BAB I
PENDAHULUAN
I-1
LAPORAN ANTARA
dapat melihat dan mengetahui sejarah suatu daerah yang tercermin dalam
lingkungan binaannya.
Pada umumnya, nilai kesejarahan dari suatu tempat atau daerah
berkaitan erat dengan aspek tradisional yang sudah eksis dan berkembang di
daerah tersebut. Setiap upaya pelestarian terhadap “nilai kesejarahan serta
eksistensi tradisional” pada suatu lingkungan binaan bukan berarti dapat
menghambat pembangunan ekonomi melainkan justru harus dapat saling
bersinergi. Maka aspek pelestarian merupakan hal yang sangat relevan bagi
pengembangan suatu lingkungan binaan.
Di Indonesia, setiap upaya pelestarian (konservasi) sangat selaras
dengan maksud dan tujuan yang tersurat dan tersirat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
Konservasi merupakan istilah yang menjadi payung dari semua kegiatan
pelestarian (The Burra charter for the conservation of place cultural
significant, 1981, hal 2). Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu
tempat agar makna kultural yang dikandungnya dilindungi dan terpelihara
dengan baik. Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan perlindungan dan
pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan berdasarkan
suatu peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan konservasi dapat
mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, pemugaran dan revitalisasi.
Lebih lanjut Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung pasal 38 mengamanatkan bahwa bangunan
gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.
Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas
bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya dan
dilaksanakan secara tertib administratif, menjamin kelaikan fungsi bangunan
gedung dan lingkungannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Perlindungan dan pelestarian meliputi kegiatan penetapan dan pemanfaatan
termasuk perawatan dan pemugaran, serta kegiatan pengawasannya yang
dilakukan dengan mengikuti kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
I-2
LAPORAN ANTARA
I-3
LAPORAN ANTARA
I-4
LAPORAN ANTARA
Gambar 1.1
Sejarah Pengkabaran Injil Sampai Ke Kota Wasior
Gambar 1.2
Stadia Perkembangan Kota Wasior
I-5
LAPORAN ANTARA
I-6
LAPORAN ANTARA
I-7
LAPORAN ANTARA
I-10
LAPORAN ANTARA
I-11
LAPORAN ANTARA
Gambar 1.3
Alur Pelaksaan Kegiatan
TA H A P P E N A N G A N A N
TA H A P
P RA
PE NA NGA NA N
SELEKSI
LOKASI PENY US UNAN PELA KS ANAA N
M ONIT ORING
PENANGANAN PENY US UNAN PROGRA M PROGRA M
DA N
RT RP T INDAK T AHUNAN T INDA K T AHUNAN
EVALUAS I
I-12
LAPORAN ANTARA
I-13
LAPORAN ANTARA
dan revitalisasi, yang kemudian dapat dipahami sebagai metoda & teknis
pelestarian meliputi :
1. Preservasi adalah pelestarian suatu tempat sama seperti keadaan
aslinya tanpa ada perubahan, termasuk upaya mencegah penghancuran;
2. Restorasi / Rehabilitasi adalah segala upaya mengembalikan suatu
benda atau lingkungan Cagar Budaya ke dalam keadaan semula dengan
menghilangkan tambahan-tambahan dan memasang komponen semula
tanpa menggunakan bahan baru;
3. Rekonstruksi adalah upaya mengembalikan suatu tempat semirip
mungkin dengan keadaan semula, dengan menggunakan bahan lama
maupun bahan baru, sesuai informasi kesejarahan yang diketahui;
4. Adaptasi / Revitalisasi adalah mengubah tempat agar dapat
digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai tanpa menuntut perubahan
drastis dan mendukung tujuan konservasi;
5. Anastilosis adalah upaya tertentu untuk memperkuat konstruksi Benda
Cagar Budaya dalam rangka penyelamatan Benda Cagar Budaya
dimaksud;
6. Demolisi upaya pembongkaran atau perombakan suatu bangunan atau
Benda Cagar Budaya yang sudah dianggap rusak dan membahayakan
dengan pertimbangan dari aspek keselamatan dan keamanan dengan
melalui penelitian terlebih dahulu dengan dokumentasi yang lengkap
Kriteria konservasi menyangkut hal-hal sebagai berikut :
a) Estetika; estetis dan arsitektonis bentuk, struktur, tata ruang, ornamen.
b) Kejamakan; mewakili satu jenis spesifik.
c) Kelangkaan
d) Peranan sejarah; lokasi, peristiwa, ikatan simbolik dengan peristiwa
sejarah penting.
e) Memperkuat kawasan sejarah di dekatnya; makna keberadaan bangunan
terhadap kualitas dan citra lingkungan sekitar.
f) Keistimewaan; tertinggi, tertua, terpanjang, dan lain-lain.
I-14
LAPORAN ANTARA
I-15
LAPORAN ANTARA
I-20
LAPORAN ANTARA
17) Ruang Terbuka adalah suatu wadah yang dapat menampung kegiatan
aktivitas tertentu dari warga lingkungan tersebut baik secara individu
atau secara kelompok
18) Ruang Terbuka Aktif adalah ruang terbuka yang mengandung unsur-
unsur kegiatan didalamnya
19) Ruang Terbuka Pasif adalah ruang terbuka yang didalamnya tidak
mengandung kegiatan-kegiatan manusia antara lain berupa penghijauan
/ taman sebagai sumber pengudaraan lingkungan, penghijauan sebagai
jarak terhadap rel kereta api dan lain-lain
20) Hunian tidak bertingkat adalah bangunan rumah yang bagian
huniannya berada langsung di atas permukaan tanah, berupa rumah
tunggal, rumah kopel, rumah deret dan rumah inti. Bangunan rumah
dapat bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang sama.
21) Rumah Inti adalah unit rumah dengan satu ruang serbaguna yang
selanjutnya dapat dikembangkan oleh penghuni
I-22
LAPORAN ANTARA
I-23