Anda di halaman 1dari 3

Nama : Teuku Akmal Juansyah

Jurusan : Ilmu Hukum


NPM : 2017200130

Reformasi Hukum Pidana dalam Menindak Korupsi

Akhir – akhir ini negara dan pemerintah sangat berfokus untuk memberantas tindak
pidana korupsi yang sifatnya represif, menangkap serta mengadili para pelaku tindak pidana
korupsi. Korupsi sendiri disebabkan oleh banyak faktor, seperti tidak adanya akuntabilitas dalam
kekuasaan dan monopoli , serta adanya kesempatan serta kebutuhan dan keserakahan yang sama-
sama berkaitan [ Menurut Jack Bologne].Berdasarkan UU Nomor 31 Tathun 1999 juncto UU
Nomor 20 Tahun 2001 tersirat bahwa 30 delik pidana yang dikategorikan menjadi 7 jenis seperti
Kerugian keuangan negara, suap- menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan
curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, serta gratifikasi. Korupsi di Indonesia adalah
persoalan nyata sedang menggerogoti seuluruh kehidupan bangsa[1].Upaya agar pelaku jera
adalah dengan menjatuhkan pidana penjara terhadap tindak pidana korupsi . Namun dalam
realisasinya masih dapat kita katakan tidak efektif , jika dilihat dalam 10 tahun sejak
diberlakukan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
hadirnya Lembaga KPK serta Pengadilan Tipikor ternyata dinilai tidak seperti yang diharapkan ,
terlebih perilaku korupsi semakin membengkak kasusnya. Tanpa adanya revisi untuk
memberikan efek jera dan tidak konsistensi dalam penegakkan hukum tindak pidana
Korupsi, maka perilaku korupsi tidak akan berkurang.

Efektifitas Pidana Penjara


Efektifitas Hukum Pidana Penjara masih harus di rombak agar korupsi tidak lagi
merajalela. Masih terdapat peraturan perundang – undangan yang sangat karet sehingga
menyebabkan Tindakan koruptif seperti memperkaya diri dengan mengambil dana untuk
kepentingan pribadi di lingkungan instansi pemerintah, dengan alas an tersebut banyak orang di
daerah instansi pemerintah terkena kasus korupsi itu sendiri. Lemahnya penegakkan hukum
untuk penanganan korupsi menyebabkan banyaknya pejabat untuk menggunakan kekuasaannya
untuk memperkaya dirinya sendiri. Menurut Indriyanto Seno Adji (2006:374) dia menyebutkan
bahwa tidak dapat dipungkiri korupsi sendiri merupakan White Collar Crime perbuatan yang
selalu ada sangkut pautnya dengan pejabat modus sehingga dikatakan sebagai invisible crime
yang penanganannya perlu kebijakan hukum dari hukum pidana.

Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi


Penal Policy merupakan suatu ilmu yang harus dimiliki oleh para pelaksana
hukum.
Penal Policy sendiri dapat menghasilkan tujuan praktis dalam membuat peraturan hukum positif
agar dirumuskan lebih baik dan bisa memberikan pedoman tidak hanya kepada pembuat undang
– undang tetapi juga pada pengadilan yang menerapkan undang – undang kepada para
penyelenggara pengadilan. Agar keadilan sosial berjalan tertib sesuai dengan landasan , maka
perlu adanya perubahan – perubahan terhadap rumusan tindak pidana mengenai korupsi seperti
yang diatur dalam UU Nomo 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun 2001. Salah satu rumusan
ancaman pidana minimum dalam UU Tipikor dinilai menjadi masalah karena ancaman
pidananya dinilai sangat minimum sehingga menyebabkan tidak efek tidak jera pada pelaku.
Apabila tujuan di revisinya UU tersebut untuk kesejahteraan masyarakat atau umum maka
perilaku koruptif mungkin dapat dicapai. Karena pada hakikatnya kesejahteraan umum sendiri
dapat tercapai jika penataan hukum baik dan dapat mencegah perilaku korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.


2. Kamra, Kaliuddin. (2017). Efektifitas Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi oleh
Penyidik Polri Pada Polres Pinrang. Al Hikam. Vol 1 No 2, Hal 21.
3. Yulianingsih, Nisa., & Sularto, R.B. (2017). Kebijakan Hukum Pidana Dalam Tindak
Pidana Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa.hal 65-68.
4. Lararenjana, Edelweis. 2020. “Ketahui Penyebab Korupsi di Indonesia dan Tantangan
dalam Pemberantasannya”, https://www.merdeka.com/jatim/ketahui-penyebab-korupsi-
di-indonesia-dan-tantangan-dalam-pemberantasannya-kln.html?page=5. Diakses pada 5
Juli 2021 pukul 16.52.

Anda mungkin juga menyukai