Anda di halaman 1dari 3

Nama: Mario Savio E Tambu

Nim : 6100210045

1. Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR)


mengamanatkan bahwa semua tingkatan administrasi pemerintahan, mulai
dari nasional, provinsi, kabupaten/kota diwajibkan menyusun Rencana Tata
Ruang (RTR). Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2012 merupakan
salah satu Provinsi yang belum menyelesaikan Tata Ruang, salah satu
penyebabnya karena belum adanya padu serasi antara tata ruang
kehutanan dengan tata ruang Provinsi Kalimantan Tengah.

Implikasi dari tidak adanya padu serasi antara tata ruang kehutanan
dengan tata ruang provinsi Kalimantan Tengah adalah terjadinya konflik
dalam penggunaan ruang, dimana terjadi penggunaan kawasan hutan tidak
prosedural untuk perkebunan sawit di dalam kawasan hutan di Provinsi
Kalimantan Tengah sebanyak 282 unit perusahaan sawit seluas 3,9 juta
hektar.

Upaya penyelesaian permasalahan penggunaan kawasan hutan untuk


perkebunan sawit di Provinsi Kalimantan Tengah diakukan dengan revisi
kebijakan tentang alih fungsi hutan PP nomor 60 tahun 2012 yang
memberikan kesempatan bagi perkebunan sawit yang berdasarkan
Undang-Undang Kehutanan berada di dalam kawasan hutan namun
berdasarkan RTRWP Provinsi Kalimantan Tengah berada di kawasan APL
maupun budidaya, diberikan kesempatan untuk mengurus perijinannya.

2. Pertimbangan dimensi ruang dalam administrasi pembangunan memiliki


beberapa cara pandang atau pendekatan sebagai berikuk
(Tjokroamidjojo, 1995).

1. Dimensi ruang dalam perencanaan pembangunan adalah


perencanaan pembangunan suatu kota, daerah, atau wilayah.
Pendekatan ini memandang kota, daerah, atau wilayah sebagai
suatu wujud bebas yangpengembangannya tidak terikat dengan
kota, daerah, atau wilayah lain sehingga penekanan
perencanaannya mengikuti pola yang lepas dan mandiri.

2. Pembangunan di daerah merupakan bagian dari pembangunan


nasional. Perencanaan pembangunan daerah merupakan pola
perencanaan pada suatu yurisdiksi ruang atau wilayah tertentu yang
dapat digunakan sebagai bagian pola perencanaan pembangunan
nasional.

3. Kegiatan penataan ruang terdiri dari 3 kegiatan yaitu

 Perencanaan tata ruang

 Pemanfaatan tata ruang

 Pengendalian pemanfaatan ruang melalui produk


rencana tata ruang berupa Rencana Tata Ruang Wilayah
( RTRW )

4. Hukum sebagai kaidah atau norma memiliki fungsi untuk mewujudkan


ketertiban dalam masyarakat, memberikan kepastian hukum (aliran
positivisme hukum), kebahagiaan (aliran utilitas), dan keadilan (aliran
hukum alam ). Paktek perencanaan wilayah dan kota tidak dapat terlepas
dari aspek hukum dan administrasi pembangunan. Aspek hukum
menentukan halhal pokok seperti dasar hukum yang mengamanatkan
suatu kegiatan perencanaan, aturan bagaimana dan oleh siapa
perencanaan itu dilakukan atau proses administrasinya, bagaimana
legalitas suatu produk rencana, serta penegakan hukumnya.
5. Asas Lex Superior Derogat Legi Inferiori Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi mengesampingkan/menderogat Peraturan
Perundang-undangan yang lebih rendah (ketentuan PeraturanPerundang-
undanganyang lebihrendahtidak bolehbertentangandengan
PeraturanPerundang-undanganyang lebihtinggi) jika keduanya mengatur
materi yang sama tapi isinya saling bertentangan.
6. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai