Anda di halaman 1dari 12

Pengendalian Tata Ruang

dalam Lingkungan Tata


Ruang

Teuku Akmal Juansyah 2017200130


Dibuat Oleh Kelompok 13
Parlin Sahat Ivandamme Pasaribu 2017200079
William Fernando S. 2017200075
Verrel Octavian R. 2017200219
Yuga Marsahala Siahaan 2017200236
I. Pengertian dari pengendalian tata ruang

Ruang merupakan suatu unsur di dalam pembangunan suatu kota, sedangkan tanah merupakan dasar dalam
membangun suatu kota. Perencanaan dalam pengembangan atau pembangunan suatu kota tentu harus berdasar,
perencanaan tata ruang sendiri adalah langkah awal dalam menentukan bagaimana pola ruang yang akan
dilaksanakan. Pengendalian tata ruang sendiri merupakan suatu upaya bertujuan untuk menjaminnya suatu
tujuan dan sasaran dari rencana tata ruang wilayah.
Pengertian Pengendalian tata ruang adalah suatu kegiatan dalam sistem penataan ruang yang membatasi
pemakaian tata ruang dengan memberikan batasan batasan sesuai peraturan yang dibuat dan ditetapkan oleh
pemerintah. Penataan ruang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan tata ruang.
Perubahan Undang Undang
mengenai pengendalian tata
ruang

Pengendalian tata ruang memiliki beberapa


perubahan jika dibandingkan antara UU No.11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan UU
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
yang akan dijabarkan sebagai berikut :
UU No. 11 Tahun 2020 UU No. 26 Tahun 2007

Pasal 35 Pasal 35
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui: Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
a. Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang; peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif,
b. Pemberian insentif dan disinsentif; dan serta pengenaan sanksi.
c. Pengenaan sanksi.

Pasal 37 Pasal 37
(1) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (1) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 diterbitkan oleh Pasal 35 diatur oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
Pemerintah Pusat. menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ketentuan peraturan perundang-undangan.
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (2) Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
dibatalkan oleh Pemerintah Pusat. rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh Pemerintah
(3) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-
yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
melalui prosedur yang benar, batal demi hukum. undangan.
Adanya Pengendalian Pemanfaatan Ruang ini dilatarbelakangi untuk mewujudkan ketertiban dalam tata
ruang, sehingga pemanfaatan ruang sesuai dengan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang. Karena masih ada saja
pelanggaran yang ditemukan dalam tata ruang ini, yang dimana izin bangunan 10 lantai ketika dibangung menjadi
bangunan 20 lantai. Oleh karena itu Pengendalian Pemanfaatan Ruang ini sangat penting untuk ditegakkan,
sehingga Pemerintah tidak kecolongan lagi.
II. Landasan Hukum Pengendalian Tata Ruang

Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dengan turunannya berupa rencana tata ruang
merupakan upaya penting dalam menertibkan penyelenggaraan penataan ruang yang diwujudkan melalui
beberapa aspek penting, diantaranya pengendalian pemanfaatan ruang dalam pasal 35 UU No. 26 tahun 2007.
Pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan secara sistematik melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta sanksi.

Namun sejak dibentuknya UU Cipta Kerja, Pasal 35 UU No.26 diubah dalam UU Cipta Kerja yang isi pasalnya
menjadi Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui (a) Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang; (b) Pemberian insentif dan disinsentif; dan (c) Pengenaan sanksi. Hal tersebut menjadikan pengendalian
pemanfaatan ruang ini dilakukan melalui ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan ruang yang
menggantikan penetapan peraturan zonasi dan perizinan
III. Asas-asas Pengendalian Tata Ruang

● Asas tercapainya tujuan


● Asas efisiensi pengendalian
● Asas tanggung jawab pengendalian
● Asas pengendalian terhadap masa depan
● Asas pengendalian langsung
● Asas refleksi perencanaan
● Asas penyesuaian dengan organisasi
● Asas pengendalian individu
● Asas standar
● Asas pengawasan terhadap titik strategis
● Asas kekecualian
● Asas pengendalian fleksibel
● Asas peninjauan kembali
● Asas tindakan.
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian dari kegiatan
penataan ruang yang dipersiapkan sejak awal proses perencanaan tata ruang.
Konsep pengendalian dimulai sebelum rencana tata ruang diimplementasikan
dengan memasukkan indikator pencapaian hasil, sebagai dasar-dasar kriteria
yang diperlukan, pada saat rencana dilaksanakan dan sesudah implementasi.
IV. Pengendalian Tata Ruang dalam Penerapannya

Implementasi pengendalian pemanfaatan ruang merupakan kondisi normatif dari bentuk kebutuhan
lahan untuk kegiatan/aktivitas masyarakat dalam keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan lahan
menjadi kebutuhan yang bersifat urgent mengingat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan suatu perangkat manajemen pengelolaan kota yang
diperlukan untuk memastikan bahwa perencanaan tata ruang dan pelaksanaan pemanfaatan ruangnya
telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil kajian, pelanggaran pemanfaatan ruang. Pengenaan

Contoh Kasus 1. sanksi administratif bidang penataan ruang berupa pembongkaran pada
bangunan Dwisari Waterpark sebanyak 243 batang sheet pile wahana berada
di badan Sungai Cibeet dan struktur beton taman air seluas 945 meter persegi
Bangunan di Kawasan Dwi Sari Waterpark yang berlokasi di tepi
berada di sempadan sungai yang merupakan area sebagai fungsi kawasan
Sungai Cibeet, Kampung Ciranggon Babakan Ngantai, Desa Cipayung,
lindung, serta area lain seluas 4.122 meter persegi berada pada kawasan yang
Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dibongkar oleh
ditetapkan sebagai area pertanian.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR). Bangunan Dwi Sari Waterpark
Tindakan dari pembongkaran bangunan ini merupakan salah satu
terbukti melanggar tata ruang serta perizinan.
bentuk dari Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang dimana merupakan
Pembongkaran bangunan tersebut merupakan bentuk sanksi
pemberian sanksi. Pemberian sanksi diberikan karena telah melanggar
administratif terhadap pelanggaran pemanfaatan tata ruang yang tercantum
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang. Adanya pelanggaran semacam ini
dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 mengenai Rencana Tata
yang membuat pentingnya adanya pengendalian pemanfaatan ruang, sehingga
Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi 2011-2031.
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh
Pemilik waterpark ini melanggar Undang-Undang Tata Ruang yang
pemerintah. Dengan pengendalian oleh pemerintah ini, pemerintah dapat
tidak memperbolehkan adanya bangunan sepadan dengan sungai. Tindakan
menata ruang dengan baik serta efektif dan efisien.
ini diambil untuk keteraturan tata ruang yang harmonis dalam bernegara
(https://www.suara.com/news/2020/06/25/211622/langgar-tata-ruang-
sehingga tidak terjadi hal-hal yang seharusnya tidak terjadi seperti banjir
waterpark-dwisari-bongkar-bangunan)
Kesimpulan

Pengendalian Tata Ruang merupakan kegiatan demi kelestarian lingkungan hidup . Dalam membatasi
penggunaan lahan secara sembarangan atau tidak dengan sesuai yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah, karena pengendalian tata ruang sendiri memiliki dampak atau manfaat yang berjangka
panjang dalam mempertahankan struktur yang terkendali dalam aspek tata ruang, juga memastikan
tujuan, kepentingan, dan kesejahteraan umum dapat dicapai. Perlunya ketegasan dari pemerintah dan
petugas dapat membuat pengendalian Tata Ruang lebih efektif.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai