Anda di halaman 1dari 86

MODUL 1

WAWASAN SENI

Kegiatan Belajar 1

Hakekat Seni

            Istilah seni berasal dari istilah “sani” dalam bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan,
pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur (Sugriwa, 1957 : 219-
133). Tapi ada juga yang mengatakan seni berasal dari bahasa Belanda “genie” atau jenius. Atau

1
versi yang lain, seni disebut “clipa” yang berarti berwarna (ata sifat) atau pewarna (kata benda),
kemudian berkembang menjadi cilpacastra yang berarti segala macam kekriyaan (hasil
keterampilan tangan) yang artistic (Soedarso, 1988:16-17). Dalam perkembangan selanjutnya
dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu (a) seni sebagai karya seni (work of
art), (b) seni sebagai kemahiran (skill) ,(c) seni sebagai kegiatan manusia (human activity).

Pengertian seni sebagai benda / karya seni  adalah bahwa seni atau keindahan adalah sesuatu
yang menghasilkan kesenangan, tetapi berbeda dengan sekedar rasa gembira karena mempunyai
unsur transendental atau spiritual (pendapat Joganatha).

Pemahaman seni sebagai kemahiran dimaknai seni merupakan sebuah kemampuan dalam
membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh
rasio / logika atau gagasan tertentu (pendapat Aristoteles).

         Sementara itu pengertian seni sebagai kegiatan manusia oleh Leo Tolstoy dikatakan
bahwa seni merupakan kegiatan sadar manusia dengan perantaraan tanda – tanda lahiriah tertentu
untuk menyampaikan perasaan – perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, sehingga
mereka kejangkitan perasaan yang sama dan juga mengalaminya.

            Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni. Di
Dalam seni terdapat simbol – simbol kehidupan yang memiliki makna mendalam tentang hakikat
hidup. Tari dengan ekspresi gerak, musik dengan bunyi dan suara manusia, teater dengan
ungkapan ekspresi gerak dan vokal, seni rupa dengan berbagai media visual, semuanya memiliki
gaya dan aliran yang beragam, merupakan ungkapan ekspresi yang didalamnya sarat dengan
simbol.

         Dalam aktivitas sehari-hari sebenarnya aktivitas berkesenian selalu dialami manusia.
Hanya saja terkadang kita tidak menyadari atau merasakannya bahwa aktivitasnya merupakan
bagian dari ekspresi seni yang alami.

         Secara teori, seni dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu seni murni dan seni
terapan. Seni murni adalah penciptaan seni yang hanya mempertimbangkan fungsi atau
bentuknya, sedangkan seni terapan adalah penciptaan seni yang dirancang untuk kepentingan
tertentu diluar fungsi sebenarnya.

2
 

            Menurut Ki Hajar Dewantara, seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari
hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.
Akhdiat K. Miharja yang menyebutkan bahwa seni adalah kegiatan rohani manusia yang
merefleksi realitas (kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai
daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya.

Kegiatan Belajar 2

Fungsi dan Kedudukan Seni dalam Kehidupan Masyarakat

A. FUNGSI DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL

Dalam pemahaman umum, seni sering diartikan hanya sebagai hiburan. Konotasi  inilah yang
harus kita perjelas tidak hanya sebagai media hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih
kompleks dapat diartikan sebagai sarana legitimasi, ketika seni itu berada di dalam istana
(keraton). Soedarsono mengemukakan bahwa fungsi utama pertunjukan ada tiga, yaitu: 1) untuk
kepentingan acara spiritual, 2) sebagai hiburan pribadi, dan 3) sebagai penyajian estetis atau
tontonan. Secara umum fungsi kesenian di dunia ini ada delapan, yaitu:

1. Pemujaan / Ritual

            Fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih
sangat terbelakang. Kehidupan kesenian waktu itu belum mengenal adanya instrumen musik,
busana, dan gerak, tata panggung dan lain-lainnya, seperti kesenian pada masa kini.

            Kecenderungan seni ritual pada masa lalu lebih menekankan pada misi daripada fisik atau
bentuk. Tidak mengherankan kalau bentuk seni ritual untuk pemujaan masih sangat sederhana,
baik  dari aspek musik iringan, busana (kostum) serta rias, gerak, maupun penggunaan dekorasi
sebagai setting pertunjukan. 

2. Tuntunan

3
            Fungsi tuntunan lebih menyentuh pada misi yang secara verbal diungkapkan. Pelaku seni
dalam hal ini lebih dituntut untuk menyampaikan pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang
sebagai contoh, harus mampu memerankan semua tokoh yang ada didalam kotak wayangnya.

3. Tontonan / Hiburan

         Fungsi seni sebagai tontonan atau hiburan tidak banyak membutuhkan persyaratan.
Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi tertentu. Seni yang menghibur adalah seni yang
mampu memberi kesenangan pada seseorang / kelompok orang yang berada di sekitar
pertunjukan.

B. FUNGSI SENI DALAM MASYARAKAT MODERN

Fungsi seni dalam masyarakat modern berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern
yang sangat beragam dan kompleks. Seni secara jelas dapat dijumpai di setiap elemen dan situasi
kehidupan. Mungkin di masa lalu seni juga sudah mengusung fungsi berikut ini namun tidak
tampil secara jelas. Bagaimana fungsinya dalam masyarakat modern silahkan simak paparan
berikut.

1. Ekspresi / Aktualisasi Diri

Kecenderungan fungsi pertunjukan untuk ekspresi atau aktualisasi diri ini merupakan
perwujudan dari semboyan seni untuk seni atau I’art pour I’art. Tidak ada orang yang dapat
mengganggu gugat ekspresi seni dalam penampilannya. Kebebasan disini lebih menekankan
pada pencapaian tujuan tertentu yang diperjuangkan. Contoh seni instalasi, happening art, dan
sejenisnya.

2. Pendidikan

Seni sebagai media pendidikan merupakan elemen mendasar yang perlu dipahami. Hal ini karena
esensi seni sebenarnya tidak dapat lepas dari muatan edukatif. Dengan lain perkataan apa yang
dituangkan kedalam berbagai cabang seni merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk
membentuk budi pekerti seseorang.

3. Industri

4
Fungsi seni sebagai industri lebih mengarah pada tujuan atau kepentingan tertentu untuk
mendukung suatu produk tertentu. Seni untuk industri adalah sesuatu yang mampu memberi
daya tarik pada produk yang ditawarkan.

4. Seni Terapi

Seni untuk terapi digunakan secara khusus untuk memberi ketenangan batin seseorang yang
sedang menderita secara psikis. Dengan berolah seni seseorang yang memiliki permasalahan atau
tertekan jiwanya, akan terobati.

5. Komersial/Instant

Seni untuk kategori sebagai alat mendatang kan keuntungan (entertainment) ini bisa dibuat
menurut keperluan dan keinginan si penanggap.  Apapun bentuk dan wujud kesenian itu asal
mampu memenuhi keinginan pembeli tidak masalah, walaupun kadang-kadang harus
menyimpang pada norma estetis yang berlaku. Seni untuk fungsi ini terjadi karena permintaan
yang semakin banyak. Dunia pariwisata membuka peluang untuk pengemasan jenis-jenis
pertunjukan kemasan.

Kegiatan Belajar 3

Jenis – jenis Seni

• Seni dapat dibedakan menjadi 3 kelompok :

a. Seni pertunjukkan :dapat dikatakan seni sesaat artinya hasil seni disajikan dan dihayati
oleh penonton pada saat bersamaan dan akan selesai stelah pertunjukkan berakhir.
b. Seni rupa ; merupakan seni yg awet Karena hasil karya seni rupa dapat disajikan di
hadapan penonton dan dihayati sepanjang masa.
c. Seni sastra : seperti prosa dan puisiPada saat ini dan yang kemudian seni yang dianut di
neger ini adalah “seni rupa dengan gramatikal barat”. Dikatakan demikian karena
materi,teknik dan mahzab yang dianutnya adalah mahzab barat yang naturlis-perspektif-
momenopname(NPM): yakni“ gambar yang diambil hanya dari satu arah,satu tempat,satu
waktu,seperti memotret sebuah objek pada satu titik waktu,dibekukan/dihentikan
sehingga mejadi still picture dalam sebuah bingkai.
5
• Tabrani mengatakan bahwa seni lukis yang dimiliki bangsa Indonesia lebih hidup karena
memiliki unsur waktu selain unsur ruang dan datar.

• Dalam system RWD bidang datar bermakna tiga:panjang-lebar-waktu

• Secara garis besar seni rupa memiliki 3 cabang yakni:

 Seni lukis,seni patung,seni kriya(seni murni)


 Seni terapan meliputi semua desain
 Gambar termasuk seni lukis

• JENIS DAN RUANG LINGKUP SENI:

- Apresiasi : upaya untuk pengenalan terhadap objek seni kepada masyarakat luas.
- Apresiasi secara pasif : dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukkan atau
melihat pameran tanpa ada tindakan untuk mengkritik atau menilai pertunjukkan maupun
pameran yang dilihat.
- Apresiasi secara aktif : melibatkan agresian dalam kegiatan tertentu.
- Misal : seorang ikut menari.
- Secara garis besar wawasan seni berhubungan dengan 3 hal :

1. seni dengan alam

- Mengisyaratkan manusia untuk selalu ingat pada alam sebagai sumber penciptaan seni.

2. seni dengan ekspresi

- seni dan ekspresi tidak dapat dipisahkan, keduanya saling mendukung. Seni didalamnya ada
ekspresi sebaliknya dalam membicarakan ekspresi tidak akan lepas dari cabang seni tertentu.

3. seni dengan lingkungan

- Memberi pesan kepada anak untuk selalu dekat dengan lingkungan sekitarnya.

  4 jenis seni :

6
a. Tari:

1. Tari tunggal :koreografi yang di buat atau dirancang untuk di bawakan oleh satu orang
penari. Namun demikian dapat juga tarian ini dipentaskan lebih dari 1 orang penari.
Contoh : tari golek,ponggawa.
2. Tari pasangan ( beksan ) :tarian berpasangan dalam bentuk tari ini bisa memiliki tema
bermacam-macam.
Contoh : tari srikandi mustokoweni.
3. Tari kelompok :ini dirancang secara khusus memang untuk dibawakan oleh lebih dari 2
orang penari.
4. Contoh : tari kelompok bedaya.

b. Seni drama

1. pengertian dramaturgi

Dramaturgi : ajaran tentang masalah,hukum dan konversi drama.

Kata DRAMA berasal dari kata yunani draomai yang berarti berbuat,berlaku,bertindak, dan
sebagainya. Drama berarti perbuatan atau tindakan.

Formula dramaturi menganut 4 prinsip M yaitu:

• Mengkhayalkan: untuk pertama kali manusia atau pengarang mengkhayalkan kisah yang
bersumber dari inspirasi.

• Menuliskan : pengarang menyusun kisah yang sama dengan ide yang sama ke dalam tulisan.

• Memainkan : pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya. Disini actor dan aktris
yang berperan di atas pentas.

• Menyaksikan : penonton menyaksikan kisah di atas panggung.

2. SEJARAH TEATER INDONESIA

7
Sebelum abad 20 tak ada naskah dan pentas. Permulaan abad 20 karena pengaruh drama barat
dan cara pemanggungannya, tidak menggunakan pentas panggungnya berbingkai. Pada masa
pujangga baru muncul naskah drama asli yang digunakan oleh pementasan amatir.

Pada masa jepang sensor sendenbu sangat keras sekali karena mengharuskan penampilan drama
menggunakan naskah.

Perkembangan masa kini yang terjadi rombongan professional membuang kembali naskah.
Organisasi amatir tetap setia dengan naskah hanya sayang sering mengubahkan
pengarang,penyadur atau penyalinan.

3. ISTILAH DRAMA

- Teater

Sebagian orang mengartikan sebagai gedung pertunjukkan ada pula yang mengartikan sebagai
panggung. Secara etimologis teater adalah gedung pertunjukkan. Dalam arti luas : segala
tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak ( wayang orang,ketoprak,ludruk,lenong )

Dalam arti sempit : kisah hidup atau kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dan di
saksikan oleh orang banyak.

- Drama/sandiwara/toneel

Istilah sandiwara ditemukan oleh KGPA Mangunegoro VII sebagai pengganti istilah toneel
istilah yang dipakai orang belanda.

• Secara khusus drama adalah kualitas komunikasi ,situasi,dan acting.

c. MUSIK

Apresiasi musik dapat didefinisikan sebagai dicapainya kemampuan untuk mendengarkan musik
dengan penuh pengertian.

- Unsur seni musik :

8
1. composer (pabrikan )

2. pemain (para pekerja )

3. pendengar (consumer )

 Unsur mekanis :

1.  Medium : segala musik dipergelarkan melalui unsur mekanik atau unsur fisik

2.  Publikasi : langkah penting dalam seluruh kegiatan produksi music

MODUL 2

Pengetahuan Dasar Seni

KEGIATAN BELAJAR 1

UNSUR-UNSUR MUSIK

            Yang termasuk dalam unsur-unsur musik adalah bunyi beserta elemen-elemen yang
membentuknya, seperti ritme, melodi, harmoni, dan notasi musik. Berikut ulasan unsur-unsur
tersebut.

A.  BUNYI DAN ELEMEN-ELEMENNYA

Musik merupakan bagian dari dunia bunyi,  suatu seni yang didasarkan pada pengorganisasian
bunyi menurut waktu. Kita membedakan musik dari bunyi-bunyi lain dengan mengenali empat
komponen bunyi yang musikal: pitch, dinamik, warna suara, dan durasi.

9
1. Pitch

Pitch adalah tinggi rendah relatif yang terdengar dari suatu bunyi. Dalam kehidupan sehari-hari,
tanpa adanya perbedaan pitch ini, kata-kata yang kita ucapkan seperti suara robot, dan tidak akan
ada musik seperti yang kita kenal sekarang ini. Pitch suatu bunyi ditentukan oleh frekuensi dari
getarannya. Semakin cepat frekuensinya, semakin tinggi pitch. Sebaliknya semakin lambat
frekuensi, makin rendah pitch. Getaran frekuensi diukur  dalam cycle per detik. Pada piano, nada
dengan frekuensi tertinggi adalah 4.186 cycle per detik dan terendah adalah 27 cycle per detik.

Demikian juga misalnya dawai yang pendek dan tipis akan menghasilkan nada yang lebih tinggi 
dari pada dawai panjang dan besar. Dalam musik, bunyi yang mempunyai pitch tertentu
dinamakan nada. Dua nada akan berbunyi berbeda jika  mempunyai pitch yang berbeda. ‘Jarak’
pitch antara dua nada disebut interval. Jika dua nada berjarak interval oktaf, suaranya terdengar
mirip.

Inteval oktaf adalah jarak antara nada pertama dan terakhir dalam satu tangga nada. Jarak antara
nada tertinggi dan terendah yang dapat di hasilkan oleh vokal atau instrumen dinamakan pitch
range. 

2. Dinamik

Tingkat kekerasan atau kelembutan pada musik dinamakan dinamik, salah satu aspek bunyi.
Kekerasan berhubungan dengan amplitudo getaran yang dihasilkan bunyi. Ketika beberapa
instrumen dimainkan  lebih keras atau lebih lembut, atau ketika ada perubahan pada instrumen –
instrumen yang dimainkan, akan dihasilkan perubahan dinamik. Perubahan ini dapat dibuat
secara mendadak atau bertahap.

Pemain musik dapat menekankan nada-nadanya dengan cara memainkan secara lebih keras
daripada nada-nada lainnya. Penekanan ini disebut sebagai dynamic accent (tekanan dinamik).
Sebagai elemen  musik, tanda-tanda dinamik tidak secara mutlak dapat disajikan dengan tepat.
Sebuah nada memiliki tingkat dinamik dalam hubungan dengan nada-nada yang lain. Suara
terkeras dari sebuah biola masih lebih kecil dibandingkan dengan kerasnya suara seluruh
orkestra, dan bahkan lebih kecil lagi di bandingkan amplifier suara grup rock. Tetapi ini dapat
dikatakan sebagai fortissimo (sangat keras) dalam konteks biola itu sendiri.

10
3. Warna Suara

Perubahan-perubahan pada dinamik seperti perubahan pada warna suara menciptakan


keberagaman dan kekontrasan. Ketika sebuah melodi dimainkan oleh suatu instrumen kemudian
dimainkan oleh instrumen lain, melodi tersebut mempunyai efek ekspresi yang berbeda karena
setiap instrumen mempunyai warna suara sendiri.

Warna suara juga menciptakan rasa keterkaitan, yaitu memudahkan pengenalan kemunculan
kembali suatu melodi ketika instrumen-instrumen yang sama memainkannya sewaktu-waktu
dalam sebuah lagu. Dalam kenyataannya, komposer sering membuat melodi dengan nada khusus
yang ada dalam pikirannya. Selain itu, warna suara dapat diubah dengan membuat variasi jumlah
instrumen atau suara yang menghasilkan melodi.

4. Ritme

Ritme merupakan unsur dasar dalam kehidupan. Kita melihat perputaran siang dan malam, di
dalam tubuh, kita merasakan ritme selagi kita bernafas, detak jantung, dan bunyi hak sepatu
ketika berjalan.

Ritme pada dasarnya adalah suatu pola pengulangan tekanan dan pelepasan.  Dalam pengertian
yang luas, ritme merupakan aliran yang teratur dalam musik melalui waktu. Waktu dalam musik
adalah sebagaimana berlalunya waktu dalam beragam variasi. Hal ini juga tampak sebagaimana
berlalunya kecepatan dan intensitasnya.

Adanya ritme dalam musik akan menyangkut segala elemen lainnya, baik pitch, warna suara dan
dinamik. Aspek-aspek yang membantu ritme adalah beat, metrum, dan aksen/sinkop berikut
penjelasan dari ketiganya.

a. Ketukan (beat)

Beat  (dibaca:bit) merupakan denyutan (pulsa) rata dan berulang yang membagi musik dalam
unit waktu yang sama. Dalam musik, ketukan muncul antara tiap ¼ detik sampai 1 ½ detik.
Kadang-kadang  terdengar begitu kuat dan mudah untk mengikutinya,tetapi juga agak sukar di
ikuti membuat perasaan seolah mengambang atau tanpa tujuan.

11
Beat musik diwujudkan/diperdengarkan dengan cara yang berbeda-beda.  Kadang beat
diketukkan secara  jelas dengan bass drum seperti marching band. Kadang-kadang beat tidak
begitu nyata terdengar, misalnya pada alunan melodi permainan biola.

Beat merupakan latar belakang dimana komposer menjadikannya sebagai pedoman dalam
menempatkan nada-nada dengan berbagai panjang pendeknya. Beat merupakan unit dasar waktu
dimana semua nada dapat diukur. Nada-nada dapat saja berakhir dalam sebagian, seluruh atau
lebih dari satu beat.

b. Birama

Dalam musik, kita mengetahui pola pengulangan ketukan yang bertekanan kuat dimana satu atau
lebih kuat atau yang satu lebih ringan dari ketukan yang lainnya. Pengelompokan yang teratur
dinamakan birama.

Ada beberapa pola birama yang didasarkan pada jumlah ketukan dalam sebuah birama. Jika
sebuah birama mempunyai 2 beat, disebut duple meter. Kita menghitung  1-2,1-2,1-2, dan
seterusnya.

Pola 3 beat pada birama dinamakan triple meter. Hitungannya 1-2-3,1-2-3, dan seterusnya. Irama
waltz mempunyai birama triple.

Pola birama dasar lainnya adalah quadruple meter, yang mempunyai 4 ketukan pada setiap
biramanya. Biasanya downbeat muncul juga pada ketukan ketiga  hanya saja dia lebih ringan
dari pada ketukan pertama. Hitungannya 1-2-3-4, 1-2-3-4, dan seterusnya.

Irama mars, jazz, dan rock biasanya mempunyai  birama quadruple. Sextuple meter mempunyai
6 ketukan pada setiap birama seperti 1-2-3-4-5-6. Dengan demikian sextuple meter merupakan
kombinasi dari duple meter dan triple meter. Melodi dalam sextuple  meter sering membuat rasa
aliran yang halus.

Quintuple meter, memiliki 5 ketukan pada setiap birama dan septuple meter dengan 7 ketukan
pada setiap biramanya. Setiap metrum tersebut menggabungkan duple meter dan triple meter.

c. Aksen dan Sinkop (syncope)

12
Sebuah nada yang bertekanan, pada umumnya dimainkan lebih keras dari pada nada-nada
lainnya, yaitu dengan mendapatkan akses yang dinamis. Dalam hal ini suatu aksen akan muncul
jika sebuah nada off-beat (yang tidak seharusnya bertekanan) mendapatkan tekanan, yaitu ketika
tekanan muncul diantara dua ketukan.

Sinkopasi juga muncul jika sebuah ketukan ringan mendapatkan tekanan seperti 1-2-3-4, 1-2-3-
4.

d. Tempo

Kecepatan dalam lagu, kecepatan ini dinamakan tempo, suatu konsep dasar dalam musik. Tempo
cepat berhubungan dengan perasaan energik, semangat, dan kegembiraan. Tempo lambat sering
membawa pada suasana tenang.tanda tempo biasanya diletakkan pada sisi kiri dari partitur lagu.
Seperti juga dinamik, istilah dalam tempo menggunakan bahasa italia.

LARGO           sangat lambat, melebar

Grave               sangat lambat, khidmat

Adagio                     lambat

Andante           agak lambat

Moderato         sedang

Allgreto            cepat sedang

Allegro             cepat

Vivace              dengan hidup

Presto               sangat cepat

Prestissimo        secepat mungkin

13
Kata-kata yang menunjukkan kualitas, kadang-kadang ditambahkan pada tanda tempo untuk
membuatnya lebih khusus. Dua istilah yang sangat umum adalah molto (banyak) dan non molto
(tidak terlalu banyak). Maka kita mengenal istilah allegro molto (sangat cepat) dan allegro non-
molto (tidak terlalu cepat).

5. Melodi

Melodi sangat mudah dikenali daripada didefinisikan. Melodi  adalah serangkaian nada-nada
tunggal yang dikenali sebagai suatu kesatuan dan menyaluruh. Melodi yang bergerak dalam
interval-interval yang kecil dinamakan melodi melangkah, sedang yang bergerak interval besar
dinamakan melodi melompat. Yang dimaksud satu langkah adalah jarak antara dua nada yang
berdekatan dalam urutan tangga nada do-re-mi, dan setrusnya. Misalnya nada do melangkah ke
nada re, nada la melangkah ke nada sol. Jarak yang lebih besar dari pada satu langkah dinamakan
lompatan.

Kebanyakan melodi tersusun  atas bagian yang pendek yang dinamakan frasa (phrase), yang
mempunyai pola-pola nada dan ritme yang serupa untuk membentuk kesatuan melodi. Frasa
dapat timbul dalam bentuk pasangan yang seimbanng, dimana yang pertama merupakan melodi
pembuka  yang berkesan kemunculan, diikuti oleh frasa kedua merupakan melodi penutup. Frasa
kedua dapat merupakan pengulangan dari yang pertama tetapi mempunyai pengakhiran yang
lebih konklusif dan mantap.

KEGIATAN BELAJAR  2

UNSUR DASAR DAN ELEMEN KOMPOSISI TARI

A. UNSUR - UNSUR DASAR TARI

Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam sebuah
tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga, ruang dan waktu.

1. GERAK

Gerak didalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari. Gerak tari adalah
gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah (asli) ke gerak

14
murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat
dan dinikmati karena menjadi gerakan yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak
maknawi). Gerak wantah contohnya mencangkul, membatik dll. Gerak wantah mudah dipahami
sebaliknya gerak murni dan maknawi tidak mudah dipahami karena sudah mengalami proses
stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak
wantah yang telah diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna. Gerak maknawi
adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna.

2. UNSUR TENAGA

Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi :

a. intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat
ketegangan gerak

b. Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras

c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.

3.UNSUR RUANG

Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh
penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.

Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang
terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak pindah tempat.

Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut dengan panggung,
lapangan atau halaman terbuka.

4. UNSUR WAKTU

Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada 2
faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran
waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat
setiap gerakan yang dapat dicapai.                                

15
B.   Elemen Komposisi Tari

Dalam penyusunan karya tari perlu kiranya dibekali dengan beberapa teori untuk membimbing
sebagai penata tari pemula. Adapun elemen-elemen komposisi tersebut: Gerak, Tema, Desain
atas, Desain lantai, Desain Musik, Dramatik, Kelompok, Dinamika, Kostum, Tata rias,Tata
panggung, dan Tata Lampu.

1. Gerak

         Gerak dalam tari merupakan komponen utama, karena gerak adalah medium untuk
mengekspresikan sebuah tarian.

2. Tema

         Tema dalam tari tergantung pada apa yang ingin diekspresikan atau ingin disampaikan
oleh pencipta tari. Tema adalah inti dari sebuah cerita yang akan diungkapkan dalam tari.

3. Desain Atas

Desain atas merupakan desain yang berada di dalam bidang atau ruang atas lantai pentas yang
dapat dilihat oleh penonton yang berlatarkan back drop. Ada beberapa desain atas diantaranya
adalah Desain Datar, Desain Dalam, Desain Vertikal, Desain Horizontal, Desain Kontras, Desain
Statis, Desain Lengkung, Desain Bersudut, Desain Spiral, Desain Tinggi, Desain Rendah, Desain
Terlukis, Desain Simetris.

4. Desain Lantai

Desain lantai adalah garis-garis di atas pentas yang dilalui oleh penari. Garis memiliki demensi
memanjang , mempunyai arah dan mempunyai sifat.

5. Desain Musik

         Music sebagai pengiring tari membantu menghidupkan tari dlam hal irama, tema, dan
penjiwaannya.

         Fungsi music dalam tari diantaranya adalah:

16
o Membantu mempertegas irama tari
o Memberi ilustrasi
o Membantu mempertegas ekspresi gerak
o Merangsang penari

 Music sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi 2 yakni music internal dan music eksternal.

 Music internal : music yang dibangun atau dihasilkan dari diri penari itu sendiri
 Music eksternal : iringan tari secara eksternal memang diciptakan khusus dengan alat
tertentu (instrument).
6. Desain Kelompok

         Ada beberapa desain kelompok yang dapat digunakan khususnya dalam menyusun tari
kelompok, yaitu tari yang dilakukan oleh lebih dari 2 penari. Desain tersebut adalah unison
(kompak), balance (seimbang), broken (terpecah), alternate (selang-seling), cannon (berurutan),
dan proportion (proporsi).

7. Dinamika

         Dinamika selalu berkaitan dengan mekanik yang didalamnya membicarakan efek
kekuatan atau tenaga dalam menghasilkan gerak.

8. Tata Panggung

          Panggung adalah tempat yang digunakan untuk pertunjukan tari. Ada beberapa bentuk
panggung yaitu bentuk konvensional seperti bentuk proscenium, tapal kuda atau seperti huruf  U,
dan arena.

C.Jenis Tari

         Berbagai jenis dan macam tari dapat dilihat, namun sebenarnya tari yang bermacam-
macam tersebut dapat kita kelompokan berdasarkan fungsi, bentuk, dan tema.

KEGIATAN BELAJAR 3

17
UNSUR DAN PRINSIP SENI RUPA

A. Unsur-unsur Seni Rupa

         Benda alam, karya manusia, ilmu, bahasa memiliki unsur dan bangun. Semua unsur itu
saling berkaitan menurut pola tertentu yang mempunyai ciri sendiri.

1. Garis

         Garis dalam seni rupa merupakan perpanjangan dari susunan titik-titik yang memiliki
panjang namun relatif tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi atau menunjukan arah. Garis
dapat berperan sebagai penghubung dua titik menjadi sumbu, penyilang atau pembatas bidang.

2.  Warna

Warna merupakan unsur rupa yang secara langsung dapat menyentuh perasaan.

Menurut teori Brewster warna terdiri dari 3 kelompok, yaitu:

- Warna pokok atau primer, warna ini tidak dapat dibuat dengan cara mencampur warna
yang sudah ada, warna primer terdiri dari warna merah, kuning, dan biru.
- Warna sekunder dapat dibuat dengan cara mencampur dari dua warna primer dengan
perbandingan yang sama. 
- merah + kuning : oranye
- Warna tertier dapat dibuat dengan cara mencampur dua atau tiga atau lebih dari warna
skunder dengan warna skunder, warna skunder dengan warna premier.

Contoh:

merah + hijau : hitam

3.  Tekstur

Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda. Setiap benda
mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur bias memberikan kesan berat atau ringannya
suatu benda.

18
4.  Ruang

Bagian benda yang tampak pejal (keras) disebut pukal, ruang yang kosong disebut rongga.
Rongga adalah ruang yang terbatas, dalam karya rupa ruang selalu terbatas.

5.  Bidang

Bayangan terjadi karena adanya pencahayaan. Cahaya dapat memberi efek gelap dan terang.
Dalam seni rupa efek cahaya ini dapat memberi kesan suram atau sebaliknya terang.

B. Prinsip Seni Rupa

Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:

 1. Kesatuan (unity)

Kesatuan dalam seni rupa adalah terbentuknya berbagai unsur yang saling menunjang
satu sama lain dala membentuk komposisi yang baik dan serasi.

2.  Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah upaya untuk menyeimbangkan proporsi kiri kanan, atau atas
bawah sehingga terlihat simetris.

3.  Irama (rhythm)

Irama dalam seni rupa merupakan susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang
diatur, berupa susunan garis, bentuk maupun susunan warna.

4.  Penekanan (kontras)

Penekanan adalah tujuan untuk memberi pusat perhatian atas objek yang ditampilkan
dalam sebuah karya seni rupa.

5.  Proporsi

Proporsi dalam seni rupa memberikan perbandingan antara bagian-bagian yang satu
dengan bagian lain secara keseluruhan.

6.  Keselarasan (harmony)

19
Keselarasan merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan beberapa unsur rupa
walaupun berasal dari berbagai bentuk yang berbeda.

MODUL 3

KEMAMPUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK SENI ANAK SD

Kegiatan Belajar 1

Kemampuan Dasar Anak Sekolah Dasar

Perkembangan manusia dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :

20
Perkembangan kognitif, berhubung dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada cara – cara
berfikir seseorang.

Perkembangan personal, merupakan perubahan – perubahan yang terjadi yang berkaitan dengan
kepribadian.

Perkembangan sosial, berhubungan dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada diri
seseorang, antara individu yang satu dengan lainnya.

Perkembangan fisik, perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuh manusia.

Perkembangan yang terjadi pada individu disebabkan oleh dua fakrot, yaitu :

 Faktor pertumbuhan dan kematangan, perubahan – perubahan yang terjadi pada individu
secara alamiah dan spontan.
 Faktor belajar, perubahan – perubahan yang terjadi dari interaksi individu dengan
lingkungan sekitarnya.

Anak Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang khas dalam hal fisik maupun psikologis,
khususnya dalam tingkat intelektual, emosional, sosial, estetik, kreativitas dan daya perseptual
serta pertumbuhan fisiknya.

A. KEMAMPUAN INTELEKTUAN ANAK

Menurut peaget (woolfolk and Nicolich, 1984:51) ada empat faktor yang mempengaruhi
perkembangan manusia, yaitu :

 Kematangan, merupakan faktor paling dasar dalam perkembangan berfikir manusia.


 Aktivitas, aktivitas berpikir seperti observasi, eksplorasi, evaluasi dan problem solving
merupakan aktivitas berpikir yang turut andil dalam membangun kemampuan berpikir
anak.
 Transmisi sosial, pengalaman belajar dari orang lain.
 Equilibration, faktor keseimbangan yang selalu diupayakan dalam berfikir.

B. KONDISI EMOSIONAL ANAK

21
Emosi berbeda dengan perasaan (feeling) yang bersifat tenang dan tertutup. Emosi
menggambarkan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak dan terbuka.

Emosi sebagai aspek psikologis  mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu :

 Lebih bersifat subyektif dibandingkan dengan peristiwa psikologis lainnya.


 Bersifat flukuatif. Emosi seseorang bisa berubah-ubah tergantung dari situasi dan kondisi.
 Banyak bersangkut paut dengan peristiwa panca indra.

Berdasarkan penyebab kemunculannya, emosi dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :

 Emosi sensoris, emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar tubuh.
 Emosi psikis, emosi yang kemunculannya mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah: perasaan intelektual,  perasaan sosial., perasaan
estetis, dan perasaan spiritual.

C. KONDISI SOSIAL ANAK

Pada masa Sekolah Dasar, anak erangsur-angsur  mulai menyadari  bahwa mereka merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari lingkungannya. Mereka mulai menaruh perhatian pada orang
lain disekitarnya. Mereka mulai mencari teman akrab dan sudah mampu bekerja sama dengan
mereka, mengikuti aturan – aturan kelompok.

Dalam hal ini guru bisa memberikan pembelajaran secara berkelompok agar anak didiknya dapat
bersosialisasi dengan baik.

D. KONDISI PERSEPTUAL ANAK

Perseptual mengandung pengertian  kombinasi antara kognitif dan efektif. Secara intelektual,
pada masa Sekolah Dasar anak sudah mampu mencerna informasi yang berasal dari luar dirinya
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah  diketahuinya

E. KARAKTERISTIK FISIK ANAK

22
Masa Sekolah Dasar adalah masa dimana anak berada dalam proses pertumbuhan fisik yang
sangat pesat. Pada masa ini anak menyukai kegiatan yang bersifat fisik.

Kegiatan – kegiatan  fisik ini dapat diarahkan pada permainan – permainan kelompok yang
dampaknya sangat baik bagi perkembangan sosial mereka.

F. KARAKTERISTIK ESTETIK ANAK

Perasaan estetik merupakan suatu hal yang sifatnya alamiah yang dibawa anak sejak lahir, ini
berarti secara alamiah sesungguhnya seseorang itu sudah mampu menangkap, mengalami atau
merasakan keindahan yang ada disekitarnya.

G.  KONDISI KREATIF ANAK

Bakat kreatifitas anak sudah dibawa anak sejak dari lahir. Jika anak dapat difasilitasi dengan
beragam teknologi pada zaman sekarang ini karena bakat setiap anak berbeda – beda.

KEGIATAN BELAJAR 2

Karakteristik Seni Anak Sekolah Dasar

Karya seni merupakan produk budaya manusia dari semua lapisan sosial, kelompok etnis,
kurun waktu, jenis kelamin dan usia. Hasil karya seni sesungguhnya dapat dipengaruhi dan
bahkan dapat ditentukan oleh pelaku seni itu sendiri. Aspek-aspek yang mempengaruhi itu
adalah latar belakang, perkembangan fisik dan mental, kebutuhan dan kesenangan dan
lingkungannya.

A. Karakteristik Suara Anak Usia SD

Media musik yang paling dekat dengan kita adalah suara dan tubuh kita, bernyanyi dan
bertepuk tangan itulah yang dimaksudkan. Suara yang dihasilkan manusia memiliki suara yang
berbeda-beda sesuai dengan alat produksinya. Salah satu unsur yang membedakannya adalah
ukuran alat produksi suara, sehingga bisa dikelompokkan maka ada karakteristik suara manusia
yang dibedakan dari usia.

23
Menurut Andersen karakteristik suara anak dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok,
berdasarkan karakteristik dan kemampuannya:

Usia 4 – 5 tahun suaranya terdengar tipis, kecil dan ringan

Usia 6 – 7 tahun pada umumnya memiliki suara yang tinggi dan ringan, namun ada juga yang
bersuara rendah

Usia 8 – 9 tahun pada umumnya anak mulai dapat bernyanyi dengan nada yang tepat

Usia 10 -12 tahun pada umumnya belum mengalami perubahan suara , suara mereka masih
terdengar jernih dan ringan.

B. KARAKTERISTIK MUSIK ANAK

Musik anak harus sesuai dengan perkembangan fisik yang mampu menjadikan dirinya
sebagai media pengungkapan perasaan, pikiran, isi hati anak. Karakter musik anak seyogyanya
dapat ditemukan tidak hanya pada semua aspek musik tetapi juga seperti; aspek bunyi, nada,
ritme, tempo dan dinamik serta ekspresi dan bentuk musik. Selain itu seyogyanya musik anak
mampu memberikan kesempatan bagi perkembangan kreativitas berpikir dan seni (rasa
keindahan) anak serta dunia anak. Berikut ini karakteristik yang sebaiknya muncul dalam musik
anak adalah:

1. Musik sesuai dengan minat dan menyatukan dengan kehidupan anak sehari-hari.

2. Ritme musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat

3. Nyanyian atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik lainnya.

4. Melalui musik anak diberi kesempatan pula untuk bergerak melalui musik.

C. KARAKTERISTIK GERAK ANAK

Karakteristik gerak fisik anak usia sekolah dasar dapat dikatakan bersifat sederhana, gerakannya
biasanya bermakna dan bertema dimana tiap gerakan mengandung arti atau tema tertentu. Anak
juga mampu menirukan gerak binatang melalui pengamatannya.

24
D. KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK

Ada 4 aspek yang dapat digunakan untuk mengamati karya seni rupa anak, yakni;

1. Aspek tipologi seni rupa anak

2. Aspek karakteristik seni rupa anak

3. Aspek periodisasi seni rupa anak

4. Aspek relevansi karakteristik seni rupa anak

Ada tiga tipe tipologi seni rupa anak; yakni tipe visual, tipe haptik dan tipe campuran keduanya.
Pada tipe visual, kemampuan daya tangkap indrawi sangat menonjol sehingga anak mampu
merekam objek aslinya termasuk proporsi, perspektif, perbandingan serta detailnya. Pada tipe
haptik, pengungkapan suasana hati atau emosi sangat menonjol ketika mereka menuangkan
objek kedalam karya seni rupanya.

E. PERIODISASI SENI RUPA ANAK

Ada beberapa klasifikasi periodisasi seni rupa anak diantaranya yang disodorkan oleh

1. Lansing mengelompokkan menjadi: Masa coreng moreng (2-4 tahun), figuratif (3-12 tahun)
yang terdiri dari; permulaan figuratif (3-7 tahun), pertengahan figuratif (9-10 tahun), akfir
figuratif (9-12 tahun) dan artistik (12 tahun keatas).

2. Lowenfeld dan Brittain yang menghasilkan: Masa coreng moreng (2-4 tahun) naturalisme /
pseudo naturalistic (12-14 tahun) dan masa dewasa (14-17 tahun). 

MODUL 4

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM BERKARYA SENI

Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Teknologi Penciptaan Karya Seni

25
1. Istilah Teknologi

Istilah teknologi sebenarnya sangat umum, istilah ini digunakan untuk menunjukkan
substansi keteknikan, berhubungan kinerja teknik tersebut tersusun secara urut dari suatu yang
terdiri dari komponen yang satu dengan yang lain harus dirancang bergantian secara runtut.

Suatu karya seni mempunyai struktur: wujud (contour), isi (content), dan tata laku (context).
Ketiga struktur karya seni tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya ketika proses
penciptaan berlangsung.

2. Cakupan teknologi

Pada wujud teknologi terdapat prinsip: kerajinan, rekayasa dan pengolahan. Kerajinan
mempunyai dasar: kecakapan, kecepatan, ketepatan dan keterampilan. Jika seorang guru
meminta siswa mencipta karya rupa dengan prinsip teknologi maka hasil yang akan diperoleh
dapat berupa:

Output              : karya rupa berteknologi

Outcome          : keterampilan (skill)

Dampak           : berpikir sistematis, tangguh, ulet, tepat dan disiplin.

3. Model Pemanfaatan Teknologi dalam Karya Seni

Dalam area teknologi, prinsip keteknikan dapat digolongkan menjadi tiga prinsip, yaitu:

a.         Pemanfaatan Teknologi Kerajinan Dalam Penciptaan Karya Seni

Pembelajaran teknologi kerajinan lebih memfokuskan kepada keterampilan produksi, reproduksi,


reproduksi yang diukur dari: kecepatan, ketepatan, dan ekonomis serta keluasanya.

b.        Pemanfaatan Teknologi Rekayasa Dalam Penciptaan Karya Seni

26
Pemanfaatan teknologi rekayasa dapat dilihat pada keteknikan dan  dampak pembelajaran.
Dampak keteknikan lebih mendorong keyakinan mencipta melalui kecakapan mengurangi bahan
dan menyusun alat sesuai dengan sistem kinerjanya. Sedangkan dampak pembelajaran  teknologi
rekayasa adalah keuletan menguraikan masalah, dan menyusun kembali  permasalahan mencipta
karya seni.

c.         Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Dalam Penciptaan Karya Seni

Pengukuran terhadap pengolahan adalah perilaku mengubah objek melalui proses: pemasakan,
reaksi, percobaan (treatment) secara cepat dapat menghasilkan produksi ganda dan reproduktif.

KEGIATAN BELAJAR 2

Ruang Lingkup Penggunaan Teknologi

1.      Teknologi Sederhana Berenergi Manusia

Ada tiga jenis teknologi yang termasuk dalam teknologi sederhana ini yakni teknologi putar,
tarik, dan pukul.

a.       Teknologi Putar

Teknologi putar berfungsi menggandakan, mempercepat kinerja, meringankan beban seseorang


dalam bekerja setiap saat. Namun setelah orang berteknologi, karya itu membuat kinerja
seseorang menjadi sangat bergantung kepadanya. Misalnya: jam tangan.

b.      Teknologi Tarik

Suatu contoh alat yang menggunakan teknologi tarik adalah sepeda kayuh. Tarikan kekuatan
pada sepeda terletak pada dikeluarkan oleh kekuatan kaki pada waktu mengayuh. Semakin kuat
penarikan kaki untuk memutar gigi depan, maka akan semakin kuat pula tarikan pada gigi
belakang dan laju sepeda pun semakin kencang.

c.       Teknologi Pukul

27
Contoh alat yang menggunakan teknologi pukul adalah alat musik genderang ((perkusi).
Alat ini menimbulkan suara ketika dipukul oleh alat tertentu. Tinggi rendahnya bunyi yang
diciptakan oleh seseorang terletak pada besar kecilnya tabung yang berongga.

2.        Teknologi Sederhana Berenergi Alam

a.   Penggerak Berenergi Angin, contohnya: kipas angin.

b.  Penggerak Berenergi Air, contohnya: baling-baling kapal.

3.        Teknologi Tinggi

a.   Motor penggerak berenergi listrik

b.   Teknologi Digital

Teknologi digital merupakan perkembangan mutakhir. Teknologi digital yang paling banyak
membantu manusia adalah komputer. Pemanfaatannya dalam penciptaan karya seni rupa
melalui: 1) program freehand drawing, 2) program corell draw, 3) program (adobe) Photoshop,
4) program makromedia animasi, 5) powerpoint, 6) program editing.

KEGIATAN BELAJAR 3

Rencana dan Laporan Kerja

            Dalam teori belajar, sekarang dikembangkan model belajar melalui kesalahan atau
kesuksesan yang dicapai pada awalya, selanjutnya dikembangkan menjadi rancangan kerja.
Rancangan kerja ini ditulis dalam skema ataupun menggunakan daftar isian. Dasar pemikiran
penulisan gagasan ini sangat penting karena ketika seseorang sedang berkarya , tiba-tiba 
ingatannya bebaur dengan pikiran lain  sehingga terjadi kelupaan. Dengan demikian, rancangan
kerja yang telah ditulis dapat mengingatkan kembali gagasan yang telah terputus.

            Ide dan gagasan dalam menciptakan karya seni dengan memanfaatkan teknologi
(sederhana) perlu dituangkan dalam sebuah     rancangan yang meliputi karya apa yang akan

28
dibuat, bagaimana latar belakang munculnya ide dan gagasan dan manfaat karya tersebut. Selain
itu jelaskan pula dalam rancangan tersebut tentang bagaimana teknik dan cara kerja atau langkah
yang akan dikerjakan untuk membuat / mewujudkan ide / gagasan tersebut. Bahan apa yang akan
digunakan, bagaimana karakteristik bahan tersebut. Juga perlu dibuat dalam rancangan tersebut
tentang kesulitan yang diperkirakan akan ditemui.

Modul 5 “Olah Musik”


Kegiatan Belajar 1 “Beryanyi”

A. Bernyanyi
1. Pernafasan
Pernafasan yang baik sangat diperlukan saat bernyanyi karena bernyanyi
merupakan suatu peristiwa bergetarnya pita suara oleh udara. Jadi udaralah, yang
menggetarkan pita suara. Udara dalam paru-paru dihasilkan oleh proses pernafasan.

Jenis Pernafasan

29
Pernafasan Perut Pernafasan Dada Pernafasan Diafragma
(sekat rongga badan)

Berikut adalah cara bernafas diafragma, sebagai berikut :


1) Berdiri dengan rileks
Posisi badan tegak. Usahakan punggung tidak bungkuk. tangan diletakkan di
pinggang menyentuh tulang rusuk bagian bawah (seperti orang tolak pinggang).
2) Tarik nafas sedalam-dalamnya melalui hidung (2 hitungan)
Istilah paru-paru dengan udara sambal menekan pinggang dan menarik otot perut
ke dalam hingga agak tegang. Rasakan perkembangan sejat rongga dada
(diafragma) selama 2 mingguan. Cara ini disebut dengan Inhalasi.
3) Pertahankan beberapa saat (2 hitungan)
Setelah menarik nafas jangan langsung dikeluarkan, tetapi pertahankan selama 2
hitungan. Cara ini disebut dengan Suspensi.
4) Keluarkan udara melalui udara mulut (4 hitungan)
Secara perlahan dan merata keluarkan nafas melalui muluy dengan bunyi fff….
atau sss…. Selama 4 hitungan. Mengeluarkan nafas dengan bunyi fff…. atau
sss…. berguna untuk mengontrol jalannya pernafasannya. Cara ini disebut dengan
Ekshalasi.
5) Kendurkan otot (relaksasi) 2 hitungan
Setelah ekshalasi ciptakan keadaan rileks untuk mengendurkan otot diafragma
dan bersiap-siap untuk melakukan Inhalasi.
2. Teknik Bernyanyi
Jenis suara wanita dan pria dewasa masih dibedakan menurut register atau
ambitusnya. Dalam paduan suara biasanya hanya dibagi dalam empat jenis, yaitu:
Sopran, Alto, Tenor, dan Bas. Jadi, pembagian suara tersebut berdasakan jangkauan
suara yang dapat dicapai oleh seseorang.

Jenis-Jenis dan Register Suara 30


Suara Wanita: Suara Pria: Suara Anak-Anak:

 Tinggi (Sopran)  Tinggi (Tenor)  Tinggi


 Sedang (Mezzo  Sedang (Bariton)  Rendah
Sopran)  Rendah (Bass)
a. Artikulasi
Rendah (Alto)
Artikulasi adalah pengucapan kata-kata dan kalmat music secara nyata dan
jelas. Salah satu perbedaan music vocal dibandingkan dengan music instrumental
adalah adanya lirik yang dinyanyikan. Oleh karena itu, ucapan atau artikulasi
yang jelas menjadi sangat penting dalam bernyanyi.
Artikulasi dalam vocal diperngaruhi oleh bentuk bibir, lidah, dan rongga
mulut. Artikulasi yang baik adalah dengan membuka mulut lebar-lebar ke bawah
bukan ke samping. Perlunya artikulasi dilatih agar arti dan makna lagu dapat
dinikmasti sebagaimana mestinya.
b. Pembentukkan Suara
Ada dua dasar dalam pembentukkan suara yang baik, yaitu :
1) Otot-otot leher dan kerongkongan diupayakan tetap selemas mungkin.
2) Mulut dibuka lebar-lebar ketika menyanyikan huruf-huruf hidup.
c. Resonansi
Resonansi adalah pemanfaatan rongga-rongga kepala, leher, dan dada.
Ruang resonansi yang paling uatama terdapat di bagian kepala. Ruang ini apabila
dimanfaatkan dan dilatih dengan baik akan memberikan banyak kebaikan pada
suara yang dihasilkan.
Ruang resonansi ini dapat dilatih. Berikut ini latihan-latihan yang
diperuntukkan untuk membentuk resonator yang baik. Latihan bersenandung
berikut ini dimaksudkan juga untuk membentuk resonansi. Caranya adalah:
1. Mulut dikatupakn dengan bibir saling bersentuhan namun tidak ditekan.
2. Rahang bawah diturunkan dengan luwes dan tidak kaku.
31
3. Gigi bawah dan atas memiliki jarak 1 cm atau setebal jari telunjuk.
4. Lidah menyentuh gigi bawah dan permukaanya datar. Pangkalnya dalam
keadaan rileks tidak ditekan.
5. Rongga mulut dan tenggorokan membentuk ruang yang seluar mungkin.
d. Interpensi & Ekspresi (Penghayatan Pembawaan Lagu)
Interpensi dalam bernyanyi dapat dicapai dengan menghayati isi dari kata-
kata atau lirik dan menyandarkannya pada nada-nada sebagai suatu gagasan,
pesan dan kesatuan. Suatu lagu merupakan kesatuan dari kalimat bahasa dan
kalimat masuk. Oleh karena itu, menghayati suatu lagu dapat dilakukan dengan
membaca terlebih dahulu lirik lagu tanpa henti, kemudian kalimat musiknya tanpa
kata-kata.
3. Penampilan
Bernyanyi yang baik dan benar adalah sesuai dengan ungkapan isi hati yang
hendak dinyanyikan. Sikap bernyanyi yang baik sewaktu berdiri maupun duduk
adalah tidak terganggunya organ-organ pernafasan dan organ vokal yang diperlukan.
Gerakan tubuh yang benar adalah gerakan yang mendukung musik yang hendak
disampaikan kepada pendengar. Gerakan tangan dan kaki dilakukan dengan wajar
karena bernyanyi lebih mengutamakan unsur vocal (audio) dibandingkan dengan
unsur gerak (visual). 
Busana juga perlu disesuaikan. Sangat tidak baik apabila penyanyi hanya
berpakaian seadanya di panggung. Sebaliknya, sangat tidak baik pula apabila busana
yang dikenakan sangat berlebih-lebihan, sehingga mengganggu produksi suara.
Perkembangan teknologi audio memungkinkan penyanyi menggunakan
microphone. Masing-masing microphone memiliki karakter tersendiri, oleh karena itu
penyanyi perlu berlatih menggunakan microphone.

Kegiatan Belajar 2 “Mendireksi”

A. Mendireksi
Pemberi aba-aba adalah seorang pemimpin dan biasa disebut dirigen atau
konduktor (conducter). Dalam musik ada beberapa jenis aba-aba yaitu : aba-aba 1 (satu)

32
pukulan, 2 (dua) pukulan, 3 (tiga) pukulan, dan 6 (enam) pukulan. Aba-aba 2 dan 3
berarti dalam satu birama lagu terdapat 2 atau 3 ketukan.
1. Jenis Aba-aba
a. Aba-aba 1 pukulan
Gambaran ayunan tangan pada aba-aba ini adalah mulai dari titik tertinggi
(sebagai titik awal gerakan) kemudian turun ke bawah langsung membentuk
gerakan melingkar ke samping luar sebelah kanan lalu naik kembali ke titik awal.
Perhatikan arah gerakannya pada gambar di bawah ini.

T. Kiri T. Kanan
Gerakan aba-aba tersebut dapat dilakukan dengan tangan kanan terlebih
dahulu. Kemudian kedua tangan digerakkan secara bersama-sama. Perhatikan dari
mana suatu gerakan diawali dan di mana berakhirnya, jangan sampai kebalik.
b. Aba-aba 2 pukulan
Gerakan aba-aba ini dimulai sama dengan gerakan satu pukulan. Jadi,
mulai dari titik awal (setinggi mars), kemudian turun ke bawah dalam bentuk
melingkar ke luar, lalu naik ke atas (setinggi bahu) untuk hitungan satu.
Kemudian dari titik tersebut tangan turun ke bawah dalam bentuk melingkar ke
dalam lalu naik ke atas menuju titik awal. Latihlah gerakan tersebut di atas
dengan mengikuti pola gerakan berikut ini.

2
1

Hindarilah kesalahan-kesalahan yang sering terjadi seperti berikut ini :


1) Gerakan tangan terlalu bulat sewaktu diayunkan untuk membentuk gerakan
melingkar ke samping. Dengan kata lain, gerakannya terlalu bulat sehingga
tidak mencapai titik kedua sebagai titik gerakan yang semestinya.

33
2) Gerakan “tu” dan “wa” terlalu dibuat sama kuat, sehingga bentuknya hampir
sama.
3) Gerakan “wa” tidak dibuat melingkar melainkan langsung menuju ke titik
awal gerakan atau seperti garis lurus sehingga terasa kosong.
c. Aba-aba 3 pukulan
Selanjutnya kita lanjutkan pada irama terner, yaitu dalam satu birama
terdapat tiga ketukan. Dalam irama terner katukan yang kuat terdapat pada
ketukan pertama. Dua hitungan berikutnya diketuk lebih ringan. Untuk
membedakan ketukan kuat dengan ketukan lemah dalam memberi aba-aba pada
umumnya ditunjukkan oleh gerakan yang lebih tegas. Lihat gerakan aba-aba 3
berikut ini.
3

1
2

Latihan :
1) Siapkan gerakan tangan pada titik awal.
2) Arahkan gerakan tangan ke bawah dan langsung membentuk ayunan dengan kata
“tu” kea rah dalam untuk ketukan satu.
3) Kemudian ayunkan gerakan ke samping luar untu “wa” yang langsung naik ke
atas.
4) Dari titik tersebut ayunkan kembali tangan ke arah dalam pada ketukan “ga”
menuju titik awal gerakan.
5) Ulangi beberapa kali hingga berakhir.
Hindarilah gerakan-gerakan berikut ini :
1) Gerakan pukulan kedua dan ketiga terlalu rendah dan berat daripada gerakan
pukulan pertama.
2) Gerakan pukulan ketiga terlalu ke dalam hingga melewati garis gerakan
pertama.
d. Aba-aba 4 pukulan

34
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari irama
dua atau biner. Oleh karena itu, dalam memberi aba-abanya pun seolah-olah ada
dua pukulan berat yaitu hitungan 1 dan 3 serta dua pukulan ringan pada hitungan2
dan 4. Berikut bentuk dan arah gerakan aba-abanya berikut ini.

3
1
2
Latihan :
1) Mulailah dari gerakan titik awal, lalu tangan bergerak turun sambal diayunkan
ke samping dengan “tu”.
2) Kemudian naik sedikit dan diayunkan ke dalam dengan “wa”.
3) Lanjutkan dengan menaikkan sedikit ke atas sambal mengayunkan ke samping
luar dengan titik beban ayunan baru pada “ga” dan terlontar ke atas.
4) Lalu ayunkan deikit ke dalam dengan “pat” lalu kembali ke titik awal.
Untuk membedakan tingkatan tinggi-rendahnya ayunan tangan setiap
hitungan dapay dilihat pada garis batas berikut ini.

Ayunan tertinggi

Ayunan tengah
Ayunan terendah

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan, perhatikan hal-hal berikut.


1) Lakukan setiap gerakan dengan arah yang besar.
2) Setiap perpindahan pukulan, tangan selalu diayunkan.
3) Gerakan dengan arah lurus hanya dilakukan pada hitungan pertama.
e. Aba-aba 6 pukulan

35
Gerakan aba-aba ini dikatakan pengembangan dari irama 2 atau jenis
birama susun. Dikatakan demikian karena dalam 1 birama terdapat 2 pukulan kuat
yang jatuh pada hitungan pertama dan keempat. Dengan demikian dalam gerakan
aba-abanya ketukan kuat itu harus diayunkan lebih kuat/panjang dibandingkan
dengan ketukan lainnya. Berikut bentuk dan gerakan aba-aba ini.
1) Mulai dari titik awal gerakan, yaitu kedua tangan diangkat setinggi mata ke
depan.
2) Turunkan dan ayunkan tangan ke samping luar untuk hitungan “tu”.
3) Kemudian naik setengah dari panjang gerakan pertama dan ayunkan ke
samping dalam untuk hitungan “wa”.
4) Lalu buat ayunan kecil sekali lagi untuk hitungan “ga” kearah luar.
5) Dari hitungan “ga” ayunkan tangan naik lalu turun ke samping luar untuk
ketukan “pat”.
6) Lalu tangan digerakkan naik kemudian diayunkan ke samping untuk hitungan
“ma”.
7) Dari sini, tangan naik ke atas lalu membentuk gerakan ayunan kecil ke dalam
untuk hitungan “nam” lalu kembali menuju titik awal aba-aba.
8) Ulangi beberapa kali hingga merasakan hitungan yang mendapat aksen dan
yang tidak.
6
4 5
3
2 1

2. Sikap Badan
Sikap badan seseorang pemimpin, baik tangan, kepala, mata dam gerakan lainnya
haruslah mengacu kepada ekspresi musik. Berikut variasi latihan yang dapat
dilakukan sebagai berikut.
1) Lakukanlah latihan senam jenis aba-aba dasar sambal menghitung dengan dan
tanpa bersuara.

36
2) Latihanlah aba-aba sebuah lagu yang lengkap tulisan (cover) musiknya dan
mainkan musik tersebut dalam hati sambal memainkan seluruh tanda tempo dan
dinamik yang tertulis pada lagu tersebut.
3) Latihanlah aba-aba lahu yang telah dikuasai betul (hafal) dan mainkan music
tersebut dalam hati sambal memainkan seluruh tanda-tanda tempo dan dinamik
yang tertulis pada lagu.
3. Teknik Aba-aba
a. Aba-aba permulaan
1) Sikap siap.
2) Gerakan pendahuluan.
3) Saat memulai (insetting).
b. Sikap siap
1) Untuk aba-aba yang sedang atau biasa, tangan kiri diangkat lebih tinggi dan
tangan kanan dengan telapak tangan menghadap ke atas.
2) Untuk aba-aba yang lembut, kedua tangan diangkat setinggi dada dengan
telapat tangan kanan telungkup dengan jari sedikit terbuka dan telapak tangan
kiri menghadap ke atas.
3) Untuk aba-aba tegas, dilakukan dengan mengangkat tangan kiri lebih tinggi
dari tangan kanan dengan jari telunjuk dan ibu jari dipertemukan; sedangkan
jari-jari lain agak terbuka sedikit.
4) Untuk insetting kuat, telapak tangan saling berhadapan, tangan kiri lebih
tinggi dan sedikit maju dibandingkan tangan kanan dengan jari-jari yang
merapat.
5) Untuk insetting sangat lembut, telapak tangan menghadapi ke depan dan jari-
jari agak terbuka.
c. Gerakan pendahuluan
Perhatikan perbedaan masing-masing gerakan pendahuluan berikut ini :
 Aba-aba pendahuluan pada insetting ketukan berat. Gerakan pendahuluan
pada insetting ini jatuh pada pukulan ringan.
 Aba-aba pendahuluan pada insetting ketukan ringan (birama gantung).
Gerakan pendahuluan insetting ini jatuh pada pukulan berat.

37
 Aba-aba pendahuluan pada insetting di tengah ketukan. Gerakan
pendahuluan pada insetting ini jatuh pada pukulan penuh, sebelum lagu
dimulai.
d. Aba-aba penutup
Untuk mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragu-raguan bagi
pemusik, maka, aba-aba penutup harus berlangsung sampai nada terakhir sudah
selesai. Baru pada hitungan yang berikutnya aba-aba tersebut dihentikan.
Menghentikan aba-aba ini adalah dengan menambahkan sedikit gerakan
“lingkaran kecil” persis setelah gerakan aba-aba nada terakhir selesai.

Kegiatan Belajar 3 “Bermusik”


A. Bermusik
1. Instrument Gitar
Gitar termasuk alat music chordophone, yang dimainkan dengan cara dipetik (pluck).
Fungsi gitar dapat digolongkan sebagai alat music tunggal (solo), maupun alat musik
pengiring.
a. Bagian-bagian Gitar

b. Sikap Bermain
 Gunakan kursi tanpa sandaran samping, dan tinggi kursi disesaikan dengan
tinggi pemain.
 Letakkan foot stool di depan sebelah kiri pemain, sehingga jika kaki kiri
diletakkan di aasnya maka paha kiri akan naik. Pada posisi ini, tubuh pemain
akan ditopang oleh :
1) Telapak kaki kanan, di atas lantai
2) Telapak kaki kiri di atas foot stool
3) Tubuh di atas kursi.
c. Sistem Penalaan Gitar

38
 Dengan suling kunci nada (stempluit), yaitu dengan cara menyembunyikan
masing-masing nada sesuai dengan nada-nada pada dwai dalam posisi
terbuka (open string).
 Dengan garputala, yaitu dengan cara memukulkan garputala tersebut dan
meletakkan pangkal garputala pada badan gitar atau pemukulan kayu,
sehingga akan terdengan nada a´, yang kemudian disesuaikan dengan nada
dan dawai 5 posisi terbuka dalam bermain gitar.

d. Penjarian

Telunjuk :1
Tengah
Tangan Kiri :2
Manis :3
Kelingking :4

Ibu jari : p (pulgar)


Telunjuk : i (indicio)
Tangan Kanan Tengah : m
(medio)

e. Teknik Ptikan pada Gitar Manis : a (anular)

1) Apoyando (petikan bersandar)


Teknik petikan ini dilakukan dengan memetic salah satu dawai, dan
penyelesaiannya dengan menyadarkan jari pada dawai di atas/bawah dawai
yang dipetik.
2) Tirando (petikan bebas)

39
Teknik petikan ini dilakukan dengan memetik salah satu dawai, dan
penyelesaiannya tidak menyentuh (lepas) dawai yang berada di bawai/atas
dawai yang dipetik.
3) Strumming
Teknik petikan ini lebih banyak dijumpai pada permainan kelompok atau
lebih bersifat iringan. Akan tetapi, teknik ini juga dapat digunakan pada
permainan gitar tunggal, terlebih pada bagian nada-nada yang bersifat akor,
untuk lebih memberikan tekanan-tekanan atau ritmis yang tegas.
f. Gitar Solo
Gitar solo adalah bahwa dalam permainan gitar tunggal, harus dapat
memainkan fungsi melodi, harmoni (iringan), dan bas dalam satu kesatuan.
g. Gitar Iringan
Gitar iringan adalah bahwa permainan gitar iringan tidak dituntut adanya
teknik keterampilan yang baik. Akan tetapi, karena fungsi dari gitar iringan
adalah mengiringi baik vokal maupun alat musik yang lain, maka peran pemain
gitar iringan hanyalah sebatas mengiringi, sedangkan melodi pokok telah
dimainkan ataupun dinyanyikan oleh pemain lain.

2. Instrument Ritme
Alat musik yang tergolong dalam alat musik perkusi (pukul), dengan sumber bunyi
membran dan idiom (alat/bendanya), dapat dikelompokkan menjadi :
a.
Perkusi tak bernada

Castagnet Wood Block Triangle Guiro Maracas

Bass Drum, Side Drum, Tom-Tom, Floor


Cabassa Tambourine Tom-Tom, Cymbal, dan Hi-Hat.

40
b.
Perkusi bernada

Piano Glockenspiel Xylophone Vibraphone Marimba

Chimes Timpani

3. Instrument Suling
Suling atau recorder (recorder) termasuk dalam keluarga alat musik tiup. Alat
musik ini mempunyai mouthpiece dan beberapa lobang untuk menghasilkan nada-
nada yang berbeda. Alat musik rekorder ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu
sopranino, sopran, alto, tenor, dan bariton.
Sikap Bermain :
Posisi Duduk
1. Pemain duduk di ujung bagian depan kursi.
2. Badan tegap dan rileks.
3. Pandangan lurus ke depan.
Posisi Berdiri
1. Pemain berdiri dengan bertumpu pada kedua buah kaki.
2. Kaki agak terbuka (tidak rapat).
3. Badan tegap, tetapi relaks.
4. Pandangan lurus ke depan.

Modul 6 “ Penciptaan Karya Musik Anak SD “


Kegiatan Belajar 1 “ Karakteristik Lagu Anak “

41
Penciptaan nyanyian untuk anak SD dapat dilakukan apabila kepekaan terhadap dunia
anak serta penguasaan teknik komposisi dikuasai dengan baik. Tema lagu dapat ditemukan dari
pengamatan langsung maupuk tidak langsung kehidupan atau kejiwaan anak. Tema tersebut
diolah dan dituangkan dalam bentuk musikal.

Motif lagu dapat dikembangkan dalam berbagai cara sehingga menjadi kalimat, bagian,
dan bentuk melodi yang utuh sesuai dengan ide musikal.

A. Karakteristik Lagu Anak


1. Melodi
Melodi untuk lagu anak SD tidaklah seperti untuk orang dewasa. Melodi untuk
dewasa memiliki jangkauan nada (ambitus) yang lebih luas disbanding dengan jangkauan
suara anak-anak SD. Jangkauan anak SD dapat dibedakan berdasarkan jenis suara anak
yaitu suara tinggi dan suara rendah, bukan berdasarkan jenis kelamin. Anak-anak yang
bersuara tinggi memiliki jangkauan antara nada cʹ - fʺ sedangkan suara rendah anak
berkisar antara nada a - dʺ.
2. Ritme
Ritme nyanyian untuk anak SD sebaiknya mudah dinyanyikan. Namun perlu
diperhatikan bentuk ritme yang sulit yang bagaimana menurut mereka. Ritme melodi
yang memiliki nilai not yang hampir sama akan lebih mudah dinyanyikan dibandingkan
dengan ritme yang nilai-nilai notnya berbeda jauh (kompleks). Ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dalam menciptakan nyanyian untuk anak, diantaranya :
a. Pembuatan tema lagu,
b. Pengembangan tema lagu (sebagai melodi),
c. Repetisi (pengulangan),
d. Sekuens (pengulangan pada tingkat yang berbeda),
e. Argumentasi (pembesaran),
f. Diminusi (pengecilan interval),
g. Inversi (pembalikan), dan
h. Penentuan teks lagu.

Kegiatan Belajar 2 “ Penciptaan Iringan Lagu Anak SD ”

42
1. Pembuatan Pola Ritmik
Pembuatan musik instrumental memiliki persamaan dan perbedaan dengan musik vocal.
Secara umum, persamaanya sama-sama bermula dari suatu gagasan atau ide. Ide musikal
tersebut dituangkan dalam nada, irama, dan unsur musik lainnya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut.
1. Karakteristik bunyi dan register masing-masing instrumen
2. Tingkat kesulitan teknik permainan instrument tersebut
3. Hasil perpaduan bunyi sebagian atau keseluruhan instrument yang digunakan
4. Instrument natural atau transpose.
Jenis/Tipe Ketukan Per Birama

Tipe Ketukan Satu Tipe Ketukan Dua Tipe Ketukan Tiga Tipe Ketukan Tiga

Dalam pembuatan pola irama ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
1. Tanda birama (time signature).
2. Tempo.
3. Melodi
4. Harmoni.
2. Pengembangan Pola Ritmik
Mengembangkan pola irama dapat dilakukan berbagai macam variasi. Namun demikian,
pertimbangkan faktor-faktor teknis terutama keterampilan anak untuk memainkan pola irama
tersebut. Anak-anak di kelas rendah masih lemah dalam koordinasi kedua tangannya bila
memainkan suatu pola irama yang terlalu banyak sinkop (perpindahan aksen) dalam waktu
panjang.
3. Pemilihan Instrumen
Beberapa hal yang menjadi patokan dasar dalam pemilihan instrumen sebagai berikut.
1. Ketukan berat dimainkan oleh instrumen besar atau beregister rendah.
2. Ketukan ringan dimainkan oleh instrumen kecil atau beregister tinggi.
3. Sinkop dapat dimainkan oleh instrument kecil dan atau besar.

43
Modul 7 “ Penciptaan Tari Anak SD ”
Kegiatan Belajar 1 “ Proses Penciptaan Tari ”

1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal sebagai seorang yang akan menyusun tari dalam proses
penyusunan karya tari. Eksplorasi ini meliputi berpikir, berimajinasi, merasakan, dan
merespons alam sekitar, lingkungan fisik, dunia binatang, tumbuhan, kejadian-kejadian
sekarang maupun di masa lalu atau suatu cerita.
2. Improvisasi
Dalam improvisasi, seseorang lebih memiliki kebebasan dalam mengungkapkan ekspresi
gerak. Ciri dari improvisasi ditandai dengan gerak spontanitas. Improvisasi memacu
kreativitas dan memberi kesadaran bahwa gerak itu bersifat ekspresif.
3. Evaluasi
Pemilihan gerak didasarkan pada ide dasar yang meliputi tema, ceritera, watak gerak, dan
gerak-gerak yang menjadi ciri dari ide dasarnya. Susunlah gerak-gerak tersebut meliputi
gerak kaki, gerak tangan, gerak kepala, dan gerak tubuh atau torso.

44
Pulihkan gerak-gerak yang betul seharusnya di evaluasi sesuai dengan imajinasi dan juga
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa di sekolah.
4. Farming (Pembentukkan Gerak/Komposisi)
Kebutuhan membuat komposisi lahir dari hasrat manusia untuk memberi bentuk pada apa
yang ditemukan (dalam eksplorasi). Langkah melakukan spontanitas gerak juga penting,
tetapi spontanitas gerak juga penting, tetapi spontanitas gerak hendaknya dipadukan atau
ditambah dengan proses pemilihan gerak, pengintegrasian gerak, dan penyatuan gerak.

Kegiatan Belajar 2 “ Konsep Garapan Tari ”

a. Judul Karya Tari (Nama Tari)


Judul tari hendaknya harus sesuai atau identik dengan tari ataupun gerak tari yang dibuat.
Pilihlah judul yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh orang banyak.
b. Sumber Garapan
Ada beberapa sumber garapan yang dapat dijadikan pijakan dalam menyusun konsep
karya tari, yaitu :

Konsep Karya Seni

Auditif
Kinestik Idea Tertulis

c. Tipe Tari
Beberapa hal yang dipakai pada saat menyusun konsep tari sebagai, yaitu :

Konsep Karya Tari

d.
Dramatari
Dramatik Komik Abstrak

d. Mode Penyajian

45
Mode penyajian terbagi menjadi 2 yaiu :
1. Simbolik
Simbolik maksudnya bahwa garapan tersebut pengungkapan diekspresi dengan
simbol-simbol, baik dalam gerak, kostum maupun pola lantai.
2. Representational
Karya tari tersebut diungkapkan dengan jelas, baik ceritera dan tokohnya diungkapkan
secara jelas, sehingga penonton mudah memahami, biasanya tari dengan mode penyajian
representational akan mudah dipahami oleh penontoh yang tingkat apresiasinya masih
awam sekalipun.

e. Konsep Gerak

Di dalam penggarapan gerak, aka nada transisi yaitu perpindahan dari pola lantai (posisi)
satu pola lantai berikutnya. Usahakanlah transisi ini dilakukan secara halus, artinya jangan
menggunakan gerak transisi semata-mata untuk bergerak menuju ke posisi berikutnya.
f. Konsep Iringan/Musik
Untuk membuat musik iringan tari, ada beberapa cara yang bisa ditempuh oleh penata
tari, yaitu :
1) Konsep iringan/musik dapat berpinjak dan mengembangkan musik daerah tertentu.
2) Musik iringan dengan cara editing, yaitu tidak menggunakan music iringan tetapi
menggunakan instrument musik.
3) Tidak menggunakan alat musik maupun editing, tetapi menggunakan musik internal yang
suaranya dari anggota badan manusia. Missal, suara penari, seruan, atau jentikan ibu jari
dan jari tengah.
4) Diiringi dengan syair-syair lagu yang dinyanyikan oleh penari atau kelompok vokalis.
5) Iringin tari yang dapat dihasilkan dari kreativitas dan memanfaatkan benda-benda yang
ada di sekeliling kita.
g. Konsep Tata Teknik Proses
1) Tempat pertunjukkan yang akan digunakan.
2) Dekor atau backdroup atau latar belakang panggung.
3) Properti yang akan digunakan.
4) Tata lampu yang didesain menyesuaikan dengan adegan atau ceritanya.

46
Kegiatan Belajar 3 “ Sumber Tema ”

a. Tema Ceritera
Sumber-sumber yang dapat dipakai sebagai materi tema tari adalah sebagai berikut.
1. Binatang,
2. Alam,
3. Kegiatan sehari-hari, dan
4. Suasana hati.
b. Tema gerak
Gerak tubuh dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut :
1) Gerak kaki.
a) Langkah gerak kaki pelan, agak cepat, cepat.
b) Langkah gerak kaki rendah, sedang, tinggi.
c) Langkah gerak lurus, silang, melingkar.
d) Langkah jalan biasa, lari, meloncat, merendah.
2) Gerak tangan
3) Gerak badan/torso
4) Gerak kepala.

Kegiatan Belajar 4 “ Menyusun Karya Tari ”

Menyusun Karya Tari

1. Langkah 1 : Setelah melakukan tahap eksplorasi sampai dengan forming dan susunan gerak
yang dibuat menjadi satu bentuk tari utuh. Guru memberi pengarahan misal, penyesuaian
gerak, pengurangan gerak, penambahan gerak dan perubahan gerak).
2. Langkah 2 : Menghitung durasi waktu yang sudah ditentukan. Sebaiknya ketika menyusun
durasi watu jangan lebih dari 10 menit, hal ini menghindari kejenuhan penonton.
3. Langkah 3 : Kemudian merancang/memilih musik yang akan digunakan. Kemungkinan
beberapa hal yang akan dilakukan, yaitu :
a) Editing,

47
b) Mengisi gerakan,
c) Internal, dan
d) Musik alternatif.
4. Langkah 4 : Merancang rias dan busana (kostum) yang akan digunakan dalam karya tari
tersebut. Pertimbangkan rias yang sesuai dengan tema tari dan gerak tari.

Modul 8 “ Penciptaan Karya Seni Rupa Anak SD ”


Kegiatan Belajar 1 “ Menciptakan Karya Seni Rupa Dwimatra ”

A. Uraian
Karya seni rupa Dwimatra atau dua dimendi adalah jenis karya seni rupa yang ditandai
dengan ukuran (diemnsi) luas, yaotu panjang dan lebar, oleh karenanya bentuk karya ini
berupa bidang datar.
1. Menggambar
Menggambar adalah memindahkan objek dengan mencoret dalam medium dua
dimensi, berupa kertas, kanvas, atau media dasar. Contoh :
1) Menggambar alam benda,
2) Menggambar model,
3) Menggambar binatang,
4) Menggambar ilustrasi,
5) Menggambar pemandangan, dan
6) Menggambar teknik.
2. Melukis
Melukis mempunyai berbagai gaya dan aliran; gaya ditunjukkan oleh teknik dalam
penampilannya misalnya, realis, dekoratif, dan naturalis. Aliran ditunjukkan dengan
akhiran isme atau art, misal : realisme, dadaisme, naturalisme, abstraksionisme, dan pop
art, optical art, happening art, dan masih banyak lagi. Melukis dimanfaatkan untuk
mendidik anak mengungkapkan kreativitas, misalnya :
a. Finger painting,
b. Teknik tutup,
c. Teknik gores,

48
d. Teknis campur warna kering dan warna basah,
e. Teknik gesek benang,
f. Melipat atau Folder print, dan
g. Menempel.
3. Menera (mencetak)
Menera (mencetak) adalah membuat gambar dengan secara tidak langsung : yaitu
memindahkan gambar melalui bantuan teknik, atau alat tera atau klise (istilah
percetakan). Bentuk klise untuk mencetak gambar ini mempunyai karakteristik hasil, dan
nantinya juga memberikan nama yang berbeda-beda. Yaitu :
a) Cetak tinggi,
b) Cetak sablon, dan
c) Cetak klise hilang.

Kegiatan Belajar 2 “ Menciptakan Karya Seni Rupa Trimatra ”

A. Uraian
Karya seni rupa Trimatra, yaitu karya yang mempunyai nilai ruang dan isi; karya ini
ditandai oleh ukuran panjang x tinggi x lebar. Sedangkan bentuknya bervariasi seperti bentuk
teratur dan tidak beraturan, sesuai dengan rancangannya.

1. Membentuk
Membentuk pada hakikatnya adalah membuat bentuk. Membuat bentuk dapat
dilakukan dengan berbagai cara memahat, mengukir maupun merakit dan melipat. Untuk
membentuk karya rupa dengan medium liat dapat dilakukan dengan tig acara,
diantaranya :
a. Membuat lempengan benda liat kemudian dibentuk menjadi karya,
b. Membuat bentuk global kemudian di butir, dan
c. Membuat pilin atau bentuk tali kemudian dibentuk menjadi utuh.
2. Memahat relief dan ukir. Medium yang dipahat antara lain: kayu, batu, atau lainnya.
3. Merakit dan membangun adalah menyusun benda-benda yang sudah dibentuk terlebih
dahulu maupun benda yang belum dibentuk menjadi susunan dari arti baru dari benda

49
tersebut. Misalnya susunan patung dari bahan isi korek dengan menggunakan bahan lem
UHU atau Rakol (lem kayu) menjadi susunan yang artistik.
4. Melipat dan menempel diperlukan untuk membentuk benda dasar, seperti kotak, kerucut
maupun silindris yang akan dikembangkan dengan teknik tempel bentuk ini hampir sama
dengan teknik kolase yang telah diuraikan di depan.

Kegiatan Belajar 3 “ Menyusun Tugas Menciptakan Karya Seni Rupa untuk Anak SD ”

A. Uraian
Pembelajaran seni kepada anak hendaknya memperhatikan beberpa aspek diantaranya :
 Ungkapan jiwa (Psychological Catharic),
 Pelatihan pembentukkan karakter anak (Practical and Character Forming),
 Pengembangan intelektual dan mengandung Pendidikan,
 Multi fungsi (Intellectual and Educative),
 Pendidikan harkat kemanusiaan (Humanistic and Educative),
 Pembinaan rasa sosial, dan
 Kebersamaan termasuk rasa sosial yang toleransi (Social and Idealisme).

“ Model Pengembangan Materi Berkarya Rupa untuk Anak SD ”

No. Aspek yang dikembangkan Materi


Melukis, menggambar objek pilihan
sendiri,
1. Ungkapan jiwa
Finger painting,
membentuk
Melukis dan menggambar,
2. Pembentukkan karakter
membentuk
Menggambar
3. Pengembangan intelektual
Membentuk dengan merakit
Melukis,
4. Pendidikan harkat kemanusiaan
Menggambar
Pembinaan rasa sosial dan Menggambar
kebersamaan Melukis

50
Membentuk
5.

MODUL 9
APRESIASI MUSIK DAN TARI

Arti kata Apresiasi (appreciation) adalah penghargaan. Apresiasi seseorang muncul karena adnya
pemahaman yang dihasilkan dari pengetahuan dan/atau penilaian atas sebuah karya musik.

Perhatikan kata “mendengarkan” disini. Mendengarkan, berarti melakukan kegiatan pengamatan


melalui indera pengdengaran dengan penuh perhatian pada bunyi yang menjadifokus perhatian;
sedangkan mendengar berarti tanpa/kurang perhatian pada bunyi yang sedang didengar.

A. KARYA MUSIK INDONESIA


Berikut beberapa contoh lagu-lagu karya music Indonesia yang terdiri dari beberapa
bentuk.
a. “Kampung Halamanku” ciptaan Ibu Sud (satu bagian)
b. “Bintang Kecil” ciptaan Pak Dal (AB)
c. “Kacang Goreng” Pak Dal (A B C)
1. Musik Tradisional

51
Dalam menganalisis karya music tradisional, kita dapat menggunakan ilmu bentuk
analisis music sebagai pendekatannya. Lagu-lagu tradisional di Indonesia umumnya tidak
menggunakan tangganada diatonic tetapi pentatonic. Tangganada ini mempunyai lima
nada dengan jarak interval tertentu berbeda dengan tangganada diatonic yang memiliki
tujuh nada yang memiliki interval tertentu (lihat Modul 2). Di daerah Jawa lagu jenis ini
banyak ditemukan. Berikut ini adalah contohnya:
a. “Gundul Pacul” ciptaan RC. Hardjosuro (satu bagian)
b. “Gambang Suling” ciptaan KI Nartosabdo (satu bagian)
c. “Manuk Dadali” lagu Daerah Jawa Barat (A A’ B A)
2. Musik Mancanegara
Beberapa lagu mancanegara yang telah dikenal di Indonesia dapat dianalisis bentuknya.
Contohnya karya music mancanegara diantaranya:
a. “Happy Birthday” (satu bagian)
b. “Twinkle-twinkle Little Star” (satu bagian)
c. “Dohremi” (dua bagian)
B. KOMPONIS LAGU ANAK
Menganal latar belakang kehidupan komponis berguna untuk menginterprestasi dan
mengapresiasi karya-karyanya. Pada bagian ini, kita akan mengenal karya-karyanya.
Pada bagian ini, kita mengenal komponis lagu anak yang telah memperkaya kehidupan
music anak SD.
1. Komponis Lagu Indonesia
a. Ibu Sud
Komponis lagu anak Indonesia ini lahir dengan nama Sarijah di Sukabumi, pada
tanggal 26 Maret 1908. Namun Ibu Sud disandangnya setelah bersuamikan pak
Bintang Sudibyo. Ia bekerja pada Sekolah Guru sejak tahun 1924 dan di RRI
hingga tahun 1960. Ibu Sud sangat menyenangi alat music biola. Namun demikan
dia tidak aktif menciptakan lagu -lagu untuk anak-anak. Lagu ciptaannya lebih
dari 100 buah lagu. Buku “Ketilang”, merupakan kumpulan lagu-lagu ciptaanya.
Adapun lahu ciptaan beliau yang terkenal, diantaranya:
- “Burung Kutilang”
- “Kereta Apiku”

52
- “kampung Halamanku”
- “Menanam Jagung”
- “berkibarlah Bendaraku”
b. A.T. Mahmud
Beliau lahir di Palembang dan kini menetap dijakarta. Lagu -lagu anak ciptaan
beliau, diantaranya: “Pelangi”,”Ombak”.”Kupu-kupu”,”Larilah ”,
“Kudaku”,”Awan”
c. Pak Dal
Lagu -lagu ciptaan Pak Dal diantaranya: ”Tahun Baru”, “Berlabuh”, “Teka-teki”,
dan “Burungku”
d. W.R. Supratman
W.R. Supratman kita mengenal lewat lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”
walaupun lagu-lagunya banyak berjiwa perjuangan, namun sangat akrab juga
untuk dinyanyikan oleh anak-anak Sd. Beliau lahir di Purworejo, Jawa Tengah,
pada tanggal 9 Maret 1903. Pendidikan pertamanya adalah disekolah Budi Utomo
tetapi tidak sempat diselesaikannya, setelah ibunya meninggal dunia. Pada umur
11 tahun, dia dibawa oleh kakak tertuannya Rukiyem Supritilah yang
bersuamikan bangsa Belanda (W.M. Van Eldik) ke Makasar. Ia masuk sekolah
Belanda dengan nama Wage Rudolf agara tidak ketahuan sebgaia orng Indonesia.
Pada tahun 1924, dia pindah ke Surabaya, dan pada tahun 1925 pindah ke
Bandung bekerja sebagai wartawan surat kabar ’Kaoem Moeda’. Pada tahun
1926, dia pindah lagi ke Jakarta dan masih bekerja sebagai wartawan. Disanalah
dia mulai bertemu dengan tokoh-tokoh perjuangan ke merdekaan Indonesia.
Pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, lagu ciptaannya “Indonesia
Raya” diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada peserta kongres.
Berikut adalah beberapa lagu ciptaannya;
- “Ibu Kita Kartini” (1929)
- “Mars Kepanduan Bangsa Indonesia” (1930)
- “Di Timur Matahari”(1930)
- “Parindra” (1938)
- “Di Timur Matahari” (1938), sebagai lagu ciptaan beliau yang terakhir.

53
e. C. Simanjuntak
Semangat perjuangannya tercermin ewat lagu-lagu ciptannya yang banyak
dinyanyikan oleh anak-anak SD hingga saat ini. Cornel Simanjuntak, lahir di
Tapanuli tahun 1920. Pendidikan yang dijalani adalah HIS. Tahun 1936, dia
merantau di daerah Muntalah, Jawa Tengah, dan belajar pada seorang Pastor yang
selanjutnya pindah lagi ke Jakarta, Tanggal 11 September 1961, pada usia 41
tahun, Dia meninggal dunia.
Lagu-lagu ciptaannya anatara lain:
- “Tanah Tumpah Darahku”
- “Indonesia merdeka”
- “Maju Tak Gentar”
- “O, Angin”
f. Ismail Marzuki
Lagu -lagu Ismail Marzuki hingga saat ini masih digemari karna keindahan
melodi dan syair. Komponis yang satu ini lahir di Jakarta, pada tanggal 11 mei
1914. Riwayat Pendidikan beliau dimulai dari sekolah MULO, yang dilanjutkan
di AMS, saat dia bekerja di Radio Nederland, beliau banyak berkenalan dengan
pemain music. Dari beliau lahir beberapa lagu berkisah tentang perjuangan dan
keindahan alam Indonesia, diantaranya:
- “ Rayuan Pulau Kelapa”
- “Selendang Sutera”
- “Sepasang Mata Bola”
- “Melati di Tapal Batas”
- “Gugur Bunga”
- “Sapu Tangan dari Bandung Selatan”
- “Halo-halo Bandung”
- “Indonesia Pusaka”
2. Komponis Lagu Tradisonal

54
Komponis -kompinis lagu tradisioanal Indonesia jarang dikenala karena lagu-lagu
tradisonal pada umumnya berkembang dengan sendirinya secara lisan dan turun
temurun di lingkungan daerah tertentu.
3. Komponis Lagu Asing
a. Zoltan Kodaly (1882-1967)
Ia seorang komponis abad 20 yang banyak mempengaruhi dunia Pendidikan
music anak. Zoltan Kodaly lahir di Hongaria, pada tanggal 16 Desember 1882,
dan meninggal pada tahun 1967. Ia mula-mula mendapat pengaruh music dari
ayahnya, seorang musisi amatir. Pada umur 10 tahun , dia telah menciptakan lagu
untukorkes di sekolahnnya.
b. John Spencer Curwes (1816-1880)
Sebagai seorang guru music, meteodenya turut mempengaruhi kodaliy dalam
pengembangan Pendidikan music anak. Menurut Curwen, dalam pelajaran music
sebaiknya dibayangkan oleh anak-anak ialah bunyinya bukan motivasinya.

APERSIASI TARI ANAK

A. TARI TRADISIONAL INDONESIA


Tari Tradisional adanya karena lahirnya peradaban manusia yang secara turun-temurun
mewariskan karya tari pada keturunnya. Karya seni tradisional diakui keberadaanya
karena maumpuh mengadaptasi lingkungan diman karya tari itu hidup dan berkembang.
Tari tradisional secara jelas dapat dibedakan menjadi dua, yakni; pertama tari tradisional
keraykatan dannkedua tari tradisional yang disebut klasik.
Tari Tradisional kerayaktan adalah tari tradisional yang hidup berkembang dilingkungan
pedesaan atau di luar tembok istana. Tari tradisional klasik adalaha tari tradisional yang
hidup dan berkembang di lingkungan istana atau kraton. Dengan demikian jenis tari
tradisional klasikn hanya dikenal di lingkungan kraton , sedangkan seni keraykatan lebih
dikenal masyarakat didaerah pedesaan.
Perbedaan Karakteristik dua jenis tari tersebut dapat kita liahat lebih rinci dalam bagan
berikut ini.

Aspek Tari Tari Kerakyatan Tari Klasik


1. Gerak Sederhana Rumit
2. Iringan Monoton (ajeg) Variatif (dinamis)
55
3. Kostum Sederhana Variatif/ rumit
4. Rias Alami (natural) Karakter (wayang)
5. Cerita Legenda/sejarah/mitos Ramayana/ Mahabarata
6. Koreagrafi Sederhana Variatif

B. APRESIASI TARI KREASI BARU ANAK


Tari modern disebut juga dengan tari kreasi baru. Tarian jenis ini dapat bersumber dari
dua jenis terdahulu yaiti kerakyatan dan klasik. Tari kreasi baru merupakan hasil dari
sebuah proses kreasi dari bentuk asli dinamis yang menjadi tuntuntan masyarakat.
Tampilan tari kreasi baru mencerminkan sikap dinamis yang menjadi tuntutan
masyarakat. Dinamika yang digambarkan sebuah karya baru itu dapat diterima oleh
semua pihak, sehingga keberadaan sebuah karya tari baru akan terus berkembang.
Tari kreasi baru secara prinsip mampu memberi nuasa baru meskipun materinya lama.
Baru dalam pemahaman ini adalah format yang dikemas sedemikan rupa sehingga aspek
yang membentuk kebaruan itu tidak lagi Nampak. Tokoh -tokoh penata tari kreasi baru
banyak muncul di Indonesia, diantaranya yang terkenal adalah Didik Nini Thowok dari
Yogyakarta.
Dalam kegiatan apersiasi seni , anak bis adiperkenalkan dan diberi stimulus karya-karyan
seni tari, tari dan rupa secara terpisah. Hal ini disebabkan dalam hal tertentu antara tari,
tari, dan rupa memang ada perbedaanya. Dalam kegiatan ekspresi seni, anak-anak bias
berproses secara Bersama-sama melalui media seni yang berbeda secara terpadu.
1. Materi Apresiasi Tari Anak
Untuk meperkenalkan tari sejak usia dini perlu diperkenalkan dulu dengan asal mula
gerak yang kemudian menjadi tari. Gerak dalam tari kita kenal ada dua jenis.
Pertama, gerak murni kedua, gerak makanawi, gerak murni adlah gerak yang sudah
memiliki makna tujuan tertentu.
Untuk memberi pengenalan awal tentang tari, anak perlu dikenalkan pada tema-tema
tertentu yang dapat diterima dan diingat dengan cepat, sehingga anak akan senang
terhadap sebuah karya tari. Tema tarian anak sebaiknya di ambil dari tema-tema yang
akrab dalam kehidupannya, binatang, dunia tumbuhan, alam lingkungan sekitar,
dunia sekolah, permainan-permainan, dan budaya sekitar. Tari -tari tersebut bertitil
tolak dari apa yang bias dilihat, didengar, dan dialami senriri olh anak.

56
2. Materi Apersiasi Tari Modern /Aplikasi baru untuk Anak
Untuk memperkenalkan tari sejak usia dini anak perlu diperkenalkan dulu denga
nasal mula gerak yang kemudian menjadi tari. Gerak dalam tari kita kenal ada dua
jenis. Pertama gerak murni dan kedua gerak maknawi. Gerakan murni adlah gerak
yang masih wantah apa adanya, sedangkan gerak maknawai adalah geraka yang
sudah memiliki makna atau tujuan tertentu. Demikan pula untuk membuat sebuah
karya modern atau aplikasi baru. Berawal gerak wantah (murni) kemudian menjadi
gerak maknawi itu proses terbentuknya sebuah karya tari yang lebih dikenal dengan
proses stilisasi.
Bentuk -bentuk tari kreasi baru lebih leluasa untuk dikembangkan dari pada bentuk
tari klasik. Keleluasan ini memungkinkan para peserta didik menciptakan bentuk-
bentuk krasinya untuk diajarkan kepada anak Sekolah Dasar.

C. MANFAAT KEGIATAN MENGAPREASIASI TARI BAGI ANAK


1. Apresiasi Sebagai Media komunikasi
Apresiasi secara umum dapat diambil manfaatnya untuk memberikan sentuhan estetis
bagi anak. Disamping juga untuk mengasah kepekaan rasa memlalui berbagai
ekspresi katya seni yang ada. Dnegan mengenal dan memahami berbagai cabang seni
yang ada, anak dapat melatih dirinya untuk peka terhadap lingkungan serta tanggap
terhadap lingkungan serta tanggap tergadap rangsangan sensoris. Selain itu anak juga
akan dapat bersikap teliti dalam mengamati sesuatu serta sadr dan penuh rasa ingin
tahu.
2. Apresiasi Sebagai Media Pendidikan
Secara edukatif, apresiasi dapat menumbuhkan pengalaamn berfikir kreatif bagi anak.
Kegiatan berkesenian bagi anak merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan
bakat yang ada pada anak. Dalam teori intelegensi (multiple Intelegences) yang
dikemukakan oleh Gardner (1986) pada prinsipnya manusia memiliki 8 macam
kecerdasan yakni:
a. Logical-Mathematical Intelligence.
b. Spatial Intelligence.
c. Bodily-Kinesthetic Intelligence.

57
d. Musical -Rhythmic Intelligence.
e. Interpersonal Intelligence.
f. Intrapersonal Intelligence.
g. Verbal -Linguistic Intelligence.
h. Naturalist Intelligence.

Anak memiliki kedelapannya dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada satu anak
cerdas di bidang kinestetik, tetapi anak lain justru cerdas di matematika. Dan atau
sebaliknya hal itu dapat terjadi.

3. Apresiasi sebagai Media Bermain


Selain berfungsi sebagai media komunikasi dan Pendidikan, apresiasi juga dapat
digunakan sebagai ajang bermain bagi anak-anak banyak contoh yang dapata kita
sampaikan misalnya tradisi anak-anak Jawa pada saat itu terang bulan. Anak-anak
bermain di halaman rumah smabil menyanyi Jamuran dan berlenggak-lenggok sesuai
irama. Mereka bermain bertemu dengan sesama teman. Ekspresi alamai inilah yang
memeberikan sentuhan estetis bagi perkembangan dunia anak. Hakikat hidup manusia
pada masa ini seperti dikemukakan oleh J. Huizinga, bahwa manusia bukan saja
sebagai homo laborans (manusia kerja), tetapi manusia juga sebagai homo orans
(manusia berdoa) tetapi juga sebagai homo ludens (manusia bermain) J. Huizinga
mengatakan bahwa tari juga termasuk dalam bentuk-bentuk permainan manusia. Tari
anak pada hakikatnya selalu mengandung unsur atau sifat bermain.
4. Mengapresiasi Karya dan Koreografer Tari
Untuk mengenal lebih dekat karya tari dan koreografernya perlu kiranya siswa diberi
pengalaman untuk menyasikan pertunjukan secara langsung. Langkah ini akan
mendukung upaya untuk memperkenalkan karya seni dan seniman penciptanya
sekaligus kepada anak-anak. Mengapresiasi karya seni tari dapat dilakukan secara
aktif maupun pasif. Secara aktif sisawa dapat dilibatkan langsung dalam sebuah
pementasan. Untuk apresiasi yang pasif, siswa cukup menyaksikan pertunjukan-
pertunjukan yang disajikan tanpa harus ikut bergabung menjadi bagian dari
pertunjukan itu.
5. Mengenal tari dari Sumber Tema

58
Untuk memberi apresiasi pada anak diperlukan pengenalan tema cerita pada anak.
Tari bertema adalah belajar tari dnegan ide-ide Gerakan tari yang bersumber dari
tema carita tertentu. Sumber cerita dapat diambil dari cerita Ramayan, Mahabarata,
legenda, dongeng, kehidupan binatang dan sebagainya. Menari dengan tema cerita
anak merupakan ungkapan ekspresi gerak yang meliputi gerak dasar tari, iringan tari,
tema tari. Tema tari dapat dieksplorasi melalui gerak-gerik tari yang dipadukan
dengan iringan sederhana. Dengan demikan anak akan mampu memadukan unsur tari,
tari tema cerita anak, dan pemeranan.

MODUL 10
MANFAAT BELAJAT SENI BAGI ANAK USIA SD

• Seni Rupa sebagai bahasa visual

Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar sebenarnya adalah komunikasi
interpersonal dimana semua kejadian ingin disatukan dalam gambar anak.Dalam : mengutarakan
pendapat,berkhayal-berimajinasi,bermain dan belajar.Memahami : bentuk yang ada disekitar
anak,merasakan : kegembiraan,kesedihan dan rasa keagamaan.

• Seni membantu pertumbuhan mental

Dari hasil karya seni seorang anak,kita mampu melihat pertumbuhan mentalnya secara
abstrak.anak usia 7-8 tahun merupakan usia perkembangan,penalaran anak.maka pikiran dan
perasaan anakpun mulai berkembang memisah,hasilnya terdapat anak yang kuat penalarannya
atau kuat perasaannya.anak yang kuat penalarannya cendrung menggambar dengan nuansa garis
lebih dominan,maka figur/obyek lukisan ditampilan secara realistis.sedangkan anak bertipe
perasaan (emosional)ditunjukan dalan gambar berupa blok-blok warna yang kuat,dimana
terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyoloh daripada yang lain.

• Seni Rupa membantu dalam bidang yang lain

Dalam mendidik anak membimbing anak diperlukan pengembangan kecerdasan yang berupa
linguistik (bahasa),matematika visual/spasial,kinestetik /perasa musik al,interpersonal ataupun
intuisi.Misalnya linguistik mengembangkan keberanian tampil,mengemukakan pendapat,jika

59
seorang anak tidak berani tampil maka pengrtahuannya pun relatif tidak berkembang ,makasl
semuanya harus dilatih agar berjalan beriringan.

• seni sebagai media bermain

Artinya mengembangkan belajar melalui permainan seni,anak-anak mempunyai kesenangan


bermain yang positif.dalam dunia anak bermain merupakan modal yang kuat untuk melatih
pikiran,perasaan,dan imajinasi ,jadi seni yang dikemas dalam bentuk permainan akan menarik
siswa.

KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK

1. Istilah Menggambar dan Melukis

Istilah Menggambar diangkat dari bahas inggris to draw , sedangkan melukis kata to
paint. To draw berarti menggores atau membuat garis, atau berupa garis ; berkaitan dengan
karya seni rupa istilah menggambar ialah kegiatan menggores sehingga membentuk bidang
gambar. To paint nerarti mengecat atau membuat blok dengan warna; istilah melukis untuk
menunjukan karya gambar yang dihasilkan dari kegiatan memblok warna (melihat kegiatan
mengecat dingding).

Kegiatan anak menggambar merupakan perilaku naluriah , seperti halnya makan, minum
dan juga kegiatan bermain. Di samping mencipta dan mengecat kertas sebenranya juga
merupakan proses berimajinasi. Ketika proses berkarya sedang berlangsung, tangan dan
pikirannya secara spontan saling mengontril. Namun, pada suatu saat, kegiatan menggambar
dihentikan dengan tiba -tiba d an dilanjutkan bermain mobil-mobilan dengan mengitari
kolong meja makan. Permainan mobil-mobilan tersebut merupakan kegiatan anak
berimajinasi sekaligus penjelas lukisan. Karena setelah selesai hasil gambaranya bertemakan
mobil . dengan demikian, bermain berjalan beriringan dengan melukis, dan juga berproses
menggambar. Maka, kegiatan menggambar di anggap sama dengan melukis.

2. Tema karya seni rupa anak


Suatu karya seni mempunyai tema, objek ataupun judul. Tema berasal dari bahasa Inggris
Thema (bahasa Yunani) dalam kesusasteraan artinya suatu soal atau buah pikiran yang
diuraikan dalam suatu karangan, dalam seni rupa suatu hal yang dijadikan isi dari suatu

60
ciptaan, hal ini biasanya dikutip dari dunia kenyataan, tetapi dilukiskan dengan memakai
alat-alat kesenian semata-mata.
Tema adalah masalah pokok yang ditawarkan yang akan dibahas atau menjadi di
pembahasan. Jika dikaitkan dengan lukisan maka yang dimaksud tema adalah ide pokok
dalam sebuah cerita yang di dikemukakan senimannya, tentu saja lewat media karya lukis.
Terdapat 3 bentuk dasar motivasi, yaitu: Motivasi artistik, Motivasi penalaran, dan Motivasi
imajinasi
Kemudian judul adalah subjek atau nama yang yang diberikan kepada objek yang ada dalam
lukisan atau karya seni yang lain, seperti patung, grafis maupun fotografi.

3. Ciri umum lukisan anak


A. Gaya lukisan anak bermacam-macam, sesuai dengan motivasi (minat) atau dorongan
berkarya. Beberapa gaya lukisan anak yang dapat kita jumpai.
(1) gaya wiracarita (heroisme), yaitu lukisan yang menggambarkan cerita pahlawan , kepatriotan
mengungkapkan jiwa patriot, misalnya penokohan seseorang, yang ditandai dengan tema
perkelahian.
(2) gaya dekoratif; walaupun sebenarnya gay itu sulit diidentifikasi karena tipe anak sendiri juga
berbeda-beda minatnya. Gaya dekorarif ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk konturistik
(berupa garis) dan jika warna yang dipilih berupa blok warna dengan sedikit nuasana.
(3) gaya komik ; merupakan gaya lukisan anak dengan memanfaatkan cerita lebih dahulu, oleh
karenya gaya ini mirip dengan cerita sedikit tulisan, tulisan yang terberi keterangan gambar
sehingga orang menyebutnya ilustrasi dan gambar yang diterangkan dengan kalimat utuh.
(4) gaya potret; merupakan gambar wajah seseorang, baik tokoh idola maupun tokoh yang sering
bergaul dalam kehidupan sehari-hari, seperti potret ibuku, kakakku atau yang lain yang dibuat
oleh anak. Gaya potret mengangkat objek dalam komposisibnetuk wajah torso atau ¾ badan,
kepala saja (Kop), atau utuh seluruh tubuh.
B. Komposisi karya seni rupa anak-anak dapat berupa:
1) Posisi tumpang tindih (juxta position)
2) Bertumpu pada garis dasar (folding over)
3) Rebahan (rabatement)
4) Stereo type
5) X-ray atau transparant

61
C. Type gambar anak di antaranya adalah:
1) Haptic
Type haptic adalah jenis karya gambar anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa daripada
pikiran
2) Non-haptic
Type non Haptic cenderung mendapat pengaruh dari intellenctual motivation
3) willing type
Willing type merujuk makna tipe seseorang yang mengharapkan akan sesuatu

PERIODISASI GAMBAR ANAK


1. Masa coreng menyoreng (usia 1-4 tahun)

-coreng tidak teratur

- corengan tak terkendali

- corengan bernama

B. Masa prabagan (preschematik)usia 4-7 tahun

C. Masa bagan ( schematik )usia 7-9 tahun

D. Masa realisme awal ( drawing realisme)

E. Masa realisme semua ( pseudo realisme )usia 11-14 tahun

62
MODUL 11

KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR

Pendidikan adalah usaha sadar mengembangkan anak dalam segala hal sehingga anak
menjadi orang dewasa. Dewasa meliputi kedewasaan berpikir, merasakan, berperilaku dan
kedewasaan menjalankan tugasnya sebagai anggota masyarakat. Mewujudkan tugas pendidikan
tersebut perlu adanya udaha sadar mendorong potensi yang ada dalam diri seorang anak. Potensi
yang ada dalam diri seseorang dikendalikan oleh otak (pikir), perasaan dan karsa. Ketiga
komponen tersebut bekerja secara simultan (kinerja saling mengisi diantara komponen satu
dengan yang lain secara terus-menerus) yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku kehidupan
sehari-hari.

Perilaku manusia dikendalikan lewat kerja otak kanan dan otak kiri, dan sebab itu fungsi
pendidikan adalah menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kiri agar terjadi perpaduan
gerak yang dinamis. Otak kanan bekerja untuk mengembangkan kedisplinan, keteraturan dan

63
berpikir sistematis, sedangkan otak kiri bekerja untuk mengembangkan kemampuan kreasi yang
instructured seperti ekspresi, kreasi, imajinasi yang tidak membutuhkan sistematika kerja.

Herbert Red mengemukakan : art is most simply and most usually defined as attempt to
create a pleasing from, secara sederhana, seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk yang
menyenangkan (the meaning of art, Penguin Books : 1959). Menurut Ki Hajar Dewantara seni
yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaanya manusai (Ki Hajar
Dewantara, bagian pertama: Pendidikan; Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa,
1977).

Dalam hal ini, Lowenfeld (dalam Education and Art: A Symposium. 1953: 33)
menjelaskan bahwa “In a well balanced education al components of growth, whether emotional,
intellectual, physical, perceptual, social, aesthetic or creative, are equally significant and they
are pre-eminently present in art experiences.” Artinya, perkembangan anak membutuhkan
keseimbangan antara emosi (perasaan) dengan pikiran (intellectual) yang dikemas dalam model
pengalaman kreatif.

A. Seni Membantu Pengembangan Daya Pikir, Rasa, Dan Karsa


1. Seni membantu pelantikan pengemabngan daya pikir
Dalam kondisi seperti ini, proses menari merupakan kesatuan kerja antara fungsi
rasa dan pikir menyatu untuk menggerakkan dorongan berkarya.
2. Seni membantu pelatihan pengembangan kepekaan rasa
Leo Toltstoy mengemukakan pendapatnya, sebagai berikut : “Suatu kegiatan
manusia yang terdiri bahwa sesorang secara sadar dengan perantaraan tanda-tanda
lahiriah tertentu menyampaikaan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada
orang-orang lain sehingga mereka kejangkitan perasaan ini dan juga
mengalaminya.”(The Liang Gie, 1976).
Wadjid Anwar (1980) mengemukakan pendapatnya, sebagai berikut : “bahwa
aktivitas seni membangkitkan dalam diri seseorang suatu perasaan yang pernah
dialaminya dan setelah perasaan itu timbul, maka dengan perantaraan gerak, garis,
warna suara, atau bentuk kata-kata, perasaan tadi disampaikan kepada orang-orang
lain agar mereka mengalami perasaan yang sama.”

3.Pelatihan produksi seni membangkitkan karsa anak

64
Proses berkarya pada hakikatnya merupakan kegiatan berangan-angan serta
membayangkan terciptanya suatu karya.
Peran seni dalam Pendidikan dapat digambarkan melalui skema di bawah ini :

Pendidikan Seni
Kognitif
 Cipta  Kreativitas
Afeksi  Rasa  Rasa
 Karsa  Mood
Psikomotor

Proses belajar Pendidikan seni

B. Seni Membantu Belajar Memahami Materi Pelajaran Lain


Peranan seni dalam pembelajarn sebagi berikut :
1. Seni membantu meningkatkan persepsi siswa dalam belajar,
2. Seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain seperti korelasinya dengan
mata pelajaran yang lain :
a. Sejarah dengan gambar pakaian adat di suatu daerah
b. Matematika dengan gambar geometris
c. Pemandangan gunung dengan IPA
3. Seni membantu berimajinasi dari abstrak menuju kongrit dan sebaliknya dari kongkrit
menuju abstrak.

Pendidikan Tentang Seni

Seni dapat dipandang dari berbagai sudut, yaitu :

1. Karya seni atau sering disebut ujud seni


2. Proses berseni, merupakan kegiatan seseorang berseni
3. Apresiasi seni, yaitu kegiatan mengkaji dan menghayati seni setelah seni itu berujud.

Ketika seseorang mempelajari karya seni sebenarnya juga merupakan usaha untuk
mengerti dan memahami :
65
1. Bentuk karya seni yang terkait dengan mode atau cara berpikir orang-orang dan
penciptanya ketika karya itu diciptakan. Menurut Aristoteles bahwa seni ialah ilmu atau
pengetahuan tentang asas-asas yang terlibat dalam perbuatan benda-benda yang indah
atau bangunan (Sisi Gazalba, Islam dan Seni; Jakarta: Pustaka Al Husna, 1988).
2. Proses berkesenian sebenarnya merupakan proses yang kompleks dari tahap kejiwaan
seseorang; dari berpikir untuk menentukan ide berkarya, merasakan sesuatu objek hingga
menyentuh perasaan serta usaha memberikan sentuhan agar orang lain juga tersentuh
(spiritual resonance).

Fungsi Pendidikan Seni

Ada 4 fungsi pendidikan seni, yaitu:

1. Seni Sebagai Media Ekspres


Menurut John Dewey dijelaskan bahwa secara harfiahnya, manusia itu selalu
mengungkapkan angan-angan dan pikirannya, perasaan dalam berbagai hal sebagai
pernyataan, komunikasi maupun ungkapan segala macam kebutuhannya. Oleh karenanya,
manusia membutuhkan media atau alat menyalurkan ungkapan tersebut.
2. Seni Sebagai Media Komunikasi
Komunikasi adalah usaha anak untuk mampu mengutarakan pendapat dengan jelas,
teratur dan mudah dipahami orang lain. Jika anak telah menemukan media ekspresi
yang cocok, kini saatnya ide dan perasan itu keungkapkan secara teratur, atau
dikomunikasikan dengan teratur.
3. Seni Sebagai Media Pembinaan Kreativitas

Menurut Herbert Read (1959), dikatakan bahwa art is most simply and most usually
defined as attempt to create a pleasing form. Pendidikan seni adalah pendidikan kreatif,
yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan
naluri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapai sehari-hari secara mandiri.

4. Seni Sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat

Potensi anak secara kodrati mempunyai sifat berbeda diantaranya: sebanyak 100 anak
yang belajar seni, maka hasil karya mereka mempunyai 100 sifat. Sebab, setiap anak
mempunyai corak, karakter dan penampilan yang berbeda-beda.

66
Ada tiga tipe anak yang mempunyai kemampuan memahami seni:

1) Anak yang mempunyai bakat adalah anak yang cepat menerima tanggapan seni
serta mengungkapkannya dalam bentuk produksi seni, pengetahuan seni serta
apresiasi seni.
2) Anak yang berbakat sedikit adalah anak yang mempunyai pemahaman seni dan
dapat mengutarakan walaupun kuantitasnya rendah dibandingkan dengan anak
yang mempunyai bakat.
3) Anak yang kurang berbakat adalah anak yang mempunyai apresiasi tinggi, namun
pemahaman tentang wujud, irama, serta komposisi (pengetahuan seni) belum
sepenuhnya tampak dalam bentuk produksi karya.

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SENI

1. Pengetahuan seni
Pengetahuan seni dalam mata pelajaran kesenian atau kertakes berbalut erat denga
praktek berkarya seni. artinya ketika seotang guru mengajar praktek berkarya seni.
artinya , ketika seorang guru mengajar praktek berkarya sebenarnya di dalamnya
tergambarkan pengetahuan berkarya sekaligus arti berkerya seni.
Sebelum melanjutkan membahas pengertian pengetahuan seni, coba diskusikan peristiwa
ini, dan kaitkan dengan pengetahuan yang ad ketika seorang anka sedang menyanyi:
Seorang anak sedang menyanyi BINTANG KECIL
Pertanyaan
Kegiatan apa saja yang dilakukan anak kerika bernyanyi?
Dalam proses bernyanyi tadi sebenarnya ada beberapa jeni pengetahuan
Kini cocokkan jawaban Anda:
a. Teknik bernyanyi
b. Kognisi tentang bintang dan pengetahuan tentang ruang angkasa
c. Pengetahuan tentang jenis harmoni dan rasa keindahan lagu
d. Pemahaman tentang harmoni dan rasa keindahan lagu,
e. Pengetahuan tentang Bahasa ; menulis syair
f. Imajinasi dan visi anak tentang ruang angkasa

67
Menurut Andy Darmawan (dalam jurnal Potensia,2002) pengetahuan Suatu hasil dari proses
tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan yang berupa kesadaran dalam
menghadapi obyek yang ingin dikenal. Sehingga secara sederhana disimpulkan bahwa
pengetahuan adalah hasil dari proses mengenal karena adanya hubungan antara subjek yang
sadar dengan objek yang ingin dikenalnya lebih dekat.

Donald Jack Davis dalam Bryce (1978:37) menyebutkan pengetahuan seni mempunyai struktur
keilmuan seni: (1) Knowing of the Language of Art, (2) Artist and their World. Khusus tentang
Knowing of the Language of Art dimaksudkan suatu pengetahuan seni yang diperoleh melalui
penghayatan terhadap karya seni. Pengetahuan tersebut berupa resapan rasa keindahan atau
estetika terhadap wujud karya ; pengetahuan ini diperoleh melalui penghayatan tentang
keindahan suatu obyek (seni). Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar cara bbelajar ini
disebut dengan belajar induksi, yaitu belajar memahami bentuk, warna, tekstur serta susunan
(struktur unsur-unsur ujud) sebagai ungkapan batiniah. Dengan kata lain disebut sebagai Bahasa
seni atau keindahan (estetika), yaitu rasa ungkapan yang yang dinyatakan dalam bentuk karya
seni, entah dalam bentuk karya tari, music maupun seni rupa. Pemahaman bentuk, suara ataupun
gerak ini dapat pula dilakukan melalui pendengaran dasr umum dan dari luar ini disebut dengan
belajar deduktif. Dalam rangakaian striktur keilmuan, terdapat pengetahuan yang mempunyai
sistematika berpikir, seprti sejarah,sosiologi, dan psikologi maupun teknologi.

Selanjutnya pengetahuan ini berupa terminologi (pengrtian suatu objek) yang berfungsi
mendasari pengetahuan lain sebagai alat untuk melihat secara global obyek nyata. Objek-objek
tersebut masuk dalam ingatan seseorang dan bertumpuk pengetahuan utuh. Pada suatu ketika
pengetahuan ini berkumpul dan mempunyai sistematika tersendiri dan pada suatu ketika akan
keluar menjadi alat pemecahan persoalan.

Sebagai contoh: ketika seorang anak membaca sejarah Betawi, pikiran dan angan akan akan
menghubungkan pengetahuan lain tentang tarian Betawi jaipong, beserta mudik pengiringnya. Di
sisi lain, terjadi kesejajaran memori tentang Bahasa Betawi: anak akan menghubungkan pula
dengan kawannya atau bebarapa artis yang berlogat Betawi seperti Benyamin, Ateng atau pun
iskak.

Pengetahuan lain dalam seni adalah pengetahuan linier anorganik, yaitu pengetahuan yang
terbentuk pengetahuan Arbitrse. Pengetahuan arbitresa adalah pengetahuan yang mempunyai

68
susunan tidak teratur, oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan memmpunyai
arti yang berbeda. Untuk memperoleh pengetahuan arbitrase, Anda hanya membutuhkan hafalan
susunan tidak teratur, maka tingkat pengetahuan ini berada pada tingkat paling mudah misalnya,
pengetahuan tentang ruang kelas. Sedangkan untuk menyebutkan benda-benda yang ada dalam
kelas, seseorang boleh memulai dari meja guru, meja siswa, almari maupun dimulai dari
menyebutkan buku serta peralatan belajar dalam ruangan tersebut.

Pertanyaan

Mana pengetahuan yang tergolong arbitrase?


1. Jika seorang anak mengidentifikasi macam- alat music
2. Jika anak menyebutkan alat music tradisonal Sunda

Jawaban
Jenis alat music Sunda bervariasi dan dapat disebutkan mulai dari angkung , gamelan
atau rebana (gendang), maka jika anda menjawab no 2 dinilai benar

Arthur Wesley Dow, berpendapat bahwa dalam proses produksi seni terdapat lima butir
pengetahuan yang dapat dimpelementasikan dalam berkarya seni, yakni:

1. Obtaining harmony-opposition
2. Transition
3. Subordination
4. Repetition
5. Symmetry

Jika seorang murid telah mampu menguasai lima jurus pengetahuan in dia akan dapat produksi
karya indah atau harmonius composition. (Bryce B. Hudgins ; 1978:19). Jadi dalam proses
berkarya seni seseorang harus mendasarkan pengetahuannya dari belajar tentang harmoni, dan
pengetahuan in dapat diperoleh melalui menyusun dan mengrangkai unsur -unsur seni dari tiap
sisiplin ilmu seni , seperti music, tari, maupun seni rupa.

2. Apresiasi

69
Istilah apresiasi seni diambil dari Bahasa asing appreciation (Bhs. Inggris) ataua appretiare (Bhs.
Latin).arti yang terkandung dalam istilah itu adalah menilai dengan memlalui proses menghargai
dan bertujuan untuk menghargai dan mengerti maupun memahami karya orang lain. Karya
tersebut bias berupa karya tari, karya music, ataupun karya seni rupa bersifat kompleks.menurut
Primadi (dalam Supriatum, 2004: 33) apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari bebrapa
tahapan:

a. Pertama: kejutan (suprise), yakni respon emosinal terhadap sensai inderwati yang
menarik, aneh, unik dan sebagainnya.
b. Kedua : empati yakni suatu proses intutif yang diiringi rasa-indah- estetik (feeling inti
form) dalam wilayah ambang sadar-tidak sadar.
c. Ketiga : rasa- betul-estetik, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi aristik aspek
formal karya seni sesuai prinsip estetika.
d. Keempat : ialah reaksi psikologis terhadap kontet etis (feeling of content) karya seni,
yakni etika,pesan,dan fungsi karya.
e. Kelima : rasa- benar -etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis , yakni kemampuan
menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator.
f. Keenam : pesona dan haru , yakni efek dari penghayatan dan pencerapan ciri kreasi yang
sering kali melampaui batas-batas formal karya seni serta secara integral terakumulasi
dari aktivitas inderawi dan psikologo apresiator.

Selanjutnya paresiasi seni menjadi bagian dari strategi pembelajaran seni di SD diberikan secra
bertahap sesuai dengan tingkatan pengetahuan dan kemampuan siswa belajar. ketika siswa kelas
1 atau pada tingkatan tingkat bawah (lower primary) tahapan pengetahuan masih global, maka
yang dipentingkan adalah keberanian siswa menjelaskan jenis karya,materi yang terkandung di
dalamnya atau bahkan isi syair dalam lagu yang sedang dinyanyikan. Langkah tersebut diikuti
dengan kemampuan mengiterpretasi belajar Bahasa : buah jeruk, akan berkait dengan pelajaran
Bahasa tenyang huruf J. Barangkali guru dapat mengembangkan buah jeruk dengan pelajran IPS
tentang sikap dan perilaku petani jeruk tinggal di daerah pertaniaan.

Langkah lain adalah menghubungkan dengan pelajaran agama atau budi pekerti yang nantinya
akan berkait dengan pembelajaran ke-Esa-an Tuhan, Tuhan sebgai pencipta alam yang

70
memberikan kemungkinana manusia dapat hidup bercocok tanam jeruk. Dalam hal in dibutuhkan
pengahayatan buka pikiran saja.

Pengetahuan dan apresiasi sebenarnya merupakan pengetahuan yang saling mengisi. Jika
pengetahuan merupakan khasanah yang akan mendasri pengetahuan lain, maka semakin tinggi
pengetahuan seni dan pengalaman estetika semakin tinggi bertambahn manakala bersinggungan
deng obyek seni/; siswa dapa mengomentari dan menginterpretasi obyek berdasarkan tat susun
objek tersebut. Kembali Bryce B. Hudgnis (1978:62) memberi gambaran pembelajaran apresiasi
di sekolah sebagai reaction an interpretation, decription, formal analysis, evaluation.

Reaction dan interpretation adalah langkah awal pembelajaran seni dengan memberikan
tanggapan terhadap seni. Kaluasan tanggapan bergantung pada pengetahuan yang lebih dicerna
atau dikumpulkan dalam memori. Oleh karenaya , semakin banyak pengetahuan yang ada dalam
memori sebenarnya secara teroritis aank akan lebih dalam ketika memberikan tanggapan
terhadap karya seni. Dalam tanggapan tersebut tergambarkan interpretasinya terhadap karya,
sebrapa jauh interpretasi tersebut sebenarnya tergantung pada tanggapan dan pengetahuan yang
sudah disimpan dalam memori seseorang.

3. pengalaman Kreatif

Pengetahuan seni anak dapat diperoleh dari pengalaman anak ketika sedng berproduksi seni.
Proses produksi seni anak sbenarnya membutuhkn pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang
sistematis dan mampuh diungkapkan pada suatu ketika. Di samping itu pengalaman kreatif anak
ketika sedang berproduksi atau berperilaku seni mempunyai pemahaman tentang bentuk secara
apresiatif.

Berdasarkan pengamatan para ahli, pengalaman seni atau sering pula disebut pengalaman kreatif
sebeneranya pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari perilaku seni. pengetahuan dari
pengalam seni tidak teratur (dilihat pembahasan sebelumnya) maka sudah saatnya guru
memberikan gambaran dan menata ulang menjadi pengetahuan sistemastis. Oleh karenannya,
jenis penegtahuan ini seorang guru harus menciptakan strategi dan pendekatan belajar seni.

Anda perlu menyimak kembali perilaku anak menyanyi seperti pada contoh di atas : apa sajakah
pengetahuan yang ada di dalamnya. Pertanyaan ininjuga sudah di jawab bahwa pengetahuan seni
ini membuat koneksitas (hubungan) antara kemampuan produksi dengan kemampuan

71
menangkap kognisi serta apresiasi. Akhirnya, anada dapat menemukan prinsip pengetahuan dan
persiapan menciptakan strategi pembinaannya.

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SENI DI SD

A. MODEL PEMBELAJARAN SENI


1. Pendekatan balajar Seni
Setelah anda mengetahui jenis ruang lingkup pembelajaran seni di SD (a)
Pengetahuan seni (b) Aperesiasi seni (c)Produksi Seni; maka kini saatnya anda akan
memilih pendekatan belajar seni . di bawah terdapat seorang guru akan mengajar
Pendidikan kesenian di kelas 3 SD.
Seorang guru meminta siswanya menggambar pengalaman masing-masing. Sebelum
menggambar , siswanya diajak melihat keramaian di kebun binatang. Beberapa di
antara siswa telah hafal dan karakter masing-masing binatang, sehingga cepat
menyelesaikan tugasnya.
Dari kasusu dapat di indentifikasi pembelajaran yang akan terjadi : siswa mempunyai
pengalaman sehingga hafal dengan bentuk dan perilaku binatang, sedangkan yang
lain belum.
Lalau sebaiknya guru akan memulai mengajar dari sisi mana?
Apakah akan mengajarkan berbagai jenis binatang, atau menjelaskan Teknik
menggambar atau memeberikan gambaran tentang jenis-jenis binatang yang ada di
kebun binatang tersebut, atau justru guru meminta siswa menciptakan Gerakan yang
mencontoh dari tingkah laku binatang yang ada di kebun binatang tersebut.
Ketika guru menjelaskan bermacam-macam binatang dan karakteristik Gerakan
dengan menggunakan contoh-contoh Gerakan binatang tersebut didalam kelas, amak
tindakan guru dikatakan menggunakan pendekatandeskritif. Kemudian, jika
gurumelakukan kegiatan membuat syair puisi terlebih dahulu dan kemudian syair
tersebut diisi dengan nada dan Irma sehingga menjadi sebuah nyanyian, maka guru
menggunakan pendekatan partisipatif. Sedangkan jika guru meminta siswanya
mencari referensi tentang binatang dan karakteristik dari berbagai disiplin ilmu
maupun pengetahuan lain , seperti kamus ataupun ensiklopedia dan kemungkinan

72
bertanya kepada penjaga kebun binatang secar mandiri , kegiatan guru menggunakan
pendektana ekspkoratif.
Jadi pendekatan ini belajar seni bersifat lebih luwes (fleksibel) tidak kaku: kapan
seorang guru akan melakukan perubahan pendekatan, tidak dapat diduga. Dalam hal
ini sewaktu-waktu guru dapat melakukan perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi. Situasi yang dimaksudkan adalah keadaan siswa ketika diajar mendapatkan
kesulitan, maka guru dapat mengubah gaya pendekatan belajar siswa.
2. Model Pembelajaran Seni
Model pembelajaran di sekolah dasar untuk beberapa jenis mata pelajaran hamper
mempunyai kesamaan langkah dan strateginya, karena mereka mendasarkan langkah
mengajarnya drai sifat dan karakter siswannya. Pada dasarnya anak usia 6-12 tahun
merupakan usia dinamis, yaitu usia yang cepat perkembangannya , baik ditinjau dari
perkembangan mental (kejiwaan) maupun fisiknya. Seperti telah diungkap dalam
modul sebelumnya bahwa pada masa ini terjadi perkembangan serentak antara
chronological age, mental age dan biological age. Masa usia 6-12 tahu ini juga akan
mengalami masa global, yaitu suatu masa 11-12 tahun terjadi pubertas awal (dini)
yakni masa persiapan menuju masa ke dewasaan.
Berdasarkan kajian perkembangan kejiwaan anak usia 6-12 tahun ini, maka
pengelolaan kelas di SD secara teoritis harus mengikuti perkembangan tersbut. Secara
garis besar pengelolaan kelas di SD (sebagian besar di luar negeri) di bagi dalam
tahapan , sebgaia berikut:
a. Kelas -kelas awal , adalah kelompok kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas
2; secara psikologis pada tingkatan ini kondisi pikiran dan perasaan masih
menyatu. Artinya ketika seorang anak diberi tugas oleh guru untuk mengamati
suatu objek, pengetahuan anak belum dapat membedakan termasuk golongan
berpikir atau logika rasional, atau perasaan, sebagian pemikiran digunakan untuk
memecahkan perasaan; sebaliknya ketika diminta merasakan sesuatu anak masih
menyamakan berpikir. Oleh karenanya, masa dapat dikatakan sebagai
pengetahuan global
b. Kelas menengah , kelas ini berada pada usia kelas 3-4 kondidsi anak sudah mulai
stabil disbanding dengan kelas awal tadi; siswa telah memperoleh banyak

73
pengetahuan tentang matematika, Bahasa maupaun IPA yang dapat membuat
pemisahan anatara kegiatan berpikir dan merasakan rasionalitas dan realitas,
karena selalu berhubungan secara langsung dengan pemanfaatan Bahasa yang
dimiliki anakn, oleh karenannya , model pemebelajaran anak usia 9-19 pun di SD
sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi ini
c. Kelas akhir , pada kelas ini telah terjadi perbedaan yang menyolok atas
perkembangan siswa perempuan dengan laki-laki. Siswa perrmpuan kelihatan
lebih cepat menuju kedewasaan terutama pada usia kelas 6 sehingga guru dapat
memberi tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Pada kelas akhir ini siwa telah
mampu memisahkan alam pemikiran dengan perasaan yang jelas sehingga tugas
berkesenian pun hendaknya mulai dijuruskan. Sebagaian siwa sudah mulai
sensitive terhadap bentuk, artinya siswa tersebut sangat mudah diberi gambaran
tentang bentuk-bentuk, namaun sebagian juga terdapat kemampuan pencerapan
rasa tinggi. Dua jenis tingkatan yang berbeda tersebut dipengaruhui oleh
kemampuan pengamatan visual (visual Intelegence) maupun cerapan suara
(auditory) tinggi, sehingga dalam pembelajaran seni lebih diarahkan kepada
medium bentuk, seperti : menggambar, melukis, menari, berkarya kerajinan atau
menciptakan benda-benda pakai yang lain. Sedangkan siswa yang kemampuan
auditifnya kuat lebih baik dilatih kemampuan rasa pendengarannya. Kemampuan
ini akan dikembangkan jika guru mampu memotivasi dengan contoh music,
maupun
gerak (harmoni suara maupun gerak).
a. Model Bermain
Bermain merupakan kebiasaan anak, sejak kecil sampai dewasa pun seseorang
suka bermain. Kata Plato manusia adalah makhluk bermain (homo ludens).
Namun , permainan yang dilakukan oleh anak berbed dengan permainan yang
dilakukan oleh orang dewasa.
Ketika masa kanak-kanak permainan yang dilakukan merupakan bagian dari
cara belajar anak . sebagai contoh: anak menyusun alat permainan rumah dan
kemudian menyusun kembali. Rangkaian pikiran dan ide anak untuk
menyusun kembali menjadi rumah idaman dengan menempatkan tempat tidur

74
dan perabot meja makan atau pun kursi sebenarnya merupakan latihan atau
belajar mengenal lingkungan sekitar. Oleh karenanya sangat penting bagi anak
kegiatan bermain tersebut.
Dari contoh di ats dapat di Tarik suatu makna bahwa proses belajar yang
dilakukakn dikelas hendaknya juga mengikuti kebiasaan dan karakter anak:
bermain. Selanjutnya bagaimana mengemas permainan itu dalam belajar;
1. Amati siswa saat itu, apa yang sedang dia lakukakna ; jika siswa tersebut
memegang salah satu alat permainan, maka guru dapat mengangkat alat
tersebut sebagai media dengan menanyakan kegunaan dan membuat
asosiasi terhadap pelajaran yang akan disampaikan
2. Guanakan beberapa alat atau media yang ada untuk memancing siswa
aktif dalam permainan, selanjutnya guru mengarahkan berbagai bentuk
pelajaran menjadi permainan.
3. Prinsip bermain adalah agar siswa senang, maka pelajaran diusahakan
menyenangkan (learning is fun) dengan menciptakan alat peraga yang
menjadikan siswa gembira, senang dan lucu buat siswa.
4. Menciptakan susanan bermain antar siswa sendiri agar dengan bermain ini
siswa saling mengenal, tolong-menolong, serta membuat persepsi dan
asosiasi bentuk mungkin menjadikan tumbuh minat belajar tinggi.
b. Model Pendidikan Kreatif
Salah satu syarat belajar adalah adanya kreativitas ; karena tuntutan dalam
berkarya seni adalah kreatif. Kreatif yang dimaksdukan adalah mempunyai
pandangan dan ide yang lain dari yang lain merupakan gagasan seorang
pencipta. Oleh karena itu belajar seni indentik dengan belajar kreatif.
Dalam pembelajaran . Pendidikanseni mendasarkan produksi atau penciptaan
seni dengan kreatif. Kreativitas guru tampak dari cara di mengoleh bahan
pelajaran agar tidak membosankan. Disini guru perlu menyelenginya dengan
model bermain, atau menambahkan dengan berbagai media dan peraga yang
diciptakan secara spotan maupun terencanakan agar siswa tumbuh ide -ide
baru dalam berkarya seni. sebagai contoh: siswa diminta mebuat bentuk-
bentuk binatang dari kertas yang sudah kusut dengan Teknik remas. Dalam

75
hal in tumbuh asosiasi bentuk dengan menghubungkan remasan kerta dengan
bentuk kerbau; selanjutnya guru mengenmbangkan ide dan kreasi tersebut
dengan menciptakan nyanyian kerbau di sawah atau pun berasosiasi ide
dengan pak tani di lading. Ide dapat dikembangkan dengan kegiatan petani
menunggui ladangnya yang sedang diganggu oleh burung-burung dan
akhirnya menciptakan tarian boneka sawah.
c. Model Pendidikan intergratif
Seperti telah diungkapkan pada modul sebelumnya, bahwa pengetahuan itu
sifatnya satu. Dari pengetahuan satu ini kemudian oleh para pakar maupun
praktisi dikembangkan menjadi bermacam-macam dengan membagi sesuai
denga kebutuhan anak. Dari pemahaman ini selanjutnya guru dapat
mengembangkan pembelajaran yang bersifat satu, dimana antara seni dengan
ilmu dan pengetahuan lain itu dapat disatukan. Pemebelajaran ini lebih
dikenal sebagai pembelajaran terpadu, yaitu pembelajaran yang memadukan
mata pelajaran satu dengan yang lain dilihat dari kepentingan, topik, sasaran
maupun sifat materi pelajaran.
Pendidikan intergratif dapat dikema dalam bentuk permainan kreatif dimana
siswa diminta bermain aktif baik pikiran , perasaan maupun bentuk fisik yang
membuat siswa tidak kekkurangan akal mengembangkan ide dan gagasannya.
Guru yang kreatif sebenarnya dapat menciptakan peranann media ataupun
peraga menjadi pengetahuan yang satu atau utuh.
Untuk itu pembelajaran seni mempunyai kedalaman pengetahuan yang terdiri
atas:
1). Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap rupa,
bunyi, gerak dan perpaduannya serta karya kerajinan dan teknologi;
2). Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, dan evaluasi;
3). Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi dan
bentuk, artistic serta memiliki sikap menghargai dan menghayati;
4). Produkssi mencakup kreativitas dalam berkarya dan berimajinasi.

76
MODUL 12
A. DASAR-DASAR PEMEBELAJARAN TERPADU

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Pembelajara tepadu adlalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru
untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk informasi yang utuh.
Materi informasi tersebut dikemas memalaui memadukan beberapa topik, tema, bahan
atau materi pelajaran (kurikulum lintas bidang), strategi belajar maupun arah dengan
berpusat pada kompetensi dasar. Dalam membuat pengembangan materi pelajaran
seorang guru memperhatikan kebutuhan dasar belajar siswa, dan mengetahui kemampuan
dasar karakteristik siswa terlebih dahulu, agar mudah mengemas bahan pelajaran.
Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling menonjol adalah memadukan materi
beberapa mata pelajaran (sesuai dengan tpik dan tema kurikulum) berdasarkan sifat dan
fungsinya. Dari nurain ini dapat dirunut maknanya bahawa pembelajaran terpadu pada

77
prisipnya adalah pemebalajaran lintas bidang studi dengan ikatan arah dan tema belajar
yang sama sehingga merupakan pengetahuan yang utuh.
2. Prinsip Pembelajaran Terpadu
Belajar pada prinsipsnya adalah usaha mencari tahu sesuatu lewat kinerja
tersistemmaupun tidak . kinerja bersistem merupakan perilaku mencari tahu secara
teratur, seperti belajar di sekolah, kursus maupun penataran. Pengetahuan yang diperoleh
lewat jalur ini berdasarkan langkah-langkah atau produser sifat informasi tersebut. Oleh
karenya , kinerja bersistem in dibatasi oleh tujuan, waktu, lingkupo materi yang diakhri
oleh sistem kontrol berupa evaluasi program pembelajaran.
Belajar dengan kinerja yang bersistem mudah mengontrolnya yaitu dnegan mengukur
hasil belajar terhadap tujjuan belajar yang direncanakan; jika tidak sesuai maka hasil
pembelajaran dapat dikatakan tidak berhasil. Hal ini berbeda dengan belajar dengan
kinerja tidak tersistem, semua pengetahuan yang di anggap penting pada saat itu diangkat
dan selanjutnya dimasukan kedalam proses pengalaman.
Perbedaan single subject dan integrated subject

single subject integrated subject


1. Orientasi: pokok bahasan 1. Orientasi : realistik
2. Bentuk kelas : kaku 2. Bentuk kelas :luwes sesuia kondisi
3. Kurikulum: sangat formal 3. kurikulim : fleksibel sesuai situasi
4. Pengembangan mata pelajaran: 4. pengembangan mata pelajaran: vertical
vertical dan sulit, karena semua maupun horizontal vertical merupakan
telah diatur secara rinci dalam pendalaman materi, sedangkan horizontal
buku pengangan penggabungan beberapa mata pelajaran
seperti : diferensi lintas bidang yang
sesuai dengan akselerasi belajar siswa.
5. Desain pengajaran : bergantung 5. desain pengajaran : dibuat oleh guru
penuh pada kebijakan yang ada
6. Pengembangan alat evaluasi : 6. pengambangan alat evaluasi: bersandar
untuk menentukan keberhasilan pada mastery learning dan fleksibel
berdasarkan standar yang sudah
baku

78
Kaarekterisktik pembelajaran tunggal (single subject matter) dapat diketahui dari
penampilan perencanaan pokok bahasanya . pokok bahasan dirancang dalam satu paket
pengetahuan yang mempunyai hubungan atau bersinggungan dengan mata pelajaran
laiinnya.
2. Model pemebelajaran terpadu
Berbicara mengenai pembelajaran terpadu , Robin Fogarty (1991), memberikan sepuluh
alternative pengembangan dalam kurukulum maupun strategi pengajaran dikelas:
fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated,
immersed, networked.
B. PRINSIP PEMBELAJARAN SENI
1. Arah Pembelajaran Pendidikan Seni
Kata kurikulum dalam kurikulum Pendidikan seni adalah serangkaina kegiatan
pemeblajaran seni termasuk didalamnya praktek berkarya seni maupun teori seni
dirancang untuk dan dirumuskan secara khas berdasarkan karakteristik seni tingkat
perkembangan kejiwaan anak dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karenanya, suatu
kurikulum disajikan akan tergambarkan keluasan materi pembelajaran seni seperti ,
langkah, isi , strategi dan metode yang sesuia dengan mediumnya: suara, rupa, gerak, dan
sastra.
Skema Arah Pembelajaran seni
Skema tadi merupakan alur pemebelajaran senu pada sekolah umum secara garis besar
jiwa kurikulum seni memiliki cakupan:
1). Kurukulum Akademis yang mengentarkan anak memiliki pengetahuan akademis
dibidangnya. Kurikulum ini memepunyai korelasi dengan mata pelajaran yang
disampingnya dia berfungsi untuk menguatakan system berpikir anak
2). Kurukulum Praktis dirancang untuk memberikan bekala pengetahuan praktis melalui
keterampilan hidup dan merupakan usaha mengembangkan potensi alami yang dipunyai
anak sekaligus sebagai Pendidikan pengalaaman hobi yang nantinya dimanfaatkan dalam
berkehidupan masyaraakat.
3). Kurikulum Humanistic dirancang untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai
dengan martabat-harkat kemanusian dan lebih banyak membangun watak kepribadian
sebagai manusia sosial dan beragama. (Ross,1984).

79
2. Subtansi Pendidikan Kesenian
Dilihat dari subtansi kependidikan, Pendidikan kesenian merupakan hasil tumpuan
(common ground) dua disiplin keilmuan , yaitu Pendidikan dan berkesenian. Dalam
konteks Pendidikan, Pendidikan kesenian mengembangkan ranah jiwa manusia: citpa,
rasa, dan karsa. Ketiga ranag tersebut cara bekerjanya simulatan dan tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lain.
3. Pendekatan partisipasi produksi seni
Ketika seorang guru mengajar praktek di studio, sbenarnya juga mengajarkan cara
berpikir sitematik, misalnya: mengemas langkah dn memelihara peralatan, memahami
kinerja alat dan bahan yang harus sesuai dengan prosedur
4. Pendekatan Tematis pembelajaran Produksi
Seni adanya unsur fiksi dan non fiksi berupa : tema, topik, semangat, visi dan tujuan
berkarya . namun unsur ini sulit dideteksi karena tema /topik dapat berubah ketika
seorang sedang mencipta..
5. Pendekatan Medium Produksi Seni
Secara teoritis tidak ada perbedaan cara pengungkapan karya seni berdasarkan
mediumnya: ripa, gerak, dan suara. Namun , ketika proses visualisasi, Bahasa seni
memberikan kekhasan diantaranya adalah tari yang mempunyai kaidah badab sebagai
medium utamanya
6. Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian
Terdapat tiga bentuk keterpaduan dalam pembelajaran seni :1 keterpaduan kurikulum ,
2. Keterpaduan pembelajaran, dan, 3. Keterpaduan kelas . keterpaduan kurikulum lebih
dekat dengan mencari korelasi materi pembelajaran pada setiap bidang studi: sedanglkan
diuraikan oleh Robin Fogarty (1984) di depan.

C. MERANCANG PEMBELAJARAN SENI TERPADU

1. Rancangan Pembelajaran Terpadu

Untuk mempelajari Teknik menyusun Satuan Acara Pelajaran pemebelajaran terpadu Seni,
terlebih dahulu Anda menganalisis contih di bawah ini.

Diskusi

1. Isilah kolom kosong di samping rancangan di bawah ini 80

Dengan : Sains , Agama, IPS, Seni Rupa, Tari, Musik, Bahasa Indonesia atau yang lain
CONTOH

Kelas : 3 (tiga) SD

Semester : 11 (dua)

Waktu : 4x 35 menit (1kali tatap muka)

a.Indikator

- Menjelaskan lingkungan alam (natural) dan lingkungan buatan (artificial) melalui media
gambar koran. 1
- Menunjukan keadaan lingkungan alam sekitar sekolah dan rumahnya. 2
- menuliskana peristiwa apa saja yang dialami dirumah di sekolah dan lingkungan dalam
sebuah puisi sedrhana 12 baris. 3
- Mengambar rumah, dengan dominasi bangun segiempat, segitiga, persegi dan persegi
Panjang dengan ukuran tertentu.4
- Mengidentifikasi benda -benda di sekitar yang dapat berubah bentuk seperti peristiwa
atau tanah liat. 5
- Menirukan gelombang atau Gerakan air yang mengalir tenang maupun bergelombang.6
- Mengisi gerakan air tersebut dengan sebuah lagu sesuai dengan lirik puisi yang di
ciptakan.7

b. Pelaksanaan Kegiatan

1) Pendahuluan (1 x 20 menit)

81
- Mengawali pelajaran dengan berdoa dipimpim oleh seorang siswa yang kebetulan
bertugas piket pada hari itu dengan menunjukan siswa yang mengambil posisi tempat
duduk di seblah depan kiri, sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. 8
- Memberikan apresiasi (keterangan) tentang perjalanan siswa dari rumah kesekolah
dengan menunjukan ulah para pengamen di tengah jalan. 9
- Memancing diskusi tentang sampah yang berbau karena parit penuh dengan sampah. 10

2) kegiatan Inti (120 menit)

- Menunjukan koran yang terbit pada hari itu terutama gambar-gambar tentang lingkungan
jalanan (parit, tanaman perindang, semak liar) dan taman buatan para pemuda di sekitar
kampung tersebut.
- Mengomentari dan memberi contoh yang lain taman yang indah, mengungkapkan
kembali hasil wisata dengan orang tuanya.
- Menunjukan contoh pemandangan alami berkaitan dengan tamasya ketika berlibur.
- Meminta siswa menerangkan perjalanan mereka dan keikutsertaan anggota keluarga
ketika sedang berangkat ke sekolah.
- Menunjukan gambar benda-bend yang berasla dari tanah liat (seperti asbak) dan bertanya
jawab tentang macam-macam benda tersebut.
- Bertanya jawab tentang gambar air di parit yang mengalir tenang dan bergelombang.

3) Penutup (1x 20 menit)

- Siswa diminta menguraikan kembali keterangan guru melalui diskusi, kerja kelompok
lewat gambar yang sudah di buat.
- Bertanya jawab tentang pemahaman materi
- Menuliskan ringkasan dan mengumpulkan hasil gambar kelompok
- Mengakhiri pelajaran dengan berdoa.

Cocokakanlah Jawaban Anda

1. Sains (IPA)
2. Sains (IPA)
3. Bahasa Indonesia
4. Seni Rupa
5. Sains (IPA)
6. Seni Tari 82
7. Seni Musik
8. Agama
9. IPS
2. Alikasi Pembelajaran Terpadu Seni

Berikut akan diulas tentang aplikasi jenis-jenis pembelajaran terpadu seni

a. keterpaduan Murni

1. Jadwal pelajaran diatur

2. Bahan pelajaran hendaknya dirancang berdasarkan pembelajaran kontektual, artinya ketika


akan menjelaskan permasalahan yang ada dalam materi, pilihanlah materi yang sudah diakses
oleh murid yang ada dalam materi, pulihlah materi yang mudah di akses oleh murid sperti materi
dari lingkungan sekitar anak agar persepsi anak sama.

3. Guru harus memahami benar karakteristik anak muridnya seperti: kemampuan awal atau
pengetahuan apa yang telah dimiliki siswa, apakah semua siswa memilikinya secara merata

b. Keterpaduan Topik

Guru dapat mulai merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu topik terlebih
dahulu pada hari itu; bias saja topik ini diangkat dari satu mata pelajaran yang diselenggarakan
paling pagi. Yaitu misalnya: topik dilaksanakan oleh pelajaran seni Tari. Dalam pelajaran seni
tari nanti akan dilanjutkan dengan guru Bahasa Inggris yang menceritakan perkembangan tarian
balet dalam operet di Yunani dengan menggunakan Bahasa inggris. Atau, pelajaran seni tari
tetap berada di studio tari (Laboratorium Kesenian) dengan didampingi oleh guru Bahsa Inggris.

Tujuan selanjutnya akan ditangani oleh guru Bahasa Inggris dan dilajuntkan dengan pelajaran
seni rupa menggambarkan model oranng menari. Model pembelajaran ini sangat langka
dilakukan karena mempunyai beberapa kelemahan diantaranya: (1) guru kurang mempunyai
pengetahuan diluar bidang garapnya, (2) guru sulit mengaitkan masing- masing materi pelajaran
dan akan membutuhkan waktu lama (3) pembelajaran ini akan keluar pokok bahasan yang telah
direncanakan dalam kurikulum sehingga kadangkala akan menggeser mata pelajaran yang lain.

83
c. Keterpaduan Konsep

Keterpaduan Konsep yang akan dilaksanakan dalam pembelajran seni untuk anak sebenarnya
lebih dekat dengan pengertian kelas rangkap dengan satu materi pelajaran seni. sebelum
mengajar, guru dapat menyatukan ide-ide apa saja yang terdapat dalam 3 (tiga) atau 4 (empat)
cabang seni sekaligus. Ide berasal dari substansi materi pembelajaran yang akan diberikan pada
saat itu, misalnya: komposisi, kesatuan atau harmoni dalam penciptaan seni. contoh- contoh yang
digunakan dalam pembelajaran terpadu tersebut diambil dari siswa yang dating. Misalnya guru
akan mengajarkan materi:

Komposisi : siapkah yang membawa buku bersampul merah dan siapakah yang bersampul biru.

Keterangan : guru meminta siswa berkelompok sesuai dengan warna buku yang dibawa dan
seraya menunjukan ke atas.

Tujuan guru memberikan tugas berkelompok berdasarkan sampul buku yang dibawa anak
sebenarnya untuk menerangkan komposisi dalam seni rupa. Perbedaan jumlah ini akan
menunjukan keluasan warna.

d. Keterpaduan Kelas Dalam Satu Mata Pelajaran

keterpaduan ini termasuk pemebelajaran lintas bidang atau mata pelajaran. Langkah ini mencari
benang merah keterkaitan anatara beberapa mata pelajaran yang mempunyai nuansa, ciri, Teknik
belajar yang sama. Diantara beberapa materi pelajaran tersebut dirunut materi yang sesuai
dengan prinsip keilmuannya. Sebagai contoh : pelajaran sejarah (IPS) dengan pelajaran Kesenian
()

semua langkah ini merupakan strategi mencari jalan keluar kekurangan guru (sebagai kelemahan
pengetahuan guru yang sangat minim). Seorang Guru mengajar Kesenian lebih dari satu kelas
sehingga terpaksa menyatukan beberapa kelas dalam jam belajaran yang sama. Dalam hal ini
guru dapat mengajarakan materi pelajaran Seni Rupa (Menggambar) yang dihadiri oleh beberapa
kelas (berupa composites class). Selanjutnya, guru memberi tugas kepada semua siswa dalam
satu kelas besar tentang materi pelajaran yang sama walapun prinsip pokok bahasanya bertujuan
satu.

e. Korelasi mata pelakaran

84
Kolerasi mata pelajaran keterpaduan ini termasuk pembelajaran lintas bidang atau mata pelajaran
titik Langkah ini mencari benang merah keterkaitan antara beberapa mata pelajaran yang
mempunyai nuansa ciri teknik belajar yang sama. Diantara beberapa materi tersebut di runtun
materi yang sesuai dengan prinsip keilmuannya. Sebagai contoh pelajaran sejarah IPS dalam
pelajaran kesenian baik tari musik maupun seni rupa: pelajaran sejarah membutuhkan imajinasi
Kita Sedang membahas sejarah perkembangan Keraton. Pada kesempatan yang sama pelajaran
tari sedang memperagakan pakaian adat keraton yang akan digunakan untuk pentas tari keduanya
akan dijadikan bahasan yang sama sehingga penghayatan terhadap perkembangan kerajaan oleh
pelajaran sejarah lebih mudah diingatdiingat

f. keterpaduan tugas kerja

Langkah ini dicirikan dengan pemberian tugas tunggal 3 atau 4 mata pelajaran sekaligus. Tugas
yang dirancang berkaitan dengan mata pelajaran lain. Namun ketiga tugas yang sudah
diselesaikan ternyata dapat dievaluasi dari beberapa bidang atau mata pelajaran yang terkait.
Langkah awal yang harus dilakukan seorang guru adalah memberi kepada siswa mengamati
gerakan seni tangan dan jari-jarinya. Guru menanyakan tentang sendi sendi yang dapat berputar
360 derajat dan yang hanya bisa berputar 180°. Untuk itu guru memberi apresiasi pengantar
pelajaran menari dengan gerakan-gerakan tangan yang memutar 360° maupun 180°. Agar
suasana hidup tari tersebut diiringi dengan sebuah lagu-lagu Minang yang berirama Melayu.
Lagu-lagu Melayu tersebut memerlukan gerakan ayunan tangan ke depan seperti tarian
Serampang Dua Belas. Ketika akan merancang ayunan tangan yang diikuti dengan memutar
gerakan pergelangan tangan dan jari jemari melengking guru menggambarkan di papan tulis
Posisi pergelangan tangan mengikal titik ketika seorang guru akan mengakhiri penjelasannya,
diambil dia diambillah gitar dan kemudian memetik senar gitar dan Seraya menjelaskan gerakan
jari jemari memetik senar gitar. Posisi tangan pun menjadi lebih lentur. Keterangan dilanjutkan
guru, bahwa sebagai syarat seseorang belajar instrumen gitar adalah melatih diri jari-jemari
digerakkan secara teratur kelenturan ini akan menimbulkan suara petikan seni gitar yang halus
dan terasa lembut didengar.

g. Keterpaduan misi atau tujuan

Langkah yang dilakukan oleh guru adalah keterampilan teknis salah satu bidang yang
diselesaikan oleh beberapa jenis pelajaran Oleh karena itu tugas ini diselesaikan atau dipecahkan

85
secara bertahap menurut sifat pembelajarannya. Contoh matematika memperkenalkan angka
dengan tingkatan, IPA mengenal nada yang dihasilkan oleh logam musik mengenalkan suara dan
praktek menyanyi berdasarkan nada irama misi tujuan: memahami nilai angka

Keterpaduan 3 mata pelajaran ini dikaitkan dengan misi tujuan yaitu memahami nilai angka titik
angka 1 matematika menempati urutan pertama, angka 2 mempunyai urutan lebih tinggi. Hal ini
dialog dengan nada yang dihasilkan oleh suara: angka 1 matematika analog dengan do 1 untuk
nada suara dengan bobot rendah, semakin tinggi diberi simbol angka semakin besar 2 atau koma
dan seterusnya. Selanjutnya dalam sains IPA lempengan logam yang tipis dengan bentuk dan
keluasan yang sama akan menghasilkan efek nada besar karena bunyi yang dihasilkan tidak
terhalang oleh ketebalan logam. Semakin logam tersebut tebal suara efek akan semakin tinggi
nadanya.

86

Anda mungkin juga menyukai