Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman
estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan : “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar
tentang seni.” Peranan ini tidak bisa diberikan oleh mata pelajaran lain.
(PERMEN NO. 22,23, dan 24 : 2006)
Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang
digunakan adalah tubuh. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi
manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh
siapa saja dan pada waktu kapan saja.
Sebagai seorang guru atau calon guru SD/MI harus menguasai seluruh
mata pelajaran tak terkecuali SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) yang
mana dalam mata pelajaran SBK terkandung di dalamnya yaitu seni tari.
Seyogiyanya seorang guru diharapkan mampu menciptakan suatu karya tari
yang sesuai dengan perkembangan (usia) anak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tahap-tahap awal penyusunan tari?
2. Meliputi apa saja konsep garapan tari?
3. Tema apa yang bisa kita pakai dalam menyusun tari?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menambah wawasan dan kemampuan tentang teori dan praktik
penciptaan karya tari;

1
2. Menambah pemahaman dan kemampuan tentang teknik pencipataan
karya tari; dan
3. Menambah pemahaman tentang tema-tema tari yang sesuai dengan usia
SD/MI.

D. Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk para
guru dan calon guru SD/MI untuk meningkatkan kreativitas dalam
berkesenian tari khususnya untuk mendapatkan gambaran umum mengenai
penciptaan suatu karya tari bagi anak usia SD/MI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahap-tahap Penyusunan Tari


Dalam proses penciptaan suatu karya tari, ada beberapa tahapan yang
perlu kita ketahui yaitu tahap eksplorasi, tahap improvisasi, tahap evaluasi
dan tahap forming (pembentukan gerak). Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu tahapan tersebut.
1. Eksplorasi
Ekplorasi adalah tahap awal sebagai seorang yang akan menyusun
tari dalam proses penyusunan karya tari. Aktivitas dalam tahap eksplorasi
ini meliputi berfikir, berimajinasi, merasakan dan merespon alam sekitar,
lingkungan fisik, dunia binatang, tumbuhan, kejadian-kejadian sekarang
maupun di masa lalu, atau suatu ceritera. Eksplorasi termotivasi dari luar
diri kita sebagai pinata tari, sehingga tahap eksplorasi ini sangat
bermanfaat bagi kita.
Kita dapat melakukan eksplorasi gerak dengan bebas baik dengan
seluruh anggota badan maupun hanya gerak kaki dan tangan saja. Kita
dapat menirukan gerak pohon, angin, gerakan pintu, kelinci meloncat,
kucing berlari, gerak burung terbang atau apa saja yang dapat menjadi
objek pengamatan. Hasil pengamatan kemudian diekspresikan dengan
gerak-gerak yang dilakukan menurut kehendak, ekspresi dan imajinasi
kita.
Setelah mengamati beberapa gerak dari tumbuhan atau hewan atau
lingkungan sekitar, kemudian kita dapat memilih satu objek pengamatan
yang paling kita minati. Selanjutnya kita rasakan dan bayangkan gerakan
tersebut dalam imajinasi. Baru kemudian kita mulai bergerak menirukan
gerak dari alam atau benda yang menjadi objek pengamatan kita tadi
dengan menggerakkan tubuh sebebas mungkin mengikuti perasaan dan
imajinasi kita. Sampai pada tahap ini kita telah melakukan eksplorasi

3
gerak, yaitu dengan melakukan eksplorasi alam atau benda-benda di
sekitar kita.
2. Improvisasi
Improvisasi memberi kesempatan lebih luas dalam melakukan
imajinasi, pemilihan dan pencintaan dibandingkan dengan eksplorasi.
Dalam improvisasi, seseorang lebih memiliki kebebasan dalam
mengungkapkan ekspresi gerak. Ciri dari improvisasai di tandai dengan
gerak spontanitas. Improvisasi memacu kreativitas dan memberi
kesadaran bahwa gerak itu bersifat ekspresif. Improvisasi dapat tumbuh
dari gerak-gerak tertentu yang telah dipelajari. Kita bisa melakukan
pemilihan-pemilihan gerak dengan cara kita sendiri. Proses improvisasi
merangsang imajinasi sedangkan imajinasi merupakan elemen yang
paling esensial dalam laku kreatif.
Kita dapat melakukan improvisasi gerak dengan mengambil motif-
motif atau ciri-ciri gerak yang berasal dari gerak tari gaya daerah tempat
kita. Dengan demikian warna etnis daerah akan terlihat.
3. Evaluasi
Pada tahap evaluasi kita melakukan pemilihan gerak-gerak yang
sesuai dengan ide garapannya. Pemilihan gerak juga didasarkan pada ide
dasar yang meliputi tema, ceritera, watak gerak dan gerak-gerak yang
menjadi ciri dari ide dasarnya. Susunlah gerak terebut meliputi gerak
kaki, gerak tangan, gerak kepala dan gerak tubuh atau torso. Kemudian
peragakan secara berulang-ulang. Dan rasakan apakah gerak sudah sesuai
apa belum (mudah, sulit, nyaman dan harmonis) dengan kemampuan
anak SD/MI. Jika belum sesuai gerakan yang dipilih bisa diubah,
ditambahi atau dikurangi. Dan yang terakhir dari tahap ini, pilihlah
gerak-gerak yang betul-betul sudah sesuai dengan imajinasi dan juga
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
4. Forming (Pembentukan Gerak/ Komposisi)
Salah satu hasil dalam pengalaman berkreasi tari adalah menyusun
gerak tari. Proses ini disebut composing atau forming (membuat

4
komposisi). Kebutuhan membuat komposisi lahir dari hasrat manusia
untuk memberi bentuk pada apa saja yang ditemukan (eksplorasi).
Langkah melakukan spontanitas gerak juga penting, tetapi spontanitas
gerak hendaknya dipadukan atau ditambah dengan proses pemilihan
gerak, pengintegrasian gerak dan penyatuan gerak. Kesatuan gerak
tersebut dinamakan tari atau bentuk tari. Gerak-gerak yang sudah
terorganisir kemudian menjadi bentuk simbolis (menggambarkan
sesuatu), yaitu suatu bentuk tari yang mengandung ekspresi unik dari
penciptanya (penata tari).
Inspirasi dapat dating seperti kilat, tetapi untuk membentuk produk
final menjadi sebuah bentuk karya tari yang penuh dengan esensi
imajinasi kita, membutuhkan usaha yang berat. Jadi, proses kreatif
membuat suatu karya tari memang tidak mudah, karena mengembangkan
kreativitas memang memakan waktu. Pengembangan kreativitas
menyangkut kemampuan pribadi, menyangkut masalah pribadi dan tidak
dapat dilakuan dengan tergesa-gesa, tetapi harus dicoba.

B. Konsep Garapan Tari


Dalam menciptakan karya tari, kita harus mempunyai konsep garapan
karya tari yang akan dibuat. Untuk menciptakan sebuah tari yang akan
diberikan kepada anak setingkat SD/MI, kita perlu menyusun konsep-konpsep
garapan dengan mempertimbangkan berbagai unsur konsep garapan karya tari
yang meliputi unsur-unsur: Judul, Sumber Garapan, Tipe Tari, Mode
Penyajian, Konsep Gerak, Konsep Iringan, Konsep Tata Teknik Pentas
(Dekor/Backdrop, Tata Panggung, Properti, Tata Rias, Tata Busana, Tata
Lampu, Tata Suara, Penari dan Arena).
1. Judul Karya Tari (Nama Tari)
Garapan karya tari diberi judul yang sesuai dengan tema atau ceritera
yang dipilih (bentuk dramatari maupu tari tunggal, pasangan atau
kelompok).

5
Judul tari hendaknya harus sesuai atau identik dengan tari atapun
gerak tari yang kita buat, karena dengan membaca judul tari maka orang
lain atau penonton akan dapat memperoleh gambaran umum tentang
gerak-gerak tarinya. Judul yang dipilih hendaknya komunikati dan
mudah dimengerti oleh banyak orang. Apalagi tari yang akan dibuat
adalah tari anak, maka judul tari tersebut harus akrab, menarik, mudah
dipamahi oleh anak serta tepat untuk jiwa perkembangan anak.
2. Sumber Garapan
Ada beberapa sumber garapan yang dapat dijadikan pijakan dalam
menyusun konsep karya tari, yaitu:
a. Auditif
Sumber garapan auditif adalah sumber yang diperoleh ari hal-
hal yang didengar, misalnya dongeng dari Ibu, ceritera dari radio
atau kaset (wayang, legenda, sejarah, kisah hidup seseorang, kisah
kepahlawanan, perjuangan atau semacamnya).
b. Kinestetik
Sumber garapan kinestetik berasal dari gerak. Gerak tersebut
dapat diperoleh dari melihat pertunjukan tari, gerak sehari-hari,
gerak binatang, atau gerak apa saja yang rangsang awalnya berasall
dari gerak yang pernah dilihat, baik melihat pertunjukan langsung
maupun media elektronik.

c. Idea
Sumber garapan dapat pula dari ide-ide yang berasal dari semua
aspek kehidupan sekitar kita, lingkungan alam, satwa atau fauna. Ide
juga dapat berangkat dari mimpi, angan-angan, ataupun gagasan hati
dan fikiran.
d. Tertulis
Sumber garapan ini merupakan rangsangan awal yang berasal
dari sumber tertulis. Misalnya, buku cerutra, komik, ceritra babad,

6
biografi, cerpen, puisi, manuskrip dan sumberlain dalam bentuk
tulisan.
3. Tipe Tari
Tipe tari yang dapat dipaka untuk menyusun konsep garapan tari ada
beberapa yaitu:
a. Dramatari: suatu karya tari yang mengunkapkan suat ceritera yang di
dalamnya terdapat beberapa tokoh yang kehadirannya memiliki arti,
punya peranan yang bersifat kausal atau sebab akibat, seperti
dramatari dengan ceritera Malin Kundang, Ramayana, Kartini atau
Pangeran Hasanuddin.
b. Dramatik: karya tari yang mengandung unsur ceritera meskipun di
dalamnya tidak menggambarkan tokoh-tokoh tertentu. Misalnya Tari
Tenun atau Tari Batik, menggambarkan gadis yang sedang menenun
atau membatik.
c. Komik: suatu garapan tari yang bersifat komikal. Misalnya tari karya
Didi Nini Thowok berjudul “Dwi Muka”, Tari Golek Kayu, dll.
d. Abstrak: suatu garapan tari yang pengungkapannya tidak
diekspresikan secara jelas.
4. Mode Penyajian
Mode panyajian adalah semacam gaya penyajian dalam sebuah
pertunjukan tari.
a. Mode penyajian simbolik: maksudnya bahwa garapan tersebut
pengungkapannya diekspresikan dengan simbol-simbol, baik dalam
gerak, kostum maupun pola lantai.
b. Model penyajian representasional: mode ini mengungkapkan karya
tari dengan jelas, baik ceritera dan tokohnya diungkapkan secara
jelas, sehingga penonton mudah memahami.
5. Konsep Gerak
Hindari memadukan dua macam gaya tari yang berbeda dalam satu
garapan, jika perpaduannya tidak mempertimbangkan segi estetis, maka

7
akan terkesan tari tersebut berupa tempelan-tempelan gerak yang terlihat
kurang halus.
Dalam penggarapan gerak pasti akan ada transisi yaitu perpindahan
dari pola lantai (posisi) satu ke pola lantai berikutnya. Transisi harus
dilakukan secara halus, artinya jangan menggunakan gerak transisi
semata-mata untuk bergerak ke posisi berikutnya. Tetapi gunakan
gerakan-gerakan yang memungkinkan dilakukan sambil berpindah atau
bergeser, sehingga tanpa terasa ketika gerak tersebut selesai dilakukan,
seolah tanpa disengaja penari sudah berubah atau berganti posisi.
6. Konsep Iringan/ Musik
Iringan tari dapat dibuat dengan sangat sederhana. Hal ini
dimungkinkan terjadi bila tidak mempunyai iringan musik sama sekali.
Perlu diketahui bahwa aspek artistik yang menghidupkan karya tari
adalah musik yang mengiringi tari. Untuk membuat iringan musik tari
ada beberapa cara yang harus ditempuh oleh penata tari, diantaranya
adalah :
a. Cara pertama, hampir sam dengan konsep gerak, maka konsep
iringan/musik jiuga dapat berpijak dan mengembangkan musik
daerah tertentu, sesuai dengan garapan geraknya. Artinya kalau
garapan tarinya berpijak pada gerak-gerak tari Minang, maka musik
iringannya juga dikembangkan dari musik daerah Minang. Namun
demikian dapat pula tidak mengembangkan musik daerah tertentu
tetapi membuat kreasi musik/iringan baru yang sengaja dibuat untuk
tari tersebut.
b. Cara kedua, musik iringan dapt juga dibuat dengan cara editing,
yaitu garapan tari tersebut tidak menggunakan musik iringan yang
sengaja dibuat dengan menggunakan instumen musik lengkap untuk
kepentingan tersebut, tetapi menggunakan musik-musik yang sudah
ada dalam bentuk rekaman pita kaset. Kita bisa memilih berbagai
jenis musik, lalu menyeleksi musik yang sesuai dengan gerak-gerak
tari yang kita buat. Kemudian lakukan proses editing, sehingga

8
memperoleh musik iringan tari yang sesuai dengan konsep geraknya.
Dalam melakukan editing musik harus memperhatikan segi
estetisnya terutama dalam proses `sambungan` atau pergantian antar
jenis musik dan juga irama, sehingga diperoleh hasil yang halus
estetis, tidak tampak seperti tempelan-tempelan atau gabungan
musik tanpa makna.
c. Cara ketiga, ada tari yang tidak menggunakan alat musik maupun
editing, tetapi menggunakan alat musik internal yaitu musik yang
suaranya dihasilkan dari anggota badan manusia. Misalnya suara
penari, tepukan tangan, tepukan tangan dipaha, jentikan ibu jari dan
jari tengah, seruan atau teriakan penari.
d. Cara keempat, tari dapat juga di iringi dengan syir-syair lagu yang
dinyanyikan oleh penari atau oleh kelompok vokalis.
e. Cara kelima, irngan tari juga dapat dihasilkan dari kreatifita kita
memanfaatkan benda-benda yang ada disekeliling kita. Atau
gunakan alat musik sederhana misalnya rebana, garputala, atau yang
lainnya untuk mengiringi tari yang sederhana.
7. Konsep Tata Teknik Pentas
Tata teknik pentas menyangkut tempat pertunjukan yang akan
digunakan, penataan tata letak panggung, dekor properti, tata lampu, dan
sebagainya yang semuanya menyangkut hal-hal artistik dipanggung.
a. Tempat pertunjukan yang akan digunakan jenis procenium atau
arena pentas berupa lapangan atau pendopo.
b. Dekor atau backdrop atau latar belakang panggung dapat berwarna
hitam, putih atau abu-abu. Untuk tata panggungnya apakah
menggunakan setting, misalnya trap, tiruan gapura dan sebagainya.
Atau panggung tidak menggunakan setting sama sekali atau kosong.
c. Properti apa saja yang digunakan. Mislnya penggunaaan keris,
tongkat, kain, busur, saputangan dan sebagainya.
d. Tata lampu menggunakan penerangan listrik atau obor. Untuk
dramatari, desain lampu disesuaikan dengan adegan atau ceriteranya.

9
C. Tema
Tema adalah suatu pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.
1. Tema Ceritera
Sumber-sumber yang dapat dipakai sebagai materi tema tari adalah
sebagai berikut:
a. Binatang: pilihlah tema dari jenis-jenis binatang yang menarik dan
sesuai utuk dilakukan anak setingkat SD/MI, misalnya kupu-kupu,
kelinci, dll.
b. Alam: alam sekitar dapat menjadi tema dalam menyusun karya tari,
misalnya pepohonan, bunga, matahari, dll.
c. Kegiatan sehari-hari: kehidupan masyarakat dapat diangkat menjadi
tema ceritera. Misalnya membatik, menenun, dll.
d. Suasana hati: emosi atau suasana hati dapat pula menjadi sumber
tema, misalnya suasana gembira, gembira habis panen, gembira
bermain, dll.
2. Tema Gerak
Gerak tubuh dibagi menjadi 4 bagian gerak, yaitu:
a. Gerak kaki;
b. Gerak tangan;
c. Gerak badan/ torso; dan
d. Gerak kepala.
Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
3.3 Memahami  Tari kreasi  Mengumpulkan informasi melalui
penampilan tari daerah kegiatan mengamati, menanyakan,
kreasi daerah  Peragaan tari mencari informasi tentang unsur-
4.3 Menampilkan tari kreasi daerah unsur tari kreasi daerah (wiraga,
kreasi daerah wirama, wirasa)
 Mendiskusikan penampilan tari-

10
tari kreasi daerah dengan
memperhatikan unsur-unsur tari
(wiraga, wirama, wirasa)
 Menampilkan tari kreasi daerah
dengan memperhatikan unsur-
unsur tari (wiraga, wirama, wirasa)

11
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menciptakan suatu karya tari untuk anak SD/MI, beberapa hal
yang harus kita ketahui dan kuasai adalah:
 Tahap-tahap penyusunan tari yang terdiri dari tahap eksplorasi,
improvivasi, evaluasi dan forming;
 Konsep garapan tari, yang meliputi unsur Judul, Sumber Garapan, Tipe
Tari, Mode Penyajian, Konsep Gerak, Konsep Iringan, Konsep Tata
Teknik Pentas (Dekor/Backdrop, Tata Panggung, Properti, Tata Rias,
Tata Busana, Tata Lampu, Tata Suara, Penari dan Arena); dan
 Tema tari ada 2 yaitu tema ceritera dan tema gerak.

B. Saran
Dalam penciptaan suatu karya tari untuk anak SD/MI, pemilihan gerak-
gerak tari hendaknya sesuai dengan perkembangan (usia) anak SD/MI.
Untuk membuat konsep tari anak tidaklah harus menggunakan konsep
yang lengkap, pilihlah aspek yang dibutuhkan saja. Misalnya tema, konsep
tata rias busana, serta konsep iringan saja. Ingatlah, bahwa tari yang akan kita
buat adalah tari anak, jadi buatlah musiknya yang sederhana dan mudah
diterima serta akrab ditelinga anak.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2008).


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.

13
Pamadhi, Drs. Hadjar dkk. (2009). Pendidikan Seni di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.

14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan msalah
C. Tujuan

15
16
A. UNSUR PENDUKUNG PERGELARAN TARI

Pergelaran (pagelaran) adalah kegiatan untuk mempertunjukkan hasil karya seni


kepada orang banyak pada tempat tertentu agar mendapat tanggapan dan
penilaian.

Hubungan antar cabang :


a. Seni Tari dan Seni Rupa : Dekorasi pagelaran tari yang mendukung latar dan
penghayatan
b. Seni Tari dan Musik : Iringan tarian dengan tetabuhan musik menambah
penghayatan dan lain-lain
c. Seni Tari dan drama : Contohnya dalam sendratari Ramayana, menari dengan
unsur drama atau cerita di dalamnya

UNSUR PENDUKUNG GERAK TARI


Unsur utama dalam tari adalah gerak. Untuk terjadinya gerak, diperlukan lagi
beberapa unsur yaitu tenaga, ruang, waktu, dan pola lantai.
1. Tenaga
Pengaturan tenaga yang kurang baik akan mengakibatkan penari kelelahan pada
saat menari sehingga dapat kehilangan keseimbangan pada saat harus melakukan
gerak tertentu. Tarian yang banyak menggunakan gerak loncat dan lompat
membutuhkan tenaga yang tidak sedikit.
2. Ruang
Pengertian ruang di dalam tari bisa dilihat dari dua sisi, yaitu:
- Ruang pentas tempat terjadinya aktivitas menari
- Ruang gerak atau jangkauan gerak adalah ruang yang dihasilkan karena gerakan
dari properti dan kostum penari.
3. Waktu
Dalam seni tari waktu berhubungan dengan:
– panjang pendeknya penampilan (durasi)
– ritme
– waktu tempuh untuk perpindahan gerak

17
– waktu yang terkait dengan cepat lambatnya suatu pola gerak (tempo) dengan
iringan.
4. Pola Lantai
Pola lantai adalah perpindahan tempat dan arah hadap. Saat penari berpindah
tempat, penari akan membentuk garis imajiner di atas lantai pentas. Garis imajiner
yang terbentuk bisa berupa lingkaran, garis lengkung, garis lurus mendatar, garis
lurus vertikal atau diagonal.
Arah gerak adalah pada saat penari bergerak menuju titik tertentu, seperti ke
depan, ke belakang, dan ke samping.
Arah hadap adalah arah kemana penari menghadap.
Arah gerak dan arah hadap bisa terjadi bersamaan, bisa juga tidak.
Hal yang perlu disiapkan untuk sebuah pertunjukkan tari :

1. Merencanakan (menyusun) kepanitiaan

Kepanitiaan dalam hal ini dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Steering Comitee ( panitia pengarah / penasehat pemberi petunjuk bawahannya
)
b. Organizing Comitee ( panitia pelaksana, yang melaksanakan segala sesuatu
dilapangan)
Tim Kerja dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Tim Produksi
Tim Produksi ini dipimpin oleh pimpinan produksi yang bertugas mengorganizir
pementasan suatu seni pertunjukan dan membawahi :
– Sekretaris produksi
Orang yang bertanggungjawab dalam membukkukan dan mencatat semua
kegiatan yang berhubungan dengan produksi seni pertunjukkan
– Bendahara
Orang yang bertanggung jawab dalam hal keuangan
– Seksi Dokumentasi
Orang yang bertanggung jawab atas dokumentasi kegiatan
– Seksi Publikasi
Orang yang bertanggung jawab dengan segala hal yang berhubungan dengan

18
kegiatan promosi/ publikasi kepa masyarakat yang dituju
– Seksi Pendanaan
Orang yang bertanggung jawab terhadap penyediaan dana yang dibutuhkan dalam
proses dan pelaksanaan pementasan seni pertunjukkan
– Tiketing
Orang yang bertanggung jawab atas penjualan danpembelian kartcis pertunjukkan
‘- House Manager
Orang bertugas mengemban pelayanan publik serta bertanggung jawab terhadap
pimpinan produksi dalam layanan staf dan layanan publik
– Keamanan
Orang yang bertanggung jawab terhadap sistem keamanan pertunjukkan
– Akomodasi
Orang yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan
akomodasi setiap proses pelaksanaan penyelenggaraan pertunjukan
– Konsumsi
Orang yang bertanggung jawab terhadapurusan konsumsi
– Transportasi
Orang yang bertanggung jawab terhadap urusan penyediaan transportasi
– Seksi Gedung
Orang yang bertanggung jawab terhadap penyewaan ataupun penyediaan gedung
pertunjukkan
b. Tim Artistik
Tim Produksi ini dipimpin oleh seorang sutradara/ koreografer yang bertugas
membuat konsep dari pertunjukkan, dan mengatur alur laku dari sebuah
pertunjukkan. Sutradara membawahi :
– Pimpinan Artistik
Penanggungjawab artistik karya, performa penyajian hingga tata urut pementasan
agar dapat menyajikan urutan pementasan yang harmonis
– Stage Manager
Orang yang mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di panggung
– Penata Panggung

19
Menjadi layanan pemenuhan kepada penyaji karya seni dan tuntutan artistik
garapan berdasarkan prasaran dari pimpinan artistik
– Penata Cahaya
Menjadi sumber sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipagelarkan
yang berhubungan dengan masalah pencahayaan, terang padamnya lampu, serta
bagaimana cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan matinya lampu dari PLN
– Penata Rias dan Busana
Penata Rias dan Busana adalah orang yang bertugas atau bertanggung jawab
dalam kepengurusan tata rias dan busana
– Penata Suara
Orang yang mempunyai tugas atau tangggung jawab mengatur suara atau bunyi
selama pertunjukkan berlangsung
– Penata Musik/Sound
Tugas penata musik dan sound adalah menjadi sumber sukses dan kualitas musik
yang disajikan dalam pementasan.
2. Mempersiapkan Tari

a. Pemilihan Materi Tari


– Kontemporer
– Kreasi Baru
– Modern
– Tradisional Klasik
b. Penentuan Tema Pagelaran
c. Penentuan waktu pagelaran
d. Penentuan tempat pagelaran
e. Penentuan masing-masing tugas tim produksi/ kepanitiaan

20

Anda mungkin juga menyukai