Oleh:
Reny Windyawati, ST, M.Sc
Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah
OUTLINE
1 UU NO.26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
2 PRINSIP HIERARKIS DAN KOMPLEMENTER
3 PENTINGNYA RENCANA TATA RUANG DALAM PERIZINAN
4 KERANGKA KERJA DITJEN TATA RUANG, KEMEN. ATR/BPN
5 PROSES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG
6 MUATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
7 MUATAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI
UU NO.26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Penyelenggaraan Penataan Ruang
4
PENTINGNYA RENCANA TATA RUANG DALAM PERIZINAN
RTRW Nasional
Pedoman Penetapan Lokasi dan RTRW Kab/Kota, KSN dan RDTR
(PP No. 26 Tahun 2008 jo. PP 1 : 1.000.000
Fungsi Ruang untuk Investasi
13/2017) digunakan sebagai dasar
Penerbitan Izin:
Pedoman Penetapan Lokasi dan RTR Pulau/Kepulauan
1 : 500.000
Fungsi Ruang untuk Investasi (Perpres)
• Izin Usaha Pertambangan
Pedoman Penetapan Lokasi dan RTRW Provinsi
1 : 250.000
• Izin di bidang Transportasi
Fungsi Ruang untuk Investasi (Perda Prov)
• Izin di bidang Pekerjaan
Umum
Pengaturan Zonasi RTR Kawasan Strategis Nasional
1 : 50.000 • Izin Lokasi
Pengembangan Kawasan (Perpres)
• Izin Lingkungan
Pengaturan Zonasi RTR Kawasan Strategis Provinsi 1 : 50.000
Pemanfaatan Ruang (Perda Prov) 1 : 25.000 • Izin Mendirikan Bangunan
• Administrasi Pertanahan
Dasar penerbitan IMB, Izin Lokasi Rencana Rinci (Detail) Tata Ruang
1 : 5.000
(langsung) Kecamatan
5
….LANJUTAN
UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 23 ayat 2
2) Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedoman untuk:
a.….
b.….
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untukinvestasi;
Pasal 26 ayat (2) dan (3)
2) Rencana tata raung wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk:
a.….
b.….
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untukinvestasi;
3) Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan
administrasi pertanahan
PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pasal 165
1) Izin prinsip dan izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1) huruf a dan huruf b diberikan berdasarkan rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota
2) Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1) huruf c diberikan berdasarkan izin lokasi
3) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 ayat (1) huruf d diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang
dan rencana zonasi
6
KERANGKA KERJA DITJEN TATA RUANG, KEMEN. ATR/BPN
Optimalisasi Daya Dukung
Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi
Transparansi perlu dilakukan dalam 1. Permendagri No. 13 Tahun 2016 tentang Evaluasi
Proses Perencanaan dan Produk Rencana Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Daerah
1. GIS TARU (Produk) 2. Permen ATR/BPN No. 6 Tahun 2017 tentang Tata
• Aplikasi RTR Online
IGT Cara Peninjauan Kembali RTRW
3. Permen ATR/BPN No. 8 Tahun 2017 tentang
• Aplikasi RDTR Interaktif Pedoman Pemberian Persub dalam rangka
• RTR Builder Penetapan Perda tentang RTR Prov/Kab/Kota
2. API Services OSS GISTaru 4. Permen ATR/BPN No. 1 Tahun 2018 tentang
(RDTR – RTRW) Pedoman Penyusunan RTRW Prov, Kab, dan Kota
5. Peraturan Menteri Sektor lainnya
Kesepakatan
Stakeholders IGT (Tematik):
• PP RTRWN Ekonomi 1. IGT Kawasan Hutan
2. IGT Lahan Baku Sawah
• Perpres RTR KSN Rencana Tata Ruang 3. IGT Penguasaan dan
• Perda RTRW P/K Pemanfaatan Tanah
• Peta Pola Ruang
• Perda RDTR 4. IGT Jenis Tanah
• Peta Struktur Ruang
• Batang Tubuh (Kaidah, Norma, 5. IGT Topografi
KUPZ/APZ/PZ 6. IGT Muka Air Tanah
• Indikasi Program 7. IGT Wilayah Pertambangan
• ITBX 8. IGT Infrastruktur
• Daftar KSN/KSP/KSK 9. ......dst
7
PROSES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG
Persiapan
Tahapan Penyusunan RTR
Proses penyusunan Rencana Tata Ruang Pengumpulan Data
Prosedur Penyusunan RTR
Perumusan
Proses di Pelibatan peran masyarakat dalam Konsepsi RTR
Daerah perumusan konsepsi RTR (Proses Partisipatif)
10
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Kriteria Perumusan
‐ mendukung tujuan penataan ruang yang tercantum pada RTR di atasnya melalui keterpaduan antar sektor, wilayah, &
masyarakat
‐ mewujudkan aspek keruangan yang harmonis dengan RPJPD
‐ mengakomodasi fungsi dan peran yang telah ditetapkan dalam RTRW di atasnya
Tujuan ‐ memperhatikan isu strategis, potensi unggulan dan karakteristik wilayah
‐ jelas, spesifik, terukur & dapat dicapai dalam jangka waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun
‐ tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
‐ mampu menjabarkan tujuan penataan ruang wilayah
Kebijakan ‐ mampu menjawab isu strategis di wilayah
‐ mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang dimiliki
‐ tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
‐ menjabarkan kebijakan penataan ruang wilayah ke dalam langkah-langkah yang dirinci dengan target pencapaian 5
(lima) tahunan)
‐ harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah
‐ berfungsi sebagai arahan bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
Strategi ‐ berfungsi sebagai dasar penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
‐ jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan
‐ tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
11
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (2)
12
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (3)
Kawasan
pertanian
1) Kawasan tanaman pangan 1) Kawasan tanaman
pangan
2) Kawasan hortikultura
2) Kawasan hortikultura
3) Kawasan perkebunan
3) Kawasan
4) Kawasan peternakan
perkebunan
(+penggembalaan umum)
4) Kawasan peternakan
(+penggembalaan Ilustrasi Peta Rencana Pola Ruang Wil. Prov.
umum)
13
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (4)
14
Muatan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota (5)
15
Tata Cara Penyusunan RTRW Provinsi
16
Tata Cara Penyusunan RTRW Kabupaten/Kota
17
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAN PERATURAN ZONASI
SESUAI PERMEN ATR/KA. BPN NOMOR 16 TAHUN 2018
Muatan Rencana Detail Tata Ruang
19
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (2)
20
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (3)
22
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (4)
3. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zona pada BWP yang akan diatur sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya.
Rencana pola ruang berfungsi sebagai:
a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi, serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam
BWP;
b. Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
c. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis lainnya; dan
d. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.
Rencana pola dirumuskan dengan kriteria:
a. Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;
b. Mengacu pada konsep ruang (khusus untuk RDTR kawasan perkotaan di kabupaten);
c. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung LH dan infrastruktur dalam BWP;
d. Memperkirakan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan,
khususnya untuk kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan yang berpotensi menimbulkan bangkitan yang cukup besar;;
e. Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada;
f. Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;
g. Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP,
h. termasuk dampak perubahan iklim; dan
i. Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.
23
Ilustrasi Peta Rencana Pola Ruang
24
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (5)
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya harus memuat sekurang- kurangnya:
a. lokasi
b. tema penanganan
25
Muatan Rencana Detail Tata Ruang (6)
27
Mekanisme Penyusunan RDTR dan PZ
28
Terima Kasih
@DitjenTataRuang @DitjenTaru /DitjenTataRuang
Proyek
Strategis
Nasional
(PSN)
Mitigasi
Pertanian
REVISI
Bencana
RTR
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pemberian Substansi
dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah
Ruang Tentang RTR Provinsi dan RTR
Terbuka Kehutanan
Kabupaten/Kota
Hijau
30