Anda di halaman 1dari 41

PENGENDALIAN DOMINASI

PEMANFAATAN RUANG
KABUPATEN TANGERANG

Sub Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah 1


Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
SISTEMATIKA PENYAJIAN

Lokasi Prioritas
01. Pendahuluan 04. Pilot Project

Kebijakan Terkait Dominasi Usulan


02. Pemanfaatan Ruang 05. Rencana Aksi

Tujuan Pelaksanaan
03. Focus Group Discussion
01.

PENDAHULUAN
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dalam Sistem Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dalam Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

▪ Hampir seluruh Rencana Tata


Ruang Wilayah sudah
ditetapkan.
▪ Baru sekitar 4% RDTR yang
telah ditetapkan.
▪ Penataan Ruang memasuki era
pengendalian pemanfaatan
ruang.
▪ Pengendalian pemanfaatan
ruang dilaksanakan untuk
mendorong terwujudnya tata
ruang agar sesuai dengan
rencana tata ruang.
Esensi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang


dilakukan melalui:

Penilaian Pelaksanaan Penilaian Pengenaan


KKPR dan Pernyataan Perwujudan RTR Sanksi
Mandiri Pelaku UMK

Pemberian Insentif Penyelesaian Sengketa


dan Disinsentif Penataan Ruang
02.
KAJIAN DAN KEBIJAKAN TERKAIT DOMINASI
PEMANFAATAN RUANG
Dominasi Pemanfaatan Ruang di
dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri
Perubahan Fungsi Lahan

Perubahan fungsi lahan adalah pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan fungsinya, sebagai
contoh fungsi peruntukan perumahan dimanfaatkan menjadi perdagangan (berubah fungsi dari
perumahan menjadi pertokoan).

Menurut Bourne perubahan fungsi lahan dapat dijabarkan sebagai berikut:


Penetrasi, yaitu terjadinya penorobosan fungsi baru ke dalam suatu fungsi baru yang homogen.
Invasi, yaitu terjadinya serbuan fungsi baru yang lebih besar dari tahap penetrasi tetapi belum
melampaui fungsi lama.
Dominasi, yaitu terjadinya perubahan dominan proporsi fungsi dari fungsi lama ke fungsi baru
sebagai akibat besarnya perubahan ke fungsi baru.
Suksesi, yaitu pergantian selama satu kali dari fungsi lama ke fungsi baru.
Dominasi Pemanfaatan Ruang
dalam PP No. 21 Tahun 2021

Pasal 158 Ayat (1)


Terhadap hasil penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan hasil penilaian perwujudan
RTR, dilakukan pengendalian implikasi kewilayahan untuk terwujudnya keseimbangan pengembangan
wilayah sebagaimana tertuang dalam RTR.

Pasal 158 Ayat (2)


Pengendalian implikasi kewilayahan dilaksanakan dengan membatasi:
a. konsentrasi Pemanfaatan Ruang tertentu pada wilayah tertentu yang tidak sesuai dengan skenario
perwujudan RTR; dan
b. dominasi kegiatan Pemanfaatan Ruang tertentu.
Dominasi Pemanfaatan Ruang
dalam Permen ATR/KBPN No. 21 Tahun 2021

Pasal 1 b. menghitung persentase luasan jenis kegiatan


Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu adalah fenomena Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan dan
kegiatan Pemanfaatan Ruang tertentu yang dominan dan diperbolehkan terbatas/bersyarat sesuai
tidak sesuai dengan arahan Pola Ruang. arahan/ketentuan zonasi yang termuat dalam RTR pada
* Maksud dari tidak sesuai dengan arahan Pola Ruang yaitu kegiatan setiap delineasi Konsentrasi Pemanfaatan Ruang; dan
yang diperbolehkan terbatas/bersyarat. c. menentukan satu jenis kegiatan Pemanfaatan
Ruang yang diperbolehkan dan diperbolehkan
Pasal 66 terbatas/bersyarat dan memiliki persentase luasan
1) Pengendalian Implikasi Kewilayahan terhadap Dominasi terbesar dibanding persentase luasan jenis kegiatan
Pemanfaatan Ruang Tertentu dilakukan melalui kegiatan Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan sesuai
identifikasi. arahan/ketentuan zonasi yang termuat dalam RTR.
2) Identifikasi dituangkan dalam bentuk spasial dengan 3) Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu dinilai tidak terjadi
tahapan: dalam hal tidak ditemukan satu jenis kegiatan
a. menentukan jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan dan
dalam setiap delineasi Konsentrasi Pemanfaatan Ruang diperbolehkan terbatas/bersyarat dan memiliki
yang diperoleh dari peta Konsentrasi Pemanfaatan persentase luasan terbesar dibanding persentase luasan
Ruang; jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang yang diperbolehkan
sesuai arahan/ketentuan zonasi yang termuat dalam RTR.
Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang
dan Pengendalian Implikasi Kewilayahan
03.
TUJUAN PELAKSANAAN FOCUS GROUP
DISCUSSION
Outcome yang diharapkan dari
pelaksanaan Focus Group
Discussion (FGD)
Tujuan FGD

Menjaring masukan Menjaring masukan Menjaring masukan


01. mengenai gangguan
02. terhadap pengendalian
03. mengenai kriteria dan
dominasi pemanfaatan dominasi pembangunan standar gangguan pada
ruang terhadap permukiman, perdagangan fungsi utama kawasan
lingkungan sekitar. dan jasa. permukiman, perdagangan
dan jasa.

Menjaring tanggapan dan Menjaring masukan


04. masukan Pemerintah
05. untuk aksi pengendalian
Daerah pada lokasi dominasi pemanfaatan
prioritas di Kabupaten ruang, khususnya di
Tangerang terhadap Kabupaten Tangerang.
dominasi pemanfaatan
ruang yang terjadi.
Outcome yang Diharapkan

▪ Masukan terkait gangguan dominasi pemanfaatan ruang pada lokasi konsentrasi


pemanfaatan ruang di Kabupaten Tangerang.
▪ Masukan terkait pengendalian dominasi pemanfaatan ruang pada kawasan
permukiman, perdagangan dan jasa.
▪ Usulan rencana aksi pengendalian dominasi pemanfaatan ruang di Kabupaten
Tangerang.
• Usulan rencana aksi untuk menanggulangi dampak dominasi pemanfaatan ruang.
• Usulan rencana aksi untuk pencegahan terjadinya dominasi pemanfaatan ruang.
04.
DOMINASI PEMANFAATAN RUANG
DI KABUPATEN TANGERANG
Rencana Pola Ruang Kabupaten Tangerang
Sumber: RTRW Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031 (Perubahan Tahun 2020)

Rencana Pola Ruang Luas (Ha)


Kawasan Lindung
Badan Air 1.004,21
Kawasan Hutan Lindung 1.415,18
Kawasan Hutan Lindung/
24,87
Pertambangan dan Energi
Kawasan Sekitar Danau atau
310,48
Waduk
Sempadan Pantai 113,41
Sempadan Sungai 548,15
Kawasan Budidaya
Kawasan Pembangkitan Tenaga
95,45
Listrik
Kawasan Perikanan Budi Daya 151,04
Kawasan Permukiman Perdesaan 2.852,52
Kawasan Permukiman Perkotaan 65.975,02
Kawasan Peruntukan Industri 14.827,95
Kawasan Peternakan 48,86
Kawasan Tanaman Pangan 14.093,98
Kawasan Transportasi 456,49
Jumlah Luas (Ha) 101.917,62
Penggunaan Lahan Kabupaten Tangerang
Sumber: RBI Skala 1:25.000 Tahun 2018 dan Citra Satelit Google Earth Perekaman Tahun 2021-2022

Penggunaan Lahan Luas (Ha)


Danau/Situ 728,42
Empang 219,93
Gedung/Bangunan 1.401,71
Hutan Bakau/Mangrove 4,23
Kantor Bank 0,05
Kantor Bupati 2,96
Kantor DPRD 7,88
Landas Pacu 12,73
Pasir/Bukit Pasir Darat 15,66
Pasir/Bukit Pasir Laut 4,96
Pendidikan Menengah Umum 0,18
Pendidikan Tinggi 2,12
Perkebunan/Kebun 17.157,65
Permukiman dan Tempat Kegiatan 17.339,17
Rawa 122,47
Sawah 48.618,13
Semak Belukar 256,55
Sungai 471,92
Tambak 5.377,99
Tanah Kosong/Gundul 8.323,31
Tegalan/Ladang 1.849,60
Jumlah Luas (Ha) 101.917,62
Sandingan Perbedaan Luas Arahan Rencana Pola Ruang
dengan Penggunaan Lahan Kabupaten Tangerang
Rencana Pola Ruang Luas (Ha) Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Kawasan Lindung Danau/Situ 728,42
Badan Air 1.004,21 Empang 219,93
Kawasan Hutan Lindung 1.415,18 Gedung/Bangunan 1.401,71 Pada arahan Rencana Pola Ruang
Kawasan Hutan Lindung/
Hutan Bakau/Mangrove 4,23 RTRW Kabupaten Tangerang Tahun
24,87 Kantor Bank 0,05
Pertambangan dan Energi 2011-2031 (Perubahan Tahun
Kantor Bupati 2,96
Kawasan Sekitar Danau atau
310,48
2020), didominasi oleh Kawasan
Waduk Kantor DPRD 7,88
Landas Pacu 12,73
Permukiman Perkotaan dengan
Sempadan Pantai 113,41
Sempadan Sungai 548,15
Pasir/Bukit Pasir Darat
Pasir/Bukit Pasir Laut
15,66
4,96 luas65% dari luas Kabupaten
Kawasan Budidaya Pendidikan Menengah Umum 0,18 Tangerang. Sedangkan penggunaan
Kawasan Pembangkitan Tenaga Pendidikan Tinggi 2,12
95,45 lahan di Kabupaten Tangerang
Listrik Perkebunan/Kebun 17.157,65
Kawasan Perikanan Budi Daya 151,04
masih didominasi oleh lahan
Permukiman dan Tempat Kegiatan 17.339,17
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan Permukiman Perkotaan
2.852,52
65.975,02
Rawa
Sawah
122,47
48.618,13
sawah seluas 48% dari luas
Kawasan Peruntukan Industri 14.827,95 Semak Belukar 256,55 Kabupaten Tangerang.
Sungai 471,92
Kawasan Peternakan 48,86
Tambak 5.377,99
Kawasan Tanaman Pangan 14.093,98
Tanah Kosong/Gundul 8.323,31
Kawasan Transportasi 456,49 Tegalan/Ladang 1.849,60
Jumlah Luas (Ha) 101.917,62 Jumlah Luas (Ha) 101.917,62
Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
Peta Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
Konsentrasi Tinggi Konsentrasi Sedang
Kecamatan Luas (Ha) Kecamatan Luas (Ha)
Gunung Kaler 355,44 Balaraja 1.024,48
Kemiri 3.494,69 Cikupa 1.437,16
Kresek 1.180,21 Legok 1.222,93
Kronjo 1.486,50 Pakuhaji 1.501,08
Mauk 2.433,98 Panongan 1.087,34
Mekarbaru 82,61 Sindangjaya 142,94
Pakuhaji 335,29 Teluknaga 630,27
Pasarkemis 1.378,09 Tigaraksa 1.934,08
Periuk 0,08 Jumlah Luas (Ha) 8.980,30
Rajeg 1.969,23
Konsentrasi Rendah
Sepatan 1.751,86
Sepatan Timur 695,86 Kecamatan Luas (Ha)
Sindangjaya 227,08 Benda 0,001
Sukadiri 2.554,72 Cisoka 86,16
Sukamulya 1.271,21 Curug 217,75
Jumlah Luas (Ha) 19.216,85 Kosambi 677,94
Pagedangan 197,77
Teluknaga 107,89
Jumlah Luas (Ha) 1.287,50
Perwujudan RTRW Kabupaten Tangerang pada Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
Zona A Zona B Zona C
Peta Perwujudan Pemanfaatan Ruang

Zona D Zona E Zona F

Zona G Zona H Keterangan


Terwujud
Belum Terwujud
Tidak Sesuai
Zona Terjadinya Dominasi
Pemanfaatan Ruang
Dominasi Pemanfaatan Ruang
Peta Dominasi Pemanfaatan Ruang
Pada Kabupaten Tangerang terjadi dominasi pemanfaatan ruang pada masing-
masing zona konsentrasi pemanfaatan ruang yang luasnya lebih dari 50%,
yaitu pada:

Zona Zona Zona Zona Zona


B D E F H

Dominasi pemanfaatan ruang yang memengaruhi fungsi ruang berdasarkan


RTRW Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031 (Perubahan Tahun 2020)
dengan peruntukan sebagai berikut:

Rencana Pola Ruang Penggunaan Lahan


Sawah
Kawasan Permukiman Perkotaan
Perkebunan/Kebun
Kawasan Peruntukan Industri Permukiman
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona B
Zona B meliputi Kecamatan Pakuhaji dan Kecamatan Teluknaga, dengan luas 2.131,35 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona B
yaitu sawah pada Kawasan Permukiman Perkotaan.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda
Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan, kegiatan
pemerintahan, perkantoran, pembangunan rumah susun (apartemen,
kondomonium, kondotel) yang didukung oleh jaringan transportasi yang
memadai, hotel, perdagangan dan jasa, kawasan ekonomi khusus, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, lembaga pemasyarakatan, RTH, sarana
olahraga, sarana transportasi, sarana peribadatan, asrama haji, agropolitan,
perikanan, pembangunan prasarana dan sarana permukiman, fasilitas
pemilahan dan pengolahan sampah dan juga utilitas perkotaan lainnya.

Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit Google Earth


perekaman bulan April tahun 2022
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona B
Zona B meliputi Kecamatan Pakuhaji dan Kecamatan Teluknaga, dengan luas 2.131,35 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona B
yaitu sawah pada Kawasan Permukiman Perkotaan.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Tangerang
No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan Industri dan gudang yang telah terbangun sebelum Perda ini ditetapkan
dan berada pada zona B1 dan B2 berdasarkan RTR Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur, tempat penampungan sementara sampah,
tempat pemrosesan akhir sampah, kawasan perdagangan dan jasa, perbengkelan selain fabrikasi logam, jasa tertentu, kegiatan Industri
dan gudang yang telah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan, Industri kecil (Industri skala rumah tangga), pertanian perkotaan,
pariwisata, perusahaan peternakan yang sudah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan,
pengembangan kegiatan peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada diluar kawasan pertanian
pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, budidaya perikanan, rumah potong hewan (RPH), stasiun pengisian bahan bakar umum,
stasiun pengisian bahan bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
mendukung Kawasan Permukiman perkotaan sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan diperbolehkan dengan syarat yang dapat
mengganggu fungsi kawasan permukiman perkotaan.
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona D
Zona D meliputi Kecamatan Legok dan Kecamatan Panongan, dengan luas 1.839,16 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona D
yaitu sawah pada Kawasan Permukiman Perkotaan.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda
Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan, kegiatan
pemerintahan, perkantoran, pembangunan rumah susun (apartemen,
kondomonium, kondotel) yang didukung oleh jaringan transportasi yang
memadai, hotel, perdagangan dan jasa, kawasan ekonomi khusus, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, lembaga pemasyarakatan, RTH, sarana
olahraga, sarana transportasi, sarana peribadatan, asrama haji, agropolitan,
perikanan, pembangunan prasarana dan sarana permukiman, fasilitas
pemilahan dan pengolahan sampah dan juga utilitas perkotaan lainnya.

Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit Google Earth


perekaman bulan Juni tahun 2021
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona D
Zona D meliputi Kecamatan Legok dan Kecamatan Panongan, dengan luas 1.839,16 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona D
yaitu sawah pada Kawasan Permukiman Perkotaan.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Tangerang
No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan Industri dan gudang yang telah terbangun sebelum Perda ini ditetapkan
dan berada pada zona B1 dan B2 berdasarkan RTR Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur, tempat penampungan sementara sampah,
tempat pemrosesan akhir sampah, kawasan perdagangan dan jasa, perbengkelan selain fabrikasi logam, jasa tertentu, kegiatan Industri
dan gudang yang telah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan, Industri kecil (Industri skala rumah tangga), pertanian perkotaan,
pariwisata, perusahaan peternakan yang sudah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan,
pengembangan kegiatan peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada diluar kawasan pertanian
pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, budidaya perikanan, rumah potong hewan (RPH), stasiun pengisian bahan bakar umum,
stasiun pengisian bahan bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
mendukung Kawasan Permukiman perkotaan sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan diperbolehkan dengan syarat yang dapat
mengganggu fungsi kawasan permukiman perkotaan.
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona E
Zona E meliputi Kecamatan Benda dan Kecamatan Kosambi, dengan luas 677,94 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona E yaitu
permukiman pada Kawasan Peruntukan Industri. Selain itu, Zona E berada di sebelah timur laut Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Industri


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Perda Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan Kawasan
Industri dan sentra Industri kecil dan menengah, fasilitas penunjang
Industri dengan memperhatikan konsep eco Industrial park meliputi namun
tidak terbatas pada perkantoran Industri, terminal barang, pergudangan,
tempat ibadah, fasilitas olahraga, telekomunikasi, pariwisata, kawasan
penghijauan, jaringan energi/kelistrikan, jaringan air minum, jasa-jasa
penunjang Industri seperti jasa promosi dan informasi hasil Industri, jasa
ketenagakerjaan, jasa ekspedisi, sarana transportasi, fasilitas pemilahan
dan pengolahan sampah dan juga sarana penunjang lainnya meliputi
pembangunan instalasi pengolahan air limbah Industri terpadu serta
didukung oleh jaringan transportasi yang memadai dan penyediaan sentra
industri kecil dan menengah di dalam kawasan Industri.

Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit Google Earth


perekaman bulan Juni tahun 2021
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona E
Zona E meliputi Kecamatan Benda dan Kecamatan Kosambi, dengan luas 677,94 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona E yaitu
permukiman pada Kawasan Peruntukan Industri. Selain itu, Zona E berada di sebelah timur laut Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Industri


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Tangerang
No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pembangunan Industri dan/atau gudang, permukiman dan rumah susun
terbatas untuk para pekerja Industri dengan penetapan intensitas pemanfaatan ruang yang ketat, Gedung pemerintahan,
perdagangan dan jasa, pengembangan kegiatan peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada di
luar kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, perusahaan peternakan yang sudah memiliki izin sebelum
Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan, Industri pengolahan sampah, rumah potong hewan, stasiun
pengisian bahan bakar umum, stasiun pengisian bahan bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan
pemanfaatan ruang untuk mendukung Kawasan Peruntukan Industri yang sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan diperbolehkan dengan syarat yang dapat
mengganggu fungsi Kawasan Peruntukan Industri.
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona E
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Transportasi Udara
Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda
Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tangerang Tahun 2011-2031
Kegiatan yang diperbolehkan:
▪ bandar udara dan fasilitas penunjangnya;
▪ kegiatan penunjang pelayanan jasa bandar udara;
▪ kegiatan penunjang pelayanan keselamatan operasional penerbangan;
▪ kegiatan pertahanan dan keamanan negara secara terbatas;
▪ RTH;
▪ sarana parkir; dan
▪ pemanfaatan ruang pada ruang udara KKOP dengan ketinggian tertentu yang harus
mendapatkan rekomendasi dari instansi terkait.
Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat:
▪ pemanfaatan ruang termasuk juga ruang udara dan perairan sekitar bandara secara
terbatas serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
▪ kegiatan lain yang tidak mengganggu operasional penerbangan dan fungsi kawasan
peruntukkan bandara.
Kegiatan yang tidak diperbolehkan:
▪ kegiatan yang berada di daerah tertentu di bandar udara yang membuat halangan
Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit dan/atau kegiatan lain yang mengganggu fungsi kawasan peruntukan bandar udara.
Google Earth perekaman bulan Juni tahun 2021
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona F
Zona F meliputi Kecamatan Teluknaga, dengan luas 107,89 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona F yaitu sawah pada Kawasan
Permukiman Perkotaan. Selain itu, Zona F berada di sebelah utara Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda
Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan, kegiatan
pemerintahan, perkantoran, pembangunan rumah susun (apartemen,
kondomonium, kondotel) yang didukung oleh jaringan transportasi yang
memadai, hotel, perdagangan dan jasa, kawasan ekonomi khusus, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, lembaga pemasyarakatan, RTH, sarana
olahraga, sarana transportasi, sarana peribadatan, asrama haji, agropolitan,
perikanan, pembangunan prasarana dan sarana permukiman, fasilitas
pemilahan dan pengolahan sampah dan juga utilitas perkotaan lainnya.

Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit Google Earth


perekaman bulan Juni tahun 2021
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona F
Zona F meliputi Kecamatan Teluknaga, dengan luas 107,89 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona F yaitu sawah pada Kawasan
Permukiman Perkotaan. Selain itu, Zona F berada di sebelah utara Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Tangerang
No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan Industri dan gudang yang telah terbangun sebelum Perda ini ditetapkan
dan berada pada zona B1 dan B2 berdasarkan RTR Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur, tempat penampungan sementara sampah,
tempat pemrosesan akhir sampah, kawasan perdagangan dan jasa, perbengkelan selain fabrikasi logam, jasa tertentu, kegiatan Industri
dan gudang yang telah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan, Industri kecil (Industri skala rumah tangga), pertanian perkotaan,
pariwisata, perusahaan peternakan yang sudah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan,
pengembangan kegiatan peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada diluar kawasan pertanian
pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, budidaya perikanan, rumah potong hewan (RPH), stasiun pengisian bahan bakar umum,
stasiun pengisian bahan bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
mendukung Kawasan Permukiman perkotaan sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan diperbolehkan dengan syarat yang dapat
mengganggu fungsi kawasan permukiman perkotaan.
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona F
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Transportasi Udara
Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda
Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tangerang Tahun 2011-2031
Kegiatan yang diperbolehkan:
▪ bandar udara dan fasilitas penunjangnya;
▪ kegiatan penunjang pelayanan jasa bandar udara;
▪ kegiatan penunjang pelayanan keselamatan operasional penerbangan;
▪ kegiatan pertahanan dan keamanan negara secara terbatas;
▪ RTH;
▪ sarana parkir; dan
▪ pemanfaatan ruang pada ruang udara KKOP dengan ketinggian tertentu yang harus
mendapatkan rekomendasi dari instansi terkait.
Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat:
▪ pemanfaatan ruang termasuk juga ruang udara dan perairan sekitar bandara secara
terbatas serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
▪ kegiatan lain yang tidak mengganggu operasional penerbangan dan fungsi kawasan
peruntukkan bandara.
Kegiatan yang tidak diperbolehkan:
▪ kegiatan yang berada di daerah tertentu di bandar udara yang membuat halangan
Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit dan/atau kegiatan lain yang mengganggu fungsi kawasan peruntukan bandar udara.
Google Earth perekaman bulan Juni tahun 2021
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona H
Zona H meliputi Kecamatan Cisoka, dengan luas 86,16 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona H yaitu sawah dan perkebunan
pada Kawasan Permukiman Perkotaan.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda
Kabupaten Tangerang No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan, kegiatan
pemerintahan, perkantoran, pembangunan rumah susun (apartemen,
kondomonium, kondotel) yang didukung oleh jaringan transportasi yang
memadai, hotel, perdagangan dan jasa, kawasan ekonomi khusus, sarana
pendidikan, sarana kesehatan, lembaga pemasyarakatan, RTH, sarana
olahraga, sarana transportasi, sarana peribadatan, asrama haji, agropolitan,
perikanan, pembangunan prasarana dan sarana permukiman, fasilitas
pemilahan dan pengolahan sampah dan juga utilitas perkotaan lainnya.

Penggunaan lahan berdasarkan citra satelit Google Earth


perekaman bulan September tahun 2021
Dominasi Pemanfaatan Ruang di Zona H
Zona H meliputi Kecamatan Cisoka, dengan luas 86,16 Ha. Kegiatan yang mendominasi pada Zona H yaitu sawah dan perkebunan
pada Kawasan Permukiman Perkotaan.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan


Dalam Perda Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Tangerang
No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan Industri dan gudang yang telah terbangun sebelum Perda ini ditetapkan
dan berada pada zona B1 dan B2 berdasarkan RTR Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur, tempat penampungan sementara sampah,
tempat pemrosesan akhir sampah, kawasan perdagangan dan jasa, perbengkelan selain fabrikasi logam, jasa tertentu, kegiatan Industri
dan gudang yang telah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan, Industri kecil (Industri skala rumah tangga), pertanian perkotaan,
pariwisata, perusahaan peternakan yang sudah memiliki izin sebelum Perda ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan,
pengembangan kegiatan peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada diluar kawasan pertanian
pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, budidaya perikanan, rumah potong hewan (RPH), stasiun pengisian bahan bakar umum,
stasiun pengisian bahan bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
mendukung Kawasan Permukiman perkotaan sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan diperbolehkan dengan syarat yang dapat
mengganggu fungsi kawasan permukiman perkotaan.
05.

USULAN RENCANA AKSI

Usulan rencana aksi untuk


pengendalian dominasi pemanfaatan
ruang di Kabupaten Tangerang
A. Penilaian Pelaksanaan KKPR pada Kawasan yang Memiliki
Dominasi Pemanfaatan Ruang

Tahapan Pelaksanaan

Mendapatkan KKPR yang Melakukan Penerbitan Berita


sudah diterbitkan Penilaian KKPR Acara KKPR
Contoh KKPR yang Akan Dinilai
B. Penetapan Disinsentif Apabila Terdapat Pengajuan Permohonan
dan Ketidakpatuhan Terhadap Penilaian KKPR

Tahapan Pelaksanaan

Setelah adanya berita Pemohon yang keberatan Pengajuan keberatan kepada


acara penilaian melakukan kajian untuk mendukung menteri apabila penilaian KKPR
pelaksanaan KKPR keberatan tersebut oleh Pusat, atau pengajuan ke
Gubernur/Bupati/Walikota apabila
Penilaian terhadap Penerbitan SK hasil penilaian penilaian oleh Pemda
keberatan oleh Menteri/ dan pemberian disinsentif
Kepala Daerah apabila disetujui
C. Perbaikan KUPZ pada RTRW Kab/Kota dan APZ pada RTRW
Provinsi

Tahapan Pelaksanaan

Melakukan analisis Melakukan analisis untuk KUPZ/APZ untuk Merumuskan KUPZ /APZ
konsentrasi dan dominasi menjawab kebutuhan pengendalian dalam baru untuk usulan
pemanfaatan ruang wilayah dominasi perbaikan KUPZ/APZ
Metodologi Pengawas Khusus Untuk Dominasi Ruang
INPUT PROSES OUTPUT

Sesuai dengan
pola ruang
Identifikasi
Analisa untuk pengawasan khusus
kesesuaian dengan
Pola Ruang Ruang Tidak sesuai
Indikasi
Data yang dibutuhjkan
1. Penggunaan Lahan Eksisting dengan pola ketidaksesuaian
2. Pola Ruang RTRW/RDTRK ruang dengan RTRW
3. Data perizinan hak atas tanah

Identifikasi Perizinan Berizin


Kegiatan
Pemanfaatan Ruang Indikasi
ketidaksesuaian
Tidak Berizin kegiatan
pemanfaatan
ruang dengan izin
Indikasi Pelanggaran Perizinan di Blok E
Monitoring Perkembangan Kawasan pada Rentang Waktu (Sumber: Google Earth)
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2019 2020 2021 2022

Pada Wilayah tersebut ditetapkan sebagai lokasi Kawasan Peruntukan Industri


Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Industri
Terjadi penambahan bangunan /pemukiman
▪ Kegiatan yang diperbolehkan yaitu kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan industri dan
Desa Belimbing
fasilitas penunjang industri dengan memperhatikan konsep eco industrial park meliputi perkantoran
Kecamatan Kosambi industri, terminal barang, pergudangan, tempat ibadah, fasilitas olahraga, telekomunikasi, pariwisata,
6.08897°S, kawasan penghijauan, jasa-jasa penunjang industri seperti jasa promosi dan informasi hasil industri, jasa
Koordinat
106.67307°E ketenagakerjaan, jasa ekspedisi, dan sarana penunjang lainnya meliputi pembangunan instalasi
Penggunaan pengolahan air limbah industri terpadu.
Permukiman
Lahan
▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pembangunan Industri dan/atau gudang,
permukiman dan rumah susun terbatas untuk para pekerja Industri dengan penetapan intensitas
pemanfaatan ruang yang ketat, Gedung pemerintahan, perdagangan dan jasa, pengembangan kegiatan
peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada di luar kawasan
pertanian pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, perusahaan peternakan yang sudah memiliki
izin sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan, Industri
pengolahan sampah, rumah potong hewan, stasiun pengisian bahan bakar umum, stasiun pengisian bahan
bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan pemanfaatan ruang untuk
mendukung Kawasan Peruntukan Industri yang sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan diperbolehkan
dengan syarat yang dapat mengganggu fungsi Kawasan Peruntukan Industri.
KESIMPULAN
Bangunan ini termasuk kegiatan yang TERINDIKASI KEGIATAN T/B YANG MENDOMINASI PEMANFAATAN RUANG
TERIMA KASIH

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


Indikasi Pelanggaran Perizinan di Blok E
Monitoring Perkembangan Kawasan pada Rentang Waktu (Sumber: Google Earth)
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2019 2020 2021 2022

Pada Wilayah tersebut ditetapkan sebagai lokasi Kawasan Industri

Terjadi penambahan bangunan


Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Industri
▪ Kegiatan yang diperbolehkan yaitu kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan
Desa Belimbing industri dan fasilitas penunjang industri dengan memperhatikan konsep eco industrial park meliputi
Kecamatan Kosambi perkantoran industri, terminal barang, pergudangan, tempat ibadah, fasilitas olahraga,
telekomunikasi, pariwisata, kawasan penghijauan, jasa-jasa penunjang industri seperti jasa promosi
6.08897°S,
Koordinat
106.67307°E dan informasi hasil industri, jasa ketenagakerjaan, jasa ekspedisi, dan sarana penunjang lainnya
meliputi pembangunan instalasi pengolahan air limbah industri terpadu.
Penggunaan
Permukiman
Lahan ▪ Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pembangunan Industri dan/atau gudang,
permukiman dan rumah susun terbatas untuk para pekerja Industri dengan penetapan intensitas
pemanfaatan ruang yang ketat, Gedung pemerintahan, perdagangan dan jasa, pengembangan
kegiatan peternakan yang berlokasi pada kecamatan yang berorientasi pertanian dan berada di luar
kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B), peternakan rakyat, perusahaan peternakan yang
sudah memiliki izin sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan tidak melakukan perluasan lahan,
Industri pengolahan sampah, rumah potong hewan, stasiun pengisian bahan bakar umum, stasiun
pengisian bahan bakar gas, zona pemakaman pada lokasi yang telah ditentukan, dan kegiatan
Tipe Hak Atas pemanfaatan ruang untuk mendukung Kawasan Peruntukan Industri yang sesuai intensitas
Tipe Hak Atas Tanah:
Tanah: Hak Milik pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
Sebagian Hak Milik
▪ Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan selain kegiatan yang diperbolehkan dan
diperbolehkan dengan syarat yang dapat mengganggu fungsi Kawasan Peruntukan Industri.
KESIMPULAN
Bangunan ini termasuk kegiatan yang TERINDIKASI TIDAK SESUAI DENGAN RENCANA TATA RUANG

Anda mungkin juga menyukai