
bersangkutan), teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran,
teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan
fisik (teknik melukiskan keadaan fisik tokoh).
7. Tata Panggung
Tata panggung atau pentas pertunjukan merupakan wujud pendeskripsian isi cerita
dalam naskah drama. Tata panggung dalam pentas teater berfungsi sebagai unsur yang
menggambarkan situasi, kondisi, waktu dan tempat sesuai dengan alur cerita yang
berlangsung. Penataan panggung dalam pentas teater tidak hanya ditujukan untuk keperluan
estetika. Namun juga memberikan ruang gerak terhadap pemain, sekaligus
memvisualisasikan penokohan dan karakternya. Penataan panggung bergantung pada latar
cerita dalam naskah.
Fungsi Tata Panggung yakni sebagai berikut :
 Menyesuaikan panggung sesuai dengan kebutuhan
Inilah salah satu tugas utama, tata panggung. Karena panggung memang harus
disesuaikan dengan naskah ataupun rencana awal, agar ketika pertunjukan pentas nanti
akan berjalan lancar dan nyaman ketika berada di panggung.

 Menyesuaikan panggung sesuai dengan kebutuhan


Maksutnya disini yaitu, seperti halnya sound system, sistem pencahyaan, barang-
barang properti dan lain. Disini tugas tata panggung untuk mengatur barang-barang
tersebut rapi dan terataa sesuai didalam panggung

 Memaksimalkan dekorasi panggung


Tata panggung, harus cerdas untuk menata dekorasi agar bisa termanfaatkan
maksimal. Sehingga panggung dan para pemain, actor bisa memaksimalkan bakat serta
fasilitas yang ada.
Jenis Jenis Panggung Pertunjukan yakni sebagai berikut :
 Panggung Arena
Adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung.
Penonton sangat dekat sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari
setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak
diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan penonton. Karena bentuknya yang
dikelilingi oleh penonton, maka penata panggung dituntut kreativitasnya untuk
mewujudkan set dekor. Segala perabot yang digunakan dalam panggung arena harus
benar-benar dipertimbangkan dan dicermati secara hati-hati baik bentuk, ukuran, dan
penempatannya. Semua ditata agar enak dipandang dari berbagai sisi.

 Panggung Proscenium
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton
menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium
(proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan
wilayah akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah.
Jarak yang sengaja diciptakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat
digunakan untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan
leluasa seolah-olah tidak ada penonton yang hadir melihatnya.
Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya
realisme yang menghendaki lakon seolah-olah benar-benar terjadi dalam kehidupan
nyata. Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu
arah dari penonton. Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman
panggung (luas panggung ke belakang).
Gambar dekorasi dan perabot tidak begitu menuntut kejelasan detil sampai hal-hal
terkecil. Bentangan jarak dapat menciptkan bayangan arstisitk tersendiri yang mampu
menghadirkan kesan. Kesan inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan
kreasinya di atas panggung proscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium
menjadi batas tepinya. Penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut. Hampir
semua sekolah teater memiliki jenis panggung proscenium. Pembelajaran tata panggung
untuk menciptakan ilusi (tipuan) imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung
proscenium.

 Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya
menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk
di sisi kanan dan kiri panggung. Panggung thrust nampak seperti gabungan antara
panggung arena dan proscenium.

 Bentuk Tapak Kuda


Bentuk ruangan ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat di sisi
tengah ruangan, karena permukaan dinding yang berbentuk cekung. Keadaan ini dapat
membuat suara menjadi lebih jelas di bagian tengah ruangan, tetapi dibagian lain akan
kurang. Jika berlebihan, suara yang terdengar di titik fokus pantulan akan terlalu keras.

 Bentuk Segi Empat


Bentuk ini merupakan bentuk yang sederhana dari ruang teater. Perletakan panggung
perunjukkan berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada disisi yang lain. Kondisi
ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan
menikmati pertunjukkan kesenian, karena arah hadapnya tidak lurus ke arah panggung
perunjukkan sehingga mengurangi rasa nyaman.
Dapat pula panggung pertunjukkan berada di tengah2 ruang penonton. Kondisi ini
dapat menampung lebih banyak penonton, tetapi tetap memiliki masalah sama, yakni
penonton yang berada di area samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukkan
kesenian. Bentuk ini sering digunakan sebagai ruang seminar, workshop, rapat, dan
sebagainya.

 Bentuk Kipas (melingkar)


Bentuk kipas menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukkan. Dengan
kondisi ini, kemampuan visual penonton terhadap pertunjukkan kesenian yang
berlangsung tidak terganggu dengan posisinya.
 Auditorium
Panggung pertunjukkan berada ditengah, dengan auditorium terletak mengelilingi
panggung pertunjukkan. Dengan begitu, kemampuan arah hadap pementas, maka ia akan
menghadap ke arah penonton. Jalur sirkulasi pementasan melewati auditorium.
Bentuk ini sering digunakan dalam pertunjukkan konser musik ( terutama band ) dan
pertunjukkan teatrikal. Tidak sesuai untuk pertunjukkan sulap.

 Panggung Terbuka
Ruang utama berada dan ruang penonton terletak saling berhadapan. Terkadang ruang
utama juga dikelilingi ruang penonton. Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di
daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi
pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah
gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang
landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung terbuka
permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung
terbuka di Candi Prambanan.

 Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam
maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang
dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya
mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu
(black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable
yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.

 Panggung Kereta
Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk
mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung
tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang diperlengkapi menurut
kebutuhan dan perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi
kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa
harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang
untuk memarkir kereta dan penonton bebas untuk menonton.

Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas


Set panggung atau pentas (scenery) yaitu penampilan visual lingkungan sekitar gerak
laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang pentas harus
memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan mendandani
atau memperindah gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang perancang pentas hendaklah
merencanakan set-nya sedemikian rupa sehingga :

o Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.


o Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
o Dapat memberi pandangan yang menarik.
o Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.
o Merupakan rancangan yang sederhana
o Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
o Dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa.
o Dapat membuat rancangan yang menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat
didalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.

Unsur yang Diperhatikan dalam Tata Panggung


Selain memperhatikan jenis panggung yang akan dipakai, penata panggung juga perlu
memastikan beberapa elemen atau komposisi panggung. Salah satu elemen dalam penataan
panggung adalah penataan properti. Penataan ini sangat penting dalam menciptakan setting
latar pada pertunjukan teater. Elemen penunjang harus ditata sedemikian rupa. Tujuannya,
agar bisa memberikan gambaran lengkap tentang suasana, periode sejarah, lokasi kejadian,
status tokoh peran, dan musim dalam tahun saat adegan dilangsungkan.
Penataan panggung bisa dibuat dengan mengambil latar kehidupan sehari-hari, atau
disebut dengan tata panggung realis. Penataan panggung juga bisa menggunakan visualisasi
sugestif-realis, yakni penggambaran kenyataan hidup sehari-hari. Namun, tidak ditampilkan
keseluruhan, melainkan hanya menampilkan kesan pokok dalam sebuah cerita. Seorang
penata panggung juga harus mempelajari jenis dan kondisi panggung pertunjukan sebelum
pagelaran teater dilangsungkan. Dengan demikian, setting panggung akan sesuai dengan alur
cerita yang telah disiapkan.
Berikut beberapa hal dalam pokok pada tata panggung yang harus merencanakan set
seperti adalah :
o Dapat menciptakan ruang dalam permainan
o Dapat memberikan suasana permainan
o Dapat memberikan tampilan dengan menarik
o Dapat dilihat dan dipahami bagi peserta
o Desain yang sederhana
o Bermanfaat sebagai aktor atau pemain
o Dapat membuat suasana pada elemen yang terkandung dalam tampilan visual.
Selain itu juga seorang desainer panggung memiliki satu tujuan dalam bentuk praktis
dan organik :
o Lokal, yaitu penataan panggung yang dapat memberi ruang bagi aktor.
o Ekspresif, yaitu pengaturan panggung yang dapat memperkuat gerakan dengan
penjelasan dalam suasana dengan tindakan.
o Menarik, yaitu penataan panggung yang harus menawarkan tampilan yang
menarik.
o Sederhana, yaitu penataan panggung yang harus sederhana yang terdiri dari satu
meja dan dua kursi.
o Berguna, yaitu pengaturan panggung yang harus dirancang sedemikian rupa dan
bermanfaat sedemikian rupanya.
o Praktis, yaitu pengaturan panggung yang harus dirancang secara efisien dan dapat
memenuhi persyaratan teknis .
Langkah Langkah Penataan Panggung
Untuk dapat merancang tata panggung, ikutilah sejumlah langkah-langkah di bawah ini :
o Siapkan sebuah naskah lakon yang akan dipentaskan.
o Pelajari naskah tersebut. Identifikasi jumlah tempat yang diperlukan untuk
membuat pertunjukan lakon tersebut.
o Selain itu, identifikasi properti yang diperlukan untuk menunjang pentas lakon.
Pastikan properti dan tempat yang digunakan efisien dan efektif.
o Maksudnya, tata panggung haruslah sesuai dengan tuntutan pertunjukan dan
memiliki fungsi yang jelas.
o Buat sketsa yang sesuai dengan keterangan yang ada dalam naskah lakon.
o Buat rancangan tata panggung beserta properti sekaligus ukuran yang dibutuhkan.
o Pastikan rancangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip menata panggung.
o Warnai rancangan tata panggung.

8. Tata Rias
Tata rias adalah cara atau usaha seseorang dalam mempercantik diri terutama di bagian muka
atau wajah dengan tujuan untuk menghias diri dalam pergaulan. Tata rias dalam seni
pertunjukan pada umumnya dibutuhkan untuk menggambarkan / menentukan watak yang
nantinya akan berada di atas pentas. Dengan menggunakan seni bahan – bahan kosmetika
sehingga menghasilkan wajah peranan yang sesuai adalah tujuan dari tata rias itu sendir. Atau
secara umum, tata rias bisa diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah agar menjadi
lebih sempurna.
Di dalam teater, tata rias memiliki artian yang lebih spesifik, yakni seni dalam
mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh. Sebagai contoh: Teater Yunani yang
menggunakan topeng lebih besar daripada wajah pemain dengan garis tegas supaya
ekspresinya bisa dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitive juga memakai bedak tebal
yang biasa dibuat dari bahan – bahan alam, seperti tanah, tumbuhan, tulang, bahkan lemak
binatang.

Macam Macam Tata Rias


Tata rias adalah suatu aspek dekorasi yang memiliki beragam keutamaan dimana
masing – masing mempunyai keistimewaan dan ciri khas tersendiri. Berdasarkan fungsinya,
tata rias dibedakan menjadi delapan macam, antara lain:
 Rias Aksen
Untuk memberikan tekanan terhadap pemain yang telah mendekati peranan yang
nantinya akan dimainkannya. Sebagai contoh pemain orang Jawa yang memerankan
orang Jawa hanya diperlukan aksen untuk memperjelas garis – garis pada wajah.

 Rias Jenis
Adalah riasan yang dibutuhkan untuk memberikan perubahan wajah pemain yang
berjenis kelamin laki – laki ketika memerankan perempuan, atau sebaliknya.

 Rias Bangsa
Adalah riasan yang dibutuhkan untuk memberikan aksen serta riasan untuk pemain
yang memerankan bangsa lain. Sebagai contoh pemain bangsa Indonesia yang
memerankan peran bangsa Belanda.

 Rias Usia
Adalah riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang
tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).

 Rias Tokoh
Dibutuhkan untuk memberikan penjelasan kepada tokoh yang nantinya akan
diperankan. Sebagai contoh untuk memerankan tokoh Rahwana, Rama, Trijata, Shinta,
Sembadra, Srikandi, tokoh seorang anak sholeh, dan tokoh anak nakal.

 Rias Watak
Adalah rias yang berfungsi sebagai penjelas watak yang akan diperankan pemain.
Sebagai contoh dalam memerankan watak putri branyak (lincah), putri luruh (lembut),
putra alus, dan putra gagah.

 Rias Temporal
Riasan yang berdasarkan waktu pada saat pemain melakukan peranannya. Sebagai
contoh pemain yang tengah memainkan waktu bangun tidur atau waktu dalam pesta.
Kedua contoh itu diperlukan riasan yang berbeda.

 Rias Lokal
Adalah rias yang diperlukan untuk memperjelas keberadaan tempat pemain.
Sebagai contoh rias seorang narapidana yang penjara akan berbeda dengan rias selepas
keluar dari penjara. Untuk bisa menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan tersebut,
maka dibutuhkan pengetahuan terkait beragam sifat bangsa, tipe serta watak.
Tak hanya itu saja, dibutuhkan pemahaman terkait pengetahuan anatomi manusia dari
beragam usia, watak / karakter manusia, dan pada seni pertunjukan tari diperlukan
pengetahuan mengenai karakter dan tokoh pewayangan.

Fungsi Tata Rias yakni sebagai berikut :

o Untuk menyempurnakan penampilan pada wajah.


o Untuk menggambarkan karakter tokoh yang diperankan.
o Memberikan efek gerak terhadap ekspresi para pemain.
o Memberikan efek garis wajah sesuai dengan tokoh.
o Menambah aksen dramatik.
Fungsi tata rias akan berhasil dengan sempurna jika pemainnya memiliki beberapa
syarat watak, tipe, serta keahlian yang diperlukan oleh peranan – peranan yang akan
dikerjakannya.

Kegunaan Tata Rias yakni sebagai berikut :


o Untuk merias tubuh manusia
o Untuk memberikan atau mengatasi efek tata lampu yang kuat.
o Membuat wajah serta kepala sesuai dengan peranan yang nantinya akan diperankan.

Macam Macam Tata Rias yakni sebagai berikut :

 Tata Rias Korektif / Natural


Tata rias jenis ini memiliki tujuan untuk mengubah penampilan fisik yang dirasa
kurang sempurna.Jenis tata rias wajah korektif adalah jenis tata rias wajah yang paling
sering dikerjakan oleh masyarakat. Sehingga, tata rias korektif selalu berkaitan dengan
penampilan natural dan juga sederhana. Meski natural, tata rias ini dibuat lebih elegan
sebab telah mengoreksi kekurangan serta kelebihan di wajah supaya nampak lebih segar.
 Tata Rias Karakter
Tata rias selanjutnya sering dipakai untuk kepentingan dunia akting dan juga
hiburan. Setiap warna serta bahan kosmetik yang dipakai ditujukan untuk membentuk
karakter / watak tertentu, sebagai contoh pemakaian eye shadow gelap guna memberi
aksen karakter yang galak.
 Tata Rias Seni
Tata rias untuk seni atau styling makeup adalah aktivitas mengubah penampilan
murni untuk tujuan seni. Melukis tubuh (body painting) adalah salah satu contoh dari
kegiatan tata rias jenis ini.
 Tata Rias Fantasi
Tata rias fantasi adalah tata rias untuk karakter khusus, sebab akan menampilkan
wujud rekaan yang akan mengubah wajah menjadi tidak realistik. Tata rias atau make up
yang satu ini menggambarkan tokoh – tokoh yang tidak nyata keberadaannya serta lahir
berdasarkan daya khayal semata. Sebagai contoh tata rias badut, horor dan juga binatang.
 Tata Rias Tradisional / Etnik
Tata rias tradisional atau Etnik merupakan sebuah pola yang turun temurun serta
selalu dijaga keutuhannya. Tujuan dari tata rias satu ini yakni untuk kemegahan serta
kewibawaan dan juga usaha dalam mempercantik diri. Sebagai contoh:
Tata rias wayang orang, rias manten (paes).
Klasik: Bersumber, kraton.
Kerakyatan: Bersumbu kepada masyarakat biasa.

Fungsi Tata Rias


 Menyempurnakan penampilan wajah
 Menggambarkan karakter tokoh
 Memberi Efek Gerak pada Ekspresi Pemain
 Menghasilkan Garis-garis Wajah sesuai dengan Tokoh
 Menambah Aspek Dramatik

9. Tata Busana
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah busana pemain selama pementasan teater.
Dengan busana yang dikenakan, penonton dapat dengan mudah mengenali pemain saat teater
berlangsung. Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk
menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal,
kalung, gelang , dan segala unsure yang melekat pada pakaian. Tata busana dalam teater
memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Tata busana dapat dibuat berdasar
budaya atau jaman tertentu.
Fungsi Tata Busana
Busana yang dipakai manusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi busana
dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi
hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih kompleks,
yaitu.
 Mencitrakan keindahan penampilan
Tata busana dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah
dari penampilan sehari- hari. Pementasan teater adalah suatu tontonan yang mengandung
aspek keindahan. Busana pementesan teater dibuat secara khusus dan dilengkapi dengan
asesoris sesuai kebutuhan pemensan.

 Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain


Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan latar
belakang sosialnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang berbedabeda antara satu
tokoh dengan tokoh yang lain

 Menggambarkan karakter tokoh


Fungsi penting busana dalam teater adalah untuk menggambarkan karakter tokoh
(Gb.185). Perbedaan karakter dalam busana dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna,
motif, dan garis yang diciptakan. Melalui busana, penonton terbantu dalam menangkap
karakter yang berbeda dari setiap tokoh

 Memberikan efek gerak pemain


Busana juga berfungsi memberikan efek dramatik. Busana mendukung dramatika
sebuah adegan.Gerak pemain akan lebih ekspresif dan dramatik dengan adanya busana

 Memberi Ruang Gerak Pemain.


Tata busana memiliki fungsi memberikan ruang gerak kepada pemain untuk
mengekspresikan karakternya. Busana diciptakan untuk memberikan ruang gerak pemain
sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara maksimal.
Teknik Perancangan Busana
1. Bangun keterampilan dasar
2. Bayangkan rancangan anda
3. Gambar rancangan anda pada sketsa orang
4. Menjahit
Fungsi Busana Teater Tradisional
1. Untuk menghidupkan karakter actor
2. Untuk membedakan antara actor satu dan actor lain
3. Sebagai alat bantu bagi pemain actor
4. Kostum member efek visual gerak dan menambah keindahan
Jenis –Jenis Busana Teater
 Busana Sehari-hari
Busana sehari-hari adalah busana yang dipakai dalam kehidupan keseharian
masyarakat. Busana sehari-hari dapat menunjukkan tingkat sosial seseorang yang
memakainya. Busana sehari-hari banyak dipakai dalam pementasan teater realis

 Busana Tradisional
Setiap masyarakat memiliki busana tradisional sesuai dengan kebudayaannya.Busana
tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang membedakan dengan kelompok
masyarakat lain.

 Busana Sejarah
Busana yang mencerminkan zaman tertentu dari suatu masa (Gb.190). Dalam
pementasan teater, busana ini sering dipakai ketika pertunjukan mengangkat lakon-lakon
sejarah. Busana sejarah terikat dengan masa tertentu, sehingga penata busana perlu
mempelajari konvensi busana pada masa dimana peristiwa dalam naskah terjadi

 Busana Fantasi
Istilah busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis-jenis busana yang lahir
dari imajinasi dan fantasi perancang. Busana jenis ini juga dimaksudkan untuk busana
tokoh-tokoh yang tidak riil dalam kehidupan sehari-hari.

10. Tata Lampu


Tata lampu atau tata cahaya sangat dibutuhkan dalam pementasan teater.
Terutama bila pertunjukan diadakan di dalam panggung yang besar. Pihak bagian tata
lampu pada umumnya termasuk ke dalam bidang artistik. Dalam penyajian seni teater
dibutuhkan berbagai penyelenggara yang dapat mempermudah penyusunan acara,
pengelolaan sumber daya, dan lain-lain.
Panitia dalam lingkup bidang artistik terdiri dari orang-orang yang memiliki
keahlian di bidangnya. Pembentukan kepanitiaan tergantung pada situasi dan kondisi
yang dibutuhkan. Para penata dan kru artistik dalam pementasan biasanya terdiri dari
manajer panggung, penata musik, penata panggung, penata rias busana, penata lampu,
penata properti, dan pekerja panggung (stage crew).
Unsur Unsur Tata Lampu yakni sebagai berikut :
 Tersedianya peralatan dan perlengkapan.
Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang
berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak
perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan
dipentaskan.
 Tata letak dan titik fokus.
Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya
cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari
arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam
teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 450 di atas
panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain
mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu)
tatacahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan
belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah.
 Keseimbangan warna.
Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Hal ini
berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna.
 Penguasaan alat dan perlengkapan.
Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari
perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda
harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya.
 Pemahaman naskah.
Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan dipentaskan. Selain itu,
juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai ‘penguasa tertinggi’
dalam pementasan.
Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara
satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya
proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga
menjadi bagian penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan
unsur lainnya. Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan
semua pendukung pementasan.
ASAS-ASAS PENATAAN LAMPU
Kursus ini meninjau cahaya dari segi teori dan manfaat mencahayakan suatu
pementasan. Tumpuan diberikan terhadap hal-hal berikut:
 Fungsi dan kualitas cahaya
 Aspek ra kebentuk dalam cahaya
 Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-
undang Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan tenaga.
 Aspek optik – iaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai permukaan
jenis reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.
 Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teaterKegunaan warna di dalam
pementasan teori warna dan pengawalan warna
 Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory
 Mencipta ‘light plot’ dan membentuk ‘lighting cues’

10 TRIK APLIKASI WARNA


 Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah bata
pada pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.
 Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana
cerah, aplikasikan hanya pada satu bidang.
 Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi lebih
tenang
 Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam
ruangan
 .Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar ruangan
lebih “hidup”.
 Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan kehangatan
dan keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.
 Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.
 Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan
suasana yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.
 Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat
tampilan rumah lebih dinamis.
 Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem
pada dinding dan putih pada lantai.
Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu. Misalnya,
cahaya terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan suasana malam
hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada adegan atau tokoh
tertentu.
Istilah dalam Tata Lampu
 Lampu : sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot, follow
light, focus light, dll.
 Holder : dudukan lampu.
 Kabel : penghantar listrik.
 Dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya.
 Main Light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.
 Foot Light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
 Wing Light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.
 Front Light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
 Back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan di
panggung bagian belakang.
 Silouet Light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.
 Upper Light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan tepat
di atas panggung.
 Ools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang, gunting,
isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper, dll.
 Seri Light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)
 Paralel Light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).
 Seperti yang telah di ungkapkan di atas, secara sederhana hal-hal tersebut adalah yang
pada umumnya harus diketahui oleh lightingman, selanjutnya baik tidaknya tata cahaya
bergantung pada pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman. Intinya, jika
ingin menjadi ‘lightingman sejati’, Anda harus banyak belajar dan mencoba (trial and
error).

Fungsi Tata Lampu


Tata cahaya dalam teater memiliki fungsi utama untuk menyinari seluruh obyek di
atas panggung. Lighting juga mempermudah penonton dalam mendapatkan gambaran
keseluruhan isi cerita. Secara lebih spesifik, tata cahaya atau lighting dalam teater
memiliki empat fungsi utama, yakni:
 Sebagai penerangan
Lampu lighting digunakan untuk menerangi pemain serta seluruh obyek di atas
panggung. Dalam penerapannya, lighting disesuaikan dengan intensitas tertentu dan
pesannya. Karena setiap tata pencahayaan dengan intensitas warnanya mengandung
makna atau pesan yang ingin disampaikan.
 Kedalaman obyek
Penataan cahaya akan memberi kesan atau makna kedalaman setiap obyek di atas
panggung. Pembagian sisi warna gelap dan terang selalu memiliki kesan dan pesan yang
mendalam. Pemilihan area Tata pencahayaan bisa difungsikan untuk menentukan obyek
serta area yang akan diberikan cahaya.
 Pemilihan area
Ini sangat mempengaruhi perhatian penonton, penampilan pemain serta keindahan
tata panggungnya.
 Menghadirkan suasana atau emosi tertentu
Tata cahaya dalam teater sangat berperan untuk menciptakan atau menghadirkan
suasana yang dibawakan pemain. Misalnya cahaya yang cenderung terang, menghadirkan
kesan suasana pagi atau siang hari.

Jenis Jenis Lampu berdasarkan jenis fixture/housing :

 Lampu PAR
PAR / PARcan (singkatan dari Parabolic Aluminized Reflector), adalah fixture yang
paling umum kita jumpai dalam stage lighting. Pada umumnya, PAR adalah fixture
statik/tidak bergerak, yang menembakkan beam/cahaya yang berpendar tanpa mempunyai
batasan yang jelas, dan berperan sebagai ambient/flood light untuk mengisi seluruh
ruangan dan menghasilkan suasana tertentu.
 Lampu BAR
Bar fixture serupa dengan PAR dimana berfungsi untuk mengisi ruangan dengan
cahaya, namun mempunyai bentuk linier (batang) yang memanjang, sehingga hasil
tembakan cahaya lebih merata dan tidak terpusat atau berbentuk oval seperti pada PAR.

 Lampu Panel
Fixture panel, sesuai namanya mempunyai bentuk berupa panel, yang keseluruhan
permukaannya memancarkan cahaya. Ada panel yang digunakan sebagai wash/flood,
untuk menghasilkan cahaya yang sangat merata pada ruangan, dan ada pula panel yang
sifatnya modular (dapat disambung-sambungkan menjadi panel yang lebih besar), dan
berfungsi sebagai pengganti layar video/lighting raksasa dan dapat diprogram dengan
metode pixel mapping.

 Lampu Pinspot
Pinspot adalah fixture yang mempunyai dimensi kecil, yang umumnya dipasang
dalam jumlah yang banyak, dan mudah dipasangkan pada berbagai posisi, serta
menembakkan cahaya spot light.

 Lampu Cannon
Cannon adalah fixture yang kompak, dan biasanya bertugas menghasilkan beam yang
terpusat dengan output yang besar untuk memberikan efek aerial pada light show.
Biasanya mempunyai beam angle yang kecil tidak seperti PAR, tetapi juga tidak
mempunyai batasan jelas seperti spot light.

 Lampu Centerpiece
Centerpiece merajuk pada semua fixture yang biasanya ditempatkan di tengah- tengah
ruangan, sehingga dapat dilihat dari berbagai sisi, dan juga memancarkan cahaya ke
segala arah dengan beam angle yang sangat luas. Centerpiece bisa berupa fixture yang
menyerupai bola/dome seperti mirror ball yang biasanya memberikan efek moonflower ,
atau bahkan moving head yang menembakkan berbagai macam efek lighting ke segala
arah.

 Lampu Moving Head


Moving head, salah satu yang paling sering kita jumpai selain PAR, adalah fixture
yang mempunyai head/kepala yang dapat bergerak karena terdapat motor di dalamnya
yang mengatur posisi, arah, dan kecepatan gerakan.

 Lampu Scanner
Scanner adalah semua fixture yang mempunyai fungsi serupa dengan moving head,
yaitu menembakkan cahaya bergerak ke segala arah. Tetapi berbeda dengan moving head,
scanner tidak benar-benar menggerakkan head/kepala lampu, tapi menggerakkan
mirror/cermin yang memantulkan cahaya ditembakkan kepadanya. Karena yang
digerakkan hanya cermin, scanner pada umumnya dapat memantulkan cahaya dengan
jauh lebih cepat, tetapi mempunyai beam angle yang lebih sempit, dan biasanya lebih
murah.

 Lampu Follow Spot


Follow spot adalah fixture yang menembakkan cahaya dengan output besar (biasanya
berupa spot light), yang dapat dioperasikan secara manual oleh operator lighting.
Biasanya follow spot digunakan untuk menyorot figur/obyek tertentu di panggung agar
seluruh penonton fokus pada obyek yang disorot.
 Lampu Projector
Projector adalah seluruh fixture yang bertugas memproyeksikan suatu
gambar/motif/animasi yang dapat diubah-ubah, termasuk di dalamnya adalah proyektor
gobo dan laser.

 Lampu Decoratif
Fixture dekoratif biasanya mengacu pada semua fixture yang berperan sebagai
dekorasi sehingga lebih menghidupkan suasana. Lighting dekoratif ini bisa berupa apa
saja, dan muncul dalam berbagai bentuk.

Berdasarkan jenis beam yang dihasilkan


Ada beberapa kategori stage lighting berdasarkan beam/cahaya yang dihasilkan.
Diantaranya:

 Lampu Wah atau Flood


Wash atau flood adalah cahaya yang penyebarannya merata dan sifatnya berpendar.
Biasanya dihasilkan oleh fixture PAR, Bar, atau panel, dan ada pula beberapa yang
berupa moving head. Lighting jenis ini biasanya digunakan untuk mengisi ruangan dan
memberikan background suasana tertentu. Blitz/strobe juga termasuk dalam wash tapi
hanya menembakkan cahaya dengan durasi waktu yang sangat singkat/berkedip.

 Lampu Spot Light


Lampu sorot atau dikenal sebagai spot light adalah jenis cahaya dengan intensitas
yang cukup tinggi, dan arah pencahayaannya terpusat pada area tertentu dengan batasan
yang jelas. Tujuan pencahayaan ini untuk memberikan aksen pada suatu obyek dengan
cara menyorotinya. Fungsi lainnya adalah untuk memberikan efek aerial beam jika
ditembakkan ke langit-langit dalam kondisi ketika banyak partikel beterbangan di udara.

 Lampu Gobo
Gobo pada dasarnya adalah lampu sorot yang dipasangkan plat metal yang
mempunyai motif tertentu di depan lensanya sehingga menghasilkan motif/gambar yang
menarik. Gobo projector dapat juga dipasangkan motif berupa logo dengan tujuan
mempromosikan sesuatu.

 Lampu Moonflower
Moonflower adalah efek cahaya warna warni yang bergerak membentuk pola tertentu,
serta penyebarannya ke segala arah sehingga mengisi ruangan dengan efek tersebut.
Biasanya digunakan pada ruang gelap seperti ruang karaoke, cafe/restaurant, club, dance
floor, atau panggung apa saja.

 Lampu Laser
Laser seperti yang sering dijumpai pada club dan event/konser besar, adalah cahaya
yang dihasilkan menggunakan teknologi laser. Laser merupakan cahaya yang mempunyai
intensitas yang sangat tinggi tapi ditembakkan dengan kecepatan sangat tinggi dan
dengan sangat terfokus pada satu titik. Pada space yang dilewatinya, laser dapat
memberikan efek aerial effect yang sangat memukau, sementara pada obyek yang
ditembakkan, laser dapat menghasilkan gambar atau bahkan animasi ketika ditembakkan
dengan kecepatan scanning yang tinggi.

 Lampu Pixel
Pixel lighting adalah cahaya yang dihasilkan pada fixture lighting yang biasanya
berupa LED panel atau batang yang terdiri dari deretan lampu di dalamnya. Pixel2 ini
kemudian dapat diprogram untuk menghasilkan gambar/animasi tertentu jika dilihat dari
jarak jauh. Layar monitor dan televisi juga sebenarnya terdiri dari pixel cahaya yang
sangat rapat.

Tujuan dan Fungsi Tata lampu


Menerangi Lampu digunakan sekedar untuk memberi terang, melenyapkan gelap.
Penerangan ini bersifat penerangan umum yang dapat menerangi seluruh bagian pentas
dengan rata General Illumination General Light. Seluruh pentas atau property yang ada di
pentas diterangi secara merata dengan lampu berwarna putih, merah, biru, hijau, kuning, atau
violet. Misalnya: untuk adegan di hutan digunakan penerangan berwarna hijau dan untuk
adegan di medan perang digunakan lampu berwarna merah. 1. Menyinari Tata lampu
bertujuan untuk menyinari daerah permainan atau suatu objek tertentu sehingga dapat
menimbulkan efek dramatik. Penyinaran ini merupakan jenis penerangan yang bersifat
khusus Specicific Illumination Spot Light. Dengan penerangan ini suatu daerah atau objek
tertentu akan nampak lebih dominan sehingga situasi dramatis akan lebih kuat. Misalnya:
untuk adegan dua pemain di tengah hutan, maka lampu yang berfungsi menyinari difokuskan
pada panggung yang ditempati dua pemain, sedangkan bagian panggung yang lain secara
merata diterangi oleh general light berwarna hijau.
Fungsinya sebagai berikut :
 Untuk menerangi pemain serta seluruh objek diatas panggung
 Memberi kesan atau makna kedalaman di setiap objek diatas panggung
 Untuk menentukan objek serta area yang akan diberikan cahaya
 Menghadirkan suasana / emosi tertentu.

11. Tata Suara


Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam
sumber bunyi seperti suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk
menghasilkan harmoni. ata suara terdiri dari banyak hal. Di antaranya akustik ruangan,
mikrofon, dialog, efek bunyi, dan musik.
Akustik ruangan berhubungan dengan pemilihan gedung untuk pentas teater.
Mikrofon berkaitan dengan properti. Sedangkan dialog berhubungan dengan para pemain.
Efek bunyi dan musik merupakan masalah yang menjadi tanggung jawab seksi tata suara.
Efek bunyi seperti bunyi halilintar, suara air mengalir, dan suara tembakan bisa dihasilkan
dari keyboard. Alat musik yang satu ini mempunyai fitur untuk menghasilkan suara-suara
tertentu. Sebelum ada keyboard, efek bunyi yang dimunculkan pada pentas teater dilakukan
dengan merekam atau trik-trik khusus. Contohnya, suara tembakan dapat dibuat dengan
meletuskan balon, suara detik jam dibuat dengan memukulkan sendok ke gelas. bila terdapat
gagal fungsi dalam penataan atau pengaturan tata suara, gagal pula teater yang
dipertunjukkan.
Namun, berbeda dengan pengaturan musik yang berfungsi sebagai ilustrasi cerita,
pengaturan suara, keluaran suara, dan efek suara yang dihasilkan dari berbagai macam
sumber bunyi. Misalnyan, suara aktor, efek suasana, dan musik yang berfungsi sebagai
harmonisasi sebuah pertunjukan.
Aspek teknis Peralatan Tata Suara
Secara garis besar suatu tata suara harus paling tidak mempunyai empat elemen penting
yaitu: mikropon, Audio Mixer,Power Amplifier dan loudspeaker.
 Mikropon
Sebagai pengubah atau penangkap getaran suara (transducer) kualitas dan
karakteristik mikrophon haruslah disesuaikan. Pola pengarahan mikropon adalah
penting untuk diperhatikan apakah itu direksional maupun omnidireksional. pemilihan
berdasarkan pola pengarahan, sensitifitas mikrophon sangat menentukan kualitas
audio yang akan dilalukan kedalam perangkat Audio Mixer.

 Audio Mixer
Sebagai titik kumpul dari semua mic dan juga sumber-sumber audio yang ada,
Audio mixer menentukan berapa banyak kanal mikropon yang bisa dilayani dan
bagaimana nada yang dihasilkan oleh mikropon dipadukan.

 Audio Power Amplifier


Audio amplifier adalah penguat akhir dari semua sinyal yang telah dipadukan
oleh Audio Mixer.Besarnya penguatan diukur dalam hitungan watt (rms).tergantung
dari keperluan,besarnya kemampuan amplifier dari ratusan watt untuk pemakaian
kecil untuk pesta atau acara-acara pertemuan dan ratusan ribu watt untuk pertunjukan
besar seperti acara pertunjukan langsung musik band-band terkenal.

 Loudspeaker
Loudspeaker, speaker atau sistem speaker merupakan sebuah transduser
elektroacoustical yang mengubah sinyal listrik ke bentuk getaran suara. Speaker
adalah mesin pengubah terakhir atau kebalikan dari mikropon. Speaker membawa
sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi vibrasi-vibrasi fisik untuk
menghasilkan gelombang-gelombang suara.
Jenis jenis loudspeaker
 Tweeter,
adalah jenis loudspeaker yang dibuat khusus untuk reproduksi suara
berfrekuensi tinggi (nada treble). loudspeaker jenis ini tidak membutuhkan
ruang resonansi belakang.
 Midrange
adalah jenis loudspeaker yang dibuat khusus unuk mereproduksi
sinyal audio dengan nada menengah (nada midle).

 Woofer
adalah jenis loudspeaker yang dibuat khusus untuk mereproduksi
sinyal audio dengan nada rendah (nada bass). Loudspeaker jenis ini
membutuhkan ruang resonangsi belakang yan cukup.
 Fullrange
adalah jenis loudspeaker yang mampu mereproduksi sinyal audio pada
semua range frekuensi audio. Horn, adalah jenis loudspeaker yang dibuat
khusus untuk mereproduksi sinyal audio pada range frekuensi vokal manusia.

12. Tata Musik

Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pentas teater yang
berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan mengiringi
pergantian babak dan adegan. Musik yang mandukung pemantasan dalam pertunjukan
teaterbaik yang bersifat intruman maupun lagu, yang menghidupkan suasana di
beberapa adegan dan babak dalam suatu pertunjukan. Musik teater terdiri dari :

 Pengertian musik pembuka


Merupakakn musik di awal pertunjukan teater.
Fungsinya:
Untuk merangsang imajinasi penonton dalam memberikan sedikit gambaran
tentang pertunjukan teater yang akan di sajikan, atau bisa juga unruk pengkondisian
penonton.

 Pengertian musik pengiring


Merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi pertunjukan di beberapa
adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/ seting
Fungsinya:
Untuk memberikan sentuhan indah dan manis agar ritme permainan seimbang
dengan porsi permainan per adegan( tidak semua adengan di beri musik hanya poin-
poin adengan tertentu yang dirasa perlu karena dapat merusak keseimbangan
pertunjukan),seperti susana , lampu , seting , kostum, mimik expresi, properti.

 Pengertian musik suasana:


Musik yang menghidupkan irama permainana serta suasana dalam pertunjukan
teater baik senang maupun gembira, sedih, tragis.
Fungasinya:
Untuk memberikan ruh permainan yang menarik, indah, dan terlihat jelas
antara klimaks dan anti klimaksnya.

 Pengartian musik penutup


Musik terakir dalam dalam pementasan teater
Fungsinya:
Untuk memeberikan kesan dan kesan dari pertunjukan teateryang disajikan
baik yang bersifat baik , buruk, gembira, sedih, sebagai pelajaran dan cermin moral
penikmat seni teater.
Sarat arranger musik / pemusik teater

 Minimal menguasai 1 atau 2 alat musik


 Memiliki wawasan luas mengenai musik
 Menguasai bebarapa aliran musik
 Rajin dan tekun mendengarkan refrensi musik
 Terus mencoba melakukan experimen musik baik dalam bentuk intrumen, lagu
ataupun kolaborasi.
 Mengusai teknis dalam penggunaan alat musik yang berhubungan langsung dengan
sound sistem.
Tahapan pemusik teater dalam proses teater
 Mempelajari naskah yang akan disajikan kemudian setelah mengetahui plot dan alur
ceritanya kemudian membuat arasemen musik / lagu ( di usahakan tidak hanya satu
karya,karna untuk cadangan)

 Konsultasi ./ komunikasi dengan sutradara jangan sampai terputus / intensitas dijaga


dengan sutradara.

 Presentasi musik pembuka,pengiring, suasana, dan penutup dengan sutradara sesuai


dengan keinginan sutradara.

 Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan yang akan
menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme permainan yang
seimbang dan penekanan nada yang kuat sesuai porsi adegan.

 Komonikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam pementasan, supaya
nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan rasa penokohan yang di lakoninya.
 Melakukan latih gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua crew baik tim
seting ,tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan panggung.

13. Penonton
Penonton merupakan salah satu aspek penting dalam teater. Penonton teater
merupakan orang yang terlibat secara langsung dalam peristiwa teater. Ketika seorang
penonton menghadiri sebuah pertunjukan teater, maka di dalam diri mereka terdapat sejumlah
jalinan pengalaman yang mengantarkan pemahamannya pada pertunjukan yang disaksikan.
Pengalaman penonton teater menjadi aspek yang tak dapat dipungkiri, karena melalui
pengalaman tersebut, penonton dapat berinteraksi secara intensif.
Pengalaman penonton teater tidak pernah lahir begitu saja, tetapi kehadirannya sangat
ditentukan oleh bagaimana penonton tersebut membangun hubungan dirinya dengan
kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari merupakan sumber dalam membangkitkan
interaksi seorang penonton, sehingga seseorang yang menjadi penonton teater, bisa
memahami suatu pertunjukan teater –sebagaimana diharapkan oleh para seniman atau pelaku
teater tersebut. Disamping itu, para pelaku teater juga dituntut untuk mampu memberikan
‘sunjektivikasi’ pertunjukannya pada sisi yang mampu memberikan rangsangan lahirnya
interaksi yang dinamis.
Jenis Jenis Penobton :
Ada empat jenis penonton yang ada di dalam suatu gedung, ketika pertunjukan dimulai.
Penonton tipe pertama adalah penonton yang datang, karena ingin memuaskan hasrat jiwanya
dengan menyaksikan teater.
 Tipe penonton yang satu ini adalah tipe yang paling mudah dikecewakan oleh
sebuah pertunjukan yang membuat penonton tipe satu ini tidak akan datang lagi
apabila grup teater yang mengecewakannya tersebut kembali pentas.

 Tipe kedua, adalah penonton yang datang karena ketokohan, kepopuleran dan
"aura" dari pemain atau sutradara. Mereka bisa saja kenal, bisa juga tidak, dengan
para pemain maupun sutradara. Apa yang dirasakan oleh penonton tipe ini?
Biasanya, mereka adalah tipe penerima dengan rela. Apapun yang dipentaskan
oleh grup teater tersebut, akan menjadi pedoman dan tuntunan bagi mereka. Bisa
jadi, mereka akan bilang bahwa pementasan ini adalah contoh pementasan yang
bisa ditiru, dipelajari dan diikuti. Bisa disebut, mereka adalah penggemar atau
fans. Fans band Slank, misalnya, mereka tidak akan peduli apabila ketukan dari
Bimbim akan sedikit berubah,

 Tipe ketiga, adalah penonton yang datang karena penasaran. Bisa jadi, ada
temannya yang ikut dalam pementasan tersebut, maka ia penasaran bagaimana
temannya yang ia kenal dekat tersebut ketika akan pentas. Atau, ada juga yang
penasaran dengan apa yang akan dipertunjukkan, atau mungkin malahan
penasaran dengan apa itu pertunjukan teater. Penonton tipe ketiga ini bisa disebut
dengan penonton temporer, yang bila kita analogikan sebagai ikan, bisa terpancing
bila pertunjukan teater sebagai "umpan" menarik bagi mereka. Penonton tipe
ketiga ini bisa bertransformasi menjadi penonton tipe pertama dan tipe kedua, tapi
bila umpannya tidak bagus bagi mereka, bisa dikatakan pertunjukan tersebut

 Tipe keempat, bisa kita sebut tipe penonton yang "hanya" memenuhi panggung.
Alasan mereka masuk ke dalam gedung bermacam-macam. Salah satu yang
pernah saya temukan saya ilustrasikan

E. Langkah Langkah Pementasan Drama


Ada beberapa langkah langkah yang harus diperhatikan dalam sebuah pementasan
drama yaitu sebagai berikut :
 Memilih teks drama
 Memilih sutradara
 Memilih pembantu sutradara (asisten, dekorasi, rias, busana, lampu, dan
musik)
 Melakukan pembedahan secara bersama sama atas naskah, tujuannya adalah
agar semua calon memahami peran sesuai isi naskah
 Reading : calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga memahami
perannya dan peran tokoh lain.
 Casting, yaitu melakukan pemilihan sesuai kemampuannya berperan untuk
tokoh tertentu.
 Mendalami peran yang ingin dimainkan melalui pengamatan dilapangan.
 Blocking, Sutradara mengatur acting yang dilakukan pemeran agar terjadi
pemandangan atau pementasan yang dapat dilihat secara ilmiah.
 Running : pemain menjalankan latihan secara lengkap mulai dari dialog, napas
dan lain lain.
 Gladi bersih : latihan terakhir agar pementasan tidak terjadi kekurangan.
 Pementasan yaitu semua komponen pementasan digunakan secara lengkap
agar pementasan terjadi sesempurna mungkin.
PERTANYAAN

1. Sirly Yuanita Wandani (31)


Apakah tata lampu dalam pementasan drama sangat dibutuhkan ?
Jawaban : Dibutuhkan karena, lampu dalam drama untuk memperjelas karakter dan objek

2. Eka Putriana (10)


Apakah pendalaman peran langsung dibacakan atau dilakukan di lapangan ?
Jawaban : Tidak, Pendalaman peran bisa dilakukan dengan cara memahami mulai dari
naskah drama, karakter, dan cara menyampaikannya dan itupun dilakukan sebelum
casting dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai