Anda di halaman 1dari 14

MODUL

PELATIHAN SENI
PANTOMIM

OLEH
Mawardy, S.Pd.,S.Pd.
SMALBS BUKESRA BANDA ACEH
Pengantar

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan seni sebagai perbuatan manusia yang timbul dari
perasaannya dan bersifat indah (estetis), sehingga dapat menggetarkan jiwanya. Seni
memiliki kekuatan yang mampu merasuk pada wilayah-wilayah rasa, kalbu, dan intuisi
yang sering tidak bisa dijelaskan, tapi sekaligus mempunyai kejelasan yang lain, biasa
disebut ekspresif, mengesankan, menyentuh, menggugah, dan lain-lain. Seni itu kabur
tapi tajam, pura-pura tapi sungguh-sungguh, bohong tapi jujur. Kompleks tapi itulah
kesatuan.

Kesenian merupakan hasil ekspresi manusia tentang keindahan, tapi apa yang disebut
indah bagi masing-masing orang tentu berbeda-beda. Pada umumnya apa yang kita sebut
indah itu dapat memberikan jiwa kita rasa senang, rasa puas, rasa aman, nyaman dan
bahagia, dan bila perasaan itu sangat kuat, kita bisa sampai terpaku, terharu, terpesona,
serta menimbulkan keinginan untuk mengalami perasaan itu kembali, meskipun sudah
dinikmati berkali-kali. Dalam bahasa Bali biasa disebut “kelangenan”. ( Djelantik, 1994 :
4)

Dalam kehidupan kita sehari-hari, saat anda dikantor mungkin anda berpikir bahwa
semua orang sangat sibuk, mereka saling bercakap-cakap tanpa mengawasi anda sama
sekali. Kemudian anda merasa aman bersikap bebas sebab anda merasa tak terlalu
diperhatikan oleh orang lain. Tapi bila anda sadari, suka atau tidak suka, sesungguhnya
ANDA SELALU BERADA DI ATAS PANGGUNG pada saat itu. Orang-orang itu akan
tetap mengawasi, memperhatikan dan menyaksikan semua perilaku anda. ( Andrew
Leigh, 2009 : X )

Ini berarti bahwa kitalah yang seharusnya lebih sadar ( aware ) untuk dapat tampil indah
di depan siapa saja, agar kehadiran kita memiliki kesan positif bagi

2
semua orang. Kita harus menyadari bahwa mengekspresikan diri dengan senyuman itu
lebih indah dibandingkan cemberut atau marah. Saat kita tersenyum pada orang lain tentu
akan tumbuh perasaan senang di hati orang yang menerimanya.

Bagaimana cara mengkespresikan diri dengan baik salah satunya adalah dengan
mempelajari seni pantomim. Pantomim adalah suatu pertunjukan yang menggunakan
isyarat, dalam bentuk ekspresi (mimik) wajah atau gerak tubuh sebagai dialog
( Wikipedia, the free encyclopedia ). Pantomim merupakan seni bercerita dengan gerak,
maka dari itu dia tidak membutuhkan kata-kata saat berkomunikasi. Dengan
mempelajarinya seseorang akan menjadi sempurna dalam profesinya, setidaknya dia akan
enak dipandang mata jika mau berlatih pantomim.

Pantomim lebih banyak mengungkapkan perasaan dibanding kata-kata. Karena perasaan


bila dijelaskan lewat kata, tentulah tidak lengkap. Sebab rasa hanya bisa di-“RASA”-kan
dengan cara dialami oleh yang bersangkutan, bukan digambarkan melalui huruf-huruf
atau kata-kata. Dengan berlatih pantomim seseorang juga akan terasah imajinasi nya,
seperti yang telah kita ketahui bahwa semua ciptaan-ciptaan manusia di muka bumi ini
berawal dari imajinasinya. Mereka melakukan berbagai percobaan secara kreatif untuk
menciptakan suatu benda bernama pesawat terbang misalnya, benda ini sebelumnya
sangat mustahil dalam pikiran orang biasa, namun bagi orang yang memiliki tingkat
imajinasi dan kreatifitas yang tinggi justru akan berpikir keras serta berusaha semaksimal
mungkin untuk mampu mewujudkan apa yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.

Diam merupakan salah satu ciri pantomim, Jangan diartikan bahwa diam bukanlah
bahasa, Bila kita pahami diam terkadang merupakan teriakan yang paling keras. Diam
juga bisa diartikan sebagai sebuah komunikasi dan jawaban,

3
bila pertanyaan anda dijawab dengan diam, anda boleh menafsirkan apakah arti diam itu?
Napoleon Hill menerangkan “ Sudah menjadi karakter orang yang berpengetahuan untuk
berusaha memberi kesan bahwa mereka tahu banyak, orang-orang semacam ini umumnya
banyak berbicara dan sedikit mendengarkan “. Dengan diam manusia akan lebih banyak
menyerap ilmu, lebih sering mengamati, memahami orang lain dan mendengarkan orang
lain. Sehingga kita terjauhkan dari rasa ingin benar sendiri, sekaligus kita akan fokus
mementingkan kepentingan orang lain daripada diri sendiri.

Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan modul pelatihan seni pantomim serta
korelasinya dengan Public Speaking. Modul ini akan di gunakan selama lima kali
pertemuan dengan waktu sekali pertemuan adalah 90 menit ( 1,5 jam ) menggunakan 2
tenaga pengajar professional. Isi dari modul ini antara lain mengenai definisi pantomim,
fungsi pantomim dan korelasi nya dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian cara-cara
berlatih bagaimana sikap tubuh yang baik pada saat tampil di depan hadirin, bagaimana
menyampaikan pesan secara komunikatif dan ekspresif kepada penonton, dan juga sedikit
latihan olah vokal ( artikulasi + proyeksi ) dengan bobot emosi yang sesuai sehingga
memberikan kesan indah bagi para pendengar nya.

4
PERTEMUAN (1)

PANTOMIM
Waktu: 90 menit (1,5 jam)

Pokok-pokok Materi:
- Pantomim
-.Latihan dasar pantomim
- Tanya Jawab

Tujuan:
Peserta mampu memiliki pemahaman yang luas mengenai seni pantomim. Dapat mengapresiasi
semua cabang-cabang kesenian khususnya pantomim dan mengerti kegunaan pantomim untuk
kehidupan sehari-hari.

Metode:
- Perform
- Presentasi
- Menyaksikan audio visual bersama (sign)

Perlengkapan:
- Lembar Catatan
- Alat Audio Visual ( Proyektor / LCD )

Langkah- langkah Kegiatan:


1. Pantomim
- Menjelaskan tentang definisi pantomim, sejarah, perkembangan pantomim di
Indonesia, tokoh-tokoh pantomim di Indonesia maupun luar negeri.
- Memaparkan Fungsi seni pantomim untuk kehidupan sehari-hari, memberikan
pemahaman tentang seni pantomim dan hubungannya dengan public speaking
- Pembimbing akan mendemosntrasikan sedikit pertunjukan pantomim kepada para peserta
agar mempunyai referensi apa dan bagaimanakah seni pantomim itu
2. Latihan Dasar Pantomim
- Memberikan bahan latihan dasar pantomim kepada para peserta. Seperti bagaimana
berjalan di tempat ala pantomim, berimajinasi memegang bola imajiner yang bisa
dimainkan secara kelompok.

- Mengenali tubuhnya, untuk digunakan sebagai media komunikasi selain bahasa sastra
pada umumnya. Melatih mimik muka, ( ekspresi wajah ). Pemanasan olah tubuh yang
diarahkan oleh pembimbing
3. Menyaksikan Audio Visual

5
- Pembimbing memberikan referensi tentang seni pantomim yang berupa film
pendek agar memperkaya pemahaman peserta tentang kesenian ini.
4. Tanya Jawab

- Sesi Tanya jawab diberikan kepada peserta untuk menanyakan segala soal tentang apa
saja yang berkaitan dengan seni pantomim dan korelasinya dengan kehidupan sehari-
hari.

6
PERTEMUAN (2)

EKSPRESI
Waktu: 90 menit (1,5 jam)

Pokok-pokok Materi:
- Meditasi sekaligus berimajinasi
-.Mengoptimalkan Ekspresi
- Studio Seni Peran

Tujuan:
- Peserta memahami peran imajinasi dalam berkomunikasi di depan publik
- Peserta mampu menggunakan ekspresi wajah dan gesture tubuhnya secara optimal
- Peserta dapat melatih kemampuan daya ingat, mampu berkonsentrasi dalam
melakukan pengamatan secara detail.

Metode:
- Latihan-latihan
- Curah Pendapat

Perlengkapan:
- Lembar Catatan
- Alat Audio Visual ( Proyektor / LCD )
- Baju Latihan untuk peserta

Langkah- langkah Kegiatan:


1. Meditasi dan imajinasi
- Peserta akan diajak bermeditasi, duduk sembari relaksasi memejamkan mata,
mengatur napas dengan mendengarkan audio yang sudah dipersiapkan.
- Peserta melatih imajinasinya dengan cara berjalan keliling ruangan membayangkan sedang
berada dipantai, sungai, hutan dan lain sebagainya. Semakin berhasil peserta membuat
penonton merasa yakin bahwa apa yang sedang berlangsung di atas panggung adalah
kenyataan, maka semakin baiklah laku performa yang akan ditampilkan oleh peserta.
2. Mengoptimalkan Ekspresi
- Pemanasan bersama semua peserta, dan dikhususkan pada mimik muka, mengerutkan dahi,
menggembungkan pipi, melebarkan muka, memijit alis dan mengakrabkan diri dengan bentuk
wajah kita sendiri. Sebab seringkali kita pun tidak sadar akan apa yang kita punyai sendiri,
yaitu kekayaan ekspresi muka yang ada pada diri kita.

7
- Peserta diarahkan untuk melatih ekspresi wajah mereka dengan berbagai macam emosi,
misalnya bagaimana ekspresi marah, sedih, senang, takut kaget dan lain sebagainya.
Memberikan pemahaman tentang bagaimana menggunakan emosi yang tepat ( pas ) sesuai
porsinya, tidak kurang ( under acting ) dan juga tidak berlebihan ( over acting )

- Peserta akan diajak bermain bersama dimana permainan ini erat hubungannya dengan
optimalisasi ekspresi. Contohnya, dua orang peserta akan saling berhadapan, satu orang
membuat suatu gerakan dan yang lainnya meniru. Persis seperti dibuat temannya seolah-
olah dirinya adalah cermin. Dengan demikian peserta mampu mengamati dan meniru
secara detail.
- Bermain cerita bersambung, cara melakukan permainan ini adalah salah satu peserta
menceritakan sebuah kisah (bebas) , tentunya dengan menggunakan unsure ekspresi,
emosi, imajinasi dan menggambarkan suatu keadaan melalui tubuhnya, kemudian
ditengah-tengah dia bercerita pemibimbing akan menunjuk peserta lain untuk melanjutkan
cerita itu sebebas-bebasnya. Latihan ini berguna untuk dapat mencipta ditempat dengan
seketika ( improvisasi ), dan memperkaya wawasan serta imajinasi agar terus dapat
mengarang sebuah cerita melalui akting atau berlakon.
4. Menyaksikan Video Referensi
- Peserta dapat memahami makna sel cermin ( mirror neuron / Spiegel neuron ) dan bagaimana
menggunakan sel cermin dalam kehidupan sehari-hari.
- Pengaruh yang kita berikan kepada orang lain sangatlah penting, maka dengan menyadari
adanya sel cermin ini, peserta diharapkan bisa menularkan perasaannya kepada orang lain,
sehingga orang lain dapat berempati serta bersimpati positif kepada para peserta.

8
PERTEMUAN (3)

OLAH TUBUH
Waktu: 90 menit (1,5 jam)

Pokok-pokok Materi:
- Praktik kesiapan dan ketahanan organ-organ pendukung tubuh sebagai media utama
komunikasi di depan publik
-.Kesadaran penggunaan panca indera dalam berkomunikasi supaya menjadi terlihat lebih
enak dipandang, ( lebih indah, lebih menarik, lebih berpengaruh )

Tujuan:
- Peserta memahami peran tubuh dan kesiapannya dalam berkomunikasi di depan publik.
- Peserta memiliki kesadaran yang mendalam tentang peran panca indera sebagai alat
komunikasi di depan publik.

Metode:
- Latihan-latihan
- Diskusi kelompok
- Evaluasi Refleksi

Perlengkapan:
- Lembar Catatan
- Alat Audio Visual ( Proyektor / LCD )
- Baju Latihan untuk peserta

Langkah- langkah Kegiatan:


1. Melatih kesiapan dan ketahanan tubuh
- Peserta diarahkan untuk melakukan pemanasan kecil, dari kepala hingga kaki. Pemanasan
yang dilakukan hamper serupa dengan senam, tari atau balet, sehingga peserta mampu
merekam kamus gerak yang ada di dalam tubuhnya sendiri
- Bergerak dengan diiringi oleh musik dan disarankan agar menanggapi musik tidak hanya
dari iramanya tetapi dari isi perasaannya. Misalnya bagaimana tubuh merespon music rock,
metal, reggae, music dangdut, musik relaksasi dan lain sebagainya
- Mencoba melakukan berbagai pose seperti keindahan patung di jaman renaissance.
Latihan ini memperkuat keseimbangan tubuh ketika tubuh menjadi patung beberapa saat,
melatih daya tahan ekspresi yang dikeluarkan oleh peserta,

9
dan memperkaya bentuk-bentuk tubuh yang akan ditawarkan secara improvisasi ( berkembang,
inovasi )

2. Melatih tubuh dan panca indera nya untuk digunakan sebagai media
komunikasi

- Peserta boleh duduk relaks, sembari merasakan segala suasana di dalam ruangan. Latihan
relaksasi merupakan kunci semua teknik berperan. Yang dimaksud relaks adalah, relaks
pikiran, relaks perasaan, dan relaks seluruh otot badan. Seseorang yang tidak relaks berarti
tidak dapat menguasai diri. Di sini peserta dilatih untuk dapat menguasai dirinya, dan
menikmati segala apa yang ada pada hari itu, disitu, dan dalam suasana tertentu. Dalam hal
ini boleh menggunakan musik yang sudah disiapkan oleh pembimbing atau hanya duduk
bersila di dalam ruangan.

- Setelah melakukan relaksasi. Pembimbing akan mengarahkan peserta untuk memulai


kembali menggunakan tubuhnya sebagai media utama dalam berperan. Contohnya :
bagaimana cara berjalan Angkatan Bersenjata, cara duduk seorang preman, bagaimana
pedagang obat saat berjualan, cara pemimpin saat melakukan orasi dan lain sebagainya

- Peserta dapat memerintahkan pikiran dan intelegensi nya sendiri sehingga dapat
mengubah tubuhnya kedalam peran apa saja. Artinya : kalau perlu ia harus bisa menjadi
bodoh seperti seorang petani yang ketinggalan jaman, menjadi kacau seperti orang gila,
tetapi harus pula menjadi pintar seperti seorang professor, dan bijaksana seperti seorang
raja.

3. Evaluasi Refleksi
- Mengajak para peserta untuk berbagi pengalaman yang berkenaan dengan bahasa tubuh dan
permasalahan yang dihadapi di tempat / lingkungan kerja masing-masing.
- Memberi kesempatan kepada para peserta untuk mendorong partisipasi peserta: menanyakan
hal-hal yang berkaitan yang belum dipahami, menyamakan persepsi antara pembimbing
dengan peserta, dan mengukur tingkat pemahaman peserta terutama penanya dan penanggap.

10
PERTEMUAN (4)

PENJIWAAN / PENGHAYATAN

Waktu: 90 menit (1,5 jam)

Pokok-pokok Materi:
- Ingatan Emosi
- Observasi
- Penjiwaan / Penghayatan

Tujuan:
- Peserta mampu mempertajam kepekaan perasaannya,
- Peserta dapat mengerti dan paham mengenai keindahan jiwanya ( katarsis / kelegaan
jiwa ) supaya tidak melulu memperhatikan pendidikan intelektualnya saja.

Metode:
- Latihan-latihan
- Presentasi
- Evaluasi Refleksi

Perlengkapan:
- Lembar Catatan
- Alat Audio Visual ( Proyektor / LCD )
- Baju Latihan untuk peserta

Langkah- langkah Kegiatan:


1. Ingatan Emosi
- Peserta diantarkan untuk meningat-ingat emosi nya kembali ( segala kejadian di masa lalu )
untuk di hadirkan lagi. Melalui latian ini segala macam perasaan di hati yang terpendam
dapat tersalurkan, sedikit demi sedikit peserta bisa mengungkapkan beban batinnya sehingga
akhirnya ia merasa lega.
- Peserta boleh mengisahkan secara rinci tentang suasana lebaran tahun lalu, tentang
seseorang yang tidak dia senangi, atau tentang cerita orang yang paling dia kagumi. Pada
saat peserta berkisah, ini akan disaksikan oleh peserta lain dan akan dijadikan bahan diskusi
nantinya.

11
2. Observasi
- Peserta akan diajak mengenali tentang pentingnya observasi yang mendalam, Untuk dapat
menguji kepekaan emosinya, peserta hendaknya menjadi pengamat yang baik dalam segala
hal. Pengamatan ini harus dilakukan secara rinci dan detail, agar peserta dapat lebih banyak
lagi belajar. Rincian yang mendetail inilah yang memberikan kualitas isi kisahnya menjadi
lebih hidup.
- Peserta akan diarahkan untuk dapat mengobservasi ( mengamati ) secara rinci tentang detak
jantungnya sendiri, tarikan napasnya, suara percakapan di luar gedung, menyadari
mengisahkan kembali suasana yang pernah ditemui selama hidupnya.

3. Penjiwaan / Penghayatan
- Peserta akan dirangsang emosi nya untuk meluapkan atau mencurahkan jiwanya yang
paling ekstrem sekaligus. Seperti rasa marah, sedih, senang yang mungkin selama ini masih
terpendam dan menjadi beban, boleh disalurkan dalam latihan ini. Sehingga peserta tidak
lagi terhalang oleh tembok perasaan malu, takut, serta dapat berkespresi sebebas-bebas nya (
sesuai norma agama kita masing-masing )

- Peserta akan diberikan sedikit teks untuk diucapkan kembali . Teks itu harus diisi oleh
penghayatn dan penjiwaan dari peserta dan berdasarkan emosi yang telah dipandu oleh
pembimbing. Misal nya peserta akan mempraktikan teks seperti :

“ hebat betul kamu ini” (


dengan rasa kagum )

“ hebat betul kamu ini “ (


dengan rasa jengkel )

“ hebat betul kamu ini “ (


Dengan rasa marah )

“ hebat betul kamu ini “


( dengah rasa sedih )

Dan beberapa contoh teks lainnya yang akan dipersiapkan oleh pembimbing.

12
PERTEMUAN (5)

BERKARYA DENGAN KREATIF

Waktu: 90 menit (1,5 jam)

Pokok-pokok Materi:
- Menciptakan sebuah karya seni (pertunjukan) dengan bebas ( bisa berupa pidato, puisi,
pantomim, monolog ) secara mandiri ( pribadi / perorangan )
- Menciptakan karya seni pertunjukan dengan bebas bersama kelompok ( gruping )

Tujuan:
- Tanpa perlu memikirkan salah benar, baik buruk, indah jorok, peserta akan dilatih untuk
mengembangkan daya ciptanya melalui kesenian, hal ini akan membantu mengembangkan
keindahan jiwa peserta,
- Peserta dapat merasakan nikmat luar biasa ( kepuasan batin, kelegaan jiwa /
katarsis ) yang tidak bisa dungkapkan dengan apapun melalui hasil karya seni
ciptaannya sendiri.
- Peserta akan mampu kreatif untuk dapat mandiri menciptakan karya seni meskipun
terhalang berbagai macam keterbatasan, atau halangan. Dengan berpikir kreatif segala yang
terlihat tidak berguna bagi orang lain, baginya bisa dipergunakan untuk dikaryakan sebagai
sebuah karya seni yang hidup sepanjang masa.

Metode:
- Proses Mencipta
- Mempresentasikan hasil kreasi
- Evaluasi Refleksi

Perlengkapan:
- Kertas catatan
- Alat Audio Visual ( Proyektor / LCD )
- Baju Latihan untuk peserta

Langkah- langkah Kegiatan:


1. Menciptakan Karya Seni Pertunjukan Secara Mandiri
- Pertama-tama peserta akan dituntun untuk mengumpulkan ide terlebih dahulu.
Kemudian menyusun tema apakah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku
penciptaan sebuah karya.
- Setelah menentukan tema dan ide, peserta akan didorong untuk membuat suatu karya
pertunjukan, yang akan dipilih oleh peserta sendiri nantinya, dan akan dipertunjukan di
depan peserta lain.

13
- Karya bisa berupa pidato, puisi, pantomim, monolog, dongeng, bernyanyi, atau semua
hal yang berhubungan dengan seni pertunjukan dan dilakukan sendirian ( mandiri )
- Masing-masing peserta akan diberi waktu selama 5 menit di atas panggung untuk
mempresentasikan hasil karya nya.
- Saran dan kritik dari peserta lain akan sangat dibutuhkan, sehingga terjadi suatu partisipasi
aktif antar peserta untuk saling membangun dan mendorong kearah yang lebih baik.

2. Menciptakan Karya Seni Pertunjukan Secara Kelompok ( Grupping )


- Setelah menciptakan karya seni secara mandiri, kali ini peserta harus membentuk sebuah tim
yang solid untuk menentukan karya seni selanjutnya. Berkolaborasi dengan peserta lain akan
menumbuhkan kerjasama serta saling membutuhkan ( bahu membahu) membangun sebuah
penciptaan baru yang tentunya lebih bernilai dibanding jika mengerjakannya sendirian.
-Karya bisa berupa teater yang berbentuk tragedy, komedi, pantomim, bernyanyi, balas
pantun atau segala macam seni pertunjukan yang bisa dilakukan secara kelompok. Dengan
begitu mereka dapat berinteraksi satu sama lain dengan akrab, menerima kurang lebihnya
untuk maju bersama menampilkan yang terbaik.

- Masing-masing kelompok diberikan waktu maksimal 10 menit untuk


mempresentasikan karya seni nya di depan kelompok yang lain.
- Saran dan kritik terbuka antar kelompok

3. Evaluasi
- Semua peserta boleh mendiskusikan evaluasi tentang karya yang telah ditampilkan

- Sharing tentang masalah yang dihadapi ketika proses penciptaan sebuah karya seni dan lain
sebagainya.

14

Anda mungkin juga menyukai