Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rencana tata ruang wilayah atau RTRW adalah hasil perencanaan
ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif (Permen PU No. 16/PRT/M/2009). Rencana tata ruang dibuat
karena pada dasarnya ruang memiliki keterbatasan, oleh karena itu dibutuhkan
peraturan untuk mengatur dan merencanakan ruang agar dapat dimanfaatkan
secara efektif. Produk atau hasil dari perencanaan tata ruang wilayah
dituangkan dalam bentuk dokumen berupa peta rencana tata ruang wilayah.
Dokumen tata ruang sebagai produk hasil dari kegiatan perencanaan
ruang berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah
terjadinya konflik antar fungsi dalam proses pemanfaatan ruang, selain itu juga
bertujuan untuk melindungi masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-
bahaya lingkungan yang mungkin timbul akibat pengembangan fungsi ruang
pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan.
Konsep penyusunan dokumen rencana tata ruang bersifat hierarkis,
tujuannya agar fungsi yang ditetapkan antar dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada
lingkup mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang
yang berlaku pada wilayah yang lebih makro.
Dokumen tata ruang yang memiliki tujuan untuk mengatur ruang agar
dapat dimanfaatkan secara efektif dan untuk mencegah terjadinya konflik antar
fungsi dalam proses pemanfaatan ruang, serta untuk melindungi masyarakat
sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan, untuk itu perlu
dilakukan evaluasi agar dokumen tata ruang dapat berfungsi sesuai dengan
tujuannya.
Kegiatan evaluasi tata ruang wilayah pada prinsipnya adalah untuk
menilai keselarasan antara tujuan, strategi, dan kebijakan yang termuat dalam
dokumen RTRW. Evaluasi RTRW didasarkan pada masing-masing pedoman

1
yang disesuaikan dengan masing-masing tujuan kegiatan evaluasi. Tujuan
kegiatan evaluasi secara umum adalah menilai sejauh mana RTRW Kabupaten
telah/dapat dilaksanakan, atau sebagai upaya menilai efektifitas. Hasil dari
evaluasi dapat berupa suatu informasi yang akan dipergunakan sebagai dasar
terbentuknya suatu kebijakan sehubungan dengan kemungkinan adanya
perbaikan/revisi rencana atau penyusunan rencana yang baru. Evaluasi pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kawasan di daerah rawan
bencana Merapi agar masyarakat terlindung dari bahaya lingkungan (bencana).
Fungsi rencana tata ruang pada daerah rawan bencana sejatinya adalah
sebagai instrumen pengurangan risiko bencana, karena perencanaan tata
ruang dilakukan pada saat bencana tidak/belum terjadi. Rencana tata ruang
juga berfungsi sebagai kebijakan pembangunan. Menurut Brody, 2004 dalam
Sagala dan Bisri, 2011, keputusan dalam bentuk kebijakan pembangunan
dapat diarahkan untuk mengurangi komponen pembentuk risiko, baik
menghindari lokasi bahaya, mengeliminasi kerentanan, dan memperkuat
kapasitas.
Tujuan perencanaan ruang pada daerah rawan bencana adalah untuk
mengendalikan pengembangan dan pembangunan di daerah-daerah yang
rawan terhadap bahaya bencana. Dampak positif dari pembatasan
pembangunan pada daerah yang rawan terhadap bencana akan meminimasi
potensi paparan (exposure) dan mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian
jiwa serta kerusakan harta benda di daerah-daerah rawan bencana.
Pembangunan yang tidak mengindahkan aspek kebencanaan dapat berakibat
pada besarnya risiko bencana yang timbul (Sagala dan Bisri, 2011).
Berdasarkan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
penataan ruang pada konsepnya harus memperhatikan potensi, kondisi,
permasalahan sosial dan budaya serta memperhatikan daerah kawasan rawan
bencana sebagai basis dalam pengembangan dan pengelolaan suatu wilayah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah adalah adakah
pengaruh peranan tata ruang kabupaten dan kota ?

2
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh peranan tata ruang kabupaten dan kota.

1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan berbagai macam manfaat
sebagai berikut :
1. Untuk Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
2. Untuk Sekolah
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan penelitian lebih
lanjut atau referensi selanjutnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peranan Tata Ruang Kabupaten dan Kota


2.1.1 Pengertian Tata Ruang

Gambar 2.1 Contoh Hasil Tata Ruang

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Tata ruang dapat
diartikan susunan ruang yang teratur. Teratur mencakup pengertian serasi dan
sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan. Pada tata ruang, yang
ditata adalah tempat berbagai kegiatan serta sarana dan prasarananya
dilaksanakan. Tata ruang yang baik dapat dilaksanakan dari segala kegiatan
menata yang baik disebut penataan ruang. Dalam hal ini penataan ruang terdiri
dari tiga kegiatan utama yakni perencanaan tata ruang, perwujudan tata ruang
dan pengendalian tata ruang.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kartasasmita
mengemukakan bahwa penataan ruang secara umum mengandung pengertian
sebagai suatu proses yang meliputi proses perencanaan, pemanfaatan, dan
pengendalian pelaksanaan atau pemanfaatan ruang yang harus berhubungan
satu sama lain.

2.1.2 Perencanaan Tata Ruang Kabupaten dan Kota

4
Gambar 2.2 Perencanaan Tata Ruang

Gambar 2.3 Perencanaan Tata Ruang

Gambar 2.4 Perencanaan Tata Ruang


Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata

5
ruang. Pada undang-undang penataan ruang, perencanaan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang didalam bumi.

Gambar 2.5 Ilustrasi Tata Ruang Kabupaten

Dalam penyusunan rencana tata ruang kabupaten dan kota mengacu


kepada rencana tata ruang wilayah nasional dan rencana tata ruang wilayah
provinsi. Rencana tata ruang kabupaten dan kota sebagai berikut :
1. Rencana tata ruang wilayah kabupaten memuat :
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
b. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan atau
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten
c. Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliput kawasan lindung
kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten
d. Penetapan kawasan strategis kabupaten
e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan
f. Ketentuan pengadilan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif
dan disinsentif, serta arahan sanksi
2. Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk :
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah

6
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
kabupaten
d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan, antar sektor
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten
3. Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan
perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan.
4. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kabupaten adalah 20 (dua puluh)
tahun
5. Rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditinjau kembali 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun
6. Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana
alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan
dan/atau perubahan batas territorial negara, wilayah provinsi, dan/atau
wilayah kabupaten yang ditetapkan dengan undang-undang, rencana tata
ruang wilayah kabupaten ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun
7. Rencana tata ruang wilayah kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah
kabupaten.
Terdapat perbedaan antara rencana tata ruang wilayah kota dengan
kabupaten, yang mana didalam rencana tata ruang kota pada pasal 28
Undang-Undang Penataan Ruang ada penambahan sebagai berikut :
1. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau
2. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau
3. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan
pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi
bencana, yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai
pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

2.1.3 Tujuan Penataan Ruang Kabupaten dan Kota

7
Tujuan yang tersirat dalam UU No.26 Tahun 2007 adalah
penyelenggaraan penataan ruang yang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional dengan :
1. Terwujudnya suatu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan
2. Terwujudnya keterpaduan dalam rangka penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan tetap memperhatikan sumber daya manusia
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative
terhadap lingkungan akibat dari pemanfaatan ruang.
Maka tujuan dari perencanaan wilayah untuk menciptakan kehidupan
yang efisien, nyaman dan berkelanjutan dan akhirnya dapat menghasilkan
rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan,
baik oleh pihak pemerintah maupun swasta. Tujuan umum penataan ruang
sesuai dengan amanah Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun
2007 tujuan penataan ruang adalah :
1. Aman
Dimana masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan
terlindungi dari berbagai ancaman
2. Nyaman
Memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
mengartikulasi nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia
dalam suasana yang tenang dan damai
3. Produktif
Proses produktif dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
sekaligus
4. Berkelanjutan
Kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat
ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga
generasi yang akan datang.
Tujuan penataan ruang wilayah kebupaten dirumuskan dengan kreteria :

8
1. Tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan
nasional
2. Jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan
3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

2.1.4 Fungsi dan Manfaat Tata Ruang Kabupaten dan Kota


Fungsi rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota di antaranya :
1. Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten
atau kota.
2. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
kabupaten atau kota.
3. Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan
rencana pembangunan jangka menengah daerah.
4. Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau kota yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta.
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten
atau kota.
6. Acuan dalam administrasi pertahanan.
Manfaat rencana tata ruang wilayah terdapat beberapa, yaitu :
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau
kota.
2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten kota dengan
wilayah sekitarnya
3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau kota yang
berkualitas.

BAB III

9
PENUTUP

3.1 Kesempulan
Berdasarkan pembahasan peranan tata ruang kabupaten dan kota dapat
disimpulkan dalam tujuan, fungsi serta manfaatnya, yaitu :
a. Tujuan penataan ruang kabupaten dan kota
1. Terwujudnya suatu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan
2. Terwujudnya keterpaduan dalam rangka penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan tetap memperhatikan sumber daya manusia
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative
terhadap lingkungan akibat dari pemanfaatan ruang.
4. Aman
Dimana masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan
terlindungi dari berbagai ancaman
5. Nyaman
Memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk
mengartikulasi nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia
dalam suasana yang tenang dan damai
6. Produktif
Proses produktif dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu
memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
sekaligus
7. Berkelanjutan
Kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat
ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga
generasi yang akan datang.
b. Manfaat tata ruang kabupaten dan kota
Fungsi rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota di antaranya :
1. Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten
atau kota.

10
2. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
kabupaten atau kota.
3. Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan
rencana pembangunan jangka menengah daerah.
4. Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau kota yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta.
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten
atau kota.
6. Acuan dalam administrasi pertahanan.
Manfaat rencana tata ruang wilayah terdapat beberapa, yaitu :
1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau
kota.
2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten kota dengan
wilayah sekitarnya
3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau kota yang
berkualitas.

3.2 Saran
Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan atau pun kejanggalan. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kelancaran dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

11

Anda mungkin juga menyukai