PEMENTASAN DRAMA
PENYUSUN :
1. BELLA NURJANNAH ( 06)
2. KHOIRUNNISA ALYASARI (20)
3. MOHAMAD QAFID NURRIFAI (21)
4. NIKEN PUSPITA SARI (25)
5. REVANSYAH ARMADITO (28)
6. THYO ARVIN SAPUTRA ()
XI MIPA 6
PEMENTASAN DRAMA
A. PENGERTIAN
Pementasan Drama adalah sebuah bentuk karya drama, yang biasanya terdiri dari
dialog antara karakter yang ditunjukkan untuk pementasan teatrikal. Penulis dari sebuah
pementasan drama disebut Penulis Drama. Istilah “permainan” dapat merujuk pada teks tertulis
dari penulis naskah dan pada pertunjukkan teater lengkap.
B. TUJUAN
Tujuan Pementasan Drama adalah sebagai sarana hiburan bagi masyarakat disemua
kalangan, memperoleh pengetahuan tentang seni teater, sebagai media pengembangan bakat
mengenai estetika. Selain itu seebagai saranan pendidikan karena terkandung nilai moral,
pengetahuan, wawasan, dan seebagainnya.
C. MANFAAT
Ada banyak manfaat dari sebuah Pementasan Drama yakni sebagai berikut :
1. Memupuk kerjasama yang baik dalam pergaulan sosial
2. Memberikan kesempatan kepada siswa melahirkan daya kreasi masing masing
3. Mengembangkan emosi yang sehat pada anak anak
4. Menghilangkan sifat malu, gugup, tegang, takut, dll
5. Mengembangkan apresiasi dan sikap baik pada diri sendiri
6. Menghargai pendapat dan pikiran yang baik
7. Dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan meningkatkan nilai sosial seseorang
8. Memberikan kesempatan kepada seluruh orang agar berkreasi sebanyak banyaknya
dalam pementasa drama
9. Dalam dunia pendidikan, pementasan drama digunakan sebagai sarana edukasi yang
baik dan menyenangkan
10. Mengembangkan sikap percaya diri guna tampil didepan umum
Ada beberapa unsur unsur dalam pementasan drama yakni sebagai berikut :
1. Naskah Drama
Naskah Drama adalah sebuah karangan yang isinya terdapat cerita atau lakon. Dalam naskah
juga termuat nama nama tokoh dalam cerita peran tokoh, dialog yang diucapkan dan keadaan
panggung yang diperlukan. Naskah drama tidak menceritakn kisah secara lugas dan langsung karena
lebih mementingkan ucapan dan dialog.
Permainan drama terbagi dalam babak demi babak, setiap babaknya mempunyai peristiwa
tertentu dalam waktu dan susunan pula. Biasanya untuk mempermudah para seniman, nasakh
ditulis selengkap lengkapnya dengan keterangan dan petunjuk gerakan.
2. Sutradara
3. Produser
Produser adalah istilah yang sering terdengar dalam bidang seni, terutama adalah film.
Namun, istilah produser ini tidak hanya digunakan dalam perfilman, namun juga pada bidang
lainnya seperti teater, drama, siaran televisi, hingga radio. Produser biasanya terlibat dalam
setiap tahap pembuatan film, teater, acara televisi, ataupun radio. Mulai dari tahap
pemunculan ide dan pengembangan, hingga penyaluran proyek film tersebut produser harus
terlibat aktif dalam semuanya.
Produser adalah orang yang memproduksi film, teater, hingga siaran televisi atau
radio. Fungsi produser dalam berbagai bidang tersebut mungkin hampir serupa, namun ada
beberapa perbedaan yang perlu kamu pahami terkait fungsi produser ini.
Fungsi Seorang Produser :
Secara umum, fungsi produser adalah berbeda-beda di setiap bidang tersebut. Dalam
produksi siaran radio misalnya, produser adalah orang yang kerap kali melakukan pekerjaan
bersifat teknis mulai dari mengumpulkan bahan siaran hingga meramunya menjadi satu
program layak siar.
Sementara itu, untuk bidang televisi dan film fungsi produser bisa dibilang serupa.
Namun, ada perbedaan peran produser pada produksi siaran televisi dan film. Dalam produksi
siaran televisi, produser adalah individu yang layak mendapat pujian terhadap satu program
sebagai satu hasil karya. Sementara dalam produksi film, pujian tersebut biasanya diberikan
kepada sutradara.
Dalam produksi televisi, seorang produser lebih terlibat pada saat Pra Produksi.
Kadang memang banyak orang sulit untuk membedakan fungsi antara produser dan sutradara,
karena memang beda tipis. Sebenarnya fungsi produser dan sutradara hampir sama. Hanya
saja yang membedakan ialah seorang produser lebih terlibat saat praproduksi dan sutradara
itu pada saat pelaksanaan produksi.
4. Pemain
Dalam unsur seni peran ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu :
1. Lakon
Lakon adalah sebuah nyawa jika kita masukan ke dalam seni peran, lakon juga
dapat di sebut sebagai kata kerja.
2.Unsur Ruang
Unsur ruang dalam seni peran adalah sebuah gerakan atau tarian yang di
timbulkan dari anggota tubuh
4. Unsur Suara
Unsur suara juga tidak kalah pentingnya karna suara bagus namun tidak dapat
berdialog sama saja juga bohong. Seorang aktor harus mempunyai suara yang sangat
prima karna seorang aktor akan meyalurkan suara ya kedalam sebuah peran yang
dimainkan agar nampak kelihatan hidup.
5. Unsur Tubuh
Seorang aktor harus mempunyai daya tahan tubuh yang bagus atau perima
tubuh juga merupakan hal yang amat penting bagi seorang aktor.
Sebab peran dari anggota tubuh amatlah penting bagi aktor di saat dia ekting atau
memainkan perannya.
7. Penghayatan
Untuk sebuah acting sangat dibutuhkan penghayatan yang betul – betul
maksimal atau totalitas karna penghayatan merupakan perhatian yang sangat khusus
bagi seni peran. Karna setiap peran yang di bawahkan akan berbeda – beda sehingga
jika kita tidak total dalam memainkan peran maka peran itu akan kelihatan mati.
8. Unsur Musik
Musik adalah sebuah pendukung agar jalan ceritanya lebih hidup musik juga
biasanya di sesuaikan dengan bentuk dari pada derama tersebut.
Persona dan Soft Skill Seni Peran
Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni
Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya,
seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan
komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika
menjadi pelaku Seni Peran adalah sebagai berikut.
1. Percaya Diri,
Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi
sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri.
4. Kerja Keras,
Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang
berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu
bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu
padat.
Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris di atas terdengar terlalu
umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun
memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau
Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau
produser karena gagal memiliki poin-poin di atas.
Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih
banyak diacuhkan dan jarang diasah dalam keadaan sadar yang terencana oleh
orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu
pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya.
2. Olah Suara/Vokal
Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal.
3. Olah Rasa
Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi.
4. Ruang
Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang
pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan
blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak
dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik.
6. Penokohan
Tokoh adalah individu yang berperan dalam sebuah cerita atau drama. penokohan
merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain. Tokoh dan
penokohan sangatlah penting dalam drama, karena merupakan unsur intrinsik yang harus ada.
Selain itu, hal tersebut juga membuat penampilan drama menjadi ‘hidup’. Sehingga, dapat
membuat penonton hanyut dalam cerita.
Tokoh Utama
Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peran paling banyak dalam cerita.
Tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.
Tokoh Figuran
Tokoh figuran ialah tokoh yang munculnya hanya sesekali.
Tokoh Pembantu
Tokoh Pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung
jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.
Protagonis
Protagonis ialah tokoh utama yang menjadi sentral dalam sebuah cerita atau
pementasan drama. Karena protagonis tokoh utama, maka ia akan selalu ada dalam setiap
adegan. Biasanya, tokoh ini berwatak baik. Padahal, bukan hanya itu saja, lho. Tokoh
Protagonis merupakan tokoh yang harus menyelesaikan masalah atau memiliki tujuan
dalam sebuah cerita tersebut. Entah itu dengan orang lain atau pergolakan batin dirinya
sendiri. Contohnya
Tentu kamu sudah mengenali cerita tentang Siti Nurbaya kan? Kisah perjodohan
tersebut bahkan pernah dipentaskan oleh beberapa komunitas teater. Tokoh protagonisnya
tentu saja Siti Nurbaya. Karena, ia bukan hanya berwatak baik, tetapi juga memiliki
tujuan atau masalah yang harus ia hadapi. Tujuannya ialah ia ingin menikah dengan
pasangan pilihannya, Samsul Bahri. Sedangkan, masalah yang harus dihadapi ialah ia
terpaksa dijodohkan dengan Datuk Maringgi.
Antagonis
Jika ciri protagonis ialah berwatak baik, tokoh antagonis ialah kebalikannya. Yaitu
tokoh yang berwatak jahat, dengki, dan hal lain buruk sebagainya. Padahal, tokoh
antagonis ialah tokoh yang menentang dan menghalang-halangi tokoh protagonis untuk
menyelesaikan tujuan atau masalahnya. Ciri berikutnya dari tokoh antagonis ialah selalu
memulai konflik dalam sebuah cerita sehingga mencapai klimaks. Tokoh ini biasanya
selalu ada dalam setiap adegan. Tentunya, jika tidak ada tokoh ini maka drama tidak akan
menarik. Contohnya
Tokoh antagonis yang terkenal ialah Datuk Maringgi dalam cerita Siti Nurbaya.
Karena, ia jatuh cinta kepada Siti Nurbaya dan ingin menikah dengannya. Sehingga
memisahkan Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri. Tokoh antagonis lainnya ialah Bawang
Merah dalam drama Bawang Putih dan Bawang Merah. Bawang merah berusaha keras
untuk memisahkan Bawang Putih dengan Pangeran.
Tritagonis
Tritagonis ialah tokoh yang berperan sebagai pendamai di antara konflik tokoh
protagonis dan antagonis. Bisa dikatakan, bahwa tritagonis ialah tokoh yang penengah
atau netral. Tokoh tersebut tidak berada di pihak protagonis maupun antagonis. Selain itu,
tokoh tritagonis tidak selalu berada di setiap adegan dan biasanya hanya sebagai tokoh
tambahan. Contohnya
Tokoh tritagonis ialah tokoh Maimun dalam drama Ayahku Pulang karya Usmar
Ismail. Maimun ialah anak terakhir dari sebuah keluarga yang sudah kehilangan
Ayahnya. Cerita bermula dari adu mulut antara Ibu yang merindukan suaminya dengan
Gunarto Si Anak Sulung yang berusaha untuk menyadarkan Sang Ibu agar tidak terus
memikirkan Ayah. Suatu hari ayahnya kembali ke rumah tersebut. Dan Maimun berusaha
untuk meleraikan konflik dan menjadi penengah. Hal tersebut terlihat dari dialog,
“Tapi Bang Narto, Ibu saja sudah memaafkannya. Kenapa kita tidak?”
Deutragonis
Deutragonis ialah tokoh tambahan yang berada di pihak tokoh protagonis. Karena
tokoh tambahan, tokoh deutragonis juga tidak selalu berada di setiap adegan. Ia biasanya
hanya muncul di beberapa adegan. Ciri lainnya ialah selalu menjadi pendukung tokoh
protagonis dan juga berusaha untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami
tokoh protagonis. Contohnya
Deutragonis adalah Ibu Peri dalam cerita Cinderella. Tentu kamu sudah hafal kan
kisah fenomenal tersebut, bukan hanya di fiksi tapi ada pula ditampilkan dalam drama.
Tokoh Ibu Peri diceritakan sangat membantu dan menjadi penolong Cinderella di kala
kesulitan.
Confident
Hampir mirip dengan deutragonis, tokoh confident juga sama-sama berpihak kepada
tokoh protagonis dan merupakan tokoh tambahan. Penokohan atau perwatakan tokoh ini
ialah baik, biasanya menjadi teman curhat protagonis. Namun, yang berbeda dari
deutragonis ialah tokoh confident tidak selalu bisa menyelesaikan masalah yang dialami
tokoh protagonis. Contohnya
Tokoh confident ialah Ayah Cinderella. Ayah Cinderella dalam cerita Cinderella dan
Sepatu Kaca ialah tokoh yang menjadi tempat curhat Cinderella. Ia juga merupakan
tokoh tambahan yang sebenarnya berpihak kepada Cinderella.
Foil
Bukan hanya tokoh protagonis yang memiliki tempat curhat dan mengadu, tokoh
antagonis juga mempunyai itu. Tokoh itu disebut foil. Penokohan foil biasanya
memberikan nasehat yang cenderung provokatif, sehingga membuat si antagonis semakin
bersemangat menghambat protagonis. Biasanya ini karena foil juga punya kepentingan
atau konflik dengan protagonis, sehingga memanfaatkan tokoh antagonis. Contohnya
Ialah dalam drama atau cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Tokoh foil yang
sangat jelas dalam cerita tersebut ialah Ibu Bawang Merah. Bawang Merah selalu
mengadu betapa iri ia dengan Bawang Putih. Sehingga, si Ibu pun membantu Bawang
Merah untuk bisa mendapatkan kekayaan dari Ayah Bawang Putih.
Utility
Utility merupakan peran pembantu atau tokoh pelengkap dalam cerita. Ciri dari tokoh
utility ialah memiliki penokohan yang bersifat netral, ditempatkan sebagai penghibur, dan
tidak memiliki keterkaitan antara konflik protagonis dengan antagonis Dapat dikatakan,
tokoh ini tidak terlalu penting tapi tetap bisa menjadi daya tarik penonton. Contohnya
Tokoh utility ialah segerombolan para perampok di drama Umang-umang karya
Arifin C Noer. Para perampok tersebut hanya beradegan sesekali dan berdialog sepatah
kata atau dua patah kata. Namun, dengan adanya tokoh perampok tersebut, pementasan
dapat berjalan dan menjadi lebih hidup.
Raisonneur
Di antara penokohan lain, mungkin ini yang paling tak berhubungan langsung dengan
cerita. Karena memang tokoh ini sama sekali tak masuk ke proses cerita. Tugasnya
sebagai narator, sehingga ia hanya menyampaikan pengantar di setiap awal plot, supaya
lebih jelas untuk dipahami oleh penonton dan sekaligus membuat mereka tertarik untuk
terus menonton. Walaupun hanya sebagai narator, bukan berarti tidak memiliki
penokohan dan karakter. Sutradara bisa mengubah narator tersebut dengan gaya cerita
seperti seorang dalang, sinden, ataupun hal lainnya. Dengan begitu, seorang raisonneur
tetap berpengaruh dalam pementasan drama.
Tapi, adapula pementasan drama yang tidak menggunakan narator, lho. Drama yang
tidak menampilkan narator, biasanya hanya diawali adegan oleh para aktornya untuk
memperlihatkan adegan awal. Ada juga melalui nyanyian pembuka sebagai
penggambaran awal pementasan drama tersebut.
Teatrikal
Teatrikal adalah karakter tokoh yang tidak wajar, unik, dan lebih bersifat simbolis.
Karakter-karakter teatrikal jarang dijumpai pada lakon-lakon realis, tetapi sangat banyak
dijumpai pada lakon-lakon klasik dan non realis. Karakter ini hanya simbol dari psikologi
masyarakat, suasana, keadaan jaman dan lain-lain yang tidak bersifat manusiawi tetapi
dilakukan oleh manusia.
Karikatural
Karikatural adalah karakter tokoh yang tidak wajar, satiris, dan cenderung menyindir.
Karakter ini segaja diciptakan oleh penulis lakon sebagai penyeimbang antara kesedihan
dan kelucuan, antara ketegangan dengan keriangan suasana. Sifat karikatural ini bisa
berupa dialog-dialog yang diucapkan oleh karakter tokoh, bisa juga dengan tingkah laku,
bahkan perpaduan antara ucapan dengan tingkah laku.
Secara dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sikap, sifat, dan
tingkah laku tokoh, tetapi melalui beberapa teknik lain, yaitu teknik cakapan (percakapan
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang
bersangkutan), teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran,
teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan
fisik (teknik melukiskan keadaan fisik tokoh).
7. Tata Panggung
Tata panggung atau pentas pertunjukan merupakan wujud pendeskripsian isi cerita
dalam naskah drama. Tata panggung dalam pentas teater berfungsi sebagai unsur yang
menggambarkan situasi, kondisi, waktu dan tempat sesuai dengan alur cerita yang
berlangsung. Penataan panggung dalam pentas teater tidak hanya ditujukan untuk keperluan
estetika. Namun juga memberikan ruang gerak terhadap pemain, sekaligus
memvisualisasikan penokohan dan karakternya. Penataan panggung bergantung pada latar
cerita dalam naskah.
Fungsi Tata Panggung yakni sebagai berikut :
Menyesuaikan panggung sesuai dengan kebutuhan
Inilah salah satu tugas utama, tata panggung. Karena panggung memang harus
disesuaikan dengan naskah ataupun rencana awal, agar ketika pertunjukan pentas nanti
akan berjalan lancar dan nyaman ketika berada di panggung.
Panggung Proscenium
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton
menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium
(proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan
wilayah akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah.
Jarak yang sengaja diciptakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat
digunakan untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan
leluasa seolah-olah tidak ada penonton yang hadir melihatnya.
Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya
realisme yang menghendaki lakon seolah-olah benar-benar terjadi dalam kehidupan
nyata. Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu
arah dari penonton. Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman
panggung (luas panggung ke belakang).
Gambar dekorasi dan perabot tidak begitu menuntut kejelasan detil sampai hal-hal
terkecil. Bentangan jarak dapat menciptkan bayangan arstisitk tersendiri yang mampu
menghadirkan kesan. Kesan inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan
kreasinya di atas panggung proscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium
menjadi batas tepinya. Penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut. Hampir
semua sekolah teater memiliki jenis panggung proscenium. Pembelajaran tata panggung
untuk menciptakan ilusi (tipuan) imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung
proscenium.
Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya
menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk
di sisi kanan dan kiri panggung. Panggung thrust nampak seperti gabungan antara
panggung arena dan proscenium.
Panggung Terbuka
Ruang utama berada dan ruang penonton terletak saling berhadapan. Terkadang ruang
utama juga dikelilingi ruang penonton. Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di
daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi
pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah
gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang
landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung terbuka
permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung
terbuka di Candi Prambanan.
Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam
maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang
dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya
mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu
(black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable
yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.
Panggung Kereta
Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk
mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung
tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang diperlengkapi menurut
kebutuhan dan perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi
kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa
harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang
untuk memarkir kereta dan penonton bebas untuk menonton.
8. Tata Rias
Tata rias adalah cara atau usaha seseorang dalam mempercantik diri terutama di bagian muka
atau wajah dengan tujuan untuk menghias diri dalam pergaulan. Tata rias dalam seni
pertunjukan pada umumnya dibutuhkan untuk menggambarkan / menentukan watak yang
nantinya akan berada di atas pentas. Dengan menggunakan seni bahan – bahan kosmetika
sehingga menghasilkan wajah peranan yang sesuai adalah tujuan dari tata rias itu sendir. Atau
secara umum, tata rias bisa diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah agar menjadi
lebih sempurna.
Di dalam teater, tata rias memiliki artian yang lebih spesifik, yakni seni dalam
mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh. Sebagai contoh: Teater Yunani yang
menggunakan topeng lebih besar daripada wajah pemain dengan garis tegas supaya
ekspresinya bisa dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitive juga memakai bedak tebal
yang biasa dibuat dari bahan – bahan alam, seperti tanah, tumbuhan, tulang, bahkan lemak
binatang.
Rias Jenis
Adalah riasan yang dibutuhkan untuk memberikan perubahan wajah pemain yang
berjenis kelamin laki – laki ketika memerankan perempuan, atau sebaliknya.
Rias Bangsa
Adalah riasan yang dibutuhkan untuk memberikan aksen serta riasan untuk pemain
yang memerankan bangsa lain. Sebagai contoh pemain bangsa Indonesia yang
memerankan peran bangsa Belanda.
Rias Usia
Adalah riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang
tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
Rias Tokoh
Dibutuhkan untuk memberikan penjelasan kepada tokoh yang nantinya akan
diperankan. Sebagai contoh untuk memerankan tokoh Rahwana, Rama, Trijata, Shinta,
Sembadra, Srikandi, tokoh seorang anak sholeh, dan tokoh anak nakal.
Rias Watak
Adalah rias yang berfungsi sebagai penjelas watak yang akan diperankan pemain.
Sebagai contoh dalam memerankan watak putri branyak (lincah), putri luruh (lembut),
putra alus, dan putra gagah.
Rias Temporal
Riasan yang berdasarkan waktu pada saat pemain melakukan peranannya. Sebagai
contoh pemain yang tengah memainkan waktu bangun tidur atau waktu dalam pesta.
Kedua contoh itu diperlukan riasan yang berbeda.
Rias Lokal
Adalah rias yang diperlukan untuk memperjelas keberadaan tempat pemain.
Sebagai contoh rias seorang narapidana yang penjara akan berbeda dengan rias selepas
keluar dari penjara. Untuk bisa menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan tersebut,
maka dibutuhkan pengetahuan terkait beragam sifat bangsa, tipe serta watak.
Tak hanya itu saja, dibutuhkan pemahaman terkait pengetahuan anatomi manusia dari
beragam usia, watak / karakter manusia, dan pada seni pertunjukan tari diperlukan
pengetahuan mengenai karakter dan tokoh pewayangan.
9. Tata Busana
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah busana pemain selama pementasan teater.
Dengan busana yang dikenakan, penonton dapat dengan mudah mengenali pemain saat teater
berlangsung. Tata busana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk
menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal,
kalung, gelang , dan segala unsure yang melekat pada pakaian. Tata busana dalam teater
memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Tata busana dapat dibuat berdasar
budaya atau jaman tertentu.
Fungsi Tata Busana
Busana yang dipakai manusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi busana
dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi
hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih kompleks,
yaitu.
Mencitrakan keindahan penampilan
Tata busana dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah
dari penampilan sehari- hari. Pementasan teater adalah suatu tontonan yang mengandung
aspek keindahan. Busana pementesan teater dibuat secara khusus dan dilengkapi dengan
asesoris sesuai kebutuhan pemensan.
Busana Tradisional
Setiap masyarakat memiliki busana tradisional sesuai dengan kebudayaannya.Busana
tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang membedakan dengan kelompok
masyarakat lain.
Busana Sejarah
Busana yang mencerminkan zaman tertentu dari suatu masa (Gb.190). Dalam
pementasan teater, busana ini sering dipakai ketika pertunjukan mengangkat lakon-lakon
sejarah. Busana sejarah terikat dengan masa tertentu, sehingga penata busana perlu
mempelajari konvensi busana pada masa dimana peristiwa dalam naskah terjadi
Busana Fantasi
Istilah busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis-jenis busana yang lahir
dari imajinasi dan fantasi perancang. Busana jenis ini juga dimaksudkan untuk busana
tokoh-tokoh yang tidak riil dalam kehidupan sehari-hari.
Lampu PAR
PAR / PARcan (singkatan dari Parabolic Aluminized Reflector), adalah fixture yang
paling umum kita jumpai dalam stage lighting. Pada umumnya, PAR adalah fixture
statik/tidak bergerak, yang menembakkan beam/cahaya yang berpendar tanpa mempunyai
batasan yang jelas, dan berperan sebagai ambient/flood light untuk mengisi seluruh
ruangan dan menghasilkan suasana tertentu.
Lampu BAR
Bar fixture serupa dengan PAR dimana berfungsi untuk mengisi ruangan dengan
cahaya, namun mempunyai bentuk linier (batang) yang memanjang, sehingga hasil
tembakan cahaya lebih merata dan tidak terpusat atau berbentuk oval seperti pada PAR.
Lampu Panel
Fixture panel, sesuai namanya mempunyai bentuk berupa panel, yang keseluruhan
permukaannya memancarkan cahaya. Ada panel yang digunakan sebagai wash/flood,
untuk menghasilkan cahaya yang sangat merata pada ruangan, dan ada pula panel yang
sifatnya modular (dapat disambung-sambungkan menjadi panel yang lebih besar), dan
berfungsi sebagai pengganti layar video/lighting raksasa dan dapat diprogram dengan
metode pixel mapping.
Lampu Pinspot
Pinspot adalah fixture yang mempunyai dimensi kecil, yang umumnya dipasang
dalam jumlah yang banyak, dan mudah dipasangkan pada berbagai posisi, serta
menembakkan cahaya spot light.
Lampu Cannon
Cannon adalah fixture yang kompak, dan biasanya bertugas menghasilkan beam yang
terpusat dengan output yang besar untuk memberikan efek aerial pada light show.
Biasanya mempunyai beam angle yang kecil tidak seperti PAR, tetapi juga tidak
mempunyai batasan jelas seperti spot light.
Lampu Centerpiece
Centerpiece merajuk pada semua fixture yang biasanya ditempatkan di tengah- tengah
ruangan, sehingga dapat dilihat dari berbagai sisi, dan juga memancarkan cahaya ke
segala arah dengan beam angle yang sangat luas. Centerpiece bisa berupa fixture yang
menyerupai bola/dome seperti mirror ball yang biasanya memberikan efek moonflower ,
atau bahkan moving head yang menembakkan berbagai macam efek lighting ke segala
arah.
Lampu Scanner
Scanner adalah semua fixture yang mempunyai fungsi serupa dengan moving head,
yaitu menembakkan cahaya bergerak ke segala arah. Tetapi berbeda dengan moving head,
scanner tidak benar-benar menggerakkan head/kepala lampu, tapi menggerakkan
mirror/cermin yang memantulkan cahaya ditembakkan kepadanya. Karena yang
digerakkan hanya cermin, scanner pada umumnya dapat memantulkan cahaya dengan
jauh lebih cepat, tetapi mempunyai beam angle yang lebih sempit, dan biasanya lebih
murah.
Lampu Decoratif
Fixture dekoratif biasanya mengacu pada semua fixture yang berperan sebagai
dekorasi sehingga lebih menghidupkan suasana. Lighting dekoratif ini bisa berupa apa
saja, dan muncul dalam berbagai bentuk.
Lampu Gobo
Gobo pada dasarnya adalah lampu sorot yang dipasangkan plat metal yang
mempunyai motif tertentu di depan lensanya sehingga menghasilkan motif/gambar yang
menarik. Gobo projector dapat juga dipasangkan motif berupa logo dengan tujuan
mempromosikan sesuatu.
Lampu Moonflower
Moonflower adalah efek cahaya warna warni yang bergerak membentuk pola tertentu,
serta penyebarannya ke segala arah sehingga mengisi ruangan dengan efek tersebut.
Biasanya digunakan pada ruang gelap seperti ruang karaoke, cafe/restaurant, club, dance
floor, atau panggung apa saja.
Lampu Laser
Laser seperti yang sering dijumpai pada club dan event/konser besar, adalah cahaya
yang dihasilkan menggunakan teknologi laser. Laser merupakan cahaya yang mempunyai
intensitas yang sangat tinggi tapi ditembakkan dengan kecepatan sangat tinggi dan
dengan sangat terfokus pada satu titik. Pada space yang dilewatinya, laser dapat
memberikan efek aerial effect yang sangat memukau, sementara pada obyek yang
ditembakkan, laser dapat menghasilkan gambar atau bahkan animasi ketika ditembakkan
dengan kecepatan scanning yang tinggi.
Lampu Pixel
Pixel lighting adalah cahaya yang dihasilkan pada fixture lighting yang biasanya
berupa LED panel atau batang yang terdiri dari deretan lampu di dalamnya. Pixel2 ini
kemudian dapat diprogram untuk menghasilkan gambar/animasi tertentu jika dilihat dari
jarak jauh. Layar monitor dan televisi juga sebenarnya terdiri dari pixel cahaya yang
sangat rapat.
Audio Mixer
Sebagai titik kumpul dari semua mic dan juga sumber-sumber audio yang ada,
Audio mixer menentukan berapa banyak kanal mikropon yang bisa dilayani dan
bagaimana nada yang dihasilkan oleh mikropon dipadukan.
Loudspeaker
Loudspeaker, speaker atau sistem speaker merupakan sebuah transduser
elektroacoustical yang mengubah sinyal listrik ke bentuk getaran suara. Speaker
adalah mesin pengubah terakhir atau kebalikan dari mikropon. Speaker membawa
sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi vibrasi-vibrasi fisik untuk
menghasilkan gelombang-gelombang suara.
Jenis jenis loudspeaker
Tweeter,
adalah jenis loudspeaker yang dibuat khusus untuk reproduksi suara
berfrekuensi tinggi (nada treble). loudspeaker jenis ini tidak membutuhkan
ruang resonansi belakang.
Midrange
adalah jenis loudspeaker yang dibuat khusus unuk mereproduksi
sinyal audio dengan nada menengah (nada midle).
Woofer
adalah jenis loudspeaker yang dibuat khusus untuk mereproduksi
sinyal audio dengan nada rendah (nada bass). Loudspeaker jenis ini
membutuhkan ruang resonangsi belakang yan cukup.
Fullrange
adalah jenis loudspeaker yang mampu mereproduksi sinyal audio pada
semua range frekuensi audio. Horn, adalah jenis loudspeaker yang dibuat
khusus untuk mereproduksi sinyal audio pada range frekuensi vokal manusia.
Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pentas teater yang
berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan mengiringi
pergantian babak dan adegan. Musik yang mandukung pemantasan dalam pertunjukan
teaterbaik yang bersifat intruman maupun lagu, yang menghidupkan suasana di
beberapa adegan dan babak dalam suatu pertunjukan. Musik teater terdiri dari :
Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan yang akan
menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme permainan yang
seimbang dan penekanan nada yang kuat sesuai porsi adegan.
Komonikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam pementasan, supaya
nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan rasa penokohan yang di lakoninya.
Melakukan latih gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua crew baik tim
seting ,tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan panggung.
13. Penonton
Penonton merupakan salah satu aspek penting dalam teater. Penonton teater
merupakan orang yang terlibat secara langsung dalam peristiwa teater. Ketika seorang
penonton menghadiri sebuah pertunjukan teater, maka di dalam diri mereka terdapat sejumlah
jalinan pengalaman yang mengantarkan pemahamannya pada pertunjukan yang disaksikan.
Pengalaman penonton teater menjadi aspek yang tak dapat dipungkiri, karena melalui
pengalaman tersebut, penonton dapat berinteraksi secara intensif.
Pengalaman penonton teater tidak pernah lahir begitu saja, tetapi kehadirannya sangat
ditentukan oleh bagaimana penonton tersebut membangun hubungan dirinya dengan
kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari merupakan sumber dalam membangkitkan
interaksi seorang penonton, sehingga seseorang yang menjadi penonton teater, bisa
memahami suatu pertunjukan teater –sebagaimana diharapkan oleh para seniman atau pelaku
teater tersebut. Disamping itu, para pelaku teater juga dituntut untuk mampu memberikan
‘sunjektivikasi’ pertunjukannya pada sisi yang mampu memberikan rangsangan lahirnya
interaksi yang dinamis.
Jenis Jenis Penobton :
Ada empat jenis penonton yang ada di dalam suatu gedung, ketika pertunjukan dimulai.
Penonton tipe pertama adalah penonton yang datang, karena ingin memuaskan hasrat jiwanya
dengan menyaksikan teater.
Tipe penonton yang satu ini adalah tipe yang paling mudah dikecewakan oleh
sebuah pertunjukan yang membuat penonton tipe satu ini tidak akan datang lagi
apabila grup teater yang mengecewakannya tersebut kembali pentas.
Tipe kedua, adalah penonton yang datang karena ketokohan, kepopuleran dan
"aura" dari pemain atau sutradara. Mereka bisa saja kenal, bisa juga tidak, dengan
para pemain maupun sutradara. Apa yang dirasakan oleh penonton tipe ini?
Biasanya, mereka adalah tipe penerima dengan rela. Apapun yang dipentaskan
oleh grup teater tersebut, akan menjadi pedoman dan tuntunan bagi mereka. Bisa
jadi, mereka akan bilang bahwa pementasan ini adalah contoh pementasan yang
bisa ditiru, dipelajari dan diikuti. Bisa disebut, mereka adalah penggemar atau
fans. Fans band Slank, misalnya, mereka tidak akan peduli apabila ketukan dari
Bimbim akan sedikit berubah,
Tipe ketiga, adalah penonton yang datang karena penasaran. Bisa jadi, ada
temannya yang ikut dalam pementasan tersebut, maka ia penasaran bagaimana
temannya yang ia kenal dekat tersebut ketika akan pentas. Atau, ada juga yang
penasaran dengan apa yang akan dipertunjukkan, atau mungkin malahan
penasaran dengan apa itu pertunjukan teater. Penonton tipe ketiga ini bisa disebut
dengan penonton temporer, yang bila kita analogikan sebagai ikan, bisa terpancing
bila pertunjukan teater sebagai "umpan" menarik bagi mereka. Penonton tipe
ketiga ini bisa bertransformasi menjadi penonton tipe pertama dan tipe kedua, tapi
bila umpannya tidak bagus bagi mereka, bisa dikatakan pertunjukan tersebut
Tipe keempat, bisa kita sebut tipe penonton yang "hanya" memenuhi panggung.
Alasan mereka masuk ke dalam gedung bermacam-macam. Salah satu yang
pernah saya temukan saya ilustrasikan