“TEATER”
GURU PEMBIMBING :
SARITAMA SETYARAHAYU, S.Pd, M.Pd
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
SMAN 1 KAUMAN
TULUNGAGUNG
TAHUN 2019
1. PENGERTIAN TEATER
Teater Inggris: theater atau theatre; Prancis théâtre; kata teater sendiri berasal dari kata
theatron dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton") adalah istilah lain dari
drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah,
penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan
dari publik atau pirsawan (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).
Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa
diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti luas
adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas,
disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti sempit, teater
adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang,
ketoprak, ludruk dan lain-lain
2. Dalam arti sempit: Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang
banyak
3. Dalam arti luas: Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
Perbedaan yang pertama dan yang paling mencolok adalah perbedaan dari segi
istilah yang digunakan. Perbedaan Antara istilah ‘Drama’ dan ‘teater’ juga
dikemukakan oleh beberapa ahli. Apa itu drama? Ini dia penjelasnnya. Menurut Tim
Matrix Media Literata, drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan
dan alam manusia melalui perilaku (Akting) yang dipentaskan. Sedangkan menurut
Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan
gerakan.
Drama berasal dari kata draomai yang berarti berbuat, berlaku atau bertindak.
Dapat disimpulkan bahwa drama adalah sebuah kisah yang dinarasikan dan
diceritakan melalui sebuah pertunjukan gerak dan seni peran di atas panggung.
Istilah ‘teater’ di definisikan dalam arti luas sebagai kisah hidup dan kehidupan
manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media yaitu percakapan, gerak dan
laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian,
tarian dan sebagainya. Sedangkan secara bahasa atau dalam artian yang lebih sempit,
teater berarti sebuah gedung pertunjukan atau auditorium.
Sulit sekali sebenarnya membedakan antara drama dan teater hanya dari segi
istilahnya. Jika ditinjau dari segi cerita, drama dan teater dapat dikatakan sangat
berbeda karena cerita yang diangkat keduanya berbeda. Drama menampilkan cerita
berdasarkan kehidupan sehari-hari (Seperti yang biasa kita lihat pada cerita sinetron
atau film) sedangkan cerita yang ditampilkan pada teater diambil berdasarkan
pemilihan naskah dan pengarapan yang terstruktur. Teater juga menampilkan narasi
atau cerita yang merupakan proses dari pemahaman publik.
C. Tempat Pertunjukkan
Salah satu perbedaan yang paling mencolok lainnya adalah tempat yang
digunakan untuk menampilkan masing-masing ceritanya. Drama dapat dilakukan atau
ditampilkan dimana saja, umumnya tempat yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
seperti Rumah Sakit, Sekolah, Stasiun Kereta Api, dll. Sedangkan teater hanya
dilaksanakan pada pementasan saja. Di atas panggung. Dengan dekorasi tertentu yang
disesuaikan dengan naskah.
Baik drama maupun teater memiliki ciri-cirinya sendiri yang dapat membedakan
keduanya satu sama lain. Ciri-ciri yang dapat membedakan keduanya meliputi :
Pengucapan vocal, drama tidak memerlukan pengucapak vocal yang kuat karena didukun
oleh teknologi lain seperi microphone dan speaker. Sedangkan teater memerlukan
pengucapan vocal yang sangat kuat, sebab penampilan dilakukan di atas panggung dan
vocal harus terdengar hingga penonton di barisan yang paling belakang.
Emosi, pada seni drama emosi yang dikeluarkan oleh lakon tidak lah harus terlalu kuat,
sebab diperkuat oleh alat-alat seperti kamera dengan berbagai teknik pengambilan
gambar. Sedangkan pada teater emosi yang dikeluarkan oleh lakon atau pemeran haruslah
perasaan yang ekstreem. Karena penampilan dilakukan di atas panggung dan perasaan
harus terlihat hingga penonton di barisan yang paling belakang.
Pada Drama make up para pemeran tidak harus terlalu mencolok, sedangkan pada teater
make up atau tatan rias wajah para pemeran haruslah sangat mencolok karena sekali lagi,
tater ditampilkan di atas panggung dengan lighting. Ekspresi yang ditonjolkan make up
ini haruslah terlihat kuat dan jelas sampai ke ujung panggung.
Dalam segi pengambilan adegan, drama dapat melakukan adegan berkali-kali, karena
drama dapat direkam oleh kamera, sedangkan pada teater cerita atau penampilan harus
ditampilkan terus-menerus tanpa jeda sampai ceritanya selesai, dan harus dilakukan tanpa
kesalahan. Karena cerita yang disuguhkan ditampilkan secara langsung.
Jenis Drama dan teater yang kita tahu atau bahkan yang pernah kita lihat pastilah
sangat beragam. Jenis-jenis drama sendiri sangat banyak macamnya, seperti drama
romance, horror, dl. Sedangkan teater lebih ke jenis tradisional dan modern. Teater
tradisional adalah sebuah seni pertunjukan yang muncul pada masing-masing daerah
dan berhubungan dengan adat istiadat setempat serta kehidupan sosial masyarakat
tersebut. Sedangkan teater modern adalah suatu bentuk perkembangan seni teater
tradisional yang yelah dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan ilmu drama
bangsa barat.
Kenapa pada akhirnya drama sering disebut-sebut sama dengan teater? Salah
kaprah ini berlanjut karena drama yang biasa ditayangkan ditelevisi seperti layaknya
sinetron juga dapat dibuat sebuah pertunjukan langsung di atas panggung layaknya
teater. Mungkin hal tersebut yang membingungkan para pemirsanya.
Contoh Teater
Pertunjukan Wayang Orang
Pertunjukan Ketoprak
Pertunjukan Mendu
Pertunjukan Lenong
Pertunjukan Reog
Seni Drama dan Tari
Pertunjukan Sanghyang
Teater Ludruk
Pertunjukan Mamanda
Pertunjukan Randai
Pertunjukan Calonang
Contoh Drama
Film
Sinetron
Drama Sekolah
Unsur Internal
2) Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa disebut
aktris/aktor. Macam-macam peran:a. Peran UtamaPeran Utama Yaitu peran yang menjadi pusat
perhatian penonton dalam suatukisahb. Peran PembantuPeran Pembantu Yaitu peran yang tidak
menjadi pusat perhatianc. Peran Tambahan /Figuran-Figuran Yaitu peran yang diciptakan untuk
memperkuat gambar suasana
3) Sutradara
Sutradara merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau
pementasan teater/drama/film/sinetron.
4) Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasandrama atau
film.Contohnya : kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, danlain-lain
5) Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antaralain:
Tata Rias
Tata Rias adalah cara mendadndani pemain dalam memerankan tokoh teateragar lebih
meyakinkan
Tata Busana
Tata Busana adalah pengaturan pakaina pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki.
Contohnya : pakaian sekolah lain dengan pakaian harian
Tata Lampu, Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung
Tata Suara, Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara
Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan
dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan
Unsur eksternal diantaranya, yaitu :
a. Staf produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan
produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka
adalah sebagai berikut:
Produser/ pimpinan produksi
Mengurus semua hal tentang produksi;
Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain
sebagainya.
b. Sutradara/ derektor
Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
Mencari dan menyiapkan aktor;
Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian
desainer beserta kru.
c. Stage manager
Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau
perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti:
audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
Bagian pentas/tempat;
Bagian tata lampu (lighting);
Bagian perlengkapan dan tata musik;
4. JENIS TEATER
I Made Bandem dan Sal Mugiyanto (1996) membagi teater daerah di Indonesia menjadi dua,
yakni teater tradisional dan teater modern.
1. Teater Tradisional
2. Teater non-tradisional atau Teater modern.
Teater Tradisional biasa juga disebut teater daerah yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, di antaranya adalah; ketoprak, ludruk, mamanda, dulmuluk, arja, lenong dan
masih banyak lagi. Biasanya cerita dalam teater tradisional mengusung budaya setempat
dan disampaikan secara improvisasi (tanpa naskah).
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai
sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba
mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna
pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
Teater Boneka
Kegiatan teater yang menggunakan benda/boneka yang merupakan representasi dari suatu
karakter atau tokoh dalam cerita, misalnya wayang kulit, wayang golek, wayang potehi, cemen,
dan wayang suket.
Contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam
pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu
menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton
bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali
gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan
duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para
pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
TeaterDramatik
Kegiatan teater yang bersumber dari naskah tertulis, misalnya drama Kwek-Kwek (karya
D. Djayakusuma) dan Romeo dan Juliet.
Drama Musikal
Kegiatan teater yang menggabungkan cerita, gerak, dan musik, dengan dialog yang
dinyanyikan. Bentuk drama musikal adalah operet dan kabaret, misalnya operet Laskar Pelangi,
Bawang Merah dan Bawang Putih, Ande-Ande Lumut, Si Pitung, dan Sabai nan Aluih. Teater
tradisi yang dapat dikategorikan ke dalam Drama Musikal adalah lenong, ketoprak, ludruk,
teater kubruk, dan langendrian.
Cerita dalam teater mengandung unsur konflik atau pertentangan antara dua pihak dan
sebagai bentuk pembelajaran karakter, pertentangan selalu diakhiri dengan kemenangan pihak
yang baik. Pesan atau moral cerita didapatkan melalui dialog para tokoh dan juga laku cerita
yang terjadi. Tokoh cerita dalam teater sering pula disebut sebagai karakter dan secara mendasar
atau konvensional karakter dalam teater dibedakan menjadi, protagonis (karakter yang bersifat
baik dan membawa pesan kebaikan), antagonis (karakter yang bersifat jahat), dan tritagonis
(karakter yang dimunculkan dalam cerita untuk membantu kelancaran jalannya cerita).
Untuk memahami karakter ini pemain bisa mempelajarinya dari dialog dan peran
karakter tersebut dalam cerita. Selanjutnya, karakter dapat dilihat dari dimensi fisiknya seperti
tinggi tubuh, usia, jenis kelamin dan cirri fisik yang lain. Dari dimensi kejiwaan dapat diketahui
watak atau sifat karakter tersebut apakah sombong, baik hati, dermawan atau licik. Dari sisi
status sosial dapat diketahui apakah karakter tersebut termasuk orang terpandang, pejabat,
pegawai atau masyarakat biasa.
5. FUNGSI TEATER
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa
Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan
upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta
upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah
teater tradisional.
6. JENIS PANGGUNG
Lepas dari kesulitan yang dihadapi, panggun arena sering menjadi pilihan utama bagi
teater tradisional. Kedekatan jarak antara pemain dan penonton dimanfaatkan untuk
melakukan komunikasi langsung di tengah-tengah pementasan yang menjadi ciri khas
teater tersebut. Aspek kedekatan inilah yang dieksplorasi untuk menimbulkan daya tarik
penonton. Kemungkinan berkomunikasi secara langsung atau bahkan bermain di tengah-
tengah penonton ini menjadi tantangan kreatif bagi teater modern. Banyak usaha yang
dilakukan untuk mendekatkan pertunjukan dengan penonton, salah satunya adalah
penggunaan panggung arena. Beberapa pengembangan desain dari teater arena melingkar
dilakukan sehingga bentuk teater arena menjadi bermacam-macam.
Masing-masing bentuk memiliki keunikannya tersendiri tetapi semuanya memiliki tujuan
yang sama yaitu mendekatkan pemain dengan penonton.
2. Proscenium
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton
menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium
(proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah
akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah (Gb.276). Dengan
pemisahan ini maka pergantian tata panggung dapat dilakukan tanpa sepengetahuan penonton.
Panggung proscenium sudah lama digunakan dalam dunia teater. Jarak yang sengaja diciptakan
untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan untuk menyajikan cerita seperti
apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa seolah-olah tidak ada penonton yang hadir
melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya
realisme yang menghendaki lakon seolah-olah benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu arah
dari penonton. Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman panggung (luas
panggung ke belakang). Gambar dekorasi dan perabot tidak begitu menuntut kejelasan detil
sampai hal-hal terkecil. Bentangan jarak dapat menciptkan bayangan arstisitk tersendiri yang
mampu menghadirkan kesan. Kesan inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan
kreasinya di atas panggung proscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium menjadi
batas tepinya. Penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut. Hampir semua sekolah
teater memiliki jenis panggung proscenium. Pembelajaran tata panggung untuk menciptakan
ilusi (tipuan) imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung proscenium.
Jarak antara penonton dan panggung adalah jarak yang dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan gambaran kreatif pemangungan. Semua yang ada di atas panggung dapat disajikan
secara sempurna seolah-olah gambar nyata. Tata cahaya yang memproduksi sinar dapat
dihadirkan dengan tanpa terlihat oleh penonton dimana posisi lampu berada. Intinya semua yang
di atas panggung dapat diciptakan untuk mengelabui pandangan penonton dan mengarahkan
mereka pada pemikiran bahwa apa yang terjadi di atas pentas adalah kenyataan. Pesona inilah
yang membuat penggunaan panggung proscenium bertahan sampai sekarang.
3. Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya
menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi
kanan dan kiri panggung (Gb.277). Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung
arena dan proscenium.