Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lespiana Br.

Sitanggang

Npm : 1812011082

Mata Kuliah : Perancangan Peraturan Perundang-Undangan

Dosen : Bapak Dr. Budiyono, S.H., M.H.

2.1. Landasan Teoritis

1. Recana Tata Ruang Wilayah

Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan antara yang satu dengan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan
kaidah penataan ruang, sehingga diharapkan dapat mewujudkan pemanfaatan
ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan serta tidak terjadi pemborosan pemanfaatan
ruang dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.

Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya
tampung lingkungan serta didukung oleh teknologi yang sesuaiakan
meningkatkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan subsistem. Hal itu
berarti akan dapat meningkatkan kualitas ruang yang ada, dikarenakan
pengelolaan subsistem yang satu berpengaruh pada subsistem yang lain dan pada
akhirnya dapat mempengaruhi sistem wilayah ruang nasional secara keseluruhan.

Pengaturan penataan ruang menuntut dikembangkannya suatu sistem keterpaduan


sebagai ciri utama. Hal itu berarti perlu adanya suatu kebijakan nasional tentang
penataan ruang yang dapat memadukan berbagai kebijakan pemanfaatan ruang.
Seiring dengan maksud tersebut, pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan,
baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun masyarakat, baik pada tingkat
pusat maupun pada tingkat daerah, harus dilakukan sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pemanfaatan ruang oleh siapa pun
tidak boleh bertentangan dengan rencana tata ruang.
Didalam UU Nomor 26 Tahun 2007 disebutkanbahwa; Penataan ruang adalah
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang” Sesuai dengan ketentuan diatas maka setiap kegiatan penataan ruang ada 3
aspek yang harus dilakukan yaitu :

a. Perencanaan
b. Pemanfaatan
c. Pengendalian

Penataan ruang diselenggarakan berdasarkan 9 asas, meliputi asas keterpaduan,


asas keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, asas keberlanjutan, asas
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, asas keterbukaan, asas kebersamaan dan
kemitraan, asas perlindungan kepentingan umum, asas kepastian hukum dan
keadilan, serta asas akuntabilitas.

Asas-asas penataan ruang tersebut merupakan acuan agar dalam pelaksanaan


penataan ruang sesuai dengan koridor hukum dan tata perundangan-undangan.
Dengan demikian penataan ruang mampu mengakomodasi kepentingan semua
stakeholder dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

2. Kewenangan Daerah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berisi


pembagian urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten. Kewenangan Pemerintah Daerah Tulang Bawang
Barat dalam Penataan Ruang telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun
2014, bahwa penataan ruang termasuk dalam urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah Tulang Bawang Barat adalah urusan yang penggunanya lintas
daerah kabupaten/kota. Kewenangan Daerah Tulang Bawang Barat dalam urusan
penataan ruang adalah menyelenggarakan penataan ruang lintas daerah
kabupaten/kota.

Selain itu, pemerintah Daerah Tulang Bawang Barat juga mempunyai wewenang
untuk penataan bangunan dan lingkungannya di kawasan strategis Daerah Tulang
Bawang Barat serta penataan bangunan dan lingkungannya lintas daerah
kabupaten/kota.

Anda mungkin juga menyukai