Anda di halaman 1dari 26

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN JAYAWIJAYA

BAB

PENDAHULUAN 1
S
ebagaimana diuraikan dalam UU No. 26 tahun 2007, Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi (RTRWP) yang dalam perencanaannya harus dilaksanakan
secara terpadu, berjenjang, dan partisipatif. Berdasarkan undang-undang
tersebut telah menempatkan RTRW Kabupaten sebagai pedoman untuk
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah kabupaten serta keserasian antar sektor, pedoman penataan ruang
wilayah kabupaten, dan pedoman pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan
pemerintah dan atau masyarakat.

1.1 Latar Belakang

Penataan ruang merupakan salah satu aspek yang semakin mendapat perhatian
Pemerintah. Hal ini terjadi karena berbagai permasalahan yang timbul di daerah
dan menuntut penyelesaian dari segi tata ruang. Selain itu, semakin disadari
bahwa pembangunan yang terarah lokasinya akan memberikan hasil yang
optimal secara keseluruhan. Untuk itu berbagai usaha telah dilakukan oleh
Pemerintah untuk menata ruang secara lebih intensif. Salah satu upaya tersebut
berupa penyusunan rencana tata ruang.

Rencana tata ruang terbagi dalam berbagai tingkat kedetilan. Pada tingkat
nasional, rencana tersebut adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN). RTRWN ini berupa kebijakan pemanfaatan ruang secara makro yang
merupakan arahan jangka panjang menuju terbentuknya tata ruang wilayah
nasional yang dikehendaki. RTRWN merupakan arahan lokasi bagi program-
program pembangunan sektoral di tingkat nasional dalam jangka panjang.

I- 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

RTRWN tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Pada tingkat berikutnya, setelah RTRWN adalah RTRW Provinsi. RTRW Provinsi
merupakan matra ruang dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Provinsi, pada tingkat wilayah berikutnya dikehendaki adanya RTRW Daerah
Kabupaten yang memiliki jangka waktu rencana 20 tahun.

Dalam pembangunan daerah, pengembangan tata ruang dan pembangunan


sektoral, keduanya harus selalu berdampingan, baik dalam perumusan kebijakan
dan perumusan strategi, maupun dalam pelaksanaan program serta proyek
pembangunan, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna.
Masih dalam konteks pembangunan daerah, sebagai salah satu kabupaten di
Provinsi Papua, Kabupaten Jayawijaya membutuhkan pedoman untuk acuan
pembangunan sektoral dan spasial.

Saat ini Kabupaten Jayawijaya telah memiliki RTRW Kabupaten Jayawijaya 2006
- 2016 tetapi belum disahkan menjadi Peraturan Daerah. Sejalan dengan
perkembangan yang terjadi, baik karena adanya pengaruh eksternal maupun
faktor internal, menyebabkan arahan tata ruang yang tertuang dalam RTRW
Kabupaten Jayawijaya tahun 2006 perlu direvisi.

Pengaturan dan pemanfaatan ruang merupakan salah satu kewenangan


pemerintah, mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah. Dengan
demikian proses perencanaan pengaturan dan pemanfaatan ruang ini
dilaksanakan secara bersama-sama, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan yang dikehendaki sebagaimana yang telah
digariskan di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Perencanaan tata ruang wilayah merupakan upaya untuk menemukenali potensi


dan kendala yang dimiliki oleh wilayah sebagai dasar untuk perencanaan tata
ruang. Dengan disusunnya rencana tata ruang, maka akan diperoleh keuntungan
berupa dimilikinya data dasar, diketahuinya potensi dan kendala pengembangan,
serta dimilikinya pedoman pembangunan jangka panjang.

I- 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Pada awalnya, Kabupaten Jayawijaya dibentuk berdasarkan Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1969, tentang pembentukan Propinsi
otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907). Pemekaran Kabupaten
dilakukan pada tahun 2002 melalui Undang-Undang No. 26 Tahun 2002 diadakan
pemekaran 3 kabupaten baru yaitu Kabupaten Tolikara, Kabupaten Pegunungan
Bintang, Kabupaten Yahukimo, dan Kabupaten Jayawijaya sebagai kabupaten
induk dengan ibukota di Wamena. 

Pemekaran kabupaten kedua kali pada tahun 2008,   yaitu pemekaran dari
wilayah Kabupaten Jayawijaya dan sebagian wilayah kabupaten pemekaran
pertama. Dimekarkan 4 kabupaten baru yang diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri RI pada tanggal 12 Juni 2008 di Wamena. Keempat kabupaten baru
dimekarkan itu masing-masing melalui:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2008 tentang
pemekaran  Kabupaten Mamberamo Tengah dengan ibukota Kobakma.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2008 tentang
pemekaran Kabupaten Yalimo, dengan ibukota Elelim.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2008 tentang
pemekaran Kabupaten Lanny Jaya, dengan ibukota Tiom.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2008 tentang
pemekaran wilayah Kabupaten Nduga, dengan ibukota Kenyam.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2009 tentang Pembentukan 26


Distrik, maka secara administratif Kabupaten Jayawijaya yang asalnya terbagi
dalam 11 distrik, 1 kelurahan dan 116 kampung, bertambah menjadi 37 wilayah
pemerintahan Distrik, 3 Kelurahan dan 286 Kampung. Nama-nama Distrik
tersebut adalah Wamena, Hubikosi, Pelebaga, Walelagama, Asolokobal,  Kurulu,
Bolakme, Wolo, Yalengga, Asologaima, Musatfak, Trikora, Napua, Walaik,
Wouma, Hubikiak, Ibele, Tailarek, Itlay Hisage, Seipkosi, Usilimo, Witawaya,
Libarek, Wadangku, Pisugi, Koragi, Tagime, Molagalome, Tagineri,
Silokarnodoga, Pyramid, Muliama, Bugi, Bpiri, Walesi, Asotipo dan Maima.

I- 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Sedangkan yang berstatus Kelurahan adalah Wamena Kota, Sinapuk dan


Sinakma.

1.2 Tujuan Penyusunan RTRW

Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Jayawijaya adalah:

 Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;


 Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan
antar distrik;
 Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat;
 Sebagai payung hukum bagi pelaksanaan pembangunan di wilayah
Kabupaten Jayawijaya;
 Sebagai acuan pengendalian pemanfaatan ruang yang ditindaklanjuti
dengan peraturan zonasi, perijinan, insentif dan disinsentif untuk
mewujudkan ruang sesuai rencana tata ruang;
 Menyusun Raperda tentang RTRW Kabupaten Jayawijaya.

1.3 Pengertian Dasar

Pengertian dasar :

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.

2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan


prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya.

5. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

I- 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

6. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

7. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur


ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.

8. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

9. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib


tata ruang.

10. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.

11. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan.

12. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

13. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan
sebagai warisan dunia.

14. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

15. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

16. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional,
nasional, atau beberapa provinsi.

I- 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

17. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKW adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau
beberapa kabupaten/kota.

18. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau
beberapa kecamatan.

19. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa.

20. Pusat Pelayanan Lokal yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

21. Distrik, yang dahulu dikenal dengan kecamatan, adalah wilayah kerja Kepala
Distrik sebagai perangkat daerah kabupaten.

22. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas


wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

23. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,


yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

24. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,


hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

25. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam
satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya
kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

26. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

I- 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.

27. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

28. Kawasan imbuhan air tanah adalah wilayah resapan air yang mampu
menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah.

29. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk


masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
nonpemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

30. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses


perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.

31. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD
adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di
kabupaten dan mempunyai fungsi membantu tugas Bupati dalam koordinasi
penataan ruang di daerah.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Lingkup Wilayah

RTRW Kabupaten Jayawijaya mencakup seluruh wilayah administrasi Kabupaten


Jayawijaya. Luas wilayah Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2010 berdasarkan
BPS adalah 13.925,31 Km2 tersebar di 37 Distrik, 3 Kelurahan dan 286 kampung
(Tabel 1.1 dan peta 1.1).

I- 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Tabel 1.1
Jumlah Penduduk, Distrik, Kelurahan, Kampung Dan Luas Setiap Distrik
Di Kabupaten Jayawijaya Tahun 2010

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o ArchGis (Km²) (jiwa)
9.3

1. Wamena
Kota
2. Sinapuk
3.Sinakma
4. Wesaput
5. Honelama
6. Mawampi
1 Wamena 7. Kama 3,202.93 498.62 30.751
8. Hulekama
9. Yolaput
10. Agamoa
11. Parema
12. Silumarek
13. Batu Merah
14. Autakma
1.Kimbim
2. Araboda
3. Wame
4. Dogoname
5. Logotpaga
2 Asologaima 5,920.24 350.53 7.807
6. Wawanca
7. Miligatnem
8. Dumapaga
9. Yanenggame
10. Loki
1. Yiwika
2. Waga-waga
3. Milima
4. Ambusa
3 Kurulu 5. Eragama 6,253.87 492.33 7.633
6. Kumima
7. Mebagaima
8. Hopama
9. Iyantik

I- 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
10. Umpagalo
11. Obya
1. Anegera
2. Temia
3. Siapma
4. Elabukama
4 Musatfak 4,580.68 994.85 5.511
5. Hamuhi
6. Kosiave
7. Mulupalek
8. Pumasili
1. Asolokobal
2. Sinata
3. Hasatom
4. Asotapo
5 Asolokobal 4,178.59 375.51 8.169
5. Wiaima
6. Ninabua
7. Helaluwa
8. Mulikenama
1. Walelagama
2. Pugima
3. Itlay Halitapo
6 Walelagama 2,970.57 412.33 5.738
4. Kubulakma
5. Kulaken
6. Wamusage
1. Kosihilapok
2. Kosimeaga
3. Meagama
4. Hubikosi
7 Hubikosi 2,777.55 547.9 7.818
5. Kikhumo
6. Pelima
7.Isakusa
8. Pipukmo
1. Wilimo
2. Wukahilapok
3. Heatnem
4. Yabem
8 Pelebaga 4,496.08 514.18 8.980
5. Aleak
6. Inanekelok
7. Filia
8. Isugunik

I- 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
9. Witalak
10. Mulukmo
11. Landia
1.Bolakme
2. Bandua
3. Lani Timur
4. Munak
5. Tenonggame
6.Nunggarugu
9 Bolakme 7,148.52 429.07 8.376
m
7. Kugitero
8. Wenamela
9. Patmos
10. Tekani
11. Bimu
1. Yalengga
2. Wananuk
3. Taganik
4. Pilamo
10 Yalengga 1,443.03 689.06 8.031
5. Tumun
6. Manili
7. Akorek
8. Aipakma
1. Wollo
2. Pirambot
3. Kukurima
11 Wollo 3,722.08 339.67 4.862
4. Tegabaga
5. Wollo Timur
6. Alugi
1. Trikora
2. Nanggo
3. Dinggilimo
12 Trikora 56,216.87 190.07 5.369
4. Kora Jaya
5. Korambirik
6. Anggulpa
1. Napua
2. Holima
13 Napua 3. Lani Matuan 2,900.82 246.64 6.146
4. Okilik
5. Healekma

I - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
6. Yelekama
7. Sepalek
1. Walaik
2. Elarek
14 Walaik 3. Holima 13,658.46 176.33 4.554
4. Yelai
5. Welekama
1. Wouma
2. Ketimafit
3. Wesakma
15 Wouma 4. Logonoba 487.18 243.09 5.904
5. Wesakin
6. Pipitmo
7. Sinarekowa
1. Wogi
2. Elaboge
3. Holasili
4. Walak
16 Silokarnodoga 5. Yerega 4,855.51 309.75 7.006
6. Olagi
7. Gobalome
8. Balima
9. Yumbun
1. Pyramid
2. Yonggime
3. Perebaga
17 Pyramid 2,925.97 297.18 6.504
4. Algonik
5. Yalinggume
6. Abuneri
1. Muliama
2. Asologaima
3. Kewin
4. Holkima
5. Helepa
18 Muliama 9,488.87 337.83 7.886
6. Sekom
7. Delekama
8. Molebaga
9. Silamik
10. Konam
19 Usilimo 1.Usilimo 8,058.98 321.58 5.602

I - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
2. Siba
3. Wosiala
4. Gua Wisata
5. Undulmo
6. Fikha
7. Meagaima
8. Alona
1. Korma
2. Tulem
20 Wita Waya 3. Alula 5,577.15 217.24 3.448
4. Alolik
5. Wiligima
1. Mulima
2. Wenabubaga
21 Libarek 3. Kilubaga 5,334.79 213.23 3.423
4. Musalfak
5. Punakul
1. Wadangku
2. Agulimo
22 Wadangku 3. Musiem 10,672.59 219.9 2.978
4. Yomosimo
5. Luku-luku
1. Pisugi
2. Pabuma
3. Aikima
23 Pisugi 4. Pikhe 3,272.27 336.03 5.056
5. Akiaput
6. Suroba
7. Wara
1. Welesi
2. Yagara
3. Asojelipele
24 Welesi 4. Lantipo 9,859.76 250.21 5.365
5. Pawekama
6. Apenas
7. Tulima
1. Sogokmo
2. Asotipo
25 Asotipo 5,799.33 319.57 6.987
3. Putagaima
4. Kuantapo

I - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
5. Heberima
6. Iwigima
7. Pobiatma
8. Hitigima
9. Air Garam
1. Maima
2. Minimo
3. Popugoba
4. Esiak
5. Haraewa
26 Maima 6. Kepi 18,891.56 348.91 7.935
7. Husewa
8. Managaima
9. Yalebo
10. Yomote
11. Waima
1. Lukaken
2. Miami
3. Wuroba
27 Itlay Hisage 4. Yogonima 21,665.06 498.95 6.206
5. Tomisa
6. Helepalegem
7. Silowa
1. Siepkosi
2. Yumugima
3. Sekan
28 Siepkosi 4. Noagalo 20,210.64 354.72 6.409
5. Manika
6. Sekan Dalam
7. Isawahiman
1. Hubikiak
2. Hetuma
3. Dokopku
29 Hubikiak 4. Likino 2,371.58 541.7 6.589
5. Musiaima
6. Husoak
7. Hom-hom
1. Jagarobek
30 Ibele 2. Sabma 5,733.75 333.13 6.064
3. Ajobaibur

I - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
4. Ibele
5. Tipalok
6. Habema
7. Zinai
8. Holaliba
1. Tailarek
2. Senogolik
3. Bokiem
31 Tailarek 4. Iyora 11,230.22 320.79 5.208
5. Budliem
6. Yoman Weya
7. Huluaima
1. Tagime
2. Porome
3. Onggobalo
4. Lakmawe
5. Yordania
32 Tagime 2,085.17 406.26 7.741
Tulak
6. Gume Kupari
7. Wandigunie
8. Mulugame
9. Lapeyo
1. Tanah Merah
2. Toagame
3. Molagalome
33 Molagalome 1,249.58 228.67 4.354
4. Kwigulik
5. Mebunukme
6. Okwa
1. Tagineri
2. Injuta
3. Binibaga
4. Tamokilu
34 Tagineri 2,095.37 291.59 5.988
5. Pagaluk
6. Galelema
7. Wilaloma
8. Melemei
1. Koragi
2. Telegai
35 Koragi 716.44 465.94 4.706
3. Kumudluk
4. Tagibaga

I - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Luas
Wilayah Luas Wilayah Jumlah
N
Distrik Kelurahan Desa Menurut Menurut BPS Penduduk
o (Km²) (jiwa)
ArchGis
9.3
5. Tenondek
1. Bugi
2. Manda
3. Dewena
4. Totni
36 Bugi 5. Tagulik 1,457.95 463.83 5.859
6. Walak
Selatan
7. Kodiangga
8. Air Garam
1. Iriliga
2. Onggabaga
3. Walakma
37 Bpiri 4,812.65 348.12 4027
4. Ayoma
5. Dlonggoki
6. Tirunggu

Sumber : * Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, Bagian Tata Pemerintahan Kab. Jayawijaya
** Hasil Perhitungan dengan menggunakan program

I - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Gambar 1.1
Peta Orientasi Wilayah Perencanaan

I - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Gambar 1.2
Peta Administrasi di Kabupaten Jayawijaya

I - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

1.4.2 Lingkup Substansi

Kedalaman materi yang dicakup dalam penyusunan RTRW Kabupaten Jayawijaya


setara dengan tingkat ketelitian peta skala 1 : 50.000. Materi yang tercakup di
dalamnya adalah:

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi


b. Rencana struktur ruang
c. Rencana pola ruang
d. Penentuan kawasan strategis
e. Arahan pemanfaatan ruang
f. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang
g. Peran masyarakat dalam penataan ruang.

1.4.3 Dimensi Waktu Perencanaan

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, dimensi waktu


perencanaan RTRW Kabupaten adalah 20 tahun, yakni antara 2011-2031.

1.5 Azas Perencanaan

Azas perencanaan adalah:

a. Keterpaduan, bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan


mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas
wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.
b. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan, bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan
pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya,
keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antardaerah serta antara
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
c. Keberlanjutan, bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin
kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya

I - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang


berkualitas.
e. Keterbukaan, bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan
akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan penataan ruang.
f. Kebersamaan dan kemitraan, bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
g. Pelindungan kepentingan umum, bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
h. Kepastian hukum dan keadilan, bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan perUndang-Undangan dan
bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa
keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak
secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
i. Akuntabilitas, bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat
dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.

1.6 Profil Wilayah

1.6.1 Bentang Alam

Secara fisiografi Kabupaten Jayawijaya berada di lembah Balim Pegunungan


Tengah, dikelilingi oleh pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena salju abadi
di Puncak Trikora (4.750 m), Puncak Mandala (4.700 m) dan Puncak
Yamin ( 4.595 m). Pegunungan ini amat menarik wisatawan dan peneliti ilmu
pengetahuan alam karena puncaknya yang selalu ditutupi salju walaupun berada
di kawasan tropis. Lereng pegunungan yang terjal dan lembah sungai yang
sempit  dan curam menjadi ciri khas pegunungan ini. Cekungan lembah sungai
yang cukup luas terdapat hanya di Lembah Balim Barat dan Lembah Balim Timur
(Wamena). Kabupaten Jayawijaya umumnya memiliki topografi berbukit dan
bergunung yang merupakan daerah pegunungan Jayawijaya, sedangkan dataran
yang cukup luas terdapat di daerah Lembah Balim yang merupakan dataran
pegunungan, di mana perkotaan Wamena berada. Keadaan topografi di
Kabupaten Jayawijaya bervariasi mulai dari datar, landai, bergelombang hingga

I - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

bergunung dengan kemiringan lahan mulai dari 3 % sampai dengan  60%.


Sebagian besar wilayah Kabupaten Jayawijaya mempunyai kemiringan > 60%.
Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lereng dapat dilihat pada Peta 1.3.

1.6.2 Hidrologi

A. Potensi Air Permukaan

Potensi air permukaan yang ada di wilayah Kabupaten Jayawijaya berupa


terdapatnya beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu :

a. DAS Balim;
b. DAS Lorentz;
c. DAS Taritatu Tengah; dan
d. DAS Sobger.

Selain itu juga adanya pemanfaatan sumber air permukaan berupa mata air
terdapat di Distrik Napua, Distrik Welesi, Distrik Kurulu, Distrik Libarek, Distrik
Wollo, Distrik Siepkosi, Distrik Asologaima, Distrik Pyramid, Distrik Yalengga; dan
pemanfaatan sumur gali terdapat di Distrik Wamena, Distrik Wouma, Distrik
Hubikiak. Keberadaan Danau Habema dengan luasan mencapai 2.461 Ha yang
terdapat di Distrik Walaik juga merupakan sumber air permukaan potensial.

I - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Gambar 1.3

Peta Kontur Kabupaten Jayawijaya

I - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Gambar 1.4

Peta Kelerengan Kabupaten Jayawijaya

I - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

Gambar 1.5

Peta Rawa Gambut Kabupaten Jayawijaya

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

A. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 3445);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka


Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3776);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian


Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3934);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 128,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4146);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4161);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan


Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385 );

7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4453);

I - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4490);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, tentang Jalan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Nomor 16 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4814);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5103);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah


Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan


Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5112);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5160).

B. Keputusan Presiden

I - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

1. Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan


Budidaya;

2. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan


Lindung.

C. Peraturan Menteri

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang


Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman


Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

1.7 Sistematika Penyusunan Laporan

Buku Laporan Akhir ini terdiri dari 8 bagian, meliputi:

BAB I : Pendahuluan;

BAB II : Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang;

BAB III : Rencana Struktur Ruang;

BAB IV : Rencana Pola Ruang;

BAB V : Rencana Pemanfaatan Ruang;

BAB VI : Rencana Kawasan Strategis;

BAB VII : Pengendalian Pemanfaatan Ruang; dan

I - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN JAYAWIJAYA

BAB VIII : Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan
Ruang

I - 26

Anda mungkin juga menyukai