Anda di halaman 1dari 66

PENEGAKAN

HUKUM
LINGKUNGAN

HUKUM LINGKUNGAN - 2010


Instrumen PENCEGAHAN
Pencemaran dan/atau Kerusakan LH
a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
b. Tata Ruang
c. Baku mutu lingkungan hidup
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
e. AMDAL
f. Upaya Pengelolaan LH dan Upaya Pemantauan LH (UKL-UPL)
g. Perizinan
h. Instrumen Ekonomi LH
i. Peraturan Perundangan berbasis LH
j. Anggaran berbasis LH
k. Analisis resiko LH
l. Audit LH
m. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan Iptek
Izin lingkungan

adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

Izin usaha dan/atau kegiatan

adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk


melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya
disingkat

KLHS
STRATEGIC ENVIRONTMENT ASSESSMENT (SEA)

adalah

rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan


partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
BML (BAKU MUTU LINGKUNGAN)
Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.

Psl.20 – 21 UUPPLH
a. baku mutu air (PP);
b. baku mutu air limbah (PERMEN);
c. baku mutu air laut (PP);
d. baku mutu udara ambien (PP);
e. baku mutu emisi (PERMEN);
f. baku mutu gangguan(PERMEN); dan
g. baku mutu lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL,
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya


disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL
ENVIRONTMENT IMPACT ASSESSMENT (EIA)
 Psl 1 angka 11. Definisi.
 Terkait Psl 1 angka 35.
 Psl 22. Kriteria Dampak Penting
 Psl 23. Kriteria Usaha/Kegiatan Wajib Amdal
 Psl 23 (2). Kegiatan Amdal diatur pada Permen.
 Psl 24. Output (Produk) Amdal = Penetapan Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup (KKLH)
 Psl 25 – 32. Dokumen Amdal.
 Psl 33. Dasar hukum PP No.27/2012 Izin Lingkungan
 Psl 110. Sanksi pidana bagi penyusun amdal
 Psl 111. Sanksi pidana terkait izin lingkungan-amdal
 Penjelasan umum angka 4. Fungsi Preemtif dan fungsi prefentif.
AMDAL
PP 27/1999
” Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”.

Tata Laksana Dokumen AMDAL (Bagian dari Laporan AMDAL) Pasal 14 – 23 PP AMDAL
dan Pasal 5 PP 27/2012 Tentang Izin Lingkungan :
a.Kerangka Acuan Bagi Penyusunan ANDAL (KA)
b.Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
c.Rencana Pengelolahan Lingkungan (RKL)
d.Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
UKL/UPL
- Psl 1 angka 12. Definisi UKL/UPL
- Terkait Psl 1 angka 35. UKL/UPL – Izin
Lingkungan
- Psl 34. Ketentuan UKL/UPL
- Psl 34 (2). Jenis kegiatan/usaha – Kepala Daerah
- Psl 36 (2). Output (Produk) = Rekomendasi
UKL/UPL -> Dinilai oleh Tim Teknis Instansi
Lingkungan Hidup
Kegiatan Bukan
AMDAL/UKL/UPL
 Psl 35 (1). Output (Produk) – Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPKPPLH)
 Psl 35 (2) & (3). Jenis Usaha & Ketentuan lainnya
– Permen.
AMDAL / UKL/UPL
USAHA/KEGIATAN

KRITERIA USAHA/KEGIATAN
BERDAMPAK PENTING Psl.22(1)
UUPPLH & Psl.5 PP AMDAL
Usaha/Kegiatan yang
Memenuhi kriteria
Jenis Usaha/Kegiatan memiliki Laporan
pada Psl.23(1)
diatur PERMEN LH UKL/UPL
UUPPLH & Psl.3 PP
No.11/2006 Ttg Jenis Psl 34 – 35 UUPPLH
AMDAL
Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib
AMDAL LH
- Dokumen AMDAL
Psl.25 UUPPLH
-Penyusun Dok.AMDAL
Psl.26-28 UUPPLH
-Penilai Dok.AMDAL
Psl.29-30 UUPPLH PERIZINAN

Psl.33 UUPPLH – PP AMDAL = PP 27/1999


IZIN LINGKUNGAN
RPPLH KLHS USAHA/KEGIATAN

AMDAL/UKL/UPL

SKKLH/Rekomendasi UKL/UPL

Izin Lingkungan Izin Usaha

Psl.36-39 UUPPLH Psl.40-41 UUPPLH

PP 27/2012 Ttg Izin Lingkungan


PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR
PENGADILAN
KAPAN TUJUAN CARA JASA
PENYELESAIA
N SENGKETA
1. TERJADI MENCAPAI 1. NEGOSIASI PEMERINTAH /
PENCEMARAN / KESEPAKATAN 2. MEDIASI MASYARAKAT
PERUSAKAN MENGENAI : 3. ARBITRASI MEMFASILITASI
LINGKUNGAN 1.BENTUK & MEMBENTUK JASA
2. TIMBUL BESARNYA GANTI PENYELESAIAN
KERUGIAN LH / KERUGIAN SENGKETA
PADA ORANG DAN/ATAU LINGKUNGAN
3. ADANYA 2.MENJAMIN TIDAK HIDUP
SENGKETA AKAN TERJADI /
PARA PIHAK TERULANGNYA
4. PARA PIHAK DAMPAK NEGATIF
SEPAKAT TERHADAP LH
BERMUSYAWAR
AH
Penegakan hukum (enforcement) bertujuan agar sasaran-
sasaran program penegakan hukum (regulated community)
menaati persyaratan-persyaratan perlindungan lingkungan
yang biasanya dituangkan dalam izin (license), baku mutu
lingkungan dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Dengan perkataan lain tujuan penegakan hukum


(enforcement) adalah penaatan (compliance)
Hubungan dan keterkaitan
Penegakan hukum Penegakan hukum Penegakan hukum
administrasi pidana perdata

Pencegahan dan Pemberian efek jera Pemberian efek jera


pengendalian perbuatan kepada pelaku dengan kepada pihak yang
terlarang pidana penjara dan denda menimbulkan kerugian
dengan pemberian ganti
rugi/tindakan tertentu

•Peringatan •Tindak pidana biasa •Gugatan biasa


•Audit lingkungan •Tindak pidana korporasi •Class Actions
•Paksaan pemerintah Rumusan deliknya: •Hak Gugat LSM
•Pencabutan izin •Delik formil •Hak Gugat instansi
•Delik materil •Pengelola lingkungan
•Strict Liability
PEMBAGIAN PASAL

PASAL FUNGSI
TERKAIT
ADMINISTRASI 76 - 83 PENCEGAHAN &
PENANGGULAN
GAN
PIDANA 93 - 120 EFEK JERA &
EFEK DERITA
PERDATA 83 - 93 GANTI RUGI &
PEMULIHAN
LINGKUNGAN
PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

IZIN
(PEMBERIAN)

IZIN
LINGKUNGAN

IZIN USAHA /
KEGIATAN
PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

- INSTRUMEN PENGENDALIAN
- INSTRUMEN PENCEGAHAN
- PENANGGULANGAN PERBUATAN YANG DILARANG

DALAM UU 32/09
PENEGAKAN HUKUM
ADMINISTASI
- Instrumen pengendalian, pencegahan dan penanggulangan perbuatan
yang dilarang

- Instrumen yuridis yang bersifat represif untuk mengakhiri /


menghentikan pelanggaran lingkungan

- Bersifat reparatoir (memulihkan ke keadaan semula)


PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

- TIDAK MELALUI PROSES PENGADILAN


- LEBIH EFISIEN DALAM PEMBIAYAAN
- WAKTU PENYELESAIAN LEBIH SINGKAT

BIAYA PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI :


-BIAYA PENGAWASAN DI LAPANGAN
-BIAYA PENGUJIAN LABORATORIUM

BIAYA PENEGAKAN HUKUM PIDANA & PERDATA :


-BIAYA PENGUMPULAN BUKTI
-BIAYA INVESTIGASI LAPANGAN
-BIASA SAKSI AHLI (MEMBUKTIKAN KAUALITAS)
PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

PASAL 76 – 83 UU 32/2009

1. TEGURAN
2. PAKSAAN PEMERINTAH
3. PEMBEKUAN IZIN
4. PENCABUTAN IZIN

MENTERI/
GUBERNUR/
BUPATI / WALIKOTA
PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

PASAL 76 – 83 UU 32/2009

- PEMBEKUAN IZIN
- PENCABUTAN IZIN

DIBERLAKUKAN
APABILA
PAKSAAN PEMERINTAH
TIDAK DILAKSANAKAN
PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

PAKSAAN PEMERINTAH
PASAL 80 UU 32/2009
- PENGHENTIAN SEMENTARA
KEGIATAN PRODUKSI DIJATUHKAN
- PEMINDAHAN SARANA
TANPA DIDAHULUI
PRODUKSI TEGURAN APABILA
- PENUTUPAN SALURAN PELANGGARAN
PEMBUANGAN AIR
MENIMBULKAN :
LIMBAH/EMISI
- PEMBONGKARAN
-
1.ANCAMAN YANG
PENYITAAN
-
SANGAT SERIUS
PENGHENTIAN SEMENTARA 2.DAMPAK YANG LEBIH
SELURUH KEGIATAN
-
BESAR&LEBIH LUAS
TINDAKAN LAIN U
3.KERUGIAN YANG LEBIH
MENGHENTIKAN PELANGGARAN BESAR
& PEMULIHAN
TANGGUNG JAWAB MUTLAK /
STRICT LIABILITY
Psl. 88 UUPPLH

PERTANGGUNGJAWABAN ATAS KERUGIAN


YANG TERJADI TANPA PERLU
MEMBUKTIKAN UNSUR KESALAHAN.

SYARAT ?
Study Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Palembang
No. 24/PDT.G/2015/PN.PLG Perkara Kebakaran
Lahan PT BMH
 KLHK menggugat PT. BMH untuk mengganti kerugian lingkungan sebesar Rp 2,7 triliun dan untuk membayar biaya
pemulihan lingkungan sebesar Rp. 5,2 triliun.
 Perkara yang teregistrasi dengan No. 24/Pdt.G/2015/PN.Plg, telah diputus dan diucapkan pada persidangan terbuka untuk
umum tanggal 30 Desember 2015 oleh Majelis Hakim Parlas Nababan, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua, Eliwarti, S.H., M.H.
dan Kartijono, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, dengan amar putusan Menolak gugatan Penggugat
seluruhnya.

 Kegagalan Hakim Memadukan Konsep PMH dan Strict Liability dalam Putusan; Tanggung jawab mutlak dalam perdata
lingkungan hidup diterangkan oleh ahli yang diajukan Penggugat yakni Dr. Muhammad Ramdan Andri Gunawan Wibisana
ahli Hukum Lingkungan dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang pada pokoknya menerangkan bahwa:
Pertanggungjawaban perdata untuk kasus lingkungan hidup, terdapat dua ketentuan yaitu berdasarkan PMH (perbuatan
melawan hukum) dan berdasarkan strict liability. Bahwa PMH akan melihat actual conduct, perilaku yang sebenarnya dari
tergugat, sedangkan strict liability yang perlu dibuktikan sifat kegiatan tergugat sebagai abnormally dangerous, sangat bahaya,
dan beresiko tinggi. Artinya begitu sebuah kegiatan dimasukan sebagai kegiatan beresiko tinggi maka yang harus dibuktikan
adalah adanya kerugian dan adanya kasualitas antara kegiatan yang beresiko tinggi itu dengan kerugian, hal ini di Indonesia
bisa merujuk pada kasus Mandalawangi, salah satunya dibuktikan dengan adanya kewajiban AMDAL. Sehingga diasumsikan
jika kalau ada kewajiban AMDAL, maka dia beresiko tinggi sehingga terkena strict liability.
BENTUK GUGATAN

 Berdasarkan Pasal 87 UUPPLH


 Gugatan Class Action / Bersama Masyarakat
 Gugatan Organisasi Lingkungan Hidup /
Environment Legal Standing
 Gugatan Terhadap Putusan Tata Usaha Negara
HAK GUGAT ORGANISASI
LINGKUNGAN HIDUP
(Environment Legal Standing)
NGO / LSM :

1.BERBENTUK BADAN HUKUM


2.ADR ORGANISASI DIDIRIKAN UNTUK KEPENTINGAN
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
3.DILAKSANAKAN KEGIATAN NYATA DENGAN ANGGARAN DASAR
PALING SINGKAT DUA TAHUN
GUGATAN TATA USAHA
NEGARA

GUGATAN TERHADAP KTUN YANG DILAKUKAN OLEH PEJABAT


NEGARA :

1.MENERBITKAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA USAHA DAN/AYAU


KEGIATAN YANG WAJIB AMDAL TETAPI TIDAK DILENGKAPI
DENGAN DOKUMEN
2.MENERBITKAN IZIN LINGKUNGAN KEPADA KEGIATAN YANG
WAJIB UKL/UPL TETAPI TIDAK DILENGKAPI DENGAN
DOKUMEN
3.MENERBITKAN IZIN USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN YANG
TIDAK DILENGKAPI DENGAN IZIN LINGKUNGAN
DELIK TINDAK PIDANA
Delik Materiil (Generic Crimes)
1.Secara melawan hukum
2.Sengaja/Opzet atau lalai/Culpa
3.Mengakibatkan rusaknya/tercemarnya lingkungan hidup

Delik Formil (Spesific Crimes)


1.Melanggar ketentuan perundang – undangan
2.Sengaja atau lalai
3.Melakukan suatu perbuatan
- Melepas, membuang exim
- Angkut, simpan (zat, B3 atau energi)
- Menjalankan instalasi yang berbahaya
4. Mengetahui/menduga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
atau membahayakan kesehatan/jiwa manusia
Materil: Pasal 98-99 & Formil: Pasal 100- 111 dan
Pasal 112 UUPPLH Pasal 113-115

 Akibat  Perbuatan
 Akibat : konkrit  Akibat : potensial
 Administrative Independent  Administrative Dependent
Crime (bersifat mandiri) Crime (bersifat tidak mandiri)
 Sanksi lebih berat  Sanksi lebih ringan
 Premium Remedium  Ultimum Remedium
TINDAK PIDANA MATERIIL
PEMBUKTIAN :
1.LINGKUNGAN TELAH TERCEMAR / RUSAK

2.HUBUNGAN SEBAB AKIBAT ANTARA LINGKUNGAN


YANG TERCEMAR / RUSAK DENGAN KEGIATAN YANG
DIDAKWA MENCEMARI / MERUSAK
TINDAK PIDANA FORMIL
1. TIDAK PERLU DIBUKTIKAN JIKA LINGKUNGAN TELAH
TERCEMAR

2. CUKUP DIBUKTIKAN JIKA TERDAKWA TELAH


MELAKUKAN PERBUATAN PELANGGARAN
Asas subsidiaritas
Hukum pidana didayagunakan apabila sanksi administrasi
dan sanksi perdata serta alternatif penyelesaian sengketa
lingkungan tidak efektif

Pengecualian asas subsidiaritas


Tingkat kesalahan pelaku relatif berat dan/atau akibat
perbuatannnya relatif besar dan/atau perbuatannya
menimbulakan keresahan masyarakat
Sumber: Tugas Mahasiswa

Pasal 100delik formil

Asas subsidiaritas hanya untuk Kejahatan Khusus


(administratively-dependent crimes)
Delik Materil dan Delik Formil pada
UUPPLH
Materil:
 Pasal 98 dan Pasal 99: Perbuatan/kelalaian yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air
laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

 Pasal 112 Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak


melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan dan izin
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72, yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia
Formil:
Pasal 100- Pasal 111 dan Pasal 113-115
 melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan
 melepaskan dan mengedarkan produk rekayasa genetik ke media
lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan atau izin lingkungan
 melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin
 menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59
 melakukan pembakaran lahan
 melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
 melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tanpa izin
 memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Formil (lanjutan):
 memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang–undangan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Setiap orang yang menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi
penyusun amdal
 memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi,
merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar yang
diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan penegakan hukum yang
berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
 tidak melaksanakan paksaan pemerintah
 mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan pelaksanaan tugas
pejabat pengawas lingkungan hidup dan/atau pejabat penyidik pegawai negeri
sipil
 Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan izin lingkungan tanpa
dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL
 Pejabat pemberi izin usaha dan/atau kegiatan yang menerbitkan izin usaha
dan/atau kegiatan tanpa dilengkapi dengan izin lingkungan
Sumber: Tugas Mahasiswa

PENEGAKAN Tindak Pidana Lingkungan adalah kejahatan.


HUKUM PIDANA Sanksi dan denda maksimum dan minimum
Korporasi.

• Tindak pidana formil (effluent, emisi dan ganguan)


ULTIMUM REMIDIUM • Sanksi administrasi
• Pelanggaran dilakukan satu kali

• Pencemaran dan perusakan Lingkungan Hidup


• Sanksi administrasi tidak dipatuhi
• Pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali
• Memasukkan B3 yang dilarang
• Memasukkan Limbah B3 di NKRI
• Memasukkan limbah di NKRI
• Membuang limbah
• Membuang B3 dan LB3
PREMIUM REMIDIUM • Melepas rekayasa genetik (sesuai UU dan izin lh)
• Melakukan pembukaan lahan dengan membakar
• Menyusun Amdal tanpa sertifikasi kompetensi
• Memberikan informasi palsu,menyesatkan ,
menghilangkan, merusak, dan ket tidak benar
Tindak Pidana Korporasi
(Pasal 116-Pasal 120 UUPPLH)

Tindak pidana lingkungan hidup dijatuhkan kepada:


Badan hukum*)
Pemberi perintah/Pemimpin
1 dan 2

 
*)diwakili oleh pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar
pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selaku pelaku
fungsional
KMA No.36 Tahun 2013

a. Badan usaha terdiri dari :


1) Badan usaha yang berbadan hukum (PT, Yayasan, Koperasi, BUMN, dan
bentuk usahan lain yang AD nya disahkan oleh menteri dan diumumkan dalam
BNRI).

Pemimpin badan usaha dibuktikan dengan peran mereka sebagai pemimpin atau
yang memerintahkan terjadinya tindak pidana (memiliki kewenangan/power,
mendorong, dan melakukan pembiaran/ acceptance).

2) Badan usaha yang non Badan Hukum (UD, PD, Firma, CV, Persekutuan
Perdata). Untuk badan usaha yang tidak berbadan hukum pemiliknya yang
bertanggung jawab.

b. Orang yang memberikan perintah (Pasal 116 Undang-Undang RI Nomor 32


Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Yang
Memberikan Perintah atau memimpin Tindak Pidana bila dilakukan oleh Badan
Usaha yang berbadan hukum dengan pembuktian sebagai berikut :
1) Jabatan yang sesuai dengan jenjangnya, mulai dari direksi sampai dengan
operator yang didukung alat bukti SK Jabatan;

2) Pengurus/direksi dibuktikan dengan Anggaran Dasar dan keterkaitan dengan


tindak pidana yang didukung alat bukti.
Sanksi Pidana Tindak Pidana Korporasi:
1. Penjara dan
2. Denda (diperberat sepertiga)
3. Dapat dikenakan Tindakan Tata Tertib
 perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak
pidana;
 penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau
kegiatan;
 perbaikan akibat tindak pidana;
 pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak;
dan/atau
 penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling
lama 3 (tiga) tahun.
HATURNUHUN
AMDAL
PENGERTIAN AMDAL
 Kajian mengenai dampak penting suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan kelayakan lingkungan
 Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu
usaha/kegiatan
 Ijin Lingkungan
PERATURAN PERUNDANGAN-
UNDANGAN MENGENAI AMDAL
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.24 Tahun 2009
tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2008
tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun
2006 Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
PERATURAN PERUNDANGAN-
UNDANGAN MENGENAI AMDAL
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun
2006 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenaai Dampak Lingkungan
Hidup
 Keputusan Kepala BAPEDAL No 8 Tahun 2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
KEP-124/12/1997 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan AMDAL
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
105 Tahun 1997 Tentang Panduan Pelaksanaan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL)
 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
KEP-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial
dalam Penyusunan AMDAL
TUJUAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
MELALUI AMDAL

1. Mengurangi atau meniadakan akibat (yang tidak


direncanakan) atas perubahan lingkungan, khususnya
akibat yang mendasar, meluas, berjangka panjang
2. Mengidentifikasi pemecahan masalah yang optimal
3. Mencegah atau mengatasi konflik kepentingan
4. Melibatkan publik dan menjamin keterbukaan proses
pengambilan keputusan
5. Tujuan pengendalian dapat dicapai jika kedudukan
amdal dalam proses pembangunan tepat
FUNGSI AMDAL
AMDAL merupakan salah satu upaya preventif pengendalian dampak
lingkungan oleh kegiatan pembangunan (selain tata ruang, tata guna lahan,
audit lingkungan, dsb)

Pengambilan Keputusan
Kelayakan Lingkungan

Perizinan Bagian studi Perencanaan


kelayakan pengembangan
wilayah
IJIN
IJIN
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

Perencanaan teknologi
dan perancangan proses
KARAKTERISTIK AMDAL

 AMDAL merupakan keputusan dan arahan eksternal


yang mempengaruhi keputusan internal
 Untuk memaksakan agar keputusan eksternal
dipatuhi, maka di indonesia amdal dikaitkan
dengan perijinan
 Di banyak negara, keputusan eksternal dikaitkan
dengan kontrol sosial, sehingga keberdayaan
masyarakat dan keterbukaan informasi menjadi
syarat penting
 Amdal merupakan instrumen pengendalian
pembangunan yang bersifat komprehensif dan
situasional
KETERBATASAN AMDAL
 Amdal bersifat reaktif terhadap suatu rencana
kegiatan
 Amdal hanya mengenai proyek
 Amdal tidak ditujukan untuk pengendalian masalah
lingkungan secara parsial
 Amdal tidak dapat dipergunakan untuk pengendalian
kegiatan yang berkembang atau tumbuh secara terus
menerus
 Amdal hanya untuk kegiatan yang berada dalam suatu
kesatuan ruang
EVALUASI PENYELENGGARAAN AMDAL
 Tidak efisien
 Tidak cost effective
 Proses panjang dan birokratis
 Metodologi amdal bersifat kaku
 Amdal tidak terintegrasi dalam studi kelayakan teknis dan
ekonomis
 Mitigasi cenderung berorientasi kepada end of pipe
approach
 Bersifat statis dan tidak dapat mengakomodasikan
kompleksitas dan dinamika (ketidakpastian)
 Tidak terkait dengan sistem pengelolaan lingkungan lainnya
 Pengawasan penyelenggaraan amdal lemah
 Peranserta masyarakat rendah
TAHAPAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN
MENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI AMDAL
KEPUTUSAN
FASE AKTIVITAS
INTERNAL EKSTERNAL
PRAKARSA Proposal

PERSIAPAN Studi/Pra Studi Kelayakan, Jenis Kegiatan, Manfaat lebih luas


Survey, Lokasi Kegiatan, (outcome),
Investigasi, Skala Kegiatan, Risiko,
Eksplorasi, Pilihan Teknologi, Dampak (Spasial
AMDAL Basic Design, Sumber Dana, Dan Temporal)
Rencana Tapak Pembiayaan

PELAKSANAAN Rancang Bangun,


Rencana Teknik,
Dokumen Konstruksi,
Konstruksi

PENGOPERASIAN Operasi dan pemeliharaan


PARA PIHAK DALAM PENYELENGGARAAN
AMDAL
Komisi Penilai AMDAL
Dokumen K.A. Andal;
Andal; Rkl; Dan Rpl Pemerintah

Masyarakat
Pemrakarsa
Lembaga Swadaya
Konsultan Masyarakat

Pemrakarsa Pakar

KEPUTUSAN :
Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota

IMPELEMENTASI KEGIATAN/PROYEK :
Organisasi Struktural
PROSEDUR PENYELENGGARAAN AMDAL
PROSEDUR PENYELENGGARAAN
AMDAL (LANJUTAN)

KEPUTUSAN TERHADAP PROYEK Menteri Negara LH


Gubernur
Bupati/Walikota

PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI) Di luar kewenangan Komisi Penilai


RENCANA PENGENDALIAN DAN AMDAL

PENANGANAN DAMPAK Bagian dari kewenangan birokrasi


struktural
PROSEDUR AMDAL SEBAGAI SUATU SISTEM

RENCANA KEGIATAN

PENAPISAN

WAJIB AMDAL TIDAK WAJIB AMDAL

KERANGKA ACUAN UKL & UPL


(KA) ANDAL

ANDAL
IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI
HAL PENTING DAMPAK PENTING

PELINGKUPAN Proses
Iterasi/Reiterasi Kemasyarakatan

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

ANALISIS DAN EVALUASI


DAMPAK PENTING

RENCANA PENGELOLAAN DAMPAK


RENCANA PEMANTAUAN DAMPAK
USAHA/KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN
BERLOKASI DI DALAM ATAU BERBATASAN
LANGSUNG DENGAN KAWASAN LINDUNG
 Kawasan hutan lindung
 Kawasan bergambut
 Kawasan resapan air
 Sempadan pantai dan sempadan sungai
 Kawasan sekitar danau/waduk dan mata air
 Kawasan suaka alam dan suaka alam laut
 Kawasan pantai berhutan bakau
 Taman nasional, taman hutan raya, taman
wisata alam
 Kawasan cagar budaya
 Kawasan rawan bencana alam
POSISI INSTRUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
SEJARAH AMDAL
• NATIONAL ENVIRONMENT POLICY
ACT (NEPA), 1969
 Reaksi dari masy. AS terhadap
kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh aktivitas manusia
 1950, Los Angeles, California
 1962, “The Silent Spring” (Musim
Semi yang Sunyi), Rachel Carson
 1953, Teluk Minamata, Jepang
 1959, Penyakit Minamata “Metilmerkuri”
 1964 – 1965, 1973
 1974, Ghana “Pestisida”
 1974, Jepang (Sungai Jintsu) “Cadmium”
DEFINISI AMDAL PP 27 TAHUN 1999:

 KAJIAN MENGENAI DAMPAK BESAR DAN


PENTING SUATU USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN PADA
LINGKUNGAN HIDUP YANG DIPERLUKAN
BAGI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
 AnalisisMengenai Dampak Lingkungan hidup, di satu sisi
merupakan studi kelayakan untuk melaksanakan suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan.

 Berdasarkan analisis ini dapat dapat diketahui secara


lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang
akan timbul dari suatu usaha dan/atau kegiatan sehingga
dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.
AMDAL ADALAH KESELURUHAN PROSES
YANG MEMPUNYAI KOMPONEN:

Kerangka Acuan Bagi Penyusunan ANDAL (KA)


Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Rencana Pengelolahan Lingkungan (RKL)
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
KERANGKA ACUAN (KA)
Adalah ruang lingkup studi Analisis Dampak Lingkungan
(ANDAL) yang merupakan hasil pelingkupan

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)


Adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu rencana usaha atau kegiatan

RENCANA PENGELOLAAN LINGUNGAN (RKL)


Adalah dokumen mengandung upaya penangan dampak penting
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)


Adalah dokumen mengandung upaya pemantauan komponen
yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha atau
kegiatan
 Hasil
AMDAL digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan wilayah.

 Penyusunan AMDAL dapat dilakukan melalui pendekatan


studi terha-dap usaha dan atau kegiatan tunggal, terpadu
atau kegiatan kawasan.

 KEISTIMEWAANDALAM PP 27 TAHUN 1999 ADALAH


MELIBATKAN MASYARAKAT DI DALAM
PROSESNYA.
MACAM AMDAL
 AMDAL Proyek Tunggal: Studi mengenai dampak penting dari suatu
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dari suatu
kegiatan tunggal

 AMDAL Terpadu: Studi yang sama, namum menyangkut lebih dari


satu kegiatan yang terletak dalam satu kesatuan hamparan ekosistem
dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.

 AMDAL Kawasan: Studi yang sama, namun hanya menyangkut satu


instansi yang bertanggung jawab

 AMDAL Regional: Studi yang sama, menyangkut berbagai kegiatan,


terletak dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana
pengembangan wilayah sesuai dengan RUTR daerah dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi.

Anda mungkin juga menyukai