KONTRAKTUAL
b. Gambaran Umum
1) Dampak negatif akibat diabaikannya nilai-nilai yang lebih
esensial pada pembangunan dapat mengakibatkan menurunnya jumlah
bangunan dan kawasan bersejarah di sebagian besar kota-kota di Indonesia
dari tahun ke tahun. Akibatnya, kegiatan pembangunan yang cenderung
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi secara betahap dapat menghilangkan
jejak sejarah yang antara lain berwujud suatu lingkungan binaan.
3
Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;
Pendekatan TRIDAYA sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek
manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;
Azas “BERKELANJUTAN” sebagai salah satu pertimbangan penting
untuk menjamin kelangsungan kegiatan;
Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi
masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis
dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Adapun beberapa kriteria dasar lokasi kegiatan Rencana Tindak Penanganan
Permukiman Tradisional yaitu :
Lingkungan permukiman yang memiliki/terdiri dari bangunan-bangunan
tradisional (kedaerahan), bersejarah, perdagangan, kelompok industri rumah
tangga yang mempunyai ciri khas tertentu.
Secara sosial-budaya perlu untuk di revive (pernah “hidup dan dikenal”)
Secara ekonomi, pernah dan punya potensi untuk dikembangkan.
Lingkungan permukiman dan bangunan yang bercirikan heritage
(pusaka).
4
2. Kegiatan Yang Dilaksanakan (What)
a. Uraian Kegiatan
Kegiatan ini diselenggarakan secara kontraktual, dimana secara garis besar dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Lingkup Pekerjaan, meliputi :
- Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman
Tradisional Kabupaten Teluk Wondama
- Penyusunan program pembangunan dan Investasi kawasan, yang disepakati
oleh pemerintah Kabupaten Teluk Wondama
- Penyusunan Detail Engineering Design (DED), untuk kegiatan fisik
penanganan permukiman tradisional/bersejarah.
Lingkup substansi, meliputi:
Review dokumen-dokumen pengaturan terkait (RTRW, RDTR dll).
Menyiapkan format-format pendataan secara lengkap dan dapat
mengakomodir permasalahan lapangan.
Melakukan kajian dan evaluasi terhadap literatur.
Melakukan kajian dan evaluasi terhadap Permukiman
Tradisional/bersejarah yang ada saat ini (eksisting), termasuk
pengelolaannya saat ini.
Melakukan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis.
Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif maupun aspek kualitatif
yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar
penyusunan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman
Tradisional/bersejarah.
Perumusan Potensi dan Masalah, berdasarkan analisa di lapangan perlu
dirumuskan potensi dan masalah yang pemecahannya dapat didekati dengan
analisis SWOT.
Menetapkan kawasan percontohan yang akan dibuatkan rencana detail
teknisnya (DED).
Menyusun Rencana Tindak Penanganan Permukiman
Tradisional/bersejarah yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
1) Rencana dan Program Permukiman Tradisional/bersejarah
5
di Kabupaten Teluk Wondama. Meliputi:
- Kebutuhan prasarana dan sarana penunjang permukiman
tradisional yang disyaratkan (berdasarkan justifikasi tertentu).
- Peta rencana tindak Permukiman Tradisional/bersejarah di
Kabupaten Teluk Wondama
2) Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana (development
guidelines) Untuk mengendalikan berbagai rencana, program maupun
kelembagaan serta tanggung jawab semua pemangku kepentingan
terkait pelaksanaan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan
Permukiman Tradisional / bersejarah.
Menyusun Program Investasi Pembangunan Permukiman
Tradisional/bersejarah untuk lima tahun kedepan.
Menyusun DED kawasan percontohan Permukiman
Tradisional/bersejarah di Kabupaten Teluk Wondama.
b. Batasan Kegiatan
1) Program Bangunan dan Lingkungan
2) DED (rancangan)
3) Rancangan Investasi
4) Pengendalian
5) Adanya komitmen kepala daerah untuk implementasi program
pembangunan dan investasi.
6) Sudah tertuang dalam RPIJM.
7) Memiliki RTRK
8) Memiliki RTRW kab/kota
6
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan disusunnya Rencana Tindak Penanganan Permukiman Tradisional di Kws.
Wasior adalah terwujudnya penataan bangunan dan lingkungan di kawasan tersebut
dengan baik. Adapun Sasaran kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dalam penanganan tata bangunan dan
lingkungan kawasan permukiman tradisional.
2. Tersusunnya masukan teknis bagi Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dalam
bentuk rincian pengendalian perwujudan bangunan dan lingkungan kawasan
permukiman tradisional.
3. Tersusunnya master plan pembangunan permukiman tradisional Kawasan
Wasior.
4. Teridentifikasinya bangunan-bangunan serta arsitektur tradisional sebagai
kekayaan cagar budaya.
5. Tersusunnya DED lokasi fisik percontohan pada kawasan permukiman
tradisional Wasior.
6. Tersusunnya rencana investasi selama lima tahun ke depan bagi Pemerintah
Kabupaten Teluk Wondama dalam mengarahkan peran serta seluruh pelaku
pembangunan (pemerintah, swasta, masyarakat lokal, investor) dalam
mewujudkan lingkungan yang dikehendaki
c. Sasaran Kegiatan
Terciptanya permukiman tradisional dan bersejarah yang dapat meningkatkan
pariwisata guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
7
Analisis kawasan potensi;
Elemen permukiman tradisional;
Rekomendasi; dan
Lampiran
Lampiran dokumen sekurang-kurangnya memuat hal sebagai berikut :
Dokumen Rencana Tindak Penanganan permukiman tradisional/bersejarah
yang terdiri dari:
a. Program dan Rencana Permukiman Tradisional/Bersejarah
b. Peta Rencana Pengembangan Prasarana dan sarana Permukiman
tradisional/bersejarah di Kabupaten Teluk Wondama
c. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana
Dokumen Program Investasi Jangka Menengah
DED Permukiman Tradisional/Bersejarah percontohan yang berskala kota.
Usulan kegiatan berdasarkan tahapan ....... tahun;
Usulan skenario kelembagaan
Dokumen dilengkapi dengan program pelaksanaan kegiatan lanjutan yaitu :
Penetapan komitmen Pemerintah Daerah (yang disyahkan oleh
Bupati/Walikota).
Program pembangunan dan Investasi.
b. Keluaran (kuantitatif)
Data data pertumbuhan vitalitas ekonomi dan non ekonomi kawasan
Gambaran umum dan kondisi eksisting Kawasan potensi dan prioritas,
yang dilengkapi dengan peta tematik kawasan.
Penajaman maupun revisi Konsep perencanaan (Rencana Konservasi
kawasan / Indikasi rencana Konservasi, Penataan Kawasan/Indikasi
Penataan Kawasan, dan Penanganan/Indikasi Penanganan).
Hasil pembahasan didaerah (kesepakatan program dan lampiran
lainnya).
Skenario penanganan kawasan berupa (Rencana Konservasi
kawasan/Indikasi rencana Konservasi, Penataan Kawasan/Indikasi
Penataan Kawasan, dan Penanganan/Indikasi Penanganan).
8
Rencana Detail Pelaksanaan yang akan dijadikan pedoman dalam
pengembangan kawasan secara bertahap.
Rencana pembangunan dan investasi yang terintegrasi dengan rencana
maupun program pembangunan daerah.
Detail Engineering Design (DED) untuk lokasi percontohan, yang
minimal memuat:
1. Gambar perencanaan
2. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
3. Spesifikasi teknis
Untuk mencapai keluaran tersebut, maka kegiatan ini harus diselesaikan secara
bertahap melalui penyusunan laporan yang terdiri dari :
1) Laporan Pendahuluan, berisi :
Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
Konsep penanganan permukiman tradisional/bersejarah
9
Skenario penanganan kawasan ruang terbuka hijau aktif (Rencana
Konservasi kawasan/Indikasi rencana Konservasi, Penataan
Kawasan/Indikasi Penataan Kawasan, dan Penanganan/Indikasi
Penanganan).
Rencana Detail design yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan
infrastruktur secara bertahap dalam jangka waktu (……..) …….. tahun.
Rencana pembangunan dan investasi yang terintegrasi dengan rencana
maupun program pembangunan daerah.
Arahan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan
Penyusunan Skenario Kelembagaan.
10
(2) Melakukan Survei dan pengumpulan Data
Data Primer, meliputi
- Melakukan survey, mengumpulkan data lapangan terkait dengan tata
guna lahan, sistim struktur kawasan seperti pola hidup, sarana dan
prasarana lainnya serta pendataan permukiman/bangunan bersejarah
yang signifikan di seluruh kawasan yang ada di kota tersebut.
- Pelibatan masyarakat diperlukan untuk menjaring inspirasi / ide
penataan, kebutuhan akan peningkatan ekonomi di kawasan tersebut
termasuk rencana penanganan / pengelolaan kawasan permukiman
tradisional kedepan yang dapat bersinergi dengan program atau kegiatan
pemerintah daerah serta pihak swasta yang dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat.
(4) Analisis.
Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif
yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan konsep rencana tindak
penanganan permukiman tradisional/bersejarah yang potensial dan
diprioritaskan.
11
tradisional/bersejarah yang pemecahannya dapat didekati dengan
penyusunan konsep Perencanaan antara lain :
- Rumusan Potensi dan Masalah yang mencakup aspek yang
mempengaruhi vitalitas (vitalitas ekonomi & non ekonomi).
- Rumusan sistim dan integrasi makro perkotaan yang berpengaruh antara
variabel-variabel vitalitas kawasan potensi dan prioritas.
- Merumuskan justifikasi kebutuhan Perencanaan penanganan
permukiman tradisional berdasarkan : Kebutuhan stakeholder
(community need) ; Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi (basic need).
12
Berupa arahan rumusan substansi teknis yang mencerminkan system dan
metoda penanganan mulai dari sosialisasi desain, pelaksanaan sampai
dengan operasional serta pengelolaannya.
(10) Penyusunan Skenario Kelembagaan
Memuat arahan bentuk kelembagaan yang memuat :
- Konsep kelembagaan
- Indikasi
-
(11) DED
Detail teknis yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan dalam penanganan
permukiman tradisional/bersejarah.
13
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
14
5) Tenaga Ahli Lansekap
Mempunyai sertifikat keahlian minimal AHLI MUDA dengan jumlah Orang
Bulan sebesar 1 (satu) OB. Tenaga Ahli yang disyaratkan seorang Sarjana
Lansekap atau Sarjana Arsitektur Strata 1 (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan Perencanaan atau Study dan Perancangan Lansekap Kawasan
lebih diutamakan 4(Empat) tahun, diutamakan yang telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga
tersebut tugas utamanya Lansekap
15
ke-PU-an dari LPJK. Tenaga tersebut tugas utamanya Ekonomi
Pembangunan.
b. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab kegiatan adalah PPK Penataan Lingkungan Permukiman, SNVT
Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Papua Barat
c. Penerima Manfaat Kegiatan
Memfasilitasi masyarakat dalam perencanaan permukiman tradisional sehingga
hasilnya sesuai dengan harapan masyarakat itu sendiri dengan titik berat
penanganan yang dapat meningkatkan kualitas visual, kualitas ekologis dan kualitas
ekonomi seluas 45 ha.
8. Jadwal Kegiatan
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan (time)
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 5 (Lima) bulan kalender sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
16
b. Matrik Pelaksanaan Kegiatan (time table)
Matriks Tahapan Pelaksanaan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Laporan Pendahuluan
Mobilisasi tenaga
Koordinasi dengan Pemda terkait
Pembahasan Laporan
2. Laporan Antara
Survey Identifikasi Lapangan
Pembahasan Laporan
3. Laporan Draft Akhir
Koordinasi dengan Pemda terkait
Pembahasan Lap.dgn Tim Teknis Daerah
4. Laporan Akhir
Pembahasan Laporan dan Finalisasi Laporan
17
Matriks Tenaga Ahli
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Ketua Tim (Team Leader)
2. Tenaga Ahli Arsitektur
3. Tenaga Ahli Sipil
4. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
5. Tenaga Ahli Lansekap
6. Tenaga Ahli Sosial atau Budaya
7. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan
THAMRIN HUSAIN, ST
NIP. 110 046 062
18