Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN PENYUSUNAN RTRW DAN RDTR

SESUAI PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
JAKARTA, 10 JULI 2019

Oleh:
Reny Windyawati, ST, M.Sc
Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah
OUTLINE
1 UU NO.26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
2 PRINSIP HIERARKIS DAN KOMPLEMENTER
3 PENTINGNYA RENCANA TATA RUANG DALAM PERIZINAN
4 KERANGKA KERJA DITJEN TATA RUANG, KEMEN. ATR/BPN
5 PROSES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG
6 MUATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
7 MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI
UU NO.26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan


upaya pembentukan upaya untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
landasan hukum bagi kinerja penataan ruang pelaksanaan perencanaan tata ruang, upaya agar
Pemerintah, pemerintah yang diselenggarakan oleh pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang penyelenggaraan
daerah, dan masyarakat Pemerintah, pemerintah Ps. 1 angka 11 penataan ruang
dalam penataan ruang daerah, dan masyarakat dapat diwujudkan
Ps. 1 angka 9 Ps. 1 angka 10 Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian sesuai dengan
Tata Ruang Ruang Pemanfaatan ketentuan peraturan
Ruang perundang-undangan
Suatu proses Upaya untuk mewujudkan
penetapan ketentuan ❑ Pemerintah kepada Ps. 1 angka 12
pemerintah daerah dan untuk menentukan struktur ruang dan pola Upaya untuk
peraturan perundang- struktur ruang dan ruang sesuai dengan RTR mewujudkan tertib
masyarakat
undangan bidang pola ruang yang melalui penyusunan dan tata ruang
❑ Pemerintah pelaksanaan program serta
penataan ruang ❑ Pemantauan
provinsi kepada meliputi pembiayaannya
termasuk pedoman ❑ Evaluasi
pemerintah penyusunan dan ➢ Peraturan zonasi
bidang penataan kabupaten/kota dan ➢ Perizinan
penetapan RTR ❑ Pelaporan
ruang.
Ps. 12 masyarakat Pelaksanaan program ➢ Insentif-
❑ Pemerintah Penyusunan pemanfaatan ruang disinsentif Ps.55 ayat (2)
kabupaten/kota Rencana Tata beserta pembiayaannya ➢ Pengenaan
kepada masyarakat sanksi
Ruang
Ps. 13

Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:


1. Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan RI yang rentan terhadap bencana
2. Potensi sumber daya alam, SDM, sumber daya buatan; kondisi ekonomi, sosial,
budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan
3. Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.
3
PRINSIP HIERARKIS DAN KOMPLEMENTER

4
PENTINGNYA RENCANA TATA RUANG DALAM PERIZINAN

Proses Perizinan Pengaturan Rencana Perizinan terkait RTRWKab/Kota,


Skala Peta
(UU 26/2007 & PP 15/2010) Tata Ruang KSN, RDTR (Skala 1:50.000)

RTRW Nasional
Pedoman Penetapan Lokasi dan RTRW Kab/Kota, KSN dan RDTR
(PP No. 26 Tahun 2008 jo. PP 1 : 1.000.000
Fungsi Ruang untuk Investasi
13/2017) digunakan sebagai dasar
Penerbitan Izin:
Pedoman Penetapan Lokasi dan RTR Pulau/Kepulauan
1 : 500.000
Fungsi Ruang untuk Investasi (Perpres)
• Izin Usaha Pertambangan
Pedoman Penetapan Lokasi dan RTRW Provinsi
1 : 250.000
• Izin di bidang Transportasi
Fungsi Ruang untuk Investasi (Perda Prov)
• Izin di bidang Pekerjaan
Umum
Pengaturan Zonasi RTR Kawasan Strategis Nasional
1 : 50.000 • Izin Lokasi
Pengembangan Kawasan (Perpres)
• Izin Lingkungan
Pengaturan Zonasi RTR Kawasan Strategis Provinsi 1 : 50.000
Pemanfaatan Ruang (Perda Prov) 1 : 25.000 • Izin Mendirikan Bangunan
• Administrasi Pertanahan
Dasar penerbitan IMB, Izin Lokasi Rencana Rinci (Detail) Tata Ruang
1 : 5.000
(langsung) Kecamatan

Lembar Kerja / Urban Design


Pemberian Izin Bangunan
Guideline 1 : 2.000
(Ketinggian, Bentuk)
(SK Kepala Dinas Tata Kota)

5
….LANJUTAN
UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 23 ayat 2
2) Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedoman untuk:
a.….
b.….
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untukinvestasi;
Pasal 26 ayat (2) dan (3)
2) Rencana tata raung wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk:
a.….
b.….
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untukinvestasi;
3) Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan
administrasi pertanahan
PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pasal 165

1) Izin prinsip dan izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1) huruf a dan huruf b diberikan berdasarkan rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota
2) Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1) huruf c diberikan berdasarkan izin lokasi
3) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1) huruf d diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang
dan rencana zonasi
6
KERANGKA KERJA DITJEN TATA RUANG, KEMEN. ATR/BPN
Optimalisasi Daya Dukung
Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi

UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


▪ PP 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Tata Ruang ▪ PP 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang

Transparansi perlu dilakukan dalam 1. Permendagri No. 13 Tahun 2016 tentang Evaluasi
Proses Perencanaan dan Produk Rencana Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Daerah
1. GIS TARU (Produk) 2. Permen ATR/BPN No. 6 Tahun 2017 tentang Tata
• Aplikasi RTR Online
IGT Cara Peninjauan Kembali RTRW
3. Permen ATR/BPN No. 8 Tahun 2017 tentang
• Aplikasi RDTR Interaktif Pedoman Pemberian Persub dalam rangka
• RTR Builder Penetapan Perda tentang RTR Prov/Kab/Kota
2. API Services OSS  GISTaru 4. Permen ATR/BPN No. 1 Tahun 2018 tentang
(RDTR – RTRW) Pedoman Penyusunan RTRW Prov, Kab, dan Kota
5. Peraturan Menteri Sektor lainnya

Kesepakatan
Stakeholders IGT (Tematik):
• PP RTRWN Ekonomi 1. IGT Kawasan Hutan
2. IGT Lahan Baku Sawah
• Perpres RTR KSN Rencana Tata Ruang 3. IGT Penguasaan dan
• Perda RTRW P/K Pemanfaatan Tanah
• Peta Pola Ruang
• Perda RDTR 4. IGT Jenis Tanah
• Peta Struktur Ruang
• Batang Tubuh (Kaidah, Norma, 5. IGT Topografi
KUPZ/APZ/PZ 6. IGT Muka Air Tanah
• Indikasi Program 7. IGT Wilayah Pertambangan
• ITBX 8. IGT Infrastruktur
• Daftar KSN/KSP/KSK 9. ......dst
7
PROSES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG
Persiapan
Tahapan Penyusunan RTR
Proses penyusunan Rencana Tata Ruang Pengumpulan Data
Prosedur Penyusunan RTR

(Proses Teknokratis) Pengolahan dan Analisis


Data

Perumusan
Proses di Pelibatan peran masyarakat dalam Konsepsi RTR
Daerah perumusan konsepsi RTR (Proses Partisipatif)

Pembahsan rancangan RTR oleh pemangku


kepentingan (Proses Politis) Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah tentang RTR
(Legal Drafting)
Prosedur Penetapan

Proses di Pembahasan antar instansi terkait dan


Pusat Proses Persetujuan Substansi Analisis spatial proses pengolahan data:
• Analisis penginderaan jauh
• Analisis superimpose peta tematik
Proses di • Analisis kenampakan time series
Pembahasan antar pemda dengan DPRD • Analisis data kondisi fisik dan lingkungan
Daerah • Analisis dan proyeksi data kependudukan
• Analisis topologi

Sumber: PP 15/2010 tentang Penyelenggaraaan Penataan Ruang


8
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SESUAI PERMEN ATR/KA. BPN NOMOR 1 TAHUN 2018
Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah

1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi

2. Rencana Struktur Ruang

3. Rencana Pola Ruang

4. Penetapan Kawasan Strategis

5. Arahan Pemanfaatan Ruang

6. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

10
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Kriteria Perumusan
‐ mendukung tujuan penataan ruang yang tercantum pada RTR di atasnya melalui keterpaduan antar sektor, wilayah, &
masyarakat
‐ mewujudkan aspek keruangan yang harmonis dengan RPJPD
‐ mengakomodasi fungsi dan peran yang telah ditetapkan dalam RTRW di atasnya
Tujuan ‐ memperhatikan isu strategis, potensi unggulan dan karakteristik wilayah
‐ jelas, spesifik, terukur & dapat dicapai dalam jangka waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun
‐ tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
‐ mampu menjabarkan tujuan penataan ruang wilayah
Kebijakan ‐ mampu menjawab isu strategis di wilayah
‐ mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang dimiliki
‐ tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
‐ menjabarkan kebijakan penataan ruang wilayah ke dalam langkah-langkah yang dirinci dengan target pencapaian 5
(lima) tahunan)
‐ harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah
‐ berfungsi sebagai arahan bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
Strategi ‐ berfungsi sebagai dasar penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
‐ jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan
‐ tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

11
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (2)

2. Rencana Struktur Ruang


Rencana Struktur Ruang meliputi:
a) sistem perkotaan untuk wilayah provinsi atau
kabupaten dan sistem pusat pelayanan untuk
wilayah kota;
b) Sistem jaringan prasarana wilayah daerah
provinsi, daerah kabupaten atau kota.

RTRW provinsi RTRW kabupaten RTRW kota


(skala 1:250.000) (skala 1:50.000) (skala 1:25.000)
1. Pusat kegiatan
a. PKN a. PKN a. PPK
b. PKW b. PKW b. Sub-pusat
c. PKL c. PKL pelayanan kota
d. PKSN d. PKSN c. Pusat
e. PPK lingkungan
f. PPL

Ilustrasi Peta Rencana Struktur Ruang Wil. Prov.

12
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (3)

3. Rencana Pola Ruang


Rencana Pola Ruang meliputi :
a) Kawasan lindung; dan
b) Kawasan budidaya
RTRW provinsi RTRW kabupaten RTRW kota
(skala 1:250.000) (skala 1:50.000) (skala 1:25.000)
1. Kawasan Peruntukan Lindung

Kawasan yg memberikan perlindungan thd kawasan bawahannya

1) kawasan hutan lindung 1) kawasan hutan


2) kawasan lindung gambut lindung
3) kawasan resapan air 2) kawasan lindung
gambut
2. Kawasan Peruntukan Budi Daya 3) kawasan resapan air

Kawasan
pertanian
1) Kawasan tanaman pangan 1) Kawasan tanaman
pangan
2) Kawasan hortikultura
2) Kawasan hortikultura
3) Kawasan perkebunan
3) Kawasan
4) Kawasan peternakan
perkebunan
(+penggembalaan umum)
4) Kawasan peternakan
(+penggembalaan Ilustrasi Peta Rencana Pola Ruang Wil. Prov.
umum)
13
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (4)

4.Penetapan Kawasan Strategis


‐ Mendukung tujuan penataan ruang wilayah
‐ Tidak bertentangan dengan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
‐ Berdasarkan nilai strategis dari aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
penanganan kawasan
‐ Kesepakatan Masyarakat berdasarkan kebijakan terhadap tingkat
kestrategisan kawasan yang ditetapkan
‐ Berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah
‐ Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah provinsi yang
memiliki kekhususan
Kriteria ‐ Menyebutkan dan memperhatikan kawasan strategis nasional yang berada di
wilayah
‐ Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki
kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian
kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang jelas
‐ Mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah dan kemampuan pemerintah
daerah untuk bekerja sama dengan badan usaha dan/atau masyarakat
‐ Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai
dengan kepentingan pembangunan wilayah
‐ Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
‐ KS pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi Peta Rencana Kawasan Strategis Wil. Prov.
‐ KS sosial budaya
Tipologi
‐ KS pendayagunaan sumber daya alam/teknologi tinggi
‐ KS fungsi daya dukung lingkungan hidup

14
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (5)

5. Arahan Pemanfaatan Ruang 6. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang


‐ Berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan
penetapan kawasan strategis provinsi
‐ Mendukung program utama penataan ruang nasional ‐ Berdasarkan rencana struktur ruang dan rencana
‐ Dapat diacu dalam penyusunan RPJM pola ruang
‐ Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka ‐ Mempertimbangkan penetapan kawasan strategis
waktu perencanaan ‐ Mempertimbangkan permasalahan, tantangan, dan
‐ Mempertimbangkan keterpaduan antar program pengembangan potensi yang dimiliki
Kriteria Kriteria
wilayah & rencana induk sektor di daerah ‐ Terukur, realistis, dan dapat diterapkan
‐ Konsisten & berkesinambungan terhadap program yang disusun, ‐ Mempertimbangkan aspirasi masyarakat dalam
baik dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan penetapannya
‐ Mempertimbangkan kemampuan pembiayaan, & kapasitas daerah ‐ Melindungi kepentingan umum
serta pertumbuhan investasi ‐ Mengacu pada peraturan perundang-undangan
‐ Mempertimbangkan aspirasi masyarakat
‐ Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan

Indikasi arahan/ketentuan umum peraturan zonasi


‐ Perwujudan rencana struktur ruang wilayah
Arahan perizinan
Cakupan ‐ Perwujudan rencana pola ruang wilayah Muatan
Arahan insentif & disinsentif
‐ Perwujudan kawasan-kawasan strategis
Arahan sanksi

15
Tata Cara Penyusunan RTRW Provinsi

16
Tata Cara Penyusunan RTRW Kabupaten/Kota

17
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAN PERATURAN ZONASI
SESUAI PERMEN ATR/KA. BPN NOMOR 16 TAHUN 2018
Muatan Rencana Detail Tata Ruang

1. Tujuan Penataan BWP

2. Rencana Struktur Ruang

3. Rencana Pola Ruang

4. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya

5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang

19
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (2)

1. Tujuan Penataan BWP


Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai
sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila
diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema
yang akan direncanakan di BWP.

Tujuan penataan BWP berfungsi:


a. sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana struktur
ruang, penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya, penyusunan
ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi; dan
b. untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan perkotaan dengan
RTRW kabupaten/kota.

20
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (3)

2. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana di
BWP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan dalam melayani kegiatan skala BWP.

Rencana struktur ruang terdiri atas:


1. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
a. pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan.
b. sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan; dan
c. pusat lingkungan.
2. Rencana Jaringan Transportasi
3. Rencana Jaringan Prasarana
a. rencana jaringan energi/kelistrikan
b. rencana jaringan telekomunikasi
c. rencana jaringan air minum
d. rencana jaringan drainase
e. rencana jaringan air limbah
f. rencana jaringan prasarana lainnya
21
Ilustrasi Peta Rencana Struktur Ruang

22
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (4)
3. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zona pada BWP yang akan diatur sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya.
Rencana pola ruang berfungsi sebagai:
a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi, serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam
BWP;
b. Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
c. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis lainnya; dan
d. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.
Rencana pola dirumuskan dengan kriteria:
a. Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;
b. Mengacu pada konsep ruang (khusus untuk RDTR kawasan perkotaan di kabupaten);
c. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung LH dan infrastruktur dalam BWP;
d. Memperkirakan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan,
khususnya untuk kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan yang berpotensi menimbulkan bangkitan yang cukup besar;;
e. Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada;
f. Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;
g. Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP,
h. termasuk dampak perubahan iklim; dan
i. Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.
23
Ilustrasi Peta Rencana Pola Ruang

24
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (5)

4. Penetapan Sub BWP Prioritas


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya dalam rangka operasionalisasi
rencana tata ruang yang bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki,
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang
bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub BWP lainnya.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya ditetapkan berdasarkan:


a. tujuan penataan BWP;
b. nilai penting Sub BWP yang akan ditetapkan;
c. kondisi ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan Sub BWP yang akan ditetapkan;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup BWP; dan
e. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya harus memuat sekurang- kurangnya:
a. lokasi
b. tema penanganan

25
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (6)

5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang


Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk
program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun
masa perencanaan.

Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai:


a. Dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi pengembangan BWP;
b. Arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c. Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan dan penyusunan
program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
d. Acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

Program dalam ketentuan pemanfaatan ruang meliputi:


a. Program pemanfaatan ruang prioritas
b. Lokasi
c. Besaran dan Biaya
d. Sumber Pendanaan
e. Instansi Pelaksana
f. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
26
Muatan Peraturan Zonasi

27
Mekanisme Penyusunan RDTR dan PZ

28
Terima Kasih
@DitjenTataRuang @DitjenTaru /DitjenTataRuang

Ditjen Tata Ruang Tataruang.atr-bpn.go.id/ gistaru.atrbpn.go.id/rtronline


Lampiran
Lima Muatan Strategis

Proyek
Strategis
Nasional
(PSN)

Mitigasi
Pertanian

REVISI
Bencana

RTR
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pemberian Substansi
dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah
Ruang Tentang RTR Provinsi dan RTR
Terbuka Kehutanan
Kabupaten/Kota
Hijau

30

Anda mungkin juga menyukai