Anda di halaman 1dari 30

Bagian D - 0

D.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

Dalam memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK), Penyedia Jasa / konsultan


melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah:

1. Membaca KAK dan berusaha untuk mengerti keseluruhan substansinya.

2. Mengikuti Aanwijzing/penjelasan yang diberikan oleh Panitia Pelelangan,


berusaha bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti atau adanya
tambahan penjelasan.

3. Studi literatur tentang peraturan dan perundangan yang terkait dengan


data perumahan.

4. Mendiskusikan substansi pokok dan point-point penting pada intern tim


penyusun usulan teknis untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan
pandangan diantara sesama tim penyusun.

5. Melakukan reconnaisance (survey pengenalan) untuk memahami secara


langsung kondisi umum (potensi dan masalah) yang dapat dilihat secara
visual (sight seeing).

Bagian D - 0
Gambar 1. Di agram Proses Pemahaman Kerangka Acuan Kerja

Studi Terkait pada Paket Penyusunan Masterplan Balingka Kabupaten Agam :


Peraturan Perundangan yang terkait
Studi Literatur yang berkaitan dengan Rencana Induk Pusat Pemerintahan

KAK Pemahaman Apresiasi


& Aanwijzing Terhadap KAK Terhadap KAK

Pekerjaan Penyusunan Masterplan Balingka


(Rencana Pusat Pemerintahan Otonomi Baru)

Pada bagian ini akan disampaikan beberapa tanggapan berkaitan dengan


isi kerangka acuan kegiatan. Tanggapan pertama berkaitan dengan latar
belakang, tanggapan kedua berkaitan dengan pendekatan penanganan
dalam penyusunan pekerjaan ini. Tanggapan ketiga keluaran yang
diharapkan. Sedangkan yang terakhir, berkenaan dengan personil lokal.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP TUJUAN

Tujuan kegiatan ini adalah:

1. Untuk menghasilkan Rancang Bangunan Gedung Perkantoran secara


interior maupun eksterior yang dapat difungsikan sebagai tempat kerja
sesuai standar gedung perkantoran pada Kawasan Rencana Pusat
Pemerintahan Otonomi Baru yang memenuhi syarat-syarat teknis yang
ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkan dari segi arsitektur,

Bagian D - 0
struktur (konstruksi) dan fungsional.

2. Untuk menghasilkan tata letak bangunan gedung perkantoran dan


prasarana pendukungnya diantaranya mesjid/mushola, taman, rumah
makan, tempat parkir, dan system utilitas, yang teratur, indah, efesien
dan sesuai dengan ciri khas Kabupaten Agam.

Konsultan menilai Tujuan dari kegiatan lebih terperinci pada maksud


kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan nantinya.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP MAKSUD KEGIATAN

Maksud yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:

a. Sebagai Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan

Kawasan Rencana Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Baru


Kabupaten Agam di Balingka.
b. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan
perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam
pelaksanaan penyusunan Master Plan Balingka (Pusat Pemerintahan
Daerah Otonomi Baru).
c. Dalam penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memadai sesuai spesifikasi dan standar teknis yang
tercantum dalam KAK ini.

Menurut telaah konsultan maksud yang terdapat didalam Kerangka


Acuan Kerja (KAK) sudah cukup jelas dan dapat dimengerti.

Bagian D - 0
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum kegiatan ini berdasarkan KAK antara lain:

Kabupaten Agam terletak pada kawasan yang sangat strategis,


dimana dilalui jalur Lintas Tengah Sumatera dan Jalur Lintas Barat
Sumatera dan dilalui oleh Feeder Road yang menghubungkan Lintas
Barat, Lintas Tengah dan Lintas Timur Sumatera yang berimplikasi
pada perlunya mendorong daya saing perekonomian, serta
pentingnya memanfaatkan keuntungan geografis yang ada.

Kabupaten Agam mempunyai luas wilayah 2.232,30 km² atau seluas


5,29 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat yang memiliki luas
42.229,04 km². Wilayah administrasi Kabupaten Agam terdiri dari 16
kecamatan dan 82 Nagari.

Kabupaten Agam merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

Sumatera Barat. Kabupaten Agam terletak antara 00 o01'34'' -

00o28'43'' lintang selatan dan 99o46'39'' - 100o32'50'' bujur timur.


Dengan batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman Dan Pasaman


Barat
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh Kota
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman

Dan Kabupaten Tanah Datar


 Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia

Kabupaten Agam memiliki sebuah danau yaitu Danau Maninjau dengan luas
perairan ± 9.950 Ha dan kedalaman 157 m dari permukaan air rata-rata.
Kabupaten Agam juga memiliki wilayah pantai dengan panjang garis pantai ±
43 km dan memiliki 2 (dua) buah pulau yaitu pulau Tangah dan Pulau Ujung

Bagian D - 0
dengan luas masing-masing pulau seluas ± 1 Km². Kabupaten Agam terdapat
dua buah gunung, yaitu Gunung Merapi dengan ketinggian 2.891 mdpl dan
Gunung Singgalang dengan ketinggian 2.877 mdpl. Selain itu terdapat 3
aliran sungai yang besar, yaitu Batang Masang Kiri dengan luas 78.738 Ha,
Batang Antokan dengan luas 49724 Ha, dan Batang Masang kanan dengan
luas 46.052 Ha.

Dengan Luas Luasnya Kabupaten Agam tersebut timbul keinginan untuk


membentuk Daerah Otonomi Baru di Kabupaten Agam dalam rangka
meningkatkan dan mendekatkan pelayanan ke masyarakat, karena selama
ini apabila masyarakat yang tinggal di Palupuh membutuhkan pelayanan ke
Pusat Pemerintahan Kabupaten di Lubuk Basung membutuhkan waktu
lebih kurang 3 Jam. Untuk itu direncanakan membentuk Daerah Otonomi
Baru dengan Pusat Pemerintahan di Nagari Balingka Kecamatan IV Koto.

Dengan direncananakannya pembentukan daerah otonomi baru dengan


pusat pemerintahan di Nagari Balingka diharapkan pengembangan wilayah
dan pelayanan ke masyarakat lebih optimal. Kecamatan IV Koto diajukan
sebagai calon ibukota karena lokasinya yang sangat strategis sebagai
ibukota yang berada relativ tidak jauh dari Kecamatan yang ada di Agam
Bagian Timur dan juga ketersediaan lahan yang mencukup untuk dijadikan
sebagai ibu kabupaten daerah otonomi dan pusat pemerintahan yang baru.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintahan Kabupaten Agam


menyusun program penyusunan rencana detail dalam bentuk format
Masterplan yang menyeluruh (holistik) dan terintegrasi efisiensi, efektivitas
pemanfaatan lahan dalam rangka menciptakan kawasan perkantoran yang
lebih teratur serta keinginan memberikan pelayanan yang optimal dibidang
pelayanan publik dengan kondisi dan realitas keterbatasan Lahan yang
tersedia saat ini, maka merupakan suatu keharusan untuk melakukan

Bagian D - 0
Penyusunan Masterplan Balingka (Rencana Pusat Pemerintahan Daerah
Otonomi Baru) di Kabupaten Agam.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Kabupaten


Agam Tahun Anggaran 2018 melalui Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan
kegiatan penyusunan Master Plan Balingka (Rencana Pusat Pemerintahan
Daerah Otonomi Baru).

Diharapkan dengan kegiatan tersebut kawasan Master Plan Perkantoran


sebagai bangunan gedung negara dapat diwujudkan dengan sebaik-
baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,
dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi
perkembangan daerah.

Konsultan menilai bahwa Gambaran Umum yang diuraikan di dalam


KAK sudah jelas dalam memberikan gambaran terhadap latar
belakang dilaksanakannya pekerjaan ini.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP DASAR HUKUM

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun


1945;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 61 tahun 1958 tentang


Penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Darurat Nomor 19
Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra
Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau menjadi Undang-

Bagian D - 0
Undang Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 112) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1979;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2043);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang
Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3470);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 Tentang
Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 3647);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

Bagian D - 0
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 4412);
9. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3477);

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004


Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undang Republik
Indonesia (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004
Tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 85 Tahun 2004, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4411);
13. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 104, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4421);
14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Bagian D - 0
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah dua kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007
tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);

Bagian D - 0
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);

21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009


tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);
22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998
tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

Bagian D - 0
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4490);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4532);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia 2006 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2006 Nomor
4624);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4655);

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010

Bagian D - 0
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1503);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5112);

D.2. Keputusan Menteri

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perkembangan


Perkotaan;
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

630/KPTS/M tahun 2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut


Fungsi;
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

631/KPTS/M tahun 2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut


Status;
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

468/KPTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis BangunanGedung;


14. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

441/KPTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis Aksebilitas Pada


Bangunan Umum danLingkungan;
15. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

10/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap


Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung danLingkungan;

Bagian D - 0
Secara umum cukup jelas mengenai dasar hukum penyusunan
kegiatan ini namun demikian konsultan akan menambahkan
beberapa dasar hukum lainnya dalam penyusunan kegiatan ini yang
tentukan singkron dengan pekerjaan Penyusunan Masterplan
Balingka ini.

D.3. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP LOKASI KEGIATAN

Lokasi Pekerjaan Penyusunan Penyusunan Masterplan Balingka.

LOKASI KEGIATAN

Bagian D - 0
D.4. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP SUMBER PENDANAAN

Kegiatan ini bersumber dari APBD Kabupaten Agam TA. 2018.

Waktu tergolong cukup panjang konsultan akan mengupayakan


untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dan tepat waktunya,
dengan perencanaan schedule pekerjaan dan scudule tenaga ahli
yang pas konsultan merasa optimis pekerjaan ini dapat selesai
dalam waktu 150 (Seratus Lima Puluh) hari atau 5 (lima) bulan
dengan biaya sebagaimana tertuang didalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK).

D.5. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP METODE PELAKSANAAN


DAN LINGKUP PEKERJAAN

Metode Pelaksanaan

Berdasarkan PP No. 10/2000 tentang ketelitian peta berupa Digital


yang telah diterapkan, maka perlu dipertimbangkan pembuatan
peta berbasi digital yang dapat dilengkapi dengan data atribut yang
mengikutinya, sehingga semua data dan peta dapat diperlihatkan
dalam sebuah lembaran baik cetak, maupun komputer. Penerapan
pemetaan digital ini sekaligus mendukung penerapan Sistim
Informasi Geografi (SIG) dalam perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi pembangunan. Pada dasarnya pembuatan
peta digital ini, selain dilakukan pengukuran di darat, dapat pula
dilakukan melalui pemotretan udara menggunakan teknologi
sederhana seperti pesawat ringan yang ada, atau foto satelit
dengan density yang tinggi. Untuk itu salah satu kesepakatan yang
hendak di dapat dari pengelola proyek adalah mengidentifikasi

Bagian D - 0
objek atau daerah analisis dengan pendekatan foto udara atau
satelit, peta situasi digital dan beberapa basis data lainnya. Dalam
menyusun Masterplan, data yang disajikan berupa unsur-unsur
permukaan bumi (bentuk eksisting) pada lokasi studi, dimana pada
produk akhir nantinya akan disajikan kedalam skala yang sesuai
dengan kondisi sebenarnya, yang dapat digunakan untuk analisis
yang lebih detail.
Perkembangan teknologi komputer saat ini mengalami kemajuan
yang cukup signifikan baik di bidang perangkat kerasnya (hardware)
maupun pada perangkat lunaknya (software). Hal ini membawa
pengaruh yang sangat besar dalam mendukung kemajuan teknologi
disegala bidang termasuk diantaranya teknologi informasi.
Pengaruh yang terjadi pada satu bidang ilmu akibat perkembangan
teknologi dan sistem komputer tersebut dapat merubah dari segi
metodologi, peralatan, efisiensi dan kualitas satu produk. Bahkan
juga mampu menghubungkan berbagai disiplin ilmu
(interoperability) dalam mengahsilkan sesuatu. Perkembangan
teknologi informasi dan teknologi digital yang begitu pesat
sekarang ini dapat dimanfaatkan bagi perencanaan dan pengelolaan
pembangunan.

Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup kegiatan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

1) Menyiapkan metodologi dan rencana kerja

2) Menyebarluaskan informasi kegiatan penyusunan

Bagian D - 0
Masterplan Balingka Kabupaten Agam.

3) Menghadiri kegiatan koordinasi awal sampai akhir


kegiatan

b. Tahap Koordinasi Awal di daerah

1) Melakukan koordinasi dengan pemberi kerja di


Kabupaten Agam.

2) Membentuk tim/kelompok kerja kegiatan Masterplan


Balingka ini.

c. Tahap Penyusunan

1) Survey data sekunder dan primer yang diperlukan

2) Melakukan kajian pustaka, identifikasi kondisi eksisting,


permasalahan dan potensi, analisa dan perumusan materi
muatan yang akan diatur dalam laporan.

3) Pendataan, dan Pengukuran.


Inti materi dari tahap ini adalah persiapan serta
pelaksanaan survey kekawasan.Tahap ini diawali dengan
diskusi pembahasan dengan tim teknis, sekaligus untuk
membahas laporan pendahuluan serta persiapan
kelokasi survey. Apabila perangkat pelaksana survey
telah siap dan disetujui subsatnsinya oleh pemberi
kerja, tim akan turun kelapangan untuk mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan. Kunjungan ke lapangan
direncanakan akan dilaksanakan, dengan terlebih
dahulu mengunjungi instansi terkait. Dalam pertemuan
tersebut, sekaligus akan disampaikan keseluruhan

Bagian D - 0
proses dan tahapan serta pemahaman awal tim tentang
wilayah perencanaan dan kawasan kepada tim teknis
sebagai mitra terdepan konsultan dilapangan. Tahapan
pelaksanaan pekerjaan ini akan menghasilkan:

- Tersepakatinya design, metode dan rencana kerja.


- Tersusunnya rencana pelaksanaan survey.

- Terpahaminya gambaran awal permasalahan dan

isu fisik kawasan serta keterkaitannya dengan


wilayah sekitarnya.
- Tersepakatinya batasan dan luasan kawasan

perencanaan

- Tersepakatinya arah perencanaan.

Survey kegiatan ini meliputi kunjungan kelapangan


(lokasi) dan kunjungan ke instansi terkait untuk
mengetahui kelayakan fisik dan lingkungan lokasi
wilayah perencanaan. Pelaksanaan survey primer ini
diharapakan dapat memperoleh data yang lebih akurat,
terfokus dan informatif, serta tersusunnya peta
topografi pada seluruh kawasan perencanaan dengan
skala 1:1000.

4)Perumusan Draf rencana dan Perkiraan


Kebutuhan Pelaksanaan Pembangunan
Tahap ini akan dilaksanakan secara paralel dengan tahap
survey, dimana data-data yang sudah diperoleh langsung
diolah/analisis. Maksud pelaksanaan secara paralel adalah
untuk lebih mengefektifkan waktu pelaksanaan

Bagian D - 0
pekerjaan, dengan kata lain ketika data lapangan
diperoleh dengan segera pentabulasian dan
penstrukturan data akan dilaksanakan. Proses kompilasi
data direncanakan akan berlangsung selama 3 minggu.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini akan menghasilkan:

- Terwujudnya analisis

- Konsep dan Gambar serta Draf rancangan

- Peta dasar/pengukuran lapangan Identifikasi


pengembangan dan permasalahan
5) Perumusan Rencana
Tahapan ini merupakan proses penyusunan perumusan
rencana dari hasil analisis untuk memberikan alternatif
perencanaan sebagai sintesa penganan pekerjaan. Hasil
yang akan dicapai pada tahapan ini adalah :

- Jumlah Pegawai dan kebutuhan Gedung Perkantoran


- Proyeksi kebutuhan ruang kerja

- Kebutuhan Pengembangan Blok Plan Perkantoran.

- Manajemen Operasional
- Analisis Finansial

- Analisis Sistem Persampahan

- Analisis jaringan utilitas

- Analisis jaringan prasarana lainnya

6)Pembuatan Masterplan
Yang terdiri dokumen yang akan menjadi standar dalam
dokumen perencanaan DED termasuk program bangunan
dan lingkungan serta didetaillkan ke dalam program ruang
setiap bangunan yang direncanakan secara spasial dan

Bagian D - 0
memiliki unsur kebudayaan daerah sebagai ciri khas dari
daearah setempat, dimana keluarannya diantaranya
adalah : Dokumen survey dan Review Analisis, Denah Site
dan Layout, Denah bangunan Rencana, Gambar Tampak
Bangunan, Perspektif Tiga Dimensi, Animasi, Maket dan
Laporan serta Pagu indikatif pembiayaan masing-masing
bangunan/sarana dan prasarana kawasan pusat
pemerintahan daerah otonomi baru.

7)Tahap Finalisasi

1) Mengikuti presentasi akhir di diaerah

2) Menyusun pelaporan kegiatan.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KELUARAN

A. Keluaran

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat :

a) Metodologi pelaksanan kegiatan

b) Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;

c) Jadwal kegiatan penyedia jasa.

d) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;

e) Kajian peraturan perundang-undangan

f) Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang mencakup


pelaksanaan dan pengendalian program.

Bagian D - 0
g) Penyusunan jadwal pelaksanaan kerja konsultan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 1 (satu)


bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku
laporan termasuk asli.

2. Laporan Antara

Disini konsultan telah menyajikan hasil pengukuran ke


lapangan dalam bentuk peta topografi 1:1000 hasil
pengukuran dan data primer serta data sekunder lainya.

 Analisa/rumusan hasil survey

 Konsep Perencanaan/Perancangan Masterplan

 Draft rumusan awal Masterplan

 merumuskan urban design guidelines, pengendalian dan

pelaksanaan serta pengelolaan Pembangunan Kawasan


Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Baru
 Analisis perkembangan Kebutuahan Kantor, OPD,
Karyawan/i, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal
konsolidasi lahan perencanaan, daya dukung prasarana dan
fasilitas lingkungan, serta kajian aspek signifikansi historis
kawasan.
 Analisis program infrastruktur Pusat Pemerintahan dan

lingkungan, memuat gambaran dasar penataan pada lahan


perencanaan yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan
penjabaran gagasan desain dasar secara lebih detail dari
masing-masing elemen desain. Komponen dasar
perancangan meliputi: visi pembangunan, konsep

Bagian D - 0
perancangan infrastruktur Pusat Pemerintahan dan
lingkungan, konsep komponen perancangan zona
Pemerintahan, zona administrasi, dan zona komersial, blok-
blok pengembangan zona dan program penanganannya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam
puluh ) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 buku
laporan.

3. Laporan Draft Akhir

Laporan Draf Final Master Plan Rencana Pusat Pemerintahan


Daerah Otonomi Baru,
Tahapan ini merupakan proses penyusunan perumusan
rencana dari hasil analisis untuk memberikan alternatif
rancangan perencanaan berisi minimal;

- Identifikasi Pengembangan dan Permasalahan


- Proyeksi kebutuhan ruang kerja
- Kebutuhan Pengembangan Blok Plan Perkantoran.
- Jumlah Pegawai dan kebutuhan Gedung Perkantoran
- Manajemen Operasional
Laporan final menguraikan hasil pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan termasuk permasalahan yang dihadapi
dari awal pelaksanaan kegiatan sampai saat laporan disusun
beserta konsep produk akhir pekerjaan.

Laporan ini harus terlebih dahulu dibahas dalam rapat yang


dihadiri oleh tim teknis, serta telah ada sebaran data di Peta
nantinya.

Bagian D - 0
Laporan akhir dibuat sebanyak 5 eksemplar (set) dan
diserahkan selambat - lambatnya pada akhir masa kontrak.
Laporan akhir dilengkapi dengan :

a. Data digital laporan dan peta (GIS) dalam bentuk CD


sebanyak 5 set

b. Album Peta A1 sebanyak 1 album

c. Album Peta berbasis geospasial A3 sebanyak 2 album


Laporan Akhir merupakan hasil sementara pelaksanaan
kegiatan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 4
(empat) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan termasuk asli.

- Pagu indikatif pembiayaan masing-masing bangunan/sarana

dan prasarana kawasan pusat pemerintahan daerah otonomi


baru.
- Rancangan Masterplan ;
• Peta hasil survei dan design.
• Gambar-gambar terdiri dari:
 Gambar pradesign seluruh bangunan gedung dalam
kawasan.
 Sempadan Bangunan

 Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

 Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

 Koefisien Daerah Hijau (KDH)

 Pengaturan kaveling/petak lahan

 Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan

 Sistem jaringan jalan dan pergerakan

 Sistem sirkulasi kendaraan umum dan pribadi

Bagian D - 0
 Sistem parkir

 Sistem perencanaan jalur servis/pelayanan lingkungan

 Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda

 Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (pedestrian


linkage)
 Sistem ruang terbuka umum

 Sistem pepohonan dan tata hijau

 Area jalur hijau

 Konsep identitas lingkungan

 Konsep orientasi lingkungan

 Sistem jaringan air bersih

 Sistem jaringan air limbah dan airkotor

 Sistem jaringan persampahan

 Sistem jaringan listrik

 Sistem jaringan telepon

 Sistem jaringan internet

 Sistem jaringan pengamanan kebakaran

 Sistem jalur penyelamatan atau evakuasi

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua


puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 buku laporan.

4. Laporan Akhir

Secara subtansi sama dengan Laporan Draft Akhir, akan tetapi


laporan akhir merupakan hasil penyempurnaan setelah
mendapat masukan dari hasil diskusi dengan Tim Teknis dan
Seminar dengan Stakehoder.

Bagian D - 0
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus
lima puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 buku
laporan.

5. Summarry Report

Laporan ringkasan dari setiap tahapan diskusi atau seminar untuk


setiap tahapan diskusi sebagai berikut:
 Diskusi Laporan Pendahuluan 5 Examplar.
 Diskusi Laporan Fakta Analisa 5 Examplar.
 Diskusi Laporan Draft Rencana 5 Examplar.
 Diskusi/Seminar Laporan Akhir 10 Examplar.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL

Dalam Pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan Masterplan Balingka


Kabupaten Agam ”, tenaga ahli yang terlibat antara lain meliputi :

a. Ketua Tim /Team Leader

Team leader dengan latar belakang pendidikan S1 planologi, dan


berpengalaman di bidangnya minimal 5 ( tahun); Tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai dan Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan,
untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan konteks regional
nasional kota/kawasan yang bersangkutan, Melakukan kerjasama
dengan Instansi terkait di lokasi studi dalam menerjemahkan
Penyusunan Masterplan Balingka.

Bagian D - 0
b. Tenaga Ahli Arsitektur

Tenaga Ahli Arstektur disyaratkan seorang Sarjana Arsitektur


Strata 1 (S1) jurusan Arsitektur lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan
Penyusunan Design Lanscape suatu kawasan atau sejenisnya
dengan pengalaman profesional 5 tahun, mempunyai sertifikat
keahlian Lanscape/Arsitektur yang telah mempunyai pengalaman
dalam Penyusunan Masterplan atau sejenisnya.

c. Tenaga Ahli Prasarana Kota/Wilayah.


Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau
yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan
Penyusunan Masterplan atau sejenisnya dengan pengalaman 5
tahun, mempunyai sertifikat keahlian Teknik Bangunan Gedung
yang telah mempunyai pengalaman dalam Penyusunan Masterplan
atau sejenisnya

d. Ahli Lingkungan
Jenjang pendidikan minimal S1 Lingkungan, lulusan perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi
dan berpengalaman 5 tahundalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
sub bidang yang diminta, yang dibuktikan dengan ijazah dan

Bagian D - 0
referensi. Tenaga ahli ini bertanggung jawab pada materi yang
menyangkut bidang keahliannya.

Untuk mendukung kegiatan ini dibutuhkan juga beberapa


tenaga pendukung yang terdiri dari :

1. Asisten Ahli Pemetaan / GIS


2. Asisten Ahli Teknik Arsitektur Lanscape
3. Asisten Ahli Pengukuran
4. Surveyor
5. Tenaga Pembantu Lapangan
6. Adminitrasi Proyek.
7. Drafter (CAD, 3D. Arc. GIS Dlll).
8. Driver.

Pada prinsipnya penyediaan tenaga ahli mencerminkan permasalahan


serta kebutuhan penanganan dalam kaitannya dengan substansi
pekerjaan serta permasalahan yang dihadapi.

Untuk kebutuhan tenaga ahli yang sudah ditentukan, konsultan akan


memenuhi kebutuhan tersebut, namun dengan perhatian besar pada
strategi untuk mengoptimalkan personil dalam kerangka waktu
pekerjaan yang cukup pendek ini, melalui pembagian tugas yang jelas
serta pemanfaatan waktu secara penuh.

Dukungan dari Pengguna Jasa/PPK kepada Konsultan merupakan bagian


yang dapat memberikan nilai tambah, seperti misalnya penyediaan data,
kelancaran administrasi, maupun hal lainnya, perlu diperhatikan agar
target dari setiap tahapan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini
dapat terpenuhi dan memperoleh hasil yang optimal.

Bagian D - 0
Selain itu terdapat tenaga penunjang untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan seperti Sekretaris dan Operator Komputer. Berdasarkan
kebutuhan kegiatan tersebut, maka dirasakan kebutuhan terhadap
tenaga ahli sudah cukup memadai.

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN


PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan adalah selama 5 (lima) bulan


terhitung dari diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Berikut ini jadwal pelaksanaan kegiatan:

Bagian D - 0
Bulan
No Tahapan /
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A TAHAPAN KEGIATAN
I. Tahap Persiapan
1. Pemahaman terhadap KAK
2. Penyiapan rencana kerja dan perangkat survei
3. Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan kerja
4. Mobilisasi peralatan serta personil
II. Pengumpulan Data dan Informasi
1. Survey dan Pengukuran
2. Kebijakan dan Peraturan terkait
3. Kondisi fisik/lingkungan dan sumber daya alam
4. Sumber daya buatan/prasarana dan sarana
5. Kependudukan dan sumber daya manusia
6. Perekonomian, sosial dan budaya
7. Kelembagaan
8. Data lainnya sesuai karakteristik wilayah Kabupaten
Agam
Tahap Analisis Terhadap Data dan
III.
Analisis Kawasan Perencanaan
1. Analisis peran dan fungsi Kawasan
2. Analisis karakteristik wilayah
3. Analisis daya dukung Fisik dan Lingkungan
4. alisis daya tampung wilayah
6. Analisis kebutuhan ruang/Gedung/Kantor

Bagian D - 0
D.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG
DARI PPK
Personil dan fasilitas pendukung yang disediakan oleh penggunan jasa
guna membantu kelancaran pekerjaan ini menurut konsultan minimal
sebagai berikut :
 Tim teknis / Pengelola teknis, merupakan tim internal yang dibentuk
oleh Pengguna Jasa/PPK sebagai perwakilan Pengguna Jasa/PPK
dalam pengelolaan aspek teknis, dimana tim ini bertugas memandu
konsultan agar hasil akhir pekerjaan ini secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan dan aplikatif sesuai dengan keinginan
Pengguna jasa/PPK sebagai representasi dari pemberi tugas.
 Dukungan administrasi, berupa surat survey untuk tim ahli konsultan
guna mendapatkan data-data yang memerlukan legalitas dari
pemberi tugas.

Peralatan atau fasilitas pendukung lainnya yang diharapkan ada adalah


standar-standar teknis yang biasa digunakan di instansi ini, peta-peta
dasar lokasi, peraturan yang berkaitan dengan pekerjaan ini, maupun
hasil studi terdahulu yang berhubungan dengan pekerjaan ini sebaiknya
disediakan juga oleh Pengguna jasa/PPK. Adapun peralatan atau fasilitas
pendukung dalam pekerjaan ini seluruhnya disediakan oleh konsultan.

Bagian D - 0

Anda mungkin juga menyukai