“ Kegiatan ini dilatar belakangi fakta bahwa permasalahan balita
stunting yg prevalensi nya masih tinggi di Indonesia. Masalah
stunting dapat dicegah berbagai program intervensi baik yg sensitif maupun yang spesifik dapat dilakukan sebagai program mengatasi stunting apabila diberikan kepada sasaran yang tepat. ” Bayi yg lahir BBLR memiliki resiko mengalami stunting sejak lahir atau disebut neonata stunting, yaitu lahir dengan panjang badan <4,8 cm. Bayi yg yang lahir prematur dikaitkan dengan kematangan organ yang belum sempurna. Bayi yang memiliki resiko mengalami stunting sejak lahir akan memiliki resiko terjadinya penyakit kronis kelak ketika mereka telah dewasa. Berdasarkan data WHO tahun 2018 setiap tahun terjadi 15 juta kelahiran bayi prematur di dunia, Indonesia menempati urutan ke 5 sebagai negara dengan kelahiran Prematur yang tinggi sekitar 6757 kelahiran. Menurut Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa 48 kelahiran bayi prematur di Indonesia disebabkan kondisi anemia ibu selama kehamilan.
Faktor gizi menjadi persoalan, untuk itu harus melakukan
tindakan-tindakan pencegahan melalui intervensi gizi, baik gizi mikro maupun gizi makro. Status Stunting di Indonesia