Anda di halaman 1dari 45

PENATAAN RUANG DALAM PENILAIAN

Kementerian
KementerianAgraria
Agrariadan
danTata
TataRuang
Ruang
Q&A

• https://pigeonhole.at/TARU (Enter this Q&A)


• https://pigeonhole.at/TARU/q/125164
VIRGO ERESTA JAYA

• PEKERJAAN
– SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG, 2016
– PLT KEPALA PUSAT DATA DAN INFORMASI, 2015
– KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA II, 2013
– KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA BATAM, 2011
– KASUBDIT PENILAIAN BIDANG TANAH, 2006
• ORGANISASI
– KETUA IKATAN SURVEYOR INDONESIA, 2014
• PENDIDIKAN
– MASTER OF ENGINEERING SCIENCE IN LAND ADM, UNSW
– SARJANA TEKNIK GEODESI, ITB
PENDAHULUAN

Kementerian
KementerianAgraria
Agrariadan
danTata
TataRuang
Ruang
Highest and Best Use

• Legally permissible
• Physically possible
• Economically feasible
• Maximally productive
Apakah Masyarakat Sudah Mengetahui Rencana Tata Ruang dan Manfaatnya ???....

Sumber:https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20170122/281779923834909
• Karena ada “GAP” / Perbedaan
• KENAPA HARUS antara keterbatasan Sumberdaya:
waktu, SDA, uang, lahan, SDM,
MERENCANAKAN? dsb dengan Kebutuhan/Keinginan

• KENAPA PERLU • Rencana disusun untuk


mengurangi gap tersebut atau
RENCANA? bahkan menghilangkan gap
tersebut di masa yang akan
datang agar lebih baik lagi 
• HAL APA YANG Tidak untuk saat ini.

HARUS • The Future (tujuan untuk yang


akan datang), mempertemukan
DIPERHATIKAN kebutuhan dan keterbatasan
(kendala), ada langkah-langkah
ADA DALAM untuk mengatasi gap tersebut,
aspiratif (kesepakatan), alternatif,
RENCANA? dan keputusan tindakan/rencana
akhir.

7
Penataan Ruang

o merupakan proses untuk mewujudkan tujuan pembangunan dan


memiliki landasan hukum  untuk mewujudkan
pengembangan wilayah.

o Penataan Ruang diharapkan dapat mendorong pengembangan


wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat
yang berkeadilan sosial dalam lingkungan hidup yang lestari dan
berkesinambungan.

8
Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang
• Rencana Umum Tata Ruang berisi arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah yang disusun berdasarkan pendekatan
administrasi kewilayahan.

• Rencana Rinci Tata Ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai


strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan
subtansi yang mencakup hingga penetapan blok dan subblok serta
dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam
pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana Rinci Tata Ruang
berfungsi sebagai instrumen perwujudan ruang khususnya untuk
acuan pemberian advise planning dalam pengaturan bangunan
setempat.
HIERARKI
PRODUK TATA RUANG

Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, hierarki dari
produk perencanaan tata ruang
sebagai berikut :
KEBIJAKAN PENATAAN
RENCANA (UMUM) RUANG
TATA RUANG WILAYAH

Kementerian
KementerianAgraria
Agrariadan
danTata
TataRuang
Ruang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
NASIONAL
(RTRWN)

Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk


investasi Peran Memuat
(skala peta 1:1.000.000)
a. tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah
nasional
Sebagai pedoman untuk : b. rencana struktur ruang wilayah nasional yg meliputi
a. Penyusunan RPJPN sistem perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan
b. Penyusunan RPJMN Fungsi perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang jaringan prasarana utama
wilayah nasional c. rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi
d. Mewujudkan keterpaduan , keterkaitan, dan kawasan lindung nasional & kawasan budi daya yang
keseimbangan perkembangan antar memiliki nilai strategis nasional
wilayah provinsi serta keserasian antar d. penetapan kawasan strategis nasional
sektor e. arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk program utama jangka menengah lima tahunan
investasi f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan
kabupaten/kota disinsentif, serta arahan sanksi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI
(RTRWP)

Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk Memuat


investasi Peran
(skala peta 1:250.000) a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah provinsi
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang
meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang
Sebagai pedoman untuk : berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
a. Penyusunan RPJPD pelayanannya & sistem jaringan prasarana wilayah
b. Penyusunan RPJMD Fungsi provinsi
c. Pemanfaatan Ruang & Pengendalian c. rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi
Pemanfaatan Ruang dalam Wilayah Provinsi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki
d. Mewujudkan Keterpaduan, Keterkaitan, & nilai strategis provinsi
Keseimbangan Perkembangan Antarwilayah d. penetapan kawasan strategis provinsi
Kabupaten/Kota, serta Keserasian e. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang
Antarsektor berisi indikasi program utama jangka menengah lima
e. Penetapan Lokasi dan Fungsi Ruang untuk tahunan
Investasi f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
f. Penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi
g. Penataan Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KOTA
(RTRW Kota)
Sebagai dasar dari Izin Prinsip, Izin Lokasi, Izin
penggunaan pemanfaatan tanah, Perizinan Peran Memuat
lokasi pembangunan dan Administrasi
Pertanahan a. Tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wil. Kota
(skala peta 1:25.000) b. Rencana struktur ruang wil. Kota yg meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yg terkait dgn kws. Perdesaan &
sistem jaringan prasarana wilayah kota
c. Rencana pola ruang wil. Kota yg meliputi kawasan lindung
kota & kawasan budi daya kota
Sebagai pedoman untuk : Fungsi d. Penetapan kawasan strategis kota
a. Penyusunan RPJPD e. Arahan pemanfaatan ruang wil. Kota yg berisi indikasi
program utama jangka menengah 5 tahunan
b. Penyusunan RPJMD
f. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wil. Kota yg
c. Pemanfaatan ruang & pengendalian berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan,
pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten ketentuan insentif & disinsentif, serta arahan sanksi
d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & g. Rencana penyediaan & pemanfaatan RTH
keseimbangan antarsektor h. Rencana penyediaan & pemanfaatan ruang terbuka
e. Penetapan lokasi & fungsi ruang untuk nonhijau
investasi i. Rencana penyediaan & pemanfaatan prasarana & sarana
f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor
informal, & ruang evakuasi bencana, yg dibutuhkan untuk
menjalankan fungsi wil. Kota sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah
RTRW
NASIONAL/PROVINSI/KOTA

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah


RTRWN/RTRWP/RTRW KOTA Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, pasal 17,
20 Tahun
Muatan dari Rencana Tata Ruang mencakup
5 5 5 5 rencana struktur ruang dan pola ruang.
tahun tahun tahun tahun

Rencana Sistem Pusat


I II III IV Rencana Permukiman
Struktur
Periode Ruang
Rencana Sistem Jaringan
Prasarana
Jangka waktu pelaksanaan
RTRWN/RTRWP/RTRW Peruntukan
Rencana Kawasan Lindung
Kabupaten/Kota selama 20 tahun Pola
dibagi menjadi 4 periode 5 tahunan Ruang
Peruntukan
Kawasan Budi Daya
RENCANA
STRUKTUR RUANG

Rencana Struktur Ruang


Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Rencana Rencana Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman


Sistem Pusat Sistem Jaringan dan jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
Permukiman Prasarana ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional

Sistem Wilayah Sistem Jaringan


Transportasi
Sistem internal
Perkotaan Sistem Jaringan
Energi

Sistem Jaringan
Telekomunikasi

Sistem
Persampahan &
Sanitasi

Sistem Jaringan
SDA, dll.

Gambar : Struktur Ruang Indonesia


Sumber : RTRWN Indonesia
CONTOH RENCANA
STRUKTUR RUANG

Dalam rencana struktur ruang RTRW Kota Gunungsitoli,


Disebutkan terdapat rencana :
1. Rencana sistem pusat pelayanan kota yang terdiri dari
pusat pelayanan kota, subpusat pelayanan kota dan
pusat lingkungan
2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota
3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama, meliputi
rencana jaringan transportasi darat, laut dan udara
4. Rencana sistem prasarana lainnya meliputi :
a. rencana sistem jaringan energi,
b. rencana sistem jaringan telekomunikasi,
c. rencana sistem jaringan SDA
d. rencana sistem jaringan infrastruktur perkotaan
RENCANA
POLA RUANG

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang Rencana Pola Ruang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budi daya.
Peruntukan Kawasan Peruntukan Kawasan
Lindung Budidaya
UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang/PP 15
tahun 2010 tentang SPPN
Kegiatan
Pelestarian
Peran pola ruang dalam RTRW yaitu: Lingkungan Hidup
Kegiatan Sosial
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial Kegiatan Budaya
ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan
Kegiatan Ekonomi
dalam wilayah
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan Kegiatan
Pertahanan &
ruang Keamanan
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program jangka
menengah lima tahunan dalam RTRW ditetapkan
kawasan hutan paling sedikit 30
4. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah %dari luas DAS
KETENTUAN UMUM
POLA RUANG RTRW

Kawasan yang memberikan


Hutan lindung perlindungan pada kawasan
bawahannya
Kawasan Kawasan perlindungan setempat
cagar budaya dan ilmu
Lindung pengetahuan

Rawan bencana alam Kawasan lindung Geologi Kawasan lindung lainnya

Hutan tanaman
Hutan produksi terbatas Hutan konversi
rakyat

Kawasan Pertanian Perkebunan Perikanan Pertambangan


Budi Daya
Industri Pariwisata Permukiman
CONTOH RENCANA
POLA RUANG
Dalam dokumen RTRW Kota Gunungsitoli, disebutkan rencana pola
ruang kota Gunungsitoli yang meliputi :

1. Kawasan lindung, terdiri dari :


a. Hutan lindung
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
c. Kawasan perlindungan setempat
d. RTH kota
e. Kawasan suaka alam dan cagar budaya
f. Kawasan rawan bencana

2. Kawasan Budidaya
a. Peruntukan perumahan
b. Peruntukan perdagangan dan jasa
c. Peruntukan perkantoran
d. Peruntukan industri dan pergudangan
e. Peruntukan pariwisata
f. Ruang terbuka non hijau kota
g. Ruang evakuasi bencana
h. Peruntukan ruang bagi sektor informal
i. Peruntukan pendidikan
j. Peruntukan pertanian
k. Peruntukan perikanan
l. Peruntukan pertanahan dan keamana negara
m. Peruntukan fasilitas sosial dan umum
4. PETA RENCANA UMUM TATA RUANG (RTRW)
IDENTIFIKASI KESESUAIAN DENGAN
RENCANA POLA RUANG DALAM RTRW

POLA RUANG

BATANG TUBUH PERDA RTRW DAN


LAMPIRAN TEKSTUALNYA LAMPIRAN PETA
NO REKOMENDASI
PENCANTUMAN LOKASI/ POLA RUANG
DALAM PASAL KECAMATAN

1 √ √ √ Sesuai tata ruang


Apabila setelah koordinat dimasukkan ke
peta pola ruang, ternyata area yang
dimintakan berada di kawasan yang
2 √ √ X peruntukannya tidak sesuai, maka lihat
pasal tentang ketentuan umum peraturan
zonasi (KUPZ) apakah diperbolehkan/tidak
kegiatan dimaksud
3 √ X √ Sesuai tata ruang

4 √ X X Perlu pertimbangan BKPRD


5 X X √ Perlu pertimbangan BKPRD
6 X X X Tidak sesuai tata ruang
Catatan :
1. Yang dimaksud kawasan peruntukan adalah kawasan yang memiliki fungsi utama sesuai dengan peruntukannya.
2. Penggambaran kawasan peruntukan pada peta pola ruang dipengaruhi kedetailan peta RTRW.
3. Terkait poin 1 dan 2 di atas, dapat dikatakan bahwa dalam suatu kawasan peruntukan bisa saja terdapat area tertentu dengan
peruntukan lain, selama tidak menyalahi aturan di dalam ketentuan umum peraturan zonasi, dan tidak menyalahi dominasi fungsi
dari peruntukan utamanya
PENINJAUAN KEMBALI
RTRW

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2017 tentang Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana
Tata Ruang Wilayah, ketentuan Peninjauan Kembali (PK) untuk RTRW sebagai berikut :

Jangka waktu
RTRWN/RTRWP/RTRW Daerah
selama 20 tahun

Jangka waktu PK Kriteria Khusus


PK RTRW dilakukan minimal 1 (satu) PK RTRW dapat dilakukan lebih dari 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun
kali dalam 5 (lima) tahun, dilakukan apabila memiliki kondisi lingkungan strategis tertentu, meliputi :
pada tahun ke-lima sejak RTRW a) Bencana alam skala besar
diundangkan b) Perubahan batas teritorial negara
c) Perubahan batas wilayah daerah
Web GIS Tata Ruang gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

24
Web GIS Tata Ruang gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

25
Web GIS Tata Ruang gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

 Menampilkan Peta PP RTRWN, Peta Perpres RTR Pulau/Kepulauan,


Peta Perpres RTR KSN, Peta Perda RTRW Provinsi, Kabupaten, dan
Kota secara Services.
 Mestrukturkan Basis Data Peta Rencana Tata Ruang.
 Menampilkan Informasi Data Atribut secara Pop-Up.
 Menampilkan Evidence Peta Rencana Tata Ruang dalam bentuk Peta
Jpeg yang di TTD, Berita Acara, dan Dokumen PP/Perpres/Perda.
 Dapat terhubung dengan Simpul Jaringan dan Server (K/L dan
Pemerintah Daerah).
 Dapat mengoverlaykan dengan peta dari sumber lain dalam format
Services dan Shapefile.

26
KEBIJAKAN PENATAAN
RENCANA RINCI RUANG
/ RENCANA DETAIL TATA RUANG

Kementerian
KementerianAgraria
Agrariadan
danTata
TataRuang
Ruang
RENCANA DETAIL TATA RUANG
(RDTR)

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah


rencana secara terperinci tentang tata ruang
wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi

Kawasan Fungsional Bagian wilayah kab/kota yang


Wilayah Administrasi Bagian wilayah kota/subwilayah memiliki ciri perkotaan
kota Menjadi dasar
dalam
Bagian wilayah kab/kota yang penyusunan
Kawasan Strategis kab/kota berupa kawasan perdesaan dan peraturan zonasi
yang memiliki ciri kawasan direncanakan menjadi kawasan sebagai wujud dari
perkotaan perkotaan pemanfaatan dan
pengendalian tata
ruang

Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


Peraturan Zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian
yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang
RENCANA DETAIL TATA RUANG
(RDTR)
1
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan 2 Lingkup wilayah RDTR berdasarkan
wilayahAdministrasi kecamatan dalam
Kawasan Fungsional seperti BWK/Subwil
wilayah kota
Kota

5 Lingkup wilayah RDTR berdasarkan


Bagian kabupaten/kota berupa
perdesaan dan direncanakan
menjadi kawasan perkotaan

3
Lingkup wilayah RDTR berdasarkan 4
wilayah Kabupaten yang memiliki Ciri Lingkup wilayah RDTR berdasarkan
Perkotaan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dengan
ciri kaw.perkotaan
RENCANA DETAIL TATA RUANG
(RDTR)

Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum Nomor : Penerbitan IMB Peran
20/PRT/M/2011 (skala peta 1:5.000)
Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi a. Kendali mutu pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten/kota
Kabupaten/Kota
berdasarkan RTRW;
a) RDTR disusun untuk bagian dari b. Acuan bagi kegiatan
wilayah kabupaten/kota yang pemanfaatan ruang yang lebih
rinci dari kegiatan pemanfaatan
merupakan kawasan perkotaan
ruang yang diatur dalam RTRW;
dan/atau kawasan strategis c. Acuan bagi kegiatan
kabupaten atau kawasan pengendalian pemanfaatan
strategis kota ruang;
b) RDTR dilengkapi dengan d. Acuan bagi penerbitan izin Fungsi
peraturan zonasi pemanfaatan ruang; dan
e. Acuan dalam penyusunan RTBL.
3.A. Rencana Pola Ruang
• Zona Lindung
• Zona Budidaya
RENCANA POLA RUANG:
PENDELINEASIAN MAKRO

Rencana pola ruang pada RDTR


merupakan penurunan dari rencana pola
ruang di RTRW yang didelineasi menjadi
BWP-BWP yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan: Contoh Rencana pola ruang di RTRW pada suatu bagian wilayah perencanaan (BWP)

Rencana pola ruang RDTR digambarkan kedalam


a) morfologi wilayah perencanaan 5 peta BWP yang terdiri atas Sub BWP.
b) keserasian dan keterpaduan 2 4
3 Zona yang terdapat pada wilayah perencanaan
fungsi wilayah perencanaan 1 RDTR HARUS TETAP SESUAI DOMINASI
c) jangkauan dan batasan pelayanan KAWASAN PADA RENCANA POLA RUANG

untuk keseluruhan wilayah 6 RTRW meskipun terdapat zona-zona lainnya


selain zona dominasi tersebut.
perencanaan kota yang 8 Pendetailan ke SKALA 1:5000 MENUNJUKKAN
memperhatikan rencana struktur
7
BAHWA DI DALAM ZONA YANG
MENDOMINASI TERSEBUT BISA SAJA
ruang RTRW. TERDAPAT FUNGSI ZONA LAINNYA.
Bagian Wilayah Perkotaan (\\\)
Sub BWP
5. PETA RENCANA RINCI TATA RUANG (RDTR)
5. PETA RENCANA RINCI TATA RUANG (RDTR) – Sub BWP
PETA RENCANA POLA
RUANG SUB BWP berisi
informasi mengenai :

• Blok zonasi pola ruang


sesuai peruntukan
(warna di legenda peta).
• Kode ketentuan kegiatan
dan penggunaan lahan
sesuai dengan matriks
ITBX dan Ketentuan
Intensitas, adapun
dokumen ini dapat
ditemukan dalam
Lampiran Dokumen
Perda RDTR

Keterangan:
I Diperbolehkan/Diizinkan
T Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas
B Pemanfaatan Bersyarat
X Pemanfaatan Tidak Diperbolehkan
5. PETA RENCANA RINCI TATA RUANG (RDTR) – Penjelasan Kodifikasi
MATRIKS ITBX
No Zona Zona Hunian
Kegiatan R1 R2 R3 R4 R5
Hunian
1. Rumah Tinggal B B I I I
2. Rumah Kopel B B I I I
3. Rumah Deret B I I I I
4. Townhouse B I I I I
5. Rumah susun
rendah B I I T T
6. Rumah susun
sedang I I I T T
7. Rumah susun tinggi I I I T T
8. Asrama I I I I I
9. Rumah kost I I I I I
10. Panti jompo I I I I I

ZONING TEXT
Pemanfaatan Bersyarat secara Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) :
Terbatas (T) : Rumah tunggal, kopel, deret,
Ruko, warung, toko, pasar lingkungan, townhouse, diijinkan dengan syarat :
diijinkan secara terbatas dengan batasan menyesuaikan dengan desain arsitektur
: tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dari rumah-rumah lain yang ada di
KDB maksimum sebesar sekitarnya, serta
60%, memperoleh persetujuan dari Ketua RT
KLB maksimum 1,0-1,8, dan Ketua RW setempat.
KDH minimal 60% dari luas persil. Rumah mewah dan rumah adat
jumlah maksimal perbandingan dari diijinkan dengan syarat:
masing- masing kegiatan lahan tersebut memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan
dengan jumlah rumah yang ada di blok Ketua RW setempat, memperoleh
tersebut adalah 1 : 4 persetujuan dari masyarakat setempat,
serta dibatasi jumlahnya hanya 5 untuk
setiap blok.
ZONING TEXT

KLASIFIKASI ZONING
Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas (T) Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B)

 Pembatasan pengoperasian, baik pembatasan waktu


beroperasinya maupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan
lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan

 Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak  Pemanfaatan tertentu, untuk mendapatkan izin diperlukan
bebas atau ketinggian bangunan persyaratan-persyaratan tertentu, berupa bersyarat umum
dan bersyarat spesifik
 Pembatasan jumlah pemanfaatan, pemanfaatan yang
diusulkan telah ada serta mampu melayani dan belum
memerlukan tambahan bisa jadi diizinkan atau diizinkan
terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan khusus

Dalam penentuan ITBX terkait dengan


Standar Pelayanan Minimal
CONTOH
ZONING TEXT

Contoh Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas (T)

Step 1
Perlu melihat kriteria dari masing-masing
peruntukan yang terdapat dalam pedoman
penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi. Sebagai
contoh zona Rumah Kepadatan Sangat Tinggi (R-1)

Pada zona R-1, difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian


dengan perbandingan yang cukup besar antara jumlah
bangunan rumah dengan luas lahan yaitu
1000 rumah/hektar
CONTOH
ZONING TEXT
Step 2 Step 3
Dalam penetapan kriteria perlu mempertimbangkan Setelah ditetapkan kriteria pemanfaatannya, selanjutnya dimasukkan kedalam matrix ITBX.
intensitas penggunaan lahan pada zona R-1. Sebagai Dapat dilihat bahwa dalam pemanfaatannya ruko termasuk pemanfaatan yang diizinkan namun
terbatas jumlahnya karena berada pada zona perumahan dengan kepadatan yang tinggi (R-1)
contoh pemanfaatan bersyarat terbatas di zona R-1.
CONTOH
ZONING TEXT
Contoh Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B)
Dalam zona rumah kepadatan sedang (R-3), difungsikan untuk
tempat tinggal dengan perbandingan hampir seimbang antara jumlah
bangunan rumah dengan luas lahan, yaitu 40-100 rumah/hektar

Sebagai contoh pemanfaatan untuk SPBU di zona R-3, harus


memperhatikan syarat-syarat tertentu (umum maupun khusus)
sebagai berikut :
1. Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL Pada matrix ITBX tersebut dapat dilihat bahwa dalam
2. Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL pemanfaatannya, SPBU pada zona R-3 termasuk ke dalam
3. Melaksanakan penyusunan ANDALIN pemanfaatan yang diizinkan namun bersyarat tertentu, mengingat
4. Mengenakan biaya dampak pembanguan (development impact fee) pembangunan SPBU dapat menimbulkan dampak pada lingkungan
5. Mendapat persetujuan dari ketua RT/RW, dan masyarakat disekitarnya.
setempat
6. Jumlahnya dibatasi hanya 1 untuk setiap blok
KEBIJAKAN
PENUTUP PENATAAN RUANG

Kementerian
KementerianAgraria
Agrariadan
danTata
TataRuang
Ruang
PENDEKATAN DATA PASAR

• Pendekatan Data Pasar adalah pendekatan yang


menggunakan data penjualan atas properti yang
sebanding ataupun yang hampir sebanding dengan objek
penilaian, didasarkan pada suatu proses perbandingan.
• Analisis HBU (salah satunya dengan mengacu pada
Rencana Tata Ruang) berguna untuk membantu
mengidentifikasi properti pembanding, sehingga nilai
pasar yang diperoleh didasarkan pada penggunaan yang
optimal.
DEFINISI, JENIS IZIN, DAN ACUAN
Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam
kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dasar
Pemberian Izin

IZIN  Diberikan berdasarkan RTRW Kab/Kota


PRINSIP  Izin prinsip belum dapat dijadikan dasar untuk Apabila dasar
RTRW Kab/Kota pelaksanaan kegiatan RTRW Kab/Kota
 Izin lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang > 1 Ha
IZIN LOKASI maupun RDTR
utk non-pertanian dan > 25 Ha utk pertanian
Kab/Kota serta PZ
belum ada, maka
perizinan
IZIN  Izin penggunaan pemanfaatan tanah
PENGGUNAAN
diterbitkan
PEMANFAATAN
merupakan dasar untuk permohonan berdasarkan RTR
TANAH mendirikan bangunan yang berlaku
dengan
memeperhatikan
 Dasar mendirikan bangunan dalam rangka pemanfaatan pedoman yang
RDTR Kab/Kota IZIN diterbitkan Menteri
ruang
MENDIRIKAN  Diberikan berdasarkan peraturan zonasi bidang PR/menteri
PZ BANGUNAN  Sebagai surat bukti dari Pemda untuk mendirikan terkait
bangunan sesuai fungsi yang telah ditetapkan

IZIN LAIN
BERDASARKAN  Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing
PERATURAN sektor dan/atau instansi yang berwenang
PER-UU-AN
DOKUMEN YANG DIJADIKAN ACUAN
PEMILIHAN DOKUMEN PERDA RTR YANG AKAN DIJADIKAN ACUAN:

Dokumen perda RTR yang harus dilihat pertama kali adalah RTRW
Kabupaten/Kota yang merupakan acuan dalam perizinan pemanfaatan ruang
(Pasal 165 PP 15/2010) atau RDTR (jika sudah ada)
RULE OF THUMB ACUAN PERIZINAN untuk DATA PEMBANDING

Sistem Perizinan Pemanfaatan Ruang berdasarkan Pasal 160 s/d Ps. 167 PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

Skala 1:5000 Skala 1:50.000 dan 1:25.000 Skala 1:50.000 atau lebih besar Skala 1:250.000 Skala 1:1.000.000

T
Permohonan RDT Ad
perizinan R a
B

X
I
RTR
Tidak Ada W Ada B
KAB/
KOTA
I
X
Tidak Ada RTR Ada
B
KSN

I
X
RTR Ada
Tidak Ada
PRO B
V

X
Keterangan: B
I Diperbolehkan/Diizinkan RTRW Ada
Tidak Ada
N
T Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas U/PSN
B Pemanfaatan Bersyarat X
X Pemanfaatan Tidak Diperbolehkan
TANTANGAN DAN HARAPAN
PENATAAN RUANG

Kebijakan penataan ruang


TANTANGAN belum dapat dirasakan
secara efektif
Semua pembangunan
HARAPAN mengacu dan terintegrasi
dengan Rencana Tata
Perlunya Ruang yang ada
Percepatan Isu alih fungsi lahan
penyusunan RDTR
Pengembangan sistem
informasi publik bidang Kualitas produk tata
Perkembangan tata ruang yang terpadu dan ruang yang implementatif
teknologi dalam terintegrasi dan tepat guna
Isu Lingkungan, Urbanisasi perencanaan penataan
dan ruang
Kemacetan

Penataan Ruang masih Penataan Ruang sebagai Rencana Tata Ruang yang
dianggap sebagai Value Driver memberikan kepastian
penghambat pembangunan dan kemudahan

Anda mungkin juga menyukai