Anda di halaman 1dari 5

AKTING

iman soleh
Tulisan sederhana ini bisa dibaca dengan selalu menambahkan kekayaan
wacana teater untuk seseorang yang membutuhkan kemampuan akting.

Akting Modern yang “Realistis”: Diawali oleh Duke of Saxe Meiningen — yang
mengelola Teater keliling pada akhir abad 19 di Jerman — 1870-1890— dan tur
di Eropa, menekankan gaya menggambarkan dengan menekankan kerjasama
permainan.

Pada jaman modern fungsi akting menjadi sesuatu yang harfiah,


“perwakilan” dari sikap-sifat. Konstantin Stanislavsky: mengembangkan
“sistem” dari akting yang menekankan hubungan sebab akibat, tujuan, dan
interpretasi harfiah dan sikap (sekarang lebih dikenal dengan sebutan
“metode”). Sementara psikologi menjadi basis dasar akting realisme, namun
tentu banyak aliran yang juga bertolak belakang dengan metode ini.-lebih sebagai
gabungan banyak unsur dari berbagai pendekatan. Misalnya dua kombinasi ini:

Metode (Internal) vs. Teknik (Eksternal)

Metode eksternal adalah cara untuk memperoleh emosi yang dimulai dari fisik
serta memproyeksikannya pada penonton, membutuhkan kecerdasan
pemahaman ”uses” (penggunaan) dan “outside-in” secara lebih, mendekati ”do”
(melakukan) dengan gerakan dan kemudian perasaanpun akan mengikuti.
Dalam teori James Lange — gerakan fisik dapat memancing reaksi yang bersifat
emosional, menekankan nada bahasa tubuh, bagaimana reaksi psykologis timbul
dari rangsangan luar jiwanya, biologis merangsang psycologis,lakukan dan
rasakan !.

Mari bandingkan dengan Metode (Internal) untuk membantu aktor menemukan


peran dengan emosi yang sesungguhnya -“realistis” — jiwa merangsang raga
atau psycologis memacu biologis. Alur pemikiran dan gerakan akan mengikuti.
Di metode ini, selalu menggunakan kata ajaib “seandainya” — apa yang akan
saya lakukan jika saya adalah ? Nah anda memulai dari mana? Silahkan dimulai
saja.
Aktor adalah seni murni, artis dan peralatannya adalah sama, tugas seorang aktor
adalah menemukan inti karakter dan merancang (mengkomunikasikan) inti karakter
tersebut pada penonton.

A. Pelatihan dan peralatan:

Ketegangan dan halangan dapat diatasi melalui latihan, improvisasi, (memainkan


dalam situasi tanpa naskah atau bloking), permainan teater (hewan, stereotype,
mesin, dll). Juga digunakan untuk mencapai yang dinamakan “neutral state”
(tabula rasa — blank slate).Banyak seniman yang meyakini bahwa untuk
menciptakan suatu karya, mereka terlebih dahulu harus memiliki blank slate —
kanvas kosong—untuk menuangkan ide mereka. Para aktor harus mencari
banyak variasi untuk mencapai hal ini, Wilson dan Goldfard menggunakan istilah
”centering” atau berpusat pada gagasan peran.

B. Imajinasi dan Observasi

Meneliti dan membayangkan manusia dengan berbagai hubungannya, istilah


“affective memory” telah banyak digunakan untuk merujuk pada ingatan para
aktor dalam menemukan sesuatu dalam hidupnya yang agak mirip, atau bisa
membangkitkan, emosi yang dikeluarkan suatu karakter dalam panggung. Emosi
yang dimaksud adalah memori emosional (mengingat perasaan di masa lalu)
Memori india (mengingat sensasi), dan pergantian (mengganti sesuatu secara
mental) atau seseorang dalam teater dengan seseorang dalam kehidupan nyata.

C. Kontrol dan Disiplin

Para aktor harus belajar mengembangkan kekuatan konsentrasi mereka, Selalu


siap kapanpun dan situasi apapun (siap menjadi pusat perhatian di atas
panggung dihadapan penonton) dan konteks perannya (apa yang karakter
lakukan, rasakan dll) apa yang mereka lakukan? — BUKANNYA bagaimana
yang mereka lakukan? ((penonton tidak melihat kamu ! tapi melihat dan
merasakan yang peran rasakan ).
Proses Akting:

A. Analisa Peran
1. Gunakan naskah untuk membantu memahami karakter, analisis adalah alat yang
berharga bagi para aktor, menganalisa apa yang karakter katakan dan lakukan
dan apa pendapat orang lain mengenai karakter tersebut dan bagaimana mereka
menghadapi karakter itu.

2. Mendefinisikan tujuan dari karakter itu -menentukan objektivitis karakter — apa


yang dicari tiap karakter dalam tiap adegan — maksud, tujuan — hal ini adalah
pembenaran keseluruhan yang sesungguhnya saat di atas panggung.

Pemeranan umumnya terbagi menjadi 3 macam objektivitas:


Satu,Objektif—apa yang karakter cari dalam tiap adegannya
Dua,Super objektif — The “Spine” — apa yang karakter inginkan dalam
keseluruhan lakonnya, disebut juga through-line.
Tiga,“beats” “units” — sub objektif — perubahan mood, maksud, subjek, dll,
dalam adegan.

3. Hubungan Karakter : Dalam Acting Power, Robert Cohen menggunakan istilah


‘relacom” yang merujuk pada arti “komunikasi hubungan”.

Seluruh komunikasi itu paling tidak memiliki dua dimensi: pesan dan isi dimensi
dan hubungannya. Kita tidak hanya menyatakan sesuatu tapi juga melalui cara
tertentu — dan cara kita menyatakan sesuatu itu cenderung berkembang,
memperjelas, dan memberi pengertian ulang apa itu sebuah hubungan. Hal ini
penting bagi para aktor untuk mencari — subteks — apa yang ada di balik tema.

4. Fungsi yang dibawakan sebuah peran : Para aktor harus memahami bagaimana
karakter yang mereka bawakan berhubungan dengan tema dan aksi dan lakon:
apakah protagonis, antagonis, atau foil, karakter yang minor atau pun mayor.

5. Sensitivitas akan Subteks — bukan apa yang anda sampaikan namun bagaimana
anda menyampaikannya — lakon dan pemikiran yang tidak tersampaikan keluar
melalui pikiran karakter tersebut — diantara tema — pokok yang mendasari
motivasi emosional untuk bergerak (termasuk apa yang karakter itu katakan pada
yang lain), psikologis, emosional, motivasi.
6. Peran dalam keseluruhan produksi : kerjasama seluruh unsur pertunjukan,
bukan hanya dengan para pemain, namun seluruh unsur produksi.

B. Persiapan psikologis dan Emosional

Seorang aktor merasa kesulitan beradaptasi dalam suatu situasi. Kata ajaibnya
adalah ‘seandainya’ — apa yang akan saya lakukan dalam suatu situasi seandainya
saya adalah orang itu sendiri-. Emosional dan kemampuan mengingat — “ingatan
yang berpengaruh” dan “subsitusi”, “kemampuan mengingat” — pakaian, air, dll.
— bagaimana itu semua mempengaruhi kepekaan anda?
Ingatan emosi — mengingat gerak perasaan dan kehidupan pribadi yang mendekati
peran dalam lakon.

Subsitusi — mengganti seseorang yang nyata (secara mental) kepada aktor lain.
Sampai dibatas manakah seorang aktor “menjadi satu” dengan perannya itu? Ada
beberapa tingkat perbedaan identifikasi (atau terpisah) dan sebuah peran —mungkin
digabung — aktor dan perannya, membutuhkan dan berdiri sendiri...

B. Gerakan dan gestur

Gerakan yang jelas dan detail dan seorang pemain untuk mempelihatkan watak,
membantu, atau untuk membangkitkan mood atau suasana hati” “sering bergantung
pada naskah, namun bisa juga dengan improvisasi” dan aktor berani memperkaya
gerakan atau dalam mencari perwatakan — kerjakan dengan aktif ! berani mencoba
!— dengan cara itu anda bisa membedakan gerakan anda dalam kehidupan nyata
dan diluar kenyataan yang selama ini anda alami, beberapa istilah : Delsarte —
fokus pada karakter secara fisik — bahasa tubuh. Bloking
— “. susunan gerakan dan pemain berkaitan dengan pemain lainnya sama halnya
dengan peralatan panggung dan tempat lain dimana mereka masuk dan
meninggalkan panggung.”

Gestur — untuk membantu mengekspresikan peran yang dilakoni, Cheating—


Opening out/up—usahakan penonton dapat melihat wajah dan tubuh anda sejelas
mungkin sambil berbicara. Crossing dan Counter-crossing — bergerak dan di
panggung dan satu tempat ke tempat yang lain, kadang ‘mengcounter’ (mengikuti)
pemain lain untuk menciptakan keseimbangan di panggung.
D. Karakteristik Vokal : Para aktor dilengkapi dengan berbagai macam latihan
untuk meningkatkan kualitas suara mereka (proyeksi : kemampuan untuk
mendengar], nada suara, perubahan nada suara, kontrol suara, kecepatan dan
artikulasi (berbicara dengan jelas dan akurat)

E. Mempelajari tema : (penghafalan) dan membaca tema — membaca tema itu


bukan sekedar menghafal. Namun tema merupakan pembelajaran untuk kenapa,
untuk tujuan apa, dan dalam situasi apa tema itu dibawakan.

F. Percakapan dan membangun : Para aktor mempelajani bahwa umumnya


“kurang itu lebih” mereka mengembangkan kemampuan berekonomi,
menggunakan kemampuannya untuk menghemat enengi dan tenaga demi gerakan-
gerakan berikutnya.

G. Permainan “Ensemble” : Kepekaan dalam setiap orang bekerja sama —


bekerjasama sebagai satu kesatuan demi tujuan bersama, seperti mesin yang
lancar beroperasi.

Selamat berlatih

Iman soleh lahir di bandung 5 maret, di kenal sebagai sutradara


dan aktor. Berteater sejak tahun 1982 di STB bandung, payung hitam,
sarikat kesenian, Teater Ketjil Arifin C Noer, dan hijrah ke
afrika, tinggal di pulau reunion island bersama theatre thalipot,
pernah pula bergabung di Perancis di hiperdrome theatre Douai.
Mengikuti beberapa event teater di Asia, Eropa, lalu pindah ke
jepang di new national theatre Tokyo. Mendapat undangan di world
performing art di lahore Pakistan dan Australia dalam kolaburasi
teater Brazil, Australia, Palestina, Yunani dan German.
2015 -2017 Menjadi mentor di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),
narasumber untuk Kemdikbud, Kemensos, PTKI Perguruan Tinggi Ilmu
Kepolisian, Komunitas Kesusastraan, lingkungan hidup dll.
Beberapa Pementasan terakhir adalah The Tangled Garden pentas
keliling Bandung, Jakarta, Darwin dan Sidney Australia, Forum Art
Summit berjudul Ode Tanah Kampung Kami, dan Petani Sawah di
Kepalamu.
Saat ini sedang produksi teater dengan tema krisis petani : Bedol
Desa atawa Eksodus. iman soleh komunitas CCL jl setia budhi no 8-
169 A bandung Indonesia telp 08122451031

Anda mungkin juga menyukai