Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1 UMUM
Kegiatan “Penyusunan Rdtr, Zoning Regulation Dan Klhs Kawasan
Perkotaan Lubuk Alung” adalah salah satu tugas dan tanggung jawab
pemerintah daerah untuk melakukan pengaturan kegiatan penataan
ruang setempat dalam upaya pembentukan landasan hukum bagi
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
Kodifikasi standar
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
FASILITAS
LAPANGAN
KANTOR
STUDIO
TRANSPORTASI
KAPASITAS
KOORDINASI OPERASIONAL
INTERN
EKSTERN
ORGANISASI
INTERN
EKSTERN
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
a. Pendekatan Deduksi
Mempertimbangkan teori, kasus, dan preseden peraturan zonasi yang
telah digunakan kebanyakan kota di luar negeri maupun di dalam
negeri. Relatif cepat dihasilkan, tetapi hasilnya tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan pengendalian. Perlu penyesuaian dengan
karakteristik dan kebutuhan daerah. Cakupan kajian pendekatan ini
meliputi :
Tata guna lahan dan hirarkinya, kegiatan, pemanfaatan, dan
pengendalian pemanfaatan ruang, eksterior bangunan, bangunan-
bangunan dan prasarana;
Kelembagaan, kewenangan, proses dan prosedur pembangunan
(termasuk perijinan), secara konseptual maupun empiris;
Standar, ketentuan teknis, panduan, dan peraturan perundangan
yang berlaku.
b. Pendekatan Induksi
Kajian yang menyeluruh, rinci, dan sistematik terhadap karakteristik
penggunaan lahan dan persoalan pengendalian pemanfaatan ruang
yang dihadapi suatu daerah/kawasan. Memerlukan waktu, tenaga,
dan biaya yang sangat besar. Cakupan kajian pendekatan ini meliputi
Kajian penggunaan lahan yang ada;
Penyusunan aturan untuk masing-masing blok peruntukan;
Kajian standar teknis dan administrasi yang dapat dimanfaatkan
dari peraturan nasional maupun daerah;
Penetapan standar teknis dan administratif yang diterapkan untuk
daerah yang bersangkutan.
c. Pendekatan Deduksi dan Induksi
Memanfaatkan hasil kajian dengan pendekatan deduksi yang
dikoreksi dan divalidasi dengan kondisi dan persoalan empirik
yang ada di daerah yang disusun peraturan zonasinya.
Kombinasi pendekatan ini mengurangi waktu, dan tenaga yang
dibutuhkan dibandingkan dengan pendekatan induksi.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
4. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan dilakukan untuk mengetahui apakah selama
ini penataan ruang di lokasi yang akan dilaksanakan penataan ruang
tersebut sudah berbasis pada kelestarian lingkungan atau sebaliknya
zona pelestarian lingkungan justru dimanfaatkan, hal ini perlu
dikroscek kembali guna mendapatkan hasil sempurna.
5. Pendekatan Sosial Budaya
Karakteristik masyarakat dan kekentalan adat istiadat penduduk
setempat merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap
penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan penataan ruang dalam
bentuk apapun di wilayah NKRI, pendekatan sosial budaya dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana peranserta masyarakat setempat
turut serta dalam membangun, mengembangkan, mengelola, dan
menjaga kualitas tata ruang melalui pelaksanaan kegiatan penataan
ruang ini.
Pendekatan ini dilakukan dengan memandang wilayah sebagai suatu
kesatuan ruang sosial (sosial space) sebagai suatu perwujudan dan
lingkungan masyarakat. Dalam penataan pemanfaatan ruang dan
pengimplementasian ragam budaya dan tata nilai harus ditempatkan
sebagai suatu variable yang penting dalam mendukung
pengembangan wilayah. Pendekatan sosial budaya dan masyarakat
ini diharapkan dapat menghindari kemungkinan terjadinya benturan
sosial dan keterasingan dari kegiatan pembangunan serta
kesenjangan wilayah yang berdampak negatif terhadap kinerja
pertumbuhan wilayah maupun perkembangan sosial budaya
masyarakat.
Mengingat hal tersebut, maka dalam rangka kegiatan Penyusunan
Rdtr, Zoning Regulation Dan Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung
dilakukan secara terbuka sehingga memungkinkan untuk
melaksanakan haknya yakni, memberikan masukan berupa informasi,
data, tanggapan, saran-saran dan lain sebagainya. Dengan demikian,
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
Gambar 3.3
Pendekatan Pengembangan Kawasan
PENDEKATAN
KEMASYARAKATAN
(COMMUNITY BASED)
MASYARAKAT LOKAL
MASYARAKAT NON LOKAL
DLL
KAWASAN
PENDEKATAN KERUANGAN WISATA
/WLAYAH
(SPATIAL BASED)
LOCAL PENDEKATAN
REGIONAL KEBIJAKAN/SEKTORAL
NASIONAL (SECTORAL BASED)
KIMPRASWIL,
SEKTOR TERKAIT,
DINAS PARIWISATA DLL.
6. Pendekatan Legalitas
Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengkaji keterkaitan aspek
legalitas dalam penataan ruang atau acuan normatif yang akan
menjadi landasan pelaksanaan pekerjaan. Selain itu juga penetapan
produk akhir rencana detail menjadi produk hukum Peraturan
Daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sistem
penataan ruang dan diperlukan dalam upaya implementasi
penegakan dan penegasan hukum di lapangan. Pendekatan ini
dilakukan agar masyarakat mengenal, mengetahui dan memahami
produk hukum penataan ruang), demi terwujudnya tertib tata ruang.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
Pada tahap analisis yang perlu dilakukan guna memenuhi KAK adalah :
a. Pelaksanaan Sosial Kependudukan
Analisis ini dilakukan untuk aspek-aspek kependudukan yang meliputi
jumlah penduduk, distribusi, kepadatan, struktur penduduk menurut
umur dan jenis kelamin, pertumbuhan dan perkembangan
karakteristik dan sebagainya .
Analisis yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
ditahun rencana adalah :
1. Metode Garis Lurus
Proyeksi garis lurus ini mengikuti model persamaan :
Pt n Pt b. (n)
Keterangan :
Pt n = Jumlah penduduk pada tahun t + n
Pt = Jumlah penduduk tahun dasar
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
Keterangan :
Pt+n = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t + n
Pt = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun
dasar t
r = rata-rata persentase tambahan jumlah penduduk
yang diselidiki berdasarkan data masa lampau
n = Pertambahan tahun
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
B. Peruntukan Lahan
Tujuan; mengatur distribusi dan ukuran kegiatan manusia dan
atau kegiatan alam, yang dituangkan dalam blok dan sub blok
peruntukan lahan sehingga tercipta ruang yang produktif dan
berkelanjutan dengan komponen analisis (perumahan, prasarana
lingkungan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata,
pemerintahan, pertambangan, pendidikan, dll:
c. Analisa Perumahan.
1. Kebutuhan perumahan menurut struktur pendapatan masyarakat
(deret dan renggang), dan ukuran rumah tangga (berdasarkan
hasil elaborasi);
2. Kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan.
d. Analisa Industri
1. Lokasi perencanaan pengembangan industri;
2. Potensi tenaga kerja yang ada;
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
Komponen Analisis:
(a) Kebutuhan air domistik;
(b) Kebutuhan non domistik;
(c) Pelayanan perkotaan dan perdesaan;
(d) Sistem pelayanan yang tersedia.
B. Drainase
Tujuan; pemenuhan kebutuhan untuk mengalirkan air permukaan ke
badan air penerima atau bendungan resapan
buatan, agar terhindar pengikisan aliran hujan terhadap badan jalan
dan genangan air hujan pada kawasan tertentu dengan komponen
analisis:
a) Kebutuhan pengendalian banjir dan genangan;
b) Sistem jaringan makro dan jaringan distribusi;
c) Volume air hujan dan debit aliran;
d) Kondisi dan kapasitas saluran yang tersedia.
C. Air limbah
Tujuan; pemenuhan kebutuhan untuk mengalirkan air limbah
domistik yang berasal dari perumahan dan non perumahan dengan
komponen analisis:
a) Sistem jaringan: kebutuhan pengendalian air limbah rumah tangga
dan non rumah tangga;
b) Sistem pengelolaan : Individual, dan komunal;
c) Volume air imbah dan debit aliran;
d) Sistem pengolahan dan pengangkutan.
D. Persampahan
Tujuan; pemenuhan kebutuhan untuk pembuangan limbah non B3
yang berasal dari perumahan dan non perumahan dengan komponen
analisis:
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
E. Kelistrikan
Tujuan; pemenuhan kebutuhan penerangan melalui sistem
pelayanan jaringan, dan komponen prasarana kelistrikan dengan
komponen analisis:
a) Skala pelayanan: domistik dan non domistik;
b) Sistem pelayanan: perkotaan dan perdesaan;
c) Sistem jaringan: gardu induk, saluran udara ( SUTT, SUTM, SUTR),
gardu tiang dan sambungan rumah;
d) Penataan ruang bawah jaringan.
F. Telekomunikasi
Tujuan; pemenuhan kebutuhan telekomunikasi melalui sistem
pelayanan jaringan telepon, dan komponen prasarana telepon
dengan komponen analisis:
a) Skala pelayanan:
- Sambungan telepon rumah tangga;
- Sambungan telepon non rumah tangga;
- Sambungan telepon umum.
b) Sistem jaringan :
- STO dan rumah kabel;
- Penataan sistem jaringan.
- Penataan Tower.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
1. Prinsip Analisis
Terciptanya ruang yang akomodatif terhadap berbagai jenis
kegiatan yang direncanakan, dalam mewujudkan keserasian dan
keasrian lingkungan, dengan menetapkan intensitas pemanfaatan
lahan didalam kawasan (image arsitektur, selubung bangunan, KDB,
KLB, KDH, KDNH) dengan komponen Analisis:
A. Intensitas pemanfaatan ruang
Tujuan: Intensitas pemanfaatan ruang adalah besaran
pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan KDB, KLB,
KDH atau kepadatan penduduk dengan komponen analisis:
a) Koefisien Lantai Bangunan (KDB), Prosentase berdasarkan
perbandingan antara seluruh luas lantai dasar bangunan
gedung dengan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan.
b) Koeffisien Lantai Bangunan (KLB), adalah angka perbandingan
antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan gedung
terhadap luas tanah perpetakan/daerah perencanaan, dengan
indikator analisis :
(a) harga lahan;
(b) ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan);
(c) dampak atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan;
(d) ekonomi dan pembiayaan.
c) Koeffisien Dasar Hijau (KDH), adalah angka prosentase
perbandingan antara luas ruang terbuka di luar bangunan yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dengan luas
tanah daerah perencanaan, dengan indikator analisis:
(a) tingkat pengisian/peresapan air (water recharge);
(b) besar pengaliran air (kapasitas drainase);
(c) rencana tata ruang (RTH, tipe zonasi, dll).
d) Koefisien Tapak Basement (KTB), Penetapan besar KTB
maksimum didasarkan pada batas KDH minimum yang
ditetapkan.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
c. Parkir
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
d. Terminal
Meliputi rencana :
a) Penata lokasian terminal penumpang dan barang;
b) Penataan pergerakan kendaraan inter moda di kawasan
terminal;
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31/1995,
terminal penumpangberdasarkan fungsi pelayanannya dibagi
menjadi :
a) Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan
kota dan angkutan pedesaan;
b) Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan
kota dan/atau angkutan pedesaan;
c) Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan pedesaan.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
b. Prinsip
Dalam perannya sebagai penyedia kebutuhan energy
listrik didukung dengan suatu sistem penyediaan dan
pendistribusian listrik yang meliputi: tenaga
pembangkit, sistem jaringan, dan komponen prasarana
kelistrikan.
c. Kriteria
Sistem jaringan listrik dibagi menjadi :
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
c. Kriteria
Di dalam rencana dan pengembangan sistem
telekomunikasi akan menggunakan kriteria,
standar, dan asumsi-asumsi dalam setiap
perhitungan (analisis kuantitatif) kebutuhan
pelayanan telekomunikasi.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
b. Prinsip
a) Drainase Perkotaan. adalah drainase di wilayah
kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan
air permukaan, sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan dapat memberikan manfaat
bagi kegiatan kehidupan manusia;
b) Sistem Drainase Utama, adalah sistem drainase
perkotaan yang melayani kepentingan sebagian
besar warga masyarakat perkotaan yang
melayani kepentingannya yang berfungsi
menerima aliran drainase sistem lokal untuk
dibawa ke badan air penerima.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
b. Prinsip
Untuk mengembangkan pengelolaan air limbah
sesuai dengan kondisi wilayah diperlukan :
- Perangkat Lunak, seperti periundang-undangan,
pedoman, petunjuk teknis dan standar-standar;
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
a) Teknologi/Sistem Sanitasi
Secara teknis ada beberapa jenis pembuangan
limbah domestik ini. Secara umum sistem
pembuangan ini dapat digolongkan menjadi,
setempat (on-site) atau bukan setempat (off-
site), basah atau kering. Sistem setempat
membuang limbah pada lokasi rurnah. Sistem
bukan setempat mencakup pengumpulan oleh
truk, pipa, atau saluran untuk pengelolaan dan
pembuangan di tempat lain. Sistem basah
memerlukan air untuk pengeluaran, sistem kering
tidak perlu air (lihat SNI 19-6410-2000 ; SIN 03-
6368-2000 ).
b) Pembuangan Air Limbah Sistem Setempat
Pembuangan air limbah sistem setempat. (on-
site). dalam praktek sehari-hari dapat dilakukan
dengan :
(a)Individual oleh masinq-masing keluarga pada
setiap rumah;
(b) keluarga, yang biasanya berupa jamban jamak,
MCK, atau tangki septik komunal.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
Komponen Pengendalian
1. Zonasi
Klasifikasi zonasi adalah jenis dan hirarki zona yang disusun
berdasarkan kajian teoritis, kajian perbandingan, maupun kajian
empirik untuk digunakan di daerah yang disusun Peraturan Zonasinya.
Tujuan penyusunan klasifikasi zonasi adalah untuk :
1. Menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu bagian
wilayah/kawasan;
2. Menyusun hirarki zonasi berdasarkan tingkat gangguannya.
Rencana pengembangan blok dan sub blok kawasan perencanaan akan
ditentukan oleh klasifikasi kegiatannya, yang dapat dipisahkan dalam
3 (tiga) kawasan yaitu :
1. Peruntukan lahan dasar
2. Peruntukan lahan spesifik
3. Peruntukan lahan teknis
Peruntukan lahan dasar merupakan pokok kegiatan permukiman yang
melandasi aturan pemanfaatan lahan. Sedangkan peruntukan lahan
spesifik adalah kegiatan yang menunjukan penggunaan ruang yang
diperbolehkan dalam pemanfaatan lahannya. Aturan teknis yang
menunjukkan dimensi serta pola dari kegiatan spesifik diatur dalam
pedoman teknis pemanfaatan antar ruang. Selanjutnya pengaturan blok
dan sub blok perencanaan dengan memberlakuan aturan dasar yang
meliputi aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran, dalam
konsep penataan kawasan, serta mempermudah dalam pengontrolan
implementasi atas aturan dasar tersebut.
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
e. Diskusi;
f. Citra satelit;
g. Dilanjutkan dengan kompilasi, verifikasi dan validasi data, serta
pembahasan.
3. Melakukan kompilasi dan analisis data lanjutan, makro : sektoral
dan spasial, fisik lingkungan, sumberdaya alam, sumberdaya buatan,
sumberdaya manusia, sosial budaya/kependudukan, ekonomi;
analisis mikro : analisis tapak, analisis zonasi, analisis blockplan;
kajian terhadap potensi, permasalahan dan kecenderungan
perkembangan.
4. Melakukan penyusunan substansi materi rencana pengaturan zona,
melalui penerapan rumusan/konsepsi.
Jenis-jenis variansi yang diperbolehkan antara lain minor variance
atau izin untuk bebas dari aturan standar demi menghilangkan
kesulitan akibat kondisi fisik lahan, non conforming dimension yaitu
kelonggaran berupa pengurangan ukuran dari yang ditetapkan seperti
perubahan koefisien dasar bangunan, non conforming use adalah izin
yang diberikan untuk melanjutkan penggunaan lahan,
bangunan/struktur yang telah ada waktu peraturan zonasi ditetapkan
dan tidak sesuai dengan peraturan zonasi, interim development yang
berupa izin pembangunan yang diberikan untuk melaksanakan
pembangunan antara tahapan dari pembangunan secara keseluruhan,
dan terakhir interim temporary use atau izin penggunaan lahan
sementara yang diberikan dalam jangka waktu tertentu sebelum
pemanfaatan ruang final direalisasikan.
Aturan kedua adalah aturan insentif dan disensitif. Aturan insentif
adalah aturan untuk mendorong pembangunan yang memberikan
manfaat yang besar bagi masyarakat dan sejalan dengan rencana
tata ruang sehingga dapat pula mendorong partisipasi masyarakat
dan pengembang dalam pelaksanaan pembangunan. Sedangkan
aturan disensitif adalah aturan-aturan untuk menghambat atau
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
3.5 PELAPORAN
3.5.1 Laporan Pendahuluan
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61
Penyusunan Rdtr, Zoning
Regulation Dan
Klhs Kawasan Perkotaan Lubuk Alung Tahun 2015
BAB III-
61