PENDAHULUAN
penataan ruang. Selain itu, perlu dilakukan kegiatan peninjauan kembali secara
secara rutin, baik oleh perangkat pemerintah daerah, masyarakat, atau keduanya.
ruang merupakan tahap akhir atau ujung tombak yang sangat tergantung dari
RTRW(Rencana Tata Ruang Wilayah) daerahnya. Sebagai contoh suatu area yang
sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung atau ruang terbuka hijau, dapat tetap
1
1. Peran serta maupun aspirasi masyarakat dalam proses tata ruang dan
Dalam rangka mewujudkan penataan ruang yang efektif dan efisien maka
penataan ruang yang terdiri dari tiga elemen utama yakni perencanaan,
Gambar 1.1.
Siklus Penataan Ruang
Sumber: DepartemenPekerjaanUmum
adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan
yang telah ditetapkan terutama rencana pola ruang wilayah. Rencana pola ruang
2
wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukkan ruang dalam
wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung
dipengaruhi oleh kondisi kelembagaan dan peran serta masyarakat. Di sisi lain
Gamping, Godean, dan Ngaglik. Dari kelima kecamatan ini, Kecamatan Depok
mengalami perubahan lahan yang sangat cepat khususnya perubahan fungsi lahan
komersial. Dari fungsi tersebut, maka hal terpenting dalam pemanfaatan ruang
3
adalah mempertemukan penggunaan lahan yang bervariasi dengan jumlah
ketersediaan lahan yang ada dimana tetap memperhatikan kesesuaian lahan untuk
tiap-tiap jenis pemanfaatan. Oleh karena itu, dalam menentukan suatu aktivitas
yang akan dilakukan pada suatu ruang perlu adanya perhatian dari sisi demand
dan supply yang bertujuan untuk mengurangi konflik yang terjadi dalam
pemanfaatan ruang.
membangun tempat usaha di sepanjang kawasan ini. Tidak terdapat data pasti
mengenai jumlah tempat usaha yang berdiri di seluruh kawasan tersebut. Hal ini
terjadi karena disinyalir banyak penduduk maupun pelaku usaha yang membuka
usaha mereka secara tidak resmi alias tanpa disertai izin. Pihak perangkat/aparatur
desa setempat sendiri tidak memiliki data pasti berapa jumlah tempat usaha yang
Seturan-Babarsari, proses pendirian tempat usaha skala besar seperti hotel, kafe,
masyarakat.
kesamaan komitmen dan sinergi kepala daerah, pemerintah daerah dan DPRD
4
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang merupakan faktor yang sangat
berkaitan erat dengan upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat dalam
Dalam hirarki rencana tata ruang di lingkup kabupaten, terdapat dua jenis
rencana tata ruang yaitu rencana umum dan rencana rinci. Rencana umum
sedangkan rencana rinci merupakan penjabaran dari rencana umum dan biasanya
mewujud dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota (UU 26/2007 tentang
Penataan Ruang). Setiap rencana tata ruang mempunyai tujuan dan lingkup
aplikasi sendiri. Materi teknis RTRW lebih condong pada arahan pola ruang dan
teknis RDTR lebih condong pada penetapan zonasi untuk mengatur peruntukan
lahan pada suatu kawasan. Dengan demikian, dalam hal perijinan lokasi, RDTR
lebih aplikatif untuk dipakai sebagai acuan. Isi RTRW lainnya seperti arahan
5
kriteria rinci dan geometric pemanfaatan ruang, dan arahan rencana
tidak ada penetapan kriteria rinci dan geometric pemanfaatan ruang. Demikian
juga dengan mekanisme proses perizinan, tindakan hukum, dan fungsi tugas
Dari segi teknis secara umum dapat ditemukan bahwa RTRW Kabupaten
pemanfaatan ruang.
c) Tidak memiliki tindakan hukum (law enforcement) yang jelas dan kuat,
mikro belumlah jelas. Jika draft RDTR Kecamatan Depok belum disahkan maka
acuan pemrosesan izin pemanfaatan ruang bisa menggunakan dasar Perda RTRW
Kabupaten Sleman sepanjang dibuat dengan prosedur yang benar. Masalah yang
6
menuangkannya dalam perda sehingga ketika ada penyimpangan tidak disebut
1.2. PerumusanMasalah
secara formal dan legal. Hal ini tentu menjadi sebuah situasi yang dilematis
yang masih bersifat luas, sedangkan draft RDTR Kecamatan Depok belum bias
kawasan tumbuh cepat seperti kawasan Babarsari dan Seturan menjadi menarik
untuk dibahas. Berdasarkan latar belakang ini, maka pertanyaan penelitian adalah
untuk mengetahui:
pemanfaatan ruang pada kawasan Babarsari dan Seturan, Sleman sebagai kawasan
Kabupaten Sleman, dengan kawasan Babarsari dan Seturan sebagai obyek. Tujuan
7
Kecamatan Depok terutama pada kawasan Babarsari dan Seturan yang dilakukan
1.4. ManfaatPenelitian
1.5. KeaslianPenelitian
8
meneliti tentang Implementasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
dengan penelitian diatas. Selain lokasi dan subyek yang berbeda, setting waktu
demikian penelitian yang dilakukan ini tidak dapat lepas dan mungkin saja
dengan berbagai metode dan cara, maka penelitian yang dilakukan ini dapat
Tabel 1.1.
PenelitianYang PernahDilakukan
9
Ester Fitrinika Herawati Kajian Aspek-Aspek Pengendalian Kota Kualitatif
Pemanfaatan Ruang Di Daerah (Studi Yogyakarta,
Kasus: Kota Yogyakarta, Kabupaten Kabupaten
Sleman, Kota Denpasar, Kabupaten Sleman, Kota
Badung) Denpasar,
2008 Kabupaten
Badung
Endah Sri Widiastuti Pengendalian Peruntukan Kabupaten Kualitatif
Pemanfaatan Tanah untuk Perumahan Sleman
yang dibangun Pengembang di
Kabupaten Sleman
2008
Ernawati Ginting Implementasi Rencana Detail Tata Kabupaten Kualitatif
Ruang(RDTR) Kawasan Aglomerasi Sleman
Perkotaan Kabupaten Sleman pada
Penggunaan Lahan Pertanian dan
Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya
2010
Ignatius Sumarwoto Fenomena “Membangun Dulu Kabupaten Kualitatif
Sebelum Izin”pada Kasus Sleman
Pengembangan Perumahan di
Kabupaten Sleman
2011
Fahril Fanani Kesiapan Pemerintah Daerah Kawasan Kualitatif
Kabupaten Sleman dalam Penerapan Perkotaan
Peraturan Zonasi sebagai Instrumen Kabupaten
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sleman
Kawasan Perkotaan Yogyakarta
2014
pengumpulan data adalah dengan studi kepustakaan dan studi lapangan yang
terdiri dari observasi dan wawancara. Pendekatan kualitatif akan diterapkan untuk
10
1.6.2 Cakupan Wilayah
pengawasan dan penertiban serta mekanisme perizinan yang berkaitan dengan tata
Bab I Pendahuluan
tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup yang mencakup ruang lingkup
Merupakan hasil studi literatur yang berupa dasar –dasar teori dan referensi yang
berkaitan dengan penelitian. Dalam tinjauan pustaka ini akan membahas teori
pengumpulan data, teknik analisa data, metode analisis yang digunakan dalam
11
adalah deduktif yang bersifat deskriptif kualitatif melalui kerangka teori kemudian
Mencakup data umum wilayah perkotaan Yogyakarta dan data khusus kawasan
ketersediaan prasarana ekonomi, sosial dan prasarana fisik kota serta konversi
lahan.
penelitian. Selain itu, juga memuat rekomendasi yang berupa saran berkaitan
12