Anda di halaman 1dari 4

A.

Pemeranan Seni Teater Modern

Teori Pemeranan

Teori tentang pemeranan atau akting telah banyak ditulis. Tetapi secara
keseluruhan, pada intinya akting adalah peri pelakuan yang dilakukan oleh
seseorang (aktor) untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain itu yakin pada
apa yang dilakukannya. Jadi, jelaslah bahwa akting bukanlah peri pelakuan
biasa yang secara wajar dilakukan oleh setiap orang dalam peri pelakuan
sehari-hari. Akting adalah peri pelakuan yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang (pemeran) untuk bisa meyakinkan orang lain.
Di dalam kehidupan sehari-hari, apa yang dilakukan oleh seorang penipu
terhadap korbannya dengan cara yang meyakinkan, sehingga korbannya
tertipu, pada hakikatnya, itu juga akting. Tetapi akting semacam itu tidak
disukai. Sedangkan akting di dalam sebuah kegiatan kesenian tidak peranan
akting di dalam hanya dituntut untuk bisa meyakinkan orang saja, tetapi orang
yang diyakinkan itu menyukainya. Di sinilah letak peranan akting di dalam
kesenian.
Pada hakikatnya ada dua macam akting, yaitu akting presentasional dan
akting representasional. Yang dimaksud dengan presentasional  adalah akting
di mana pemeran memadukan tubuh-roh-jiwa dari karakter yang ada di dalam
naskah, ke dalam dirinya. Sehingga menghasilkan mutu akting yang wajar-
indah-tepat.
Sedangkan akting representasional adalah lawan dari presentasional, yaitu
bentuk sajian teater yang paling tua, dan bertahan hingga kini dalam sejumlah
sajian teater tradisional yang menitik beratkan pada gerakan-gerakan lahiriah
tanpa merinci detail gerakan-gerakan batin.
Di dalam pertunjukan teater, seorang pemeran tidak hanya dituntut untuk
menjadi karakter peran yang dia mainkan, tetapi juga suaranya harus terdengar
oleh seluruh penonton. Semua itu harus wajar dan meyakinkan. Karena itulah,
seorang pemeran harus melatih suara dan tubuhnya, termasuk pikiran dan
perasaannya. Melalui suara dan tubuhnyalah seorang pemeran berkomunikasi.
Dengan suara dan tubuhnya, yang terdiri dari bagian-bagian, pemeran harus
mampu bercerita. Ceritanya ini harus dapat meyakinkan penonton. Banyak
yang dituntut dari segi suara dan tubuh. Sebanyak tuntutan yang ada dari segi
kejiwaannya. Bagi seorang pemeran teater, kondisi suara dan tubuh yang lentur
menjadisyaratutama.
1. Latihan Teknik Pemeranan

Salah satu usaha untuk itu ialah latihan olah suara dan latihan olah tubuh.

a. Olah Suara
Suara pemeran teater menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan
suara pemeran di film atau di sinetron. Karena suara pemeran teater tidak
hanya dituntut terdengar oleh lawan main saja, tetapi juga harus terdengar
oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual baik, kalau suara
pemerannya tidak cukup terdengar, maka penonton tidak dapat menangkap
jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, kalau ucapan
pemerannya cukup terdengar oleh penonton, maka penonton masih bisa
menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut. Ini menunjukkan bahwa,
suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya tercapai,
pemeran teater harus melatih;

1. Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkan cukup


terdengar.
2. Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang ia
ucapkan bisa ditonjolkan.
3. Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang ia ucapkan cukup terdengar oleh
seluruh penonton.
Melatih Kejelasan Ucapan
1. Latihan berbisik: Dua orang berhadapan, membaca naskah dalam jarak
dua atau tiga meter, dengan cara berbisik. 
2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat
dan lambat:
Melatih Tekanan Ucapan |Tekanan ucapan ada tiga (3) macam yaitu:
1. Tekanan Ucapan Dinamik
Tekanan Dinamik ialah keras-pelannya ucapan. Gunanya untuk
menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat.
2. Tekanan Ucapan Tempo
Tekanan Tempo ialah cepat-lambatnya ucapan, gunanya sama dengan tekanan
dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat.
3. Tekanan Ucapan Nada
Tekanan nada merupakan lagu daripada ucapan, contohnya: “Wah, kamu
pandai sekali!” “Gila, ternyata dia bisa menjawab pertanyaan yang sesulit itu!”

Melatih Kerasnya Ucapan

b. Olah Tubuh
Bentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan jalan memperlihatkan
kepribadian kita. Motivasi-motivasi kita untuk melakukan gerak lahir dari
sumber-sumber fisikal (badaniah), emosional (perasaan), dan mental (pikiran),
dan setiap tindakan (action) kita berasal dari satu, dua atau tiga macam
desakan hati (impuls).

2. Improvisasi |Dalam Pemeranan Seni Teater Modern


Improvisasi adalah penciptaan spontan atau pertunjukan yang dilakukan tanpa
persiapan/ dirancang terlebih dahulu. Adegan-adegan berlangsung tanpa
direncanakan sebelumnya. Latihan improvisasi ini penting bagi pemeran untuk
melatih daya inisiatif, daya inovatif, dan daya kreatif. atau setidak-tidaknya
dapat membantu menghilangkan rasa malu dan keraguan terhadap diri
pemeran. Dengan melaksanakan latihan-latihan improvisasi, pemeran nantinya
juga dapat mengatasi berbagai persoalan yang terjadi saat pertunjukan
berlangsung. Misalnya, ketika pemeran atau lawan main lupa dialog, pemeran
dapat mengatasinya, sehingga penonton tidak tahu, bahwa telah terjadi
kesalahan. Latihan improvisasi ada bermacam-macam. Ada improvisasi
perorangan, ada improvisasi dengan pasangan, ada improvisasi dengan rangka
cerita, dengan benda-benda/ perabotan, dan lain-lain.

a. Improvisasi solo
Di dalam latihan improvisasi pemeran tidak mempunyai naskah, dan tidak ada
yang menyutradarai. Pemeran benar-benar sendiri. Tidak ada persiapan.
Improvisasi sendiri ini disebut improvisasi solo: “Bayangkan, Pemeran sedang
berada di sebuah pemberhentian bus, sendirian, di tengah hujan lebat, angin
bertiup kencang.” Informasi ini tidak lengkap.

Tidak dikatakan karakter yang harus diperankan, waktunya jam berapa?,


tempat pemberhentian busnya di tempat yang rawan atau yang aman? Apakah
pemeran ketakutan, kebingungan atau patah semangat? Apakah pemeran
akan menggumamkan doa? Dan berbagai informasi lainnya. Ya, di dalam
improvisasi, informasi yang diberikan memang minim. Daya khayal atau
imajinasi pemeranlah yang akan mengisi kekurangan itu.

b. Improvisasi dengan pasangan


Mainkan adegan, “Dua orang pelajar yang berbeda sekolah, bertemu di sebuah
taman”.

c. Improvisasi dengan perabotan


Mainkan adegan, “Seorang pelajar merapikan kamarnya yang berantakan”.

3. Karakter Tokoh |Dalam Pemeranan Seni Teater Modern


Karakter tokoh ialah manusia atau watak dalam cerita yang berbentuk naratif
atau drama yang diberi sifat-sifat tertentu termasuk perangai dan pemikiran
yang dikenal melalui percakapannya, yaitu dialog dan apa yang mereka lakukan
dalam bentuk aksi dan apa yang mereka lakukan dalam bentuk aksi.

Berdasarkan perangai dan nilai moral suatu watak yang lahir melalui
percakapan dan aksi itu membentuk sebagian dari motivasi watak. Suatu
watak pada dasarnya mungkin tidak berubah atau tidak bertukar dari segi rupa
dan sifat-sifat bawaan dan juga pemikiran, dari awal hingga ke akhir cerita.

Anda mungkin juga menyukai